• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fragmen keramik dan klasifikasinya

Dalam dokumen KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA (Halaman 117-120)

St anov Purnawibowo Balai Arkeologi Medan

2. Keramik, mata uang dan data lain

2.1. Fragmen keramik dan klasifikasinya

Fragmen keramik yang ditemukan seluruhnya dalam kondisi fragmentaris. Beberapa di antaranya, khususnya fragmen bagian badan sulit untuk diidentifikasi. Sebagian jenis fragmen keramik yang didapatkan dari observasi tahun 2010 tidak berbeda dengan data yang telah dipublikasikan pada tahun 1981, yaitu jenis keramik celadon khususnya Lungchuan celadon dengan ciri khas glasir hijau, keramik Chingpai/Qingbai dengan ciri khas glasir putih hingga putih kebiruan, serta jenis keramik Coarse stone wares. Adapun jenis data fragmen keramik baru meliputi beberapa jenis yang diduga keramik temoku, sawankhalok, serta tembikar yang berglasir hijau.

Jenis keramik Celadon (green-glazed wares), yaitu jenis keramik yang memiliki ciri-ciri umum berwarna hijau dengan bahan dasar utama batuan. Warna hijau dihasilkan dari bahan utama mineral tembaga (Cu). Motif hias dengan teknik gores dan oles yang terdapat di bawah lapisan glasir (underglaze ornament) dengan motif hias flora ataupun fauna, biasanya pada bagian dasarnya tidak semuanya terglasir, hal ini disebabkan oleh proses pemberian glasir pada wadah yang ditumpuk. Keramik celadon yang ditemukan di Situs Kota Cina berasal dari daerah Provinsi Chekiang di Tiongkok, terutama dari kiln (tungku pembuatan keramik) di Lung Chuan. Jenis keramik ini yang paling banyak ditemukan, terdiri dari fragmen bagian

badan, tepian dan dasar. Dari semua sampel jenis ini dapat diketahui memiliki ketebalan 0,1 cm hingga 0,4 cm untuk bagian badan, diameter bagian kaki berkisar antara 4 cm hingga 5 cm, tinggi kaki berkisar antara 0,6 cm hingga ,.8 cm, dengan ketebalan lingkaran kaki 0,2 cm hingga 0,5 cm, diameter bagian tepian berkisar antara 4 cm hingga 14 cm dengan ketebalan tepian 0,2 cm hingga 0,6 cm. Adapun perkiraan bentuk wadah dari sampel data adalah mangkuk, vas, kendi, tempayan dan guci.

Coarse stone wares, yakni jenis keramik yang masih kasar dalam proses pembentukannya sehingga butiran-butiran (biscuit) pada bahan dasar yang berupa batuan masih nampak, yang memberikan kesan kasar pada bagian badan wadah. Jenis keramik ini biasanya disebut wadah air raksa/mercury jar. Sampel data yang didapat dari Pulau Kompei merupakan bagian dari badan wadah, tanpa glasir, bahan batuan, pada salah satu bagian sisinya (mungkin bagian dalam wadah) terdapat relief garis-garis menonjol yang sejajar, sedangkan pada sisi lainnya cenderung rata. Memiliki ketebalan bagian badan 0.2 cm hingga 0.3 cm. Jenis keramik Chingpai/Qingbai merupakan jenis keramik yang identik dengan bentuk wadah relatif kecil ukurannya dan tipis. Bahan dasarnya menggunakan batuan dengan glasir warna putih/bening yang dihasilkan dari mineral silika (Si) yang terkadang mengalami efek samping dari pembakaran pada suhu yang tinggi, berupa retakan halus pada permukaan wadah yang sering disebut pecah seribu. Keramik Chingpai menjadi komoditas perdagangan setelah masa keemasan keramik celadon, keramik Chingpai diproduksi pada masa Dinasti Song hingga Dinasti Yuan yang berkisar antara abad ke-12 hingga akhir abad ke-14 (Ambary, 1984: 69). Dari sampel yang diperoleh, jenis keramik ini terdiri dari bagian badan, tepian, dan dasar. Adapun ketebalannya berkisar antara 0.1 cm hingga 0.6 cm untuk bagian badan dan bagian tepian memiliki ketebalan 0.1 cm hingga 0.3 cm, diameter bagian dasar berkisar antara 4 cm hingga 5 cm, serta diameter bagian tepian 14 cm hingga 16 cm. Bentuk diduga wadah mangkuk.

Keramik temmoku merupakan jenis keramik berglasir hitam dengan jejak alur pengolesan yang menggunakan kuas (?) di bawah glasir hitamnya. Jenis keramik ini diproduksi dari kiln

(tungku pembuatan keramik) Fujian dan Jianyang yang membuat keramik hijau/celadon bersamaan dengan keramik hitam (temmoku). Keramik jenis ini diproduksi setelah masa keemasan dari produksi keramik jenis celadon pada akhir abad ke-12 Masehi. Jenis keramik

temmoku yang didapat dari Situs Pulau Kompei berjumlah 1 buah, berbentuk mangkuk, yang tersisa merupakan bagian dasar, sebagian badan, serta tepian/rim, berdiameter dasar 4 cm dan tepian 14 cm, dengan ketebalan berkisar 0.2 cm hingga 0.6 cm. Pada bagian bawah badan hingga dasar tidak berglasir, mangkuk memiliki tinggi 5 cm.

Perspektif Perdagangan Maritim di Selat Malaka… (Stanov Purnawibowo) 2 67

Keramik Sangkhalok/Sukhothai berasal dari daerah Thailand, diproduksi dari masa yang sejaman dengan Kerajaan Sukhothai. Diproduksi dari kiln di daerah di sebelah utara kota tua Sukhothai dan Sri Satchanalai kiln dari abad ke-13 Masehi, dengan masa kejayaan produksi dan ekspor pada abad ke-15 Masehi serta mengalami masa akhir produksi (discontinued production) abad ke-16 Masehi yang diakibatkan oleh perang antara kerajaan Ayudhaya dan Burma. Adapun keramik ini memiliki ciri khas glasir berwarna coklat dengan pengglasiran pada bagian badan wadah tidak penuh hingga ke bagian kaki/base. Bahan yang digunakan menggunakan batuan (sumber: http://www.thaiantiques.info/plates.htm). Untuk jenis ini, sampel yang didapat merupakan fragmen bagian badan dengan ketebalan berkisar antara 0.4 cm hingga 1.5 cm, diperkirakan dari bentuk wadah tempayan atau guci.

Tembikar berglasir yang ditemukan di Pulau Kompei merupakan bagian badan dengan sedikit tepian yang sudah aus, memiliki warna glasir hijau dengan ketebalan glasir yang tipis dan kualitasnya buruk. Tembikar berglasir dari tanah liat halus berwarna merah muda ini memiliki ketebalan berkisar 0.9 cm hingga 1.2 cm. Berdasarkan referensi dari situs lain, jenis tembikar bergelasir diduga berasal dari daerah Timur Tengah dengan rentang masa abad ke-9 -- 11 Masehi (Guillot dkk., 2008: 165--167). Dari sampel badan tersebut sangat sulit memperkirakannya, tetapi kemungkinan berasal dari bentuk wadah yang cukup besar ukurannya (tempayan ?).

Jenis berikutnya adalah fragmen keramik biru putih, yang diduga berasal dari abad ke-16 -- 17 Masehi, sampel data yang didapat berasal dari perkiraan bentuk mangkuk kecil, bagian dasar, bahan porselin, glasir putih dan hiasan di bawah glasir berwarna biru. Motif hias garis lengkung di bagian dalam, serta di bagian luar dekat kaki merupakan kombinasi motif geometris, garis-garis lengkung dan sejajar, serta lingkaran-lingkaran kecil dengan wana biru. Diameter bagian kaki 4 cm, tebal 0.2 cm hingga 0.6 cm, teknis hias dengan cara dilukis dan hiasan diletakkan di bawah glasir (underglaze).

Foto-foto sampel keramik

Keterangan foto dari kiri ke kanan: Tembikar berglasir, keramik temmoku, keramik Sangkhalok, keramik chingpai, keramik coarse stone, keramik biru putih, serta keramik celadon.

Tabel 1. Klasifikasi keramik

Dasar

Klasifikasi Hasil Jumlah

Bagian Badan 30 Tepian/rim 11 Dasar/base 57 Total 98 Jenis Chingpai/Qingbai 20 Celadon 50 Sangkhalok/Sukhothai 1 Temoku 1 Tembikar berglasir 1

Coarse stone wares 1

Biru putih 1 Unidentified 23 Total 98 Bentuk Mangkok 54 Vas 2 Piring 1 Guci 8 Kendi 1 Tempayan 6 Mercury jar 1 Unidentified 25 Total 98 Asal

Dinasti Song Utara (X -- XII) M 58 Dinasti Song Selatan (XII -- XIII) M 6 Dinasti Song hingga Yuan (XI --

XIV) M 3

Dinasti Yuan ( XIII -- XIV) M 1 Dinasti Ming (XV -- XVII) M 1 Asia Tenggara daratan (XVI --

XVII) M 1

Timur tengah (IX -- XI) M 1

Unidentified 25

Total 98

Dalam dokumen KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA (Halaman 117-120)