c. Klausa
Klausa menurut J.S. Badudu adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Sedangkan Ramlan mendefinisikan klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari predikat, baik disertai oleh subjek, objek, pelaku, dan keterangan atau pun tidak.7
d. Frase
Frase terdiri dari dua kata atau lebih. Lebib kecil dari klausa dan antara kata-kata tersebut terdapat hubungan. Sedangkan Parera mengatakan frase adalah suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih tetapi tidak mempunyai ciri konstruksi sebuah klausa.8
B. Frase dalam bahasa Arab 1. Pengertian
Frase dalam bahasa Arab adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan yang dapat menimbulkan makna baru yang sebelumnya tidak ada. Frase dalam bahasa Arab disebut juga
ﺐﻴآﺮﺘ ا
/at-Tarkīb/, yaitu perkataan yang terdiri dari dua kata atau lebih karena adanya faidah, baik faidah itu sempuraa atau kurang sempurna.9 Contoh :(1) Faidah Sempurna
/an-Najātu fissidqi/
قﺪ اﻰﻓ ةﺎ ﻨ ا
'Keselamatan itu terletak pada kejujuran'
7
Ibid., h. 62
8
Jos Daniel Parera, Sintaksis, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991), cet. Ke-2, h
9
Musthafa al-Ghulayanini, Jami ‘ad-Durus al-Arabiyyah, (Beirut: Maktabah al-Asriyyah, 1980), h.24
16
(2) Faidah Kurang Sempurna
/nūrussyamsi/
ارﻮ
'Cahaya matahari'
Dalam hal ini, tarkīb terdiri dari ; tarkīb isnādi, tarkīb idāfi, dan tarkīb bayāni.
Tarkīb isnādi adalah kalimat yang tersusun dari musnad dan musnad ilaih. Contoh:
(3) /al-hilmu zainun/
ﻦ ز ا
'Kesantunan itu perhiasan'
Adapun tarkīb idāfi adalah kata yang tersusun dari mudāf dan mudāf ilaih, seperti:
(4) /Kitabuttilmīzu/
ﺬﻴ ﺘ ابﺎﺘآ
'Buku murid'
Sedangkan tarkīb bayāni adalah tiap dua kata, dimana kata yang kedua berfungsi sebagai penjelas atau menerangkan makna kalimat yang pertama tarkīb bayāni ini ada tiga macam :
a. Kalimat yang tersusun sebagai si fat.
(5) /fazat tilimzul mujtahid/
ﺪﻬﺘ اﺬﻴ ﺘ ازﺎﻓ
'Murid yang bersungguh-sungguh itu beruntung'
b. Kata yang tersusun sebagai taukid, yaitu yang tersusun dari muakkad (yang dikuatkan) dan muakkid (yang menguatkan).
(6) /jā'al qaumu kulluhum/
ﻬ آمﻮ ا ءﺎ
17
c. Kata yang tersusun dari badal (kata pengganti) dan mubdal minhu (yng digantikannya)
(7) /jā’al Khalīlu akhūka/
كﻮ أ ﻴ ءﺎ
‘Khalil saudara laki-lakimu telah datang’
Selain ketiga macam tarkīb di atas, masih ada lagi bentuk tarkīb yang lain seperti, tarkīb ‘atfī adalah kata yang tersusun dari ma’tuf (yang di ‘atafkan) dan
ma'tuf ‘alaih (yang di atafi) dengan diselingi oleh huruf ‘ataf di antara keduanya Contoh :
(8)/qama Zaidun wa ‘Amar/ ﺮ وﺪ زمﺎ
'Zaid dan ‘Amar telah berdiri'
Bentuk lainnya adalah tarkīb majzi adalah tiap-tiap dua kata yang tersusun dan dijadikan satu.
(9) /ba’labaka/
ﻚ ﻌ
'Ba ‘labak (suatu negeri)'
Selanjutnya yaitu tarkīb‘adādi adalah setiap dua bilangan yang di antara keduanya terdapat huruf 'ataf yang tersimpan, yaitu bilangan sebelas hingga sembilan belas.
(10) /tis'ata ‘asyara/
ﺮ ﺔﻌ
'Sembilan belas'
(11) /jā'a ahada ‘asyararajulan/
رﺮ ﺪﺣأ ءﺎ
18
2. Pengertian Tarkīb Idāfi (
ﻰﻓﺎ ﻹا ﺐﻴآﺮﺘ ا
)ا
ﻹ
ﺔﻓﺎ
/al-Idaāfat/ adalah suatu keterikatan antara dua kata yang mengakibatkan kalimat kedua selalu di baca jaar.10 Idāfat adalah hubungan antara dua macam isim dengan memperkirakan huruf jarr, yang rnenyebabkan isim yang kedua selamanya di baca jarr.11 Tarkīb idafi adalah susunan yang tidak berfaidah kecuali dengan dua kata dasar yaitu mudaf dan mudāf ‘ilaih.12(12) /labistu khātam fiddah//
ﺔ ﻓ ﺎ
'Aku memakai cincin dari perak'
Isim yang pertama disebut mudāf dan isim yang kedua disebut mudāf ilaih.
Keduanya adalah dua macam yang antara keduanya terdapat huruf jarr yang diperkirakan. Adapun yang berlaku sebagai ‘amil jarr pada mudāf ilaih ialah
mudāf bukan huruf jarr yang diperkirakan antara keduanya. 3. Macam-macam idāfat
Idāfat terdiri dari empat macam, yaitu
a.
ﺔﻴ
/lāmiyyah/ artinya bagi, milik.ﺔﻴ ﺎﻓ
:
ﺮ ﺪ ﻰ ﺎآﺎ
"
م ا
"
واﻚ اﺪﻴ و
أ
صﺎ ﺘ ﻹ
.
Idāfat lamiyyah adalah idāfat yang memperkirakan makna partikel lām
berfaidah memiliki atau kekhususan. (13) a. Idāfat lāmiyyah berfaidah milik
10
M. Wafi dan Bahaudin, Hasanah Andalus Menguak Karya Monumental al-Fiqh Ibnu Malik, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1991), cet. Ke-1, h. 225.
11
Musthafa al-Ghulayaini, loc.cit. 12
Sulaiman Fiad, An-Nahwu al-Asri Daliluhu masti Qawaidi al-Lugah al-Arabiyah, al Qahirah: Markaj al Ahram li Tarjamah wa Nasyr, 1995
19
/haza hisanu ' Ali/
نﺎ ﺣاﺬه
ini kuda (milik) Ali
b. Idafat lamiyyah berfaidah pengkhususan /akhaztu bi lijamil farasi/
'Aku memegang kendali (untuk) kuda’
سﺮ امﺎ تﺬ أ
b.
ﺔﻴ ﺎﻴ
/bayāniyyah/ artinya penjelasan.ﺔﻴ ﺎﻴ او
:
ﺮ ﺪ ﻰ ﺎآﺎ
,
ﻦ
,
نأﺎﻬﻄ ﺎ و
فﺎ ﺎ ﻴ ﻪﻴ إ فﺎ ا نﻮﻜ
,
ﺚﻴ
فﺎ ا نﻮﻜ
ﻪﻴ افﺎ ا ﻦ ﺎ ﻌ
.
Idāfat bayāniyyah adalan idāfat yang memperkirakan makna partikel min
Definisinya yaitu bahwa keadaan mudāf ilaih merupakan jenis dari mudāf yang kemudian bisa dijelaskan bahwasanya keadaan mudāf adalah sebagian dari mudāf ilaih. Contoh :
(14) /haza babu khasyabin/
ﺐ بﺎ اﺬه
'Pintu ini dari kayu’
c.
ﺔﻴﻓﺮ
/zarfiyyah/ artinya zarafﺔﻴﻓﺮ او
:
ﻰ ﺎآﺎ
ﺮ ﺪ
"
ﻰﻓ
"
فﺎ ﺎﻓﺮ ﻪﻴ إ فﺎ ا نﻮﻜ نأ ﺎﻬﻄ ﺎ و
.
ﺪﻴ و
وأ فﺎ انﺎ ز
ﺄآ
ﻪ
Idāfat zarfiyyah adalah yang memperkirakan makna partikel fī.
Definisinya adalah bahwa keadaan mudāf ilaih merupakan zaraf bagi mudāf. Idāfat ini berfaidah menjelaskan masa atau tempatnya mudāf. Contoh :
20
(15) /syahrul layli mudirrun/
ﺮ ﻴ اﺮﻬ
'Berjaga di malam hari menimbulkan penyakit'
d.
ﺔﻴﻬﻴ
/tasbihiyyah/'artinya penyerupaan.ﺔﻴﻬﻴ ﺘ ا
:
ﺎﻬﻄ ﺎ وﻪﻴ ﺘ ا فﺎآﺮ ﺪ ﻰ ﺎآﺎ
نا
ﻪ ﻪ ا فﺎ
إ
ﻪ اﻰ
Idafat tasybihiyyah aaalah idafat yang mengira-ngirakan makna kaf tasybīh.
Definisinya ialah musyabhah lebih dimudāfkan kepada musyabhah bihi. Contoh :
(16)
دوﺪ ا دروﻰ مﺪ ا ﺆ ﺆ ﺮ ﺘ ا
/intasyara lu 'lu 'uddam'i ‘ala waradil khudūd/
'berlinanglah butiran air mata pada pipi yang merah merekah'
Selain idāfat yang memperkirakan partikel (lām, min, fī, dan kaf) idāfat terbagi lagi menjadi idāfat mahdah dan ghair mahdah.13 Idāfat mahdah adalah idāfat yang isim
pertamanya mengandung makna takhsīs apabila mudāf ilaihnya. bersifat nakirah.
Contoh :
(17) /hazā gulāmul mar'ati/
ةأﺮ ام ﻏاﺬه
'Orang ini pelayan seorang wanita'
Dan memberi makna takrif apabiia mudaf ilaih bersifat ma ‘rifat. Contoh :
(18)/hazā, gulamu zaidin/
ﺪ ز م ﻏاﺬه
'Orang itu pelayan Zaid’
idāfat gair mahdah apabila mudāf berupa wasf yang mirip dengan yaf 'alu fi’il mudāri yang dimaksud ialah setiap isim fi’il atau isim mafūl yang mengandung makna hal
'sekarang' atau istiqbal 'akan datang' atau berupa sifat musyabbahah yang bermakna hal 'sekarang1. Berikut conton-contonnya :
13
Bahauddin Abdullah Ibnu ‘Aqil, Syarah Ibnu ‘Aqil, (Bandung: Sinar Baru, 1992), cet.ke-1, h. 494
21
contoh mudāfberupa isim fi’il :
(19)
ﺪ ز برﺎ اﺬه
/hazā dāribu Zaidin al-An aw gadan/ 'Ini orang yang memukul Zaid " Contoh mudāf berupa isim таfūl :
(20)
بﻷابوﺮ اﺬه
/haza madrūbul abi/
'Orang ini yang ayahnya di pukul’ Contoh mudāf berupa sifat musyabbahah :
(21)
ﻷا ﻴ و ﻴ ا ﻴ وﻪ ﻮ اﻦ ﺣ اﺬه
/'haza Hasanul wajhi wa qalilul hayli wa azīmul amali/'
'lnilah yang baik mukanya, tidak banyak tipu daya, dan yang mulia cita-citanya'.
Idāfat mahdahdisebut juga idāfat ma’nawiyahdan idāfat hakīkiyah.14 4. Hukum mengenai idāfat
Hukum mengenai idafat antara lain :
a. Kata isim yang menjadi
فﺎ
/mudāf/' tidak boleh dimasukiلا
/аl/di depannya dan tidak boleh ditanwin akhirnya.b. Kata isim yang menjadi
ﻪﻴإ فﺎ
/mudāf ilaih/ boleh menjadi kalimat yang dimasukiلا
/аl/ di depannya dan boleh pula berupa kalimat yang ditanwin akhirnya. c. Kalimat isim yang menjadiﻪﻴإ فﺎ
/mudaf ilaih/ harus dibaca khafad/jarr dan diantara tanda jarr adalah kasrah artinya huruf terakhirnya dibaca kasrah/ tanwin kasrah.
14
22
d. mudāfkan kepada sinonimnya, jadi tidak boleh
diucapkan.
Suatu isim (kata benda) tidak boleh di
أﺚ
Contoh :
(22) /laisu asadin/
ﺪ
'Singa'
ﻴ
kecuali apabila keduanya berupa isim ‘alam, maka hal demikian hukumnya boleh. Contoh :
(23) /Muhammad Khālid/
ﺪ ﺎ ﺪ
uhammad Khalid' 'M
e. Diperbolehkan mengidafātkan lafazām kepada lafaz khās. Contoh :
(24) /yaumul Jumati/
ﺔﻌ امﻮ
/
نﺎ
han'
С. Frase Dalam Bahasa Indonesia
iri dari dua kata atau lebih yang dapat menimbulkan suatu makna baru yang sebelumnya tidak ada15
16 'Hari Jum’at' (25)/syahru Ramadāna
ر ﺮﻬ
'Bulan Ramad 1. Pengertian FraseFrase adalah suatu konstruksi yang terd membentuk suatu kesatuan. Kesatuan itu
Satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa.
15
Gorys Keraf, Tata Bahasa Indonesia, (Ende-Flores: Nusalndah, 1989), h. 138.
16
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Tata Bahasa Tag memik, (Bandung: Angkasa, 1989), h. 107
23
Dalam buku Harimurti Kridalaksana, frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata dengan kata yang bersifat non predikatif17 Frase dapat dibentu
i dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan.
b. Fras
asar kalimat maupun tidak.
dan frase ase endosentris apabila mempunyai distribusi yang sama dengan
, kalimat "Dua orang mahasiswa", merupakan unsur k oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola dasar kalimat maupun tidak.18 Frase dibatasi sebagai suatu kelompok kata yang tidak mengandung subjek dan predikat yang berfungsi sebagai suatu bagian ajaran tunggal.
Dari definisi di atas, dapat diketahui ciri-ciri frase sebagai berikut:
a. Terdir
e tidak mempunyai ciri-ciri klausa
c. Frase tidak mengandung subjek dan predikat.
d. Frase dapat dibentuk, baik dalam pola d 2. Macam-macam Frase
Secara umum frase dapat dibedakan atas frase endosentris eksosentris. Dikatakan fr
unsurnya Dan frase eksosentris apabiia tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya Contoh :
(26) Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan. Berdasarkan contoh (29)
frase endosentris karena kata "dua orang" dan "mahasiswa" mempunyai yang sa
ma. Sedangkan "di perpustakaan" merupakan frase eksosentris karena "di" dan "perpustakaan" tidak mempunyai unsur yang sama.
17
Harimurti Kridalaksana, Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia,
(Yogyakarta: Kanisius, 1988), cet. ke-1, h. 81.
18
24
a. Frase Endosentris
Frase endosentris adalah frase yang keseluruhannya mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah salu bagiannya Ada frase endosentris berinduk
asi dan frase endosentris berinduk banyak.19 1). F
emeri.20
asi ini terdiri atas : frase nominal, frase adjektival, frase
Frase n
ng terjadi dari nomina sebagai erluasan lain yang mempunyai hubungan subordinatif dengan
n yang keseluruhannya djektival. Contoh :
satu atau frase modifik rase Modifikatif
Frase modifikatif adalah frase yang terdiri dari induk yang menjadi penanda kelasnya dan modifikator. Secara semantis, modifikator itu disebut p
Frase modifik
pronominal, frase numeralia, dan frase verbal.21
a. Frase Nominal
ominal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal.22 Frase nominal, frase modifikatif ya
induk dan unsur p
induk seperti, adjektiva, verba, numeralіa serta frase lain.
b. Frase Adjektival
Frase adjektival adalah frase yang induknya adjektiv dengan modifikaior berkategori atau gabungan beberapa kata berkelas ара pu
berperilaku sebagai a
(27) FA Æ l. A + F.Num "Celakatiga belas". 2.A + Adv "Cantik nian".
19
Harimurti Kridalaksana, loc.cit
20
Ibid, h. 85.
21
Harimurti Kridalaksana, loc.cit. 22
25
c. Frase rono P minal
rase pronominal adalah frase yang berupa gabungan pronomina sebagai induk engan numerik, adjektiva atau adverbia sebagai modifikator. Contoh :
F d
(28) F.pr Æ l. Pr + Adv "Saya lagi"
ang te adi da sebagai induk dan unsur perluasan lain s ator.23 Contoh
2. Pr + Num "Mereka berlima"
d. Frase Numeralіa
Frase numeralіa adalah frase y rj ri numeralіa
ebagai modifik :
(29) FN Num + bilangan pecahan
e. Frase Verbal
Frase verbal adalah frase yang terjadi dari verba sebagai induk dengan verba, erkelas kata lain yaitu adverbia atau frase preposisional sebagai
h : (30
rinduk Banyak
en yang sederajat alam fungsi dan kelas. Ada fras
n dengan kata atau kata b
modofikator. Conto
) FV 1. V + N + К "Memukul genderang perang". 2. V + F.Pro "Makan tanpa bayar ditarik ke atas". 2). Frase Endosentris Be
Frase endosentris berinduk banyak terjadi dari beberapa kompon
d e koordinatif dan frase apositif24
a. Frase Koordinatif
Frase ini terdiri dari unsur-unsur yang setara, kesetaraannya itu dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungka
penghubung dan atau atau.25 Contoh :
23
Harirnurti Kridalaksana, op.cit., h. 92
24
26
(31) a. R
adalah frase endosentris berinduk banyak yang komponen-kompo kan pada referen yang sama dalam komponen di luar
sitif adalah frase yang hulu-hulunya mempunyai referensi yang sama F
umah pekarangan b. Suami-istri
c. Dua tiga hari b. Frase Apositif
Frase apositif nennya menunjuk bahasa. Frase apo
rase apositif umumnya bersifat nominal.26
Dalam buku Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, frase endosentris terbagi pada dua yaitu frase endosentris yang atributif dan frase endosentris yang apositif.27 Frase endosentri yang atributif terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara Karena itu unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung
dan atau atau. Contoh :
(32) a. Pembangunan Lima Tahun. b. Sekolah Inpres.
b. Frase Eksosentris
Frase eksosentris adalah frase yang tidak berhulu atau headed. Frase eksosen atas frase preposisi, frase posposisi dan frase
1. Frase Preposisi, adalah frase yang penghubungnya menduduki posisi di bagian depan.29 Contoh :
tris ini terbagi
preposposisi.28
25
Ramlan, op.cit., h. 155.
26
Henry Tarigan, Penganjaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 106
27
Ramlan, Loc.cit.
28
Henry Guntur Tarigan, op.cit., h. 94
29
27
(33
ase posposisi tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu
Æ ‘I live in the country'
3. adalah frase yang p nya menduduki posisi di
komposistum adalah gabungan dari dua kata atau lebih yan
Kata majemuk adalah dua kata yang pengertiannya dianggap sedemikian pat dianggap senyawa dan menjadi satu ta majemuk merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan lagi, seperti
) a. Di rumah b. Di atas
2. Frase Posposisi adalah frase yang penghubungnya menduduki posisi di bagian belakang. Fr
bahasa yang mempunyai frase posposisi adalah bahasa Jepang. Contoh : (34) Inakani, sunde iru
Frase Preposposisi enghubung
bagian depan dan di bagian belakang. Frase ini tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu bahasa yang menggunakan frase preposposisi ini adalah bahasa Karo. Contoh :
(35) I juma nare Æ ‘Dari ladang’
D. Kata Majemuk (kompositum)