• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

Urusan wajib merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Rincian urusan wajib telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007. Adapun capaian kinerja urusan wajib yang telah dilaksanakan pemerintah Kabupaten Soppeng kurun waktu 2009-2011 adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan

Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti. Kemajuan pelayanan publik dan keberhasilan di bidang pendidikan dapat dilihat dari sejumlah indikator capaian kinerja, antara lain angka partisipasi murni, angka melek huruf, angka putus sekolah, angka kelulusan, angka melanjutkan, guru yang memiliki kualifikasi S1/D-IV dan sebagainya.

Tabel 2.13

Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Tahun 2011-2014 Kabupaten Soppeng

No. Indikator

Tingkat Capaian Kinerja

2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%)

1 Pendidikan Anak Usia Dini 51,63 51,42 62,90 92,36

2 Penduduk yang berusia >15 thn melek huruf (tidak buta aksara)

85,24 100 99,75 91,91

3 Angka Partisipasi Murni (APM)

 SD/MI/Paket A  SMP/MTs/Paket B  SMA/SMK/MA/Paket C 96,73 77,91 62,41 95,87 74,14 67,09 95,19 67,62 48,09 91,83 65,78 49,09 4 Angka Putus Sekolah (APS)

 SD/MI  SMP/MTs  SMA/SMK/MA 0,23 0,73 1,43 0,21 0,69 1,25 0,16 0,65 0,61 0,18 0,70 0,85 5 Angka Kelulusan (AL)

 SD/MI  SMP/MTs  SMA/SMK/MA 100 99,34 97,29 100 99,68 99,91 100 99,81 98,53 100 99,76 99,44 6 Angka Melanjutkan (AM)

 Dari SD/MI ke SMP/MTs  Dari SMP/MTs ke 97,23 96,92 99,21 95,20 97,70 95,53 95,98 99,40

SMA/SMK/MA

7 Guru yang Memiliki Kualifikasi S1/D-IV

72,41 78,35 84,63 86,12

Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014

Pada tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) rasio kinerjanya meningkat dari 51,42 persen pada tahun 2012 menjadi 62,90 persen pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami terus peningkatan menjadi 92,36 persen. Data ini menunjukkan bahwa tingkat persentase anak yang menempuh pendidikan di tingkat TK/RA/Penitipan anak hanya setengah dari jumlah anak pada usia 4-6 tahun.

Angka melek huruf menunjukkan kemampuan penduduk membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan penduduk untuk menjalankan aktivitas sosial dan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Di Kabupaten Soppeng 91,91 persen penduduk usia 15 tahun keatas sudah bisa membaca dan menulis berdasarkan kriteria kementerian pendidikan yaitu usia sekolah s.d. umur 45 tahun.

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti halnya APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah disetiap jenjang pendidikan. Adapun Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Soppeng pada jenjang pendidikan menengah lebih rendah dari APM pada tingkat pendidikan dasar. Hal ini dapat dipahami karena semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin rendah kesempatan atau peluang penduduk untuk dapat menikmati jenjang pendidikan tersebut.

Indikator lainnya adalah angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan. Tabel diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin tinggi pula terjadinya putus sekolah.

Selanjutnya capaian bidang pendidikan dengan indikator angka kelulusan menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2011-2014 pada semua jenjang pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan pada semua tingkat pendidikan sangat penting diperhatikan oleh pemerintah daerah. Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV cukup baik dengan capaian 86,12 persen.

Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Standar pelayanan Minimal yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.15 Th.2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten /Kota, sedangkan untuk Pemuda dan Olah Raga sampai saat ini belum kami terima SPM dari Menpora ( Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia ). Sehingga SPM yang menjadi acuan dalam pencapaian Indikator Kinerja masih mengacu pada SPM yang telah disebutkan di atas, dan untuk SPM Dinas Dikmudora hanya SPM SD dan SMP, sehingga masih mengacu pada SPM hanya yang sebagian terpenuhi SPM Pendidikan Dasar, begitupun juga masih mengacu antara lain :

Adapun Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

No. Jenis Pelayanan

Dasar Indikator SPM Kondisi Capaian SPM Level Capaian 1 2 3 45 I Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kab/Kota 1

Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD dan 6 km untuk dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil;

SD 100%

SMP 100%

2

Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis;

SD 100%

SMP 100%

3

Di setiap SMP tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik;

SMP 90%

4

Di setiap SD dan SMP tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;

SD 35%

SMP 97%

5

Di setiap SD tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan

SD 35%

untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran;

7

Di setiap SD tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik

SD 99%

8

Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%

SMP 90%

9

Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris dan PKn

SMP 81%

10 Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

SD 99%

11

Di setiap kab/kota semua kepala SMP berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; SMP

100%

12

Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah/ madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik

SD 100%

13

Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif;

SD 100%

SMP 100%

14

Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan;

SD 100% 100% I I Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan 15

Setiap SD menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik

SD 85%

16

Setiap SMP menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik

SMP 81%

17 Setiap SD menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia

(globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA;

18

Setiap SD memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi,dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi;

SD 82%

19

Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan;

SD 100%

20

Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan pembelajaran sebagai

berikut : SD 100%

Kelas I - II : 18 jam per minggu Kelas IV – VI : 27 jam per minggu

Kelas VII – IX : 27 jam per minggu SMP 100% 21 Setiap satuan pendidikan menerapkan

kurikulum sesuai ketentuan yang berlaku

SD 100%

SMP 100%

22

Setiap guru yang menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya

SD 100%

SMP 100%

23

Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik

SD 100%

SMP 100%

24

Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester

SD 100%

SMP 100%

25

Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada Kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil presentasi belajar peserta didik

SD 100%

SMP 94%

26

Kepala Sekolah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaiakan Kelas (UKK) serta Ujian Akhire (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota

SD 100%

SMP 97%

27

Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip- prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

SD 100%

2. Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan karena berkaitan dengan sumber daya manusia sebagai salah satu modal pembangunan. Jaminan kesehatan yang semakin baik akan menghasilkan kualitas manusia yang lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kreatifitas.

Di bidang kesehatan, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang semakin memadai menunjukkan korelasi positif dengan jangkauan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat. Kondisi capaian kinerja bidang kesehatan di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.14

Capaian Kinerja Bidang Kesehatan Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014

No Indikator

Tingkat Capaian Kinerja

2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Cakupan komplikasi kebidanan

yang ditangani

100 100 91,99 80,06 2 Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

91,69 94,81 89,40 94,96

3 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

100 100 100 100

4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

100 100 100 100

5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

54,15 54,24 47,77 46,25

6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

100 100 100 100

7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

100 100 95,51 79,19 8 Cakupan kunjungan bayi 85,41 103,29 104,14 103,84

Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014

Dari keseluruhan indikator kinerja bidang kesehatan dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan secara menyeluruh di Kabupaten Soppeng sudah cukup baik. Capaian kinerja ini tentu tidak lepas dari SDM dan sarana prasarana kesehatan yang ada.

Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan tahun 2013 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 741/MENKES/PER/VII/2008, adalah sebagai berikut :

No Jenis Pelayanan Dasar

Standar Pelayanan Minimal

Capaian persen Indikator Target (persen) 1 2 3 4 5 I Pelayanan Kesehatan Dasar 1.

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil

K4 95 86.08

2.

Cakupan Ibu Hamil dengan

Komplikasi yang ditangani 80 91.99

3.

Cakupan Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan 90 89.40

4. Cakupan pelayanan Ibu Nifas 90 89.40

5.

Cakupan Neonatal dengan

komplikasi yang ditangani 80 48,26

6. Cakupan kunjungan bayi 90 104.14

7.

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) 100 100

8. Cakupan pelayanan anak balita 90 80.92

9.

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia

6 - 24 bulan keluarga miskin 100 100 10.

Cakupan Balita gizi buruk

mendapat perawatan 100 100

11.

Cakupan penjaringan kesehatan

siswa SD dan setingkat 100 100

12. Cakupan peserta KB aktif 71 75.89

13.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Acute Flacid Paralysis (AFP)

rate per 100.000 penduduk <

15 tahun ≥1 100

b. Penemuan Penderita

c. Penemuan Pasien Baru TB

BTA Positif 95 47.77

d. Penderita DBD yang ditangani 95 100

e. Penemuan Penderita diare 100 204.86

14.

Cakupan pelayanan kesehatan

dasar masyarakat miskin 100 95,51

II

Pelayanan

Kesehatan Rujukan 15.

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat

miskin 100 2,50

16.

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)

di Kab/Kota 100 100.00 III Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB 17. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24

jam 100 100.00

IV

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat 18. Cakupan desa siaga aktif 80 74.29