• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII STUDI PRAFORMULASI

8.2 Formulasi

Bobot tablet 500 mg per tablet

Klordiazepoksid 5 mg Vitamin B1 100 mg Vitamin B6 200 mg Vitamin B12 200 mcg Mucilago Starch 1500 10 % Avicel 6 % Primogel 4 % Mg Stearat 1 %

Talk 1 %

Aerosil 0,1%

Starch 1500 qs

Formula satu bets (20.000 tablet):

Klordiazepoksid 100 g

Vitamin B1 2000 g

Vitamin B6 4000 g

Vitamin B12 4 g

Mucilago Starch 1500 939 g Avicel (Penghancur dalam) 600 g Primogel (Penghancur luar) 400 g

Mg Stearat 100 g Talk 100 g Aerosil 10 g Starch 1500 ad 10 kg Larutan Penyalut HPMC 10 % Triethyl citrate 2 % Titanium dioksida 1 % Sorbitan sesquioleat 0,0025% Water 85 %

Fungsi Bahan Tambahan:

a) Starch 1500: merupakan eksipien dalam formulasi sebagai pengisi

c) Mucilago amili: merupakan eksipien dalam formulasi sebagai pengikat. d) Talk: sebagai glidant (pelicin)

e) Mg stearat: sebagai lubrikan (pelincir)

f) Aerosil: untuk melindungi sifat higroskopis vitamin B12

Prosedur pembuatan:

1) Pembuatan pasta

- Panaskan aqua demineralisasi sampai mendidih

- Masukkan Starch 1500 ke dalam panci stainless stell, tuangkan air panas lalu diaduk sampai terbentuk massa pasta.

2) Semua bahan aktif dan bahan tambahan ditimbang

3) Dimasukkan Starch 1500 ke dalam super mixer untuk melapisi pori-pori mesin, lalu ditambahkan vitamin B6, B1, Klordiazepoksid dan B12.

4) Dimasukkan mucilago Starch 1500 dan avicel lalu di mixer ± 10 menit sampai terbentuk massa yang bisa dikepal.

5) Massa diayak dengan mesh ukuran 12

6) Lalu granul dikeringkan dalam oven ± 15 jam suhu 38-40oC

7) Granul yang setengah kering diayak kembali dengan mesh no 14, dan selanjutnya dikeringkan dalam oven selama ± 15 jam, suhu 38-40oC. 8) Lalu ditambahkan primogel, aerosil, magnesium stearat dan talkum, lalu

dimasukkan kedalam mesin lubrikasi yang diputar ± 100 putaran.

9) Massa diatas dimasukkan ke dalam Feeder Container, ambil sampel untuk IPC granul, tutup rapat dan karantina selama proses pemeriksaan.

10)Setelah lulus QC, lakukan pencetakan tablet dengan ukuran diameter 12 mm sambil dilakukan pemeriksaan setiap 15 menit yaitu dengan mengatur tekanan mesin agar diperoleh bobot dan kekerasan tablet yang diinginkan. 11)Setelah pencetakan selesai masukkan dalam container tertutup rapat, ambil

tablet untuk IPC tablet, tutup rapat dan karantina selama proses pemeriksaan.

12)Setelah lulus QC, tablet disalut dengan larutan penyalut.

13)Setelah lulus QC, tablet dikemas dengan kemasan blister sambil dilakukan pemeriksaan, ambil sampel untuk IPC dan karantina selama proses pemeriksaan.

14)Setelah lulus QC, kemas lebih lanjut dengan kemasan sekunder.

8.2.2 Formula II

Bobot tablet 500 mg per tablet

Klordiazepoksid 5 mg Vitamin B1FDC 100 mg Vitamin B6 FDC 200 mg Vitamin B12 200 mcg L-HPC 6 % Mg Stearat 1% Talk 1 % Aerosil 0,1% Laktosa qs

Formula dua (20.000 tablet):

Vitamin B1FDC 2000 g Vitamin B6 FDC 4000 g Vitamin B12 4 g L-HPC 600 g Mg Stearat 100 g Talk 100 g Aerosil 10 g Laktosa ad 10 kg Larutan Penyalut HPMC 10 % Triethyl citrate 2 % Titanium dioksida 1 % Sorbitan sesquioleat 0,0025% Water 85 %

Fungsi Bahan Tambahan:

1. L-HPC: merupakan eksipien dalam formulasi sebagai penghancur 2. Laktosa: merupakan eksipien dalam formulasi sebagai pengisi. 3. Talk: sebagai glidant (pelicin)

4. Mg stearat: sebagai lubrikan (pelincir)

5. Aerosil: melindungi sifat higroskopis vitamin B12

Prosedur pembuatan:

1) Semua bahan aktif dan bahan tambahan ditimbang

2) Dimasukkan Lactose ke dalam super mixer untuk melapisi pori-pori mesin, lalu ditambahkan vitamin B6, B1, Klordiazepoksid dan B12.

3) Dimasukkan LHPC lalu di mixer ± 10 menit sampai homogen.

4) Lalu ditambahkan aerosil,magnesium stearat dan talcum, lalu dimasukkan kedalam mesin lubrikasi yang diputar ± 100 putaran.

5) Massa diatas dimasukkan ke dalam Feeder Container, ambil sampel untuk IPC granul, tutup rapat dan karantina selama proses pemeriksaan.

6) Setelah lulus QC, lakukan pencetakan tablet dengan ukuran diameter 12 mm sambil dilakukan pemeriksaan setiap 15 menit yaitu dengan mengatur tekanan mesin agar diperoleh bobot dan kekerasan tablet yang diinginkan.Metode pencetakan adalah cetak langsung.

7) Setelah pencetakan selesai masukkan dalam container tertutup rapat, ambil tablet untuk IPC tablet, tutup rapat dan karantina selama proses pemeriksaan.

8) Setelah lulus QC, tablet disalut dengan menggunakan larutan penyalut. 9) Setelah lulus QC, tablet dikemas dengan kemasan strip sambil dilakukan

pemeriksaan, ambil sampel untuk IPC dan karantina selama proses pemeriksaan.

BAB IX PEMBAHASAN

Pada formula I (granulasi basah), penggunaan starch 1500® memiliki dua fungsi yang berbeda yaitu sebagai pengisi dan pengikat. Starch 1500® dalam air dingin mempunyai efektifitas yang tinggi sebagai pengikat terhadap sediaan padat dan mempunyai viskositas lebih rendah daripada mucilago amili lainnya. Penambahan starch 1500® pada granulasi basah akan memberikan daya ikat yang kuat sehingga tablet menjadi lebih kuat dan lebih cepat hancur. Daya ikat starch 1500® sebesar 15% jika digunakan dengan metode granulasi basah dan daya hancurnya kurang dari 1 menit.

Avicel® (mikrokristalin selulosa) sangat baik bila digunakan sebagai penghancur, kadarnya sebagai penghancur dibawah 10%. Berfungsi memasukan air ke dalam matrik tablet melalui pori-pori kapiler. Kadar optimumnya adalah 6%.

Primogel® merupakan modifikasi sodium strach glycolate, pemakaiannya 1% - 20% dengan konsentrasi optimum 4%, mampu menyerap air 200% - 300%. Waktu desintegrasi dipengaruhi oleh bahan tambahan lain yang bersifat hidrofob, seperti lubricant, namun Primogel® tidak. Tablet yang menggunakan zat ini cenderung berada dalam kondisi yang baik selama penyimpanan. Primogel® relatif stabil serta memiliki sifat fisika yang tidak berubah selama lebih dari 4 tahun jika disimpan pada temperatur dan kelembaban yang menengah.

Magnesium Stearat sebagai lubricant adalah 0,25–5,0 %, jika terlalu besar maka akan terjadi laminating. Pada rancangan formula, digunakan Mg stearat sebanyak 1 %. Magnesium stearat merupakan bahan tambahan yang umum

digunakan sebagai pelincir atau lubrikan dalam pembuatan tablet. Fungsi Mg sterat sebagai lubrikan dalam formulasi tablet adalah mengurangi friksi antar partikel dan memfasilitasi keluarnya tablet dari die (fungsi lubrikan), serta mencegah lengketnya pada permukaan punch dan die (anti adheren).

Talk berfungsi sebagai glidan untuk memperbaiki sifat alir granul atau serbuk massa tablet dan memperbaiki gesekan sesama partikel. Dengan meningkatkan laju alir dari granul maka dapat mengurangi penyimpangan bobot tablet. Talk merupakan bahan yang mudah didapat dan tidak bersifat higroskopis sehingga tidak melekat pada alat cetak tablet. Aerosil digunakan untuk menutupi sifat higroskopis dari vitamin B12.

Pada formula II dilakukan dengan metoda cetak langsung, secara umum pengisi digunakan laktosa karena laktosa memiliki stabilitas yang baik bila dikombinasikan dengan bahan obat lain, biasanya dalam bentuk hidrat dan anhidrat.

L-HPC memiliki kemampuan yang baik sebagai pengikat dibandingkan pengikat yang lain dan memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya capping pada proses pencetakan. Dapat digunakan untuk metode cetak langsung dan granulasi basah. Stabil terhadap obat-obatan yang higroskopis. L-HPC tidak larut dalam air tetapi mengembang. Pada konsentrasi L-HPC 6% sudah dapat mengikat tablet dengan sangat baik.

BAB X

KESIMPULAN DAN SARAN 10.1 Kesimpulan

Formula II (metode cetak langsung) lebih baik digunakan untuk memproduksi klordiazepoksid, vitamin B1, B6 dan B12.

10.2 Saran

Sebaiknya digunakan Formula II untuk memproduksi tablet klordiazepoksid, vitamin B1, B6 dan B12.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1989, Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 05410/A/SK/XII/1989 tentang Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 1988, Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 43/SK/Menkes/II/1988 tentang pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 1990, Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 245/SK/Menkes/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Izin Usaha Industri farmasi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2007, Kepala Staf TNI AD, Peraturan Kasad Nomor Perkasad/219/XII/2007 tentang Organisasi dan Tugas Lembaga Farmasi, Ditkesad (Orgas Lafi Ditkesad), Bandung.

Anonim, 2006, Pedoman Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Anonim, 2006, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Priyambodo, B. Manajemen Farmasi Industri. Global Pustaka Utama, Yogyakarta.

1. British Pharmacopeia 2002.

2. Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat: Teori dan Praktik, Gadjah Mada University Press. 2006.

3. Anonim. Farmakope Indonesia III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 1979. Hal 6-8.

4. Anonim. Farmakope Indonesia IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 1995. Hal 4.

5. Lachmann, Leon et al. Teori dan Praktek Farmasi Industi Jilid 2. Penerjemah : Siti Suyatmi. Jakarta : UI Press. 1989. Hal 644-646, 697-705.

6. Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Penerjemah: Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press. 1989. Hal 261-266, 269- 271.

Dokumen terkait