• Tidak ada hasil yang ditemukan

FRAKTUR PADA ANAK SECARA REGIONAL

Dalam dokumen Fraktur Pada Anak (Halaman 15-35)

BAB III

FRAKTUR PADA ANAK SECARA REGIONAL

Fraktur Klavikula

ANGGOTA GERAK ATAS

Klavikula merupakan tulang yang pertama kali mengalami osifikasi pada embrio dan paling sering mengalami fraktur pada anak-anak.

Trauma dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung pada posisi lengan terputar atau tertarik ke luar(outstretched hand), dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula.

Mekanisme Trauma

Biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh dari tempat tidur (atau trauma lain) dan menangis. Kadang kala penderita datang dengan pembengkakan pada daerah klavikula yang terjadi beberapa hari setelah trauma. Hal ini terjadi setelah pembentukkan kalus.

Gambaran Klinis

Fraktur pada daerah klavikula pada bagian tengah merupakan bagian yang paling sering mengalami fraktur green stick atau fraktur total. Mungkin juga terjadi fraktur pada bagian medial klavikula yaitu pada daerah epifisis.

Pemeriksaan Radiologis

Pada anak-anak fraktur klavikula tidak memerlukan tindakan khusus, cukup dengan pemasangan mitela selama 2-3 minggu dan akan sembuh secara sempurna.

Pengobatan

Fraktur Skapula

Fraktur skapula terjadi karena trauma langsung pada daeah skapula. Dislokasi sendi bahu jarang ditemukan pada anak-anak dan umumnya ditemukan pada orang dewasa.

Ditemukan pembengkakan atau nyeri pada daerah skapula. Gambaran Klinis

Pengobatan hanya bersifat konservatif. Pengobatan

Fraktur Humerus Dapat terjadi pada :

1. Fraktur epifisis humerus

Adalah fraktur lempeng epifisis tipe II (Salter-Harris)

Biasanya terjadi pada anak-anak yang jatuh dalam posisi hiper-ekstensi, misalnya jatuh pada saat mengendarai sepeda atau kuda.

Mekanisme Trauma

Klasifikasi fraktur menurut Neer-Horowits : • Grade I : Pergeseran fraktur kurang daari 5 mm.

• Grade II : Pergeseran epifisis 1/3 terhadap fragmen distal. • Grade III : Pergeseran 2/3

• Grade IV : Pergeseran melebihi 2/3 Pemeriksaan Radiologis

Pada foto röntgen ditemukan adanya pemisahann epifisis dan metafisis, dimana epifisis bersama-sama dengan sebagian metafisis yanng tetap terletak dalam ruang sendi, sedang kan bagian distal tertarik ke proksimal.

Fraktur yang masih baru tererutama graade I tidak memerlukan reposisi. Pada grade II reposisi dapat dilakukan dengan mudah denngan pembiusan umum adn setelah itu dipasang mitela.

Pengobatan

Pada fraktur humerus grade III dan IV harus dilakukan reposisi dengan pembiusan umum dan apabila tidak berhasil dilakukan operasi terbuka dengan fiksasi interna dengan menggunakan pin kecil.

2. Fraktur metafisis humerus

Fraktur metafisis biasanya tidak mengalami pergeseran an pada keadaan ini terapi konservatif merupakan pilihan pengobatan. Fraktur metafisis dengan pergeseran yang jauh biasanya bagian distal menembus ke arah muskulus deltoid sampai subkutan. Pada keadaan ini biasanya perlu dilakukan tindakan operasi untuk melepaskan fragmen.

3. Fraktur diafisis humerus

Terjadi karen adanya trauma langsung atau trauma putar pada daerah humerus.

Terdapat pembengkakan dan nyeri pada daerah humerus. Harus diperhatikan apakah fraktur humerus ini disertai kelumpuhan nervus radialis (jaarang ditemukan pada anak-anak).

Gambaran Klinis

Pengobatan dengan pemasangan gips sirkuler atau gips bentuk U, dipertahankannn selama beberapa minggu.

Pengobatan

Fraktur Sekitar Sendi Siku Fraktur sekitar sendi siku pada :

I. Humerus

I.1. Fraktur suprakkondiler huneri

Tipe ekstensi biasnya terjadi pada saat sendi siku berada dalam posisi hiperekstensi atau sedikit fleksi serta pergelngan tangan dalam posisi dorso fleksi. Sedangkan tipe fleksi terjadi bila penderita jatuh dan terjadi trauma langsung sendi siku pada distal humeri.

Mekanisme Trauma

• Tipe I : Terdapat fraktur tanpa adanya pergeseran dan hanya berupa retak yang berupa garis.

Klasifikasi

• Tipe II : Tidak ada pergeseran fragmen, hanya terjadi perubahan sudut

antara humerus dan kondilus lateralis (normal 40°).

• Tipe III : Terdapat pergeseran fragmen tetapi korteks posterior masih utuh serta masih ada kontak antara kedua fragmen.

• Tipe IV : Pergeseran kedua fragmen dan tidak ada kontak sama sekali.

I.2. Fraktur epikondilus medialis (fraktur epifisis medialis)

Terjadi fraktur pada saat sendi siku dalam regangan (strain) ke arah valgus yang menyebabkan tekanan pada epikondilus medialis melalui otot-otot fleksor yang melekat pada tulang ini.

Mekanisme Trauma

• Tipe 1 : Terdapat fraktur epifisis tanpa pemisahan. Klasifikasi

• Tipe 2 : Sedikit terdapat pemisahan.

• Tipe 3 : Terdapat pemisahan yang disertai dislokasi atau tanpa dislokasi

pada sendi siku.

• Tipe 4 : Terdapat pemisahan epifisis disertai jebakan dalam sendi tanpa

dislokasi.

• Tipe 5 : Terdapat pemisahan epifisis, dislokasi dan jebakan pada sendi siku.

I.3. Fraktur kondilus lateralis humeri

Fraktur ini biasanya terjadi karena trauma tidak langsung dimana tangan dalam keadaan out-stretched dan lengan bawah dalam keadaan abduksi, sendi siku dalam keadaan ekstensi.

Diagnosis

Terdapat nyeri pada bagian lateral distal humerus, pembengkakan dan kebiruan. Dengan pemeriksaan röntgen dapat dilihat adanya pusat ossifikasi.

Fraktur tanpa pemindahan fragmen cukup dengan istirahat dan pemakaian mitela.

Pengobatan

1. Non union Komplikasi

2. Kubitus valgus

3. Paralisis nervus ulnaris karena valgus 4. Nekrosis avaskuler kapitulum

II. Radius

II.1. Fraktur kaput radius (fraktur epifisis) dan fraktur leher radius Mekanisme terjadinya fraktur adalah tangan dalam keadaan

out-stretched, sendi siku dalam posisi ekstensi dan lengan bawah dalam posisi supinasi.

Fraktur ini dibagi dalam tiga tipe : - Tipe 1 : pergeseran 0-30°

- Tipe 2 : pergeseran 30-60° - Tipe 3 : pergeseran 61-90°

1. Malunion Komplikasi

2. Fusi dini dari epifisis radius 3. Nekrosis avaskuler

4. Pembentukkan tulang baru yang mengganggu pergerakan sendi siku

5. Sinostosis antara radius proksimal dan ulna

II.2. Pulled Elbow

Adalah suatu kelainan yang

paling sering ditemukan pada

anak-anak terutama di

bawah umur 4 tahun. Lebih

sering pada anak laki-laki daripada

anak perempuan.

Biasanya disebabkan oleh adanya traksi longitudinal yang mendadak sewaktu sendi siku dalam posisi ekstensi dan lengan bawah dalam keadaan pronasi.

Mekanisme Trauma

Segera setelah terjadi trauma, anak merasa nyeri pada daerah sendi siku. Mungkin terdengar adanya bunyi klik. Terdapat nyeri tekan pada daerah radius proksimal. Pemeriksaan radiologis biasanya normal. Diagnosis

Biasanya terjadi reduksi spontan. Apabila masih terdapat subluksasi, dapat dilakukan reposisi dengan atau tanpa pembiusan. Kemudian dapat dilakukan mobilisasi dengan mitela selama satu minggu.

Pengobatan

III. Ulna

III.1. Fraktur 1/3 proksimal ulna (Fraktur Monteggia)

Fraktur 1/3 proksimal ulna disertai dengan dislokasi radius proksimal disebut sebagai fraktur Monteggia. Leboh sering ditemukan pada anak-anak daripada orang dewawa (2:1).

Fraktur dapat bersifat terbuka atau tertutup. Biasanya ditemukan pada umur termuda 4 tahun, laki-laki 5 kali lebih sering daripada perempuan.

Fraktur dapat terjadi akibat trauma langsung atau terjadi karena hiperpronasi dengan tangan dalam keadaan out-stretched.

Mekanisme Trauma

Menurut Bado (1962) : Klasifikasi

- Tipe 1 : Dislokasi kaput radius ke depan disertai angulasi ulna ke arah yang sama. Insidensnya sebanyak 60-65% (tipe ekstensi).

- Tipe 2 : Dislokasi kaput radius ke belakang disertai angulasi ulna ke arah yang sama, insidensnya sebanyak 15% (tipe fleksi).

- Tipe 3 : Dislokasi ke samping kaput radius disertai angulasi ulna ke arah yang sama, dengan fraktur ulna tepat di distal prosesus koronoid, insidensnya sebanyak 20%.

- Tipe 4 : Dislokasi kaput radius ke depan disertai angulasi ulna ke arah yang sama dengan tipe 1, bersama-sama fraktur radius di sebelah distal tuberositas bisipitalis. Insidens sebanyak 5%.

Penderita biasanya mengeluh nyeri dan bengkak pada lengan bawah dan datang dengan tangan dalam posisi fleksi dan pronasi.

Gambaran Klinis

Pada fraktur terbuka sebaiknya segera dilakukan tindakan operasi disertai dengan fiksasi ulna. Pengobatan fraktur tertutup pada anak-anak dicoba dengan reposisi tertutup karena angka keberhasilannya sebesar 50%.

Pengobatan

1. Lesi saraf perifer; lesi nervus radialis dan nervus ulnaris.

2. Nonunion tulang ulna. 3. Ankilosis radiohumeral. 4. Sinostosis radioulnar.

5. Dislokasi kaput radius yang berulang-ulang. 6. Miositis ossificans.

III.2. Fraktur olekranon dan epifisis ulna

Fraktur olekranon terjadi karena trauma langsung pada sendi siku atau tidak langsung karena tarikan otot triseps yang tiba-tiba.

Terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada daerah olekranon. Gambaran Klinis

Pada fraktur yang tidak bergeser cukup dengan pemasangan mitela. Pada fraktur yang bergeser dilakukan operasi dengan fiksasi interna.

Pengobatan

1. Gangguan ekstensi sendi siku. Komplikasi

2. Gangguan nervus ulnaris yang bersifat dini atau lanjut.

Fraktur Diafisis Ulna dan Radius

Fraktur tulang ulna dan radius dapat terjadi pada 1/3 proksimal, 1/3 tengah, atau 1/3 distal. Fraktur dapat terjadi pada salah satu tulang ulna atau radius saja dengan atau tanpa dislokasi sendi.

Trauma biasanys terjadi sewaktu tangan dalam keadaan out-stretched.

Mekanisme Trauma

Fraktur dapat bersifat green-stick (tidak total), kompresi (buckle atau torus) atau total.

Klasifikasi

Dapat ditemukan nyeri, pembengkakan atau adanya krepitasi serta deformitas pada daerah lengan bawah.

Gambaran Klinis

Prinsip pengobatannya adalah reposisi tertutup.

1. Reduksi yang baik dapat dipertahankan lebih lama daripada suatu reduksi yang kurang baik.

2. Aposisi korteks dengan korteks tanpa adanya rotasi. 3. Immobilisasi fraktur sesuai dengan lokalisasi fraktur.

4. Dapat dilakukan rekoreksi sebelum terjadi fraktur secara klinis (3 minggu). Kemungkinan dapat dilakukan operasi serta fiksasi interna terutama pada anak di atas usia 10 tahun.

5. Keluarga penderita perlu diperingatkan bahwa ada kemungkinan dilakukan remanipulasi.

1. Refraktur terjadi apabila union belum solid Komplikasi

2. Gangguan vaskularisasi karena pemasangan gips yang ketat

3. Trauma saraf yaitu pada nervus medianus, ulnaris atau interosseus posterior

4. Sinostosis 5. Malunion

Fraktur Radius, Ulna Distal Dan Fraktur Epifisis

Fraktr radius, ulna distal dan fraktur epifisis merupakan fraktur yang sering ditemukan pada anak-anak di lengan bawah (82%). Hal ini disebabkan karena daerah metafisis pada anak-anak relatif masih lemah.

Terjadi pada saat tangan dalam keadaan out-stretched dimana pergelangan tangan dalam keadaan hiperekstensi.

Mekanisme Trauma

Terdapat trauma dengan mekanisme seperti di atas dengan pembengkakan dan nyeri tekan di sekitar pergelangan tangan. Gambaran Klinis

Dengan pemeriksaan radiologis dapat ditentukan jenis-jenis fraktur Pemeriksaan Radiologis

1. Fraktur green stick

Terjadi apabila ada robekan periosteum dan korteks pada derah konveks dari deformitas. Fraktur dapat mengenai salah satu tulang baik radius atau ulna saja, tetapi kebanyakan pada kedua tulang.

Terjadi karena kompresi longitudinal dan torsional. Ada dua jenis fraktur green stick yaitu :

Mekanisme Trauma

a. Angulasi volar, lebih sering ditemukan. b. Angulasi ke dorsal, lebih jarang ditemukan.

Tidak semua fraktur green stick perlu dilakukan reduksi tertutup terutama bagian distal dekat sendi. Pada umumnya angulasi kurang 20° pada usia 10-12 tahun tidak memerlukan reduksi dan hanya pemasangan gips di atas siku dengan posisi pronasi selama 3-4 minggu, karena dapat terjadi koreksi angulasi secara spontan.

Pengobatan

2. Fraktur epifisis

Fraktur epifisis radius distal paling sering ditemukan terutama pada anak umur 6-12 tahun. Pada umumnya adalah tipe I atau II (Salter-Harris) dan sangat jarang ditemukan tipe III dan tipa IV (Salter-Harris). Fraktur epifisis ulna jarang ditemukan.

Pengobatan

Reposisi tertutup sangat mudah dilakukan dan diimmobilisasi dengan gips sirkuler di bawah siku selama 3 minggu. Operasi dilakukan apabila fraktur sudah terjadi beberapa hari dan terdapat pergeseran yang hebat.

3. Fraktur torus

Disebut juga fraktur buckle terjadi pada korteks di daerah metafisis 2-3 cm di atas lempeng epifisis.

Pemasangan gips sirkuler di bawah siku selama 3 minggu. Pengobatan

4. Fraktur total

Fraktur total pada radius dan ulna biasanya saling menyamping dan sulit untuk mempertahankannya sehingga dilakukan reposisi.

Tetap dilakukan usaha untuk reposisi tertutup dan apabila gagal maka dilakukan reposisi terbuka dengan fiksasi interna serta diperkuat dengan gips sirkuler selama 4 minggu tergantung umur penderita. Fraktur terbuka radius atau ulna sering ditemukan dan dapat menyebabkan salah satu tulang proksimal menonjol. Pada keadaan ini fraktur harus dirawat seperti suatu fraktur terbuka dan disertai dengan debridemen yang baik dan dipertahankan dengan fiksasi interna.

Pengobatan

- Infeksi Komplikasi

- Kontraktur iskemik Volkmann

- Lempeng pertumbuhan yang berhenti - Malunion

- Refraktur 5. Fraktur Galeazzi

Fraktur galeazzi adalah fraktur radius pada 1/3 distal dan dislokasi sendi radio-ulnar distal. Fraktur ini lebih jarang ditemukan daripada fraktur Monteggia. Kebanyakan ditemukan pada orang dewasa dan jarang pada anak-anak.

Terdapat gejala fraktur dan dislokasi pada daerah distal lengan bawah. Gambaran Klinis Fraktur bersifat tidak stabil dan terdapat dilokasi

sehingga sebaiknya dilakukan operasi dengan fiksasi interna.

Pengobatan

Fraktur Metacarpal Dan Phalangs

Fraktur tulang metacarpal dan phalangs pada anak-anak jarang ditemukan.

Beberapa jenis fraktur yang biasa ditemukan : 1. Fraktur kominutif phalangs distal.

2. Fraktur phalangs tengah. 3. Fraktur metacarpal. 4. Fraktur Bennett.

ANGGOTA GERAK BAWAH Fraktur Panggul

Panggul merupakan tulang untuk melindungi alat-alat dalam ruang panggul. Fraktur panggul jarang ditemukan pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Kebanyakan penyebabnya adalah trauma kecelakaan lalu lintas pada anak yan berumur 1-8 tahun karena kesadaran berlalu lintas yang kurang. Fraktur panggul pada anak-anak umumnya merupakan bagian dari satu trauma multipel pada organ-organ lain seperti kepala, thorax dan anggota gerak.

Klasifikasi fraktur panggul pada anak-anak didasarkan atas aspek klinis (Quinby,1966) :

Klasifikasi

1. Tanpa komplikasi. Hamya berupa fraktur sederhana tanpa pergeseran. Tidak ditemukan syok dan tidak diperlukan transfusi darah. Tidak ditemukan komplikasi abdominal atau urologis.

2. Fraktur dengan trauma pada organ-organ lain disertai dengan perdarahan dan syok. Pada keadaan ini diperlukan transfusi darah yang segera dan eksplorasi untuk mengatasi kerusakan yang lain. 3. Fraktur dengan perdarahan yang masif dan segera. Terdapat

pergeseran sendi sacroilliaca, denyut arteri pada satu tungkai menghilang karena adanya robekan pada salah satu cabang arteri illiaca interna. Penderita masuk dalam keadaan syok dan diperlukan transfusi masif sampai 8 liter.

Pada seorang anak yang mengalami kecelakaan lalu lintas dengan fraktur panggul yang biasanya disertai perdarahan, disamping gejala fraktur panggul itu sendiri, mungkin juga ditemukan adanya tanda-tanda perdarahan serta kerusakan organ lain.

Gambaran Klinis

Diagnosis dapat ditegakkan dengan bantuan foto röntgen panggul. Pemeriksaan Radiologis

Fraktur panggul biasanya merupakan satu bagian trauma multipel. Urutan tindakan disesuaikan dengan penanganan trauma multipel. Pengobatan frakturnya sendiri disesuaikan dengan klasifikasi seperti pada fraktur pangggul orang dewasa.

Pengobatan

Dislokasi Panggul

Dislokasi panaggul umumnya ditemukan pada umur di bawah 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak permpuan. Insidens

Pada anak di bawah umur 5 tahun, sebagian besar acetabulum terdiri dari tulang rawan lunak dan terdapat kerenggangan pada sendi termasuk sendi panggul. Apabila otot mengalami relaksasi, maka dengan trauma yang ringan dapat terjadi dislokasi panggul. Mekanisme Trauma

Mungkin juga terdapat perbedaan antara ruang panggul dan caput femur dibandingkan pada anak-anak di negara lain. Dengan bertambahnya umur, sendi panggul menjadi lebih kuat, sehingga dislokasi hanya dapat terjadi bila terkena trauma yang lebih besar. Dislokasi tipe posterior terjadi akibat trauma hebat pada lutut dan anggota gerak dalam posisi fleksi. Dislokasi anterior biasanya terjadi karena jatuh dari ketinggian. Dislokasi sentral terjadi karena trauma langsung pada trochanter mayor atau jatuh dari ketinggian.

Dislokasi panggul traumatik dibagi dalam tiga tipe : Klasifikasi

1. Tipe posterior

Tipe ini paling sering ditemukan.

Iliaka; kepala femur berada di posterior dan superior sepanjang aspek lateral ilium.

Ischial; kaput femur bergeser ke postero-inferior dan berada di dekat greater sciatic notch.

2. Tipe anterior

Caput femur berada di daerah membran obturator.

Pubik; kaput femur bergeser ke antero-superior sepanjang ramus superior os pubis.

3. Tipe sentral

Pada keadaan ini ditemukan fraktur kominutif bagian sentral acetabulum dimana terjadi perpindahan caput femur dan fragmen acetabulum ke dalam panggul.

Penderita datang setelah mengalami trauma misalnya jatuuh dari pohon, sepeda atau karena kecelakaan lalu lintas.

Gambaran Klinis

Pada tipe I (dislokasi posterior) terlihat tungkai dalam keadaan fleksi, rotasi interna dan adduksi.

Pada tipe II (dislokasi anterior) terlihat tungkai atas dalam keadaan abduksi, rotasi eksterna dan sedikit fleksi.

Pada tipe III (dislokasi sentral) yang disertai fraktur acetabulum, tidak terlihat gambaran deformitas pada tungkai bawah, hanya terdapat gangguan pergerakan pada sendi panggul karena adanya spasme otot.

Pemeriksaan röntgen akan menentukan tipe dislokasi.

1. Jebakan fragmen intra-artikuler

Komplikasi

Biasanya terjadi karena reduksi yang tidak lengkap akibat adanya ganjalan fragmen tulang rawan acetabulum.

2. Dislokasi rekuren

Dislokasi rekuren jarang terjadi kecuali pada penderita sindroma Down.

3. Nekrosis avaskuler

Insidens kelainan ini diperkirakan 10%. Apabila direposisi dalam waktu 6 jam setelah trauma biasanya tidak ditemukan komplikasi ini.

Fraktur Leher Femur

Fraktur leher femur pada anak-anak jarang ditemukan. Lebih sering pada anak laki-laki daripada anak perempuan (3:2). Insidens tersering usia 11-12 tahun.

Trauma biasanya terjadi karena kecelakaan, jatuh dari ketinggian atau jatuh dari sepeda dan biasanya disertai trauma pada tempat lain.

Mekanisme Trauma

Fraktur leher femur pada anak-anak diklasifikasikan sesuai dengan lokasi anatomis dan dibagi dalam 4 tipe :

Klasifikasi

- Tipe I

Tipe ini disebut juga transepifisial

- Tipe II

Tipe ini disebut juga transervikal; Fraktur melalui bagian tengah leher femur.

- Tipe III

Tipe ini disebut juga servikotrokanterik; fraktur melalui basis leher femur.

- Tipe IV

Tipe ini disebut juga pertrokanterik; fraktur antara basis leher femur dan trokanter minor.

Fraktur leher femur biasanya disertai trauma hebat dan nyeri di daerah panggul sehingga penderita tidak dapat berjalan. Pada pemeriksaan ditemukan adanya rigiditas dan gangguan pergerakan sendi panggul. Bila fraktur disertai pergeseran, maka penderita tidak dapat menggerakkan sendi panggulnya. Selain itu, ditemukan pula nyeri tekan di daerah panggul.

Gambaran Klinis

Dengan pemeriksaan röntgen dapat ditentukan jenis-jenis fraktur serta pergeserannya.

Pengobatan tergantung dari jenis dan pergeseran fraktur : Pengobatan

1. Konservatif : - Traksi kulit - Spika panggul

Dilakukan pada penderita dengan fraktur yang pergeserannya sangat minimal.

2. Tindakan operasi

Operasi dilakukan apabila terjadi pergeseran fraktur. 1. Nekrosis avaskuler

Komplikasi 2. koksa vara

3. Fusi epifisis yang dini

4. Delayed union dan nonunion

Fraktur Diafisis Femur

Fraktur Diafisis Femur sering ditemukan pada anak-anak dan harus dianggap sebagai suatu fraktur yang dapat menimbulkan perdarahan dan syok.

Fraktur terjadi karena suatu trauma hebat dan lokalisasi yang palling sering aadalah pada 1/3 tengah diafisis femur.

Mekanisme Traume

- Subtrokanterik - Abduksi Klasifikasi

- Adduksi - Klasik

Posisi fraktur terjadi karena tarikan dan lokalisasi fraktur. Pada frktur femur 1/3 proksimal, fragmen proksimal tertarik dalam posisi fleksi karena tarikan m. Iliopsoas, abduksi oleh m. Gluteus medius dan minimus, serta rotasi eksterna oleh otot rotator pendek dan m. Gluteus maksimus. Fraktur dapat bersifat oblik, transversal dan jarang bersifat kominutif.

Penderita biasanya datang dengan gejala trauma hebat disertai pembengkakan pada daerah tungkai atas dan tidak dapat menggerakan tungkai. Terdapat deformitas, pemendekkan anggota gerak, dan krepitasi. Pemeriksaan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menambah perdarahan.

Gambaran Klinis

1. Konservatif Pengobatan

- anak usia 0-2 tahun: traksi kulit menurut Bryant (Gallow). - anak usia 2 tahun ke atas; traksi kulit menurut

Hamilton-Russel.

- Anak yang lebih besar dapat dilakukan traksi tulang melalui kondilus femoralis dengan menggunakan bidai dari Thomas dan penyangga Pearson.

2. Operatif

Terapi operatif dilakukan dengan menggunakan K-nail atau plate yang kecil terutama pada anak yang lebih besar dengan indikasi tertentu.

1. Tungkai yang tidak sama panjang setelah sembuh. Komplikasi

2. Mikrorotasi atau deformitas anguler

3. Pembentukkan spur yang menonjol pada otot yang engganggu pergerakan. 4. Kontraktur quadriceps.

Dalam dokumen Fraktur Pada Anak (Halaman 15-35)

Dokumen terkait