• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bojong 1 Gempa, Kekeringan, Angin Ribut 2 Gempa, Kekeringan

C. Kegiatan Komunitas Sadar Bencana

3. Foum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB)

penanggulangan bencana. Hasil akhir yang diperoleh dari pelatihan ini berupa dokumen penanganan bencana bagi tiap desa.

b. Saat Terjadi Bencana

Kegiatan yang dilakukan ketika terjadi bencana yaitu evakuasi bencana yang bertujuan untuk mengevakuasi masyarakat agar terhindar dari resiko bencana yang terjadi. Evakuasi yang dilakukan seperti mengevakuai warga dan ternak, distribusi bantuan pengamanan lokasi bencana (perlindungan harta benda) dan pemenuhan kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan). Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain: BNPB, BPBD, SAR, PMI, masyarakat dan lembaga/organisasai lain yang peduli terhadap terjadinya bencana.

c. Pasca Bencana

Kegiatan yang dilakukan ketika terjadi pasca bencana yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi. Tujuan dari kegiatan ini yaitu merekonstruksi sarana dan prasarana yang rusak dan merelokasi tempat tinggal warga yang rusak akibat bencana. Sarana prasaran yang direkonstruksi seperti fasilitas umum meliputi jaringan listrik dan komunikasi, akses jalan dan sarana MCK. Tempat tinggal warga yang rusak kemudian direlokasi menjadi hunian tetap (hutap) masing-masing padukuhan. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini seperti pemerintah desa, SAR, Tagana, BNPB, BPBD dan masyarakat sendiri.

3. Foum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB)

Bencana dan risiko bencana adalah suatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, maka perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan untuk dapat mengurangi risiko bencana mulai dari pencegahan, mitigasi, kesiapsigaan, peringatan dan perencenaan yang baik untuk menghadapi ancaman bencana yang mungkin akan terjadi. Kegiatan dilakukan jauh sebelum bencana terjadi, salah satunya adalah penguatan kapasitas dengan pengetahuan dan pendidikan baik di masyarakat ataupun sekolah.

FBRB memiliki menjalankan fungsi melakukan kegiatan pendidikan bencana bagi masyarakat yang ada di Desa Wonolelo, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Wonolelo adalah salah satu daerah yang rawan terjadi bencana alam seperti tanah longsor, gempa, angin ribut bahkan banjir. Untuk mengatasi bencana alam tersebut, FPRB yang beranggotakan perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, kader

34

posyandu, kader PAUD, tutor dan fasilitator dari PKBM tunas harapan dan lain-lain memiliki tugas sebagai fasilitator dan inisiator penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencana di tingkat desa khususnya desa wonolelo agar masyarakat dapat lebih siap siaga dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu mungkin akan terjadi. Adapun kegiatan pendidikan kebencanaan yang dilakukan adalah: 1. Pelatihan mitigasi bencana

Program pelatihan mitigasi bencana adalah suatu pelatihan yang memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bahaya bencana dan bagaimana seharusnya masyarakat menyikapi jika terjadi bencana. Sehingga dengan adanya program ini dampak dari bencana itu sendiri tidak berbahaya. Untuk sasaranya sendiri anggota FPRB desa Wonolelo dan masyarakat desa Wonolelo. Dalam pelatihan mitigasi bencana ini ada beberapa materi yang dibahas antara lain materinya tentang bagaimana mengindikasi bencana yang akan muncul dan bagaimana menanggulanginya, pelatihan Pertolongan pertama Gawat Darurat (PPGD), pemetaan wilayah yang bahaya dan yang aman dari bencana tanah longsor dan pohon tumbang, dan trauma healing. Dari pelatihan mitigasi bencana ini diharapkan masyarakat menjadi tahu dan mengerti bagaimana seharusnya berperilaku jika terjadi tanah longsor atau puting beliung dan juga masyarakat menjadi bersedia direlokasi ke tempat yang lebih aman. Dalam relokasi ini pun masyarakat melakukan relokasi secara madiri karena pemerintah desa tidak mau menyediakan lahan atau tanah untuk tempat tinggal yang baru bagi masyarakat yang direlokasi. 2. Penyuluhan Kebencanaan

Pada awalnya dilakukan penyuluhan atau sosialisasi terkait kebencanaan kepada masyarakat karena melalui program ini secara langsung dapat disampaikan ke masyarakat jika ada informasi seputar kebencanaan. Program ini biasanya dilakukan dengan mendatangi perkumpulan yang sedang diadakan oleh warga, dan pertemuan karang taruna yang sedang diadakan oleh pemuda yang tujuannya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat, bagaimana pentingnya kesadaran masyarakat terhadap bencana. Dalam kegiatan ini materi yang dibahas adalah berkaitan dengan kebencanaan yang diperoleh dari berbagai pelatihan dan sumber yang dipelajari oleh anggota Forum. Dari program ini diperoleh hasil yaitu masyarakat sudah mulai menyadari penting nya bangunan rumah yang tahan gempa,

35

sehingga masyarakat sudah tidak berani lagi membuat rumah yang seperti dulu, pemilihan besi untuk tulangan rumah yang dulu hanya 6 mm sekarang memilih yang 10 mm agar tulangan kuat. Selain itu, masyarakat mulai membuat desain rumah yang dilengkapi dengan jalur evakuasi.

3. Talkshow Kebencanaan

Penentuan program ini diawali oleh kegiatan sosialisasi FPRB ke masyarakat dengan cara mendatangi perkumpulan-perkumpulan yang diadakan oleh masyarakat, masih belum tentu diikuti atau diketahui oleh semua warga masyarakat. Talkshow di radio komunitas ini diharapkan masyarakat yang tidak hadir dalam perkumpulan itu bisa mendengarkan melalui radio komunitas ini dengan waktu pelaksanaan sebulan sekali dengan narasumber adalah ketua FPRB. Program ini memiliki tujuan memberikan informasi terutama tentang resiko bencana dan sasaran program ini agar warga bisa lebih dini mendeteksi adanya bencana sehingga resiko dapat terkurangi. Dalam talkshow ini membahas materi seputar kebencanaan dan keadaan alam yang terjadi sekarang ini sehingga masyarakat selalu waspada dan siap siaga. 4. Pembuatan film dokumenter

Pembuatan film dokumenter ini dilatarbelakangi oleh suatu masalah yaitu adanya konflik antar warga karena pencemaran lingkungan akibat kotoran sapi yang tidak di kelola dengan benar oleh masyarakat. Pembuatan film dokumenter ini memiliki tujuan untuk memberikan edukasi atau pendidikan serta informasi tentang pencemaran lingkungan akibat kotoran sapi. Sasaran dari program ini adalah warga desa wonolelo terutama warga yang memiliki konflik yang besar akibat pencemaran kotoran hewan. Adanya film dalam bentuk video dapat sedikitnya membuka pola pikir masyarakat untuk lebih cinta terhadap lingkungan dengan cara mengurangi pencemaran lingkungan. Selain itu melalui video ini dapat juga dilihat cara mengolah kotoran sapi menjadi biogas dan lain-lain.

5. Program penanggulangan kebakaran

Program penanggulangan kebakaran adalah salah satu program pelatihan khusus untuk anggota FPRB. Program ini ditentukan berdasarkan rapat anggora FPRB Desa Wonolelo dengan tujuan untuk lebih memahami penanganan kebakaran yang mungkin terjadi. Materi yang dibahas dalam program ini adalah bagaimana

36

menanggulangi kebakaran yang mungkin terjadi dan bagaimana menangani korban kebakaran.

6. Pemetaan daerah rawan bencana dan pembuatan jalur evakuasi

Pada awalnya pemetaan daerah rawan bencana dilakukan karena di desa wonolelo terdapat beberapa titik yang rawan bencana longsor sehingga diadakan pemetaan wilayah atau daerah rawan longsor agar masyarakat yang masih tinggal di daerah rawan longsor dapat segera di pindah ketempat yang lebih aman. Setelah adanya pemetaan kemudian di adakan pemasangan jalur-jalur evakuasi untuk membantu warga dalam menyelamatkan diri jika terjadi suatu bencana.

7. Relawan tingkat desa

Relawan tingkat desa ini dilakukan oleh FPRB yang bertugas sebagai relawan dan membantu warga masyarakat yang sedang tertimpa bencana terutama bencana alam. FPRB selalu siap kapan saja untuk membantu.

Dari berbagai kegiatan ataupun program pendidikan masyarakat terkait kebencanaan yang dilakukan oleh FPRB tersebut yang dapat efektif dilakukan adalah sosialisasi terkait kebencanaan di perkumpulan warga, sosialisasi di pertemuan karang taruna, talkshow tentang kebencanaan melalui radio komunitas sadewo, pelatihan mitigasi bencana untuk seluruh warga desa Wonolelo dan pembelajaran anak usia dini melalui lagu dan bermain peran. Dalam melakukan berbagai kegiatan tersebut tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak seperti Dinsos, BPBD Bantul, PMI, Tagana dan lain-lain. Program pembelajaran kebencanaan yang telah berjalan memberikan dampak positif bagi warga yaitu bagi warga yang berada di daerah rawan longsor mau direlokasi ke tempat yang lebih aman, masyarakat menjadi lebih siap dengan bencana yang mungkin terjadi.

4. Bumi Langit Institute

Sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran yang memungkinkan setiap orang ingin mengembangkan nilai, pengetahuan dan keterampilan mengenai kelestarian lingkunga, komunitas ini menyelenggarakan beberapa kegiatan edukatif yaitu: a) perjalanan keliling, b) pelatihan permaculture, dan c) penyelenggaraan sistem energi. Berikut deskripsi masing-masing kegiatan dimaksud:

37

1. Perjalanan keliling.

Perjalanan keliling dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan mengenai berbagai hal yang disedikan di komunitas kepada para pengunjung. Dalam kegiatan ini, pihak komunitas dan peserta dapat melakukan diskusi, tanyajawab mengenai berbagai hal dalam suasana santai, akrab, dan nyaman. Perjalanan route dimulai dari kunjungan meliihat rumah dan ruang dimana diskusi-diskusi dan pelatihan diadakan, rumah-rumah tua yang sudah direnovasi menjadi ruang-ruang berkumpul dan diskusi yang nyaman dan asri yang dikelilingi kebuun-kebun organik, selanjutnya melihat pusat sistem kehidupan dimana di dalamnnya terdapat Bio Gas Digester; sebuah sistem pengolahan limbah air, ternak cacing, ternak kelinci, dan juga kawasan pembibitan. Semuanya berada dalam satu kawasan. Disini anda dapat melihat langsung bagaimana sistem ini bekerja dan mempelajari saling keterkaitannya; setelah itu dilanjutkan dengan melihat loaksi di sekitar ini berupa kolam ikan, kandang bebek & angsa, juga sebuah kolam yang khusus dibangun untuk proses merendam dan fermentasi (pengawetan) bambu dan kayu.

2. Pertanian terpadu

Permaculture adalah sebuah keilmuan yang terkait dengan cara hidup yang kreatif dalam menjaga keseimbangan dan keindahan (menyatukan langit dan bumi). Dimana hubungan Manusia tehadap Alam dan Manusia terhadap Manusia lainnya semua dijaga (preserved) dan dipelihara (enhanced) dengan prinsip prinsip

o Perencanaan yang baik dan bijaksana

o Penggunaan sumber sumber alam dengan amat hati hati.

o Pendekatan yang beradab (ethical) dengan menghargai semua kehidupan.

Kegiatan permaculture dipandang sebagai suatu upaya yang mampu mengajak manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia pada saat yang sama memenuhi kebutuhan mahluk lainnya, dalam permacuter sisa menjadi sumber baru bagi kehidupan lainnya, mengubah cara hidup manusia dari model Konsumtif menjadi model Kreatif; memungkinkan penemuan kembali cara yang benar dalam mewujudkan tali hubungan (tali silahturahmi) antara manusia dengan alam dan manusia dengan manusia lainnya; dan kehidupan Manusia dikembalikan pada Fitrahnya dan kita kembali hidup sesuai dengan Sunnatullah (ketentuan Allah). Menurut mereka permaculture adalah sebuah konsep laku dalam mewujudkan Rahmat Allah bagi seluruh semesta alam (rahmatil alamin).

38

3. Pembaharuan energi.

Salah satu tujuan awal Bumi Langit adalah mewujudkan keseimbangan antara tubuh dan roh kehidupan. Dalam perilaku keseharian manusia hal ini sangat terkait erat dengan kemampuan kita dalam memanfaatan secara kreatif sumber-sumber energi terbarukan (renewable energy) yang berada di alam sekitar kita.

Mendasarkan pada hasil penelitian di atas, kegiatan komunitas sadar bencana memiliki perbedaan baik pada kegiatan yang bersifat pencegahan (preventif), penanganan bencana pada waktu terjadi bencana, dan pada masa pemulihan atau pasca bencana terjadi. Berikut tabel ringkatan kegiatan komunitas sadar bencana.

Tabel 4.5. Kegiatan Komunitas Sadar Bencana

Pra Bencana Saat Bencana Pasca bencana LAPBA - Pelatihan teknis penanganan

bencana bagi anggota - Pertemuan rutin bulanan

(koordinasi)

Evakuasi Relokasi dan Rekonstruksi

PASAG MERAPI

- Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD)

Evakuasi Relokasi dan Rekonstruksi FPRB - Penyuluhan kebencnaaan

- Pemetaan wilayah bencana - Talkshow kebencanaan

- Pembuatan video dokumenter dan lagu anak-anak

Evakuasi Relokasi dan Rekonstruksi

Bumi Langit Institute

- Penyediaan sumber belajar tentang pemanfaatan potensi lokal/ ramah lingkungan - Pelatihan permaculture - Sosialisasi melalui web

Na Na

Melihat pelaksanaan kegiatan dari masing-masing komunitas, nampaknya hanya FRB yang memiliki keragaman kegiatan pendidikan dalam upaya menumbuhkan kesadaran akan bencana alam yang langsung ditujukan kepada kelompok atau warga masyarakat. Hasil wawancara menunjukkan bahwa Forum ini berupaya memberikan pemahaman melalui penyuluhan dan komunikasi langsung kepada warga masyarakat sekitar secara langsung misal menyampaikan materi tentang pentingnya membangun rumah yang benar dan aman dalam forum pertemuan rukun tetangga dan karangtaruna desa. Walau disadari bahwa kegiatan talkshow, pembuatan film, dan lagu masih bersifat insidental. Hal yang relatif sama dilakukan adalah kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh Bumi Langit Institute dimana mereka rutin menyelenggarakan kegiatan pelatihan bagi warga masyarakat yang umumnya

39

berasal dari luar daerah sekitar; dan pelatihannya pun relatif mahal dalam aspek pembiayaannya.

D. Model Komunitas Sadar Bencana Terintegrasi PKBM

Dokumen terkait