• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUND RAISING Sistem

Dalam dokumen Sistem Dan Mekanisme Keuangan (Halaman 26-33)

Keuangan Belum Memiliki sistem keuangan yang baku karena pemasukan hanya ditujukan untuk menutupi pengeluaran (Berorientasi pada keseimbangan). Memilki buku catatan keuangan yang sudah baku dan sederhana. Memiliki APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Dakwah) untuk satu kepengurusan ke depan (minimal 1 tahun). Alur keuangan yang telah terjadi selama kepengurusan, pada pelaporannya telah diaudit oleh suatu lembaga independen demi tercapainya akuntansibilitas dan transparansi keuangan. Pendanaan Pemasukan yang didapat berasal dari dana perorangan, yaitu dari kader atau anggotanya sendiri. Sunduquna juyubuna. Sumber dana didapat dari internal LDK, internal kampus, dan swadaya dari mantan anggota LDK tersebut (alumni). Ditambah ada usaha mandiri dalam lingkup LDK.

Sumber dana didapat dari eksternal kampus seperti

perusahaanperusahaan, LSM,

departemendepartemen pemerintah, yang sifatnya bisa donatur ataupun sponsorship. Sudah memiliki sumber pendanaan tepat yang sifatnya passive income, atau usaha mandiri yang omsetnya relatif besar (lebih dari cukup untuk membiayai anggaran).

Arahan: Keberjalanan LDK dalam segala aktivitas layaknya seperti perusahaan atau lembaga profit yang memiliki pemasukan dan pengeluaran, dan dituntut adanya keseimbangan antara keduanya bahkan diharapkan surplus dalam laporan neraca keuangannya. Sehingga apapun levelisasi yang dicapai, hendaknya berorientasi pada neraca keuangan yang seimbang.

316

I. OVERVIEW

Izzah LDK di mata massa kampus bisa dinilai secara jelas dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan dakwahnya, baik itu berupa even insidental ataupun yang sudah menjadi rutinitas. Tentunya even-even tersebut akan terlaksana dengan baik, bila terdapat

dukungan yang baik dari segi SDM dan finansialnya yang baik pula. Sehingga tak salah bila ‘Ulama Mujahid Syaikh Abdullah Azzam menyatakan, “Lelaki perlu jihad, dan jihad perlu dana”. Bagi jihad, bagi dakwah dan bagi perjuangan. Seandainya tanpa dana, maka ibarat mobil yang tak ada bahan bakarnya. Mungkin mobilnya sangat mewah, tapi tanpa bahan bakar ia tidak akan pernah bisa berjalan semeter pun.

Salah satu parameter jelas dari keberhasilan perjuangan kita dalam dakwah adalah jika LDK memiliki kemerdekaan finansial (financial freedom), sehingga kita memiliki izzah (kemuliaan), tak bergantung pada siapapun. Karena dakwah perlu memiliki orang-orang yang memiliki daya cipta material yang kuat, sebagaimana juga memiliki kekuatan ruhiyah yang dahsyat. Akan tetapi impian memang tak mudah seperti halnya kenyataan.

Pengalaman menunjukkan, bahwa kebanyakan mereka yang sudah maju secara dana, adalah orang-orang yang memiliki tingkat percaya diri yang lebih baik, dan ditopang oleh

profesionalisme (menunjukkan optimalisasi ikhtiar). Sesungguhnya, secara sistem, pola, proposal dan teori fund raising di manapun tidak ada yang terlalu jauh bebeda. Yang berbeda adalah yang satu sudah bergerak sedangkan yang lainnya belum (atau jalan di tempat). Karenanya, tulisan ini hanyalah untuk menjabarkan lebih detil konsep yang mungkin tadinya hanya mengendap di kepala. Hal penting selanjutnya adalah action plan yang diikuti langkah konkret. Oleh karena itu, kita harus membuat sebuah tahapan sehingga impian kita akan tercapai, baik cepat atau lambat. Akan tetapi perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Hanya tindakan yang mampu melakukan perubahan. Oleh karena itu, just do it!

II.IDE

Ide ibarat bahan bakar yang menentukan berjalan atau tidaknya suatu kendaraan. Ide bagai ruh bagi seorang aktivis yang kaya akan pergerakan. Bagi biro dana usaha atau kadang juga departemen ekonomi dari suatu LDK, ide adalah hal yang vital

yang harus terus digali dan didapatkan tanpa mengikuti suatu acuan tertentu semisal program kerja. Terkadang suatu ide untuk peluang usaha, bisa

didapatkan di tengah jalan atau didapat seketika saja ketika sedang melamun. Ide tak memiliki batasan. Ide bisa saja merupakan mimpi. Coz, The biggest inspiration is dream!

LDK = PERUSAHAAN LDK harus kita analogikan layaknya perusahaan, dimana terdapat atasan, bawahan, dan mitra yang harus bisa diajak bekerja sama untuk mencapai tujuan LDK. Oleh karena itu LDK haruslah sangat kondusif dalam kerjanya. Buatlah iklim kerja LDK anda selalu dalam kondisi menyenangkan untuk

FUND RAISING

anda berada di tengah kepengurusan, jangan ragu untuk mengambil suatu terobosan baru demi tercapainya tujuan yang ditetapkan di awal, jika danus di awal tidak begitu terlihat hasilnya, ide bisa didapatkan di mana saja, di jalan, kampus, masjid, koran-koran, majalah, relasi, dosen, kawan sejurusan, tukang-tukang di jalanan, bahkan pada daun-daun yang berjatuhan di tanah.

Cita-cita Menentukan Nilai

Banyak aktivis tidak bisa membedakan cita-cita dan angan-angan. Yang satu dianjurkan, yang lainnya justru harus dihindarkan. Yang satu mendapat pahala, yang lain bisa mendatangkan dosa. Cita-cita adalah sebuah harapan yang dibangun di atas keyakinan yang kuat dan diupayakan pencapaiannya melalui perencanaan yang matang dan kerja keras. Cita-cita adalah motivasi yang tumbuh dalam diri untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi terwujudnya sebuah harapan. Harapan itu tidak lain adalah keyakinan yang ingin dicapai. Dengan demikian modal utama yang harus ada pada orang yang memiliki cita-cita adalah keyakinan. Yakin bahwa yang diharapkan akan tercapai jika diusahakan dengan sungguh-sungguh, sistematis dan terarah.

327

Para aktivis dakwah adalah orang-orang yang memiliki keyakinan yang teguh. Mereka yakin bahwa obyek dakwahnya dapat berubah. Dengan dakwah yang sungguhsungguh, dengan kegigihan mengenalkan Allah dan segenap ajarannya, mereka yakin pada suatu saat

masyarakatnya akan menjadi penyokong dakwah, bahkan akan menjadi rijalud da'wah (aktivis dakwah) itu sendiri. Aktivis dakwah yang keyakinannya lemah dan cita-citanya rendah akan cepat putus asa. Mereka tidak tahan menghadapi cobaan, tekanan, intimidasi, teror, bujuk rayu dan iming-iming yang menggiurkan.

Mereka akan cepat meninggalkan arena perjuangan manakala ada peluang yang lebih

menjanjikan. Mereka mudah tergiur oleh iming-iming dunia yang sekilas menguntungkan. Nilai seseorang itu sesungguhnya ditentukan oleh dirinya sendiri. Jika ia memberi nilai dan bobot yang tinggi, maka nilai dan bobotnya akan semakin tinggi. Sebaliknya, seseorang yang menilai diri sendiri secara rendah, maka rendah dan hinalah dirinya. Pemberiaan nilai dan pembobotan itu tak lepas dari cita-cita. Jika seseorang cita-citanya tinggi, maka terangkatlah derajat dan martabatnya. Sebaliknya, jika rendah cita-citanya, maka rendah dan hinalah dia. Terkait dengan hal di atas, Umar bin Khaththab pernah berkata: "Jangan sekali-kali kamu memperkecil cita-citamu, karena sesungguhynya aku tidak melihat seseorang yang terbelenggu kecuali karena ia tidak memiliki cita-cita."

Menurut Umar, orang yang tidak memiliki cita-cita atau yang cita-citanya rendah akan melakukan pekerjaan-pekerjaan rendahan. Mereka terbelenggu dan dibatasi oleh kerendahan cita-citanya sendiri. Mereka tidak bisa terbang jauh dan membuat lompatan-lompatan ke depan.Mereka rela untuk tetap berada di bawah, menjadi bawahan, staf rendahan, buruh kasar dan budak-budak yang tak memiliki harga diri. Perilakunya rendah, akhlaknya rendah, ilmunya rendah,

wawasannya rendah, motivasinya rendah, dan segala-galanya rendah, karena ia telah membatasi dirinya pada garis rendahan tersebut. Para aktivis harokah harus memiliki cita-cita yang tinggi, setinggi-tingginya. Meskipun demikian, cita-cita itu selain realistis serta harus dibarengi usaha keras dan motivasi yang tinggi. Jika kedua hal itu tidak ada, maka cita-cita itu tidak lebih dari sekadar angan-angan kosong. Di antara para aktivis ternyata banyak yang hanya mengandalkan angan-angan belaka. Mereka ini tidak kalah bahayanya dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki cita-cita atau yang cita-citanya rendah. Tanda-tanda yang paling tampak pada orang yang besar angan-angannya adalah omongannya besar, tapi usahanya kecil. Suka membual, tapi pemalas. Banyak kata, sedikit kerja (NATO: No Action, Talk Only). (Diambil dari Rubrik "Ibrah", majalah

318

Hidayatullah)

Di bawah ini diberikan contoh cara mendapatkan ide hanya dari melihat masalah-masalah yang kerap terjadi di sekitar kita.

FUND RAISING

319

NO Kondisi, Keadaan atau Peristiwa Peluang Usaha LDK

1 Bandung merupakan daerah yang beriklim dingin sehingga jaket merupakan “kebutuhan” penting bagi orang-orang yang tinggal di sini.

Mengoordinir adik-adik mahasiswa baru masuk di kampus kita untuk dibuatkan jaket angkatannya.

2 Daun-daun yang berjatuhan di tanah (sampah jalanan). Orang lain boleh bilang ini sampah, tapi hal ini bisa dimanfaatkan menjadi souvenir cantik. Peralatan yang dibutuhkan sederhana. Tinggal masalah kreativitas saja. 3 Di tahun pertama untuk mahasiswa teknik biasanya selalu ada

mata kuliah kimia, fisika ataupun kalkulus untuk semua jurusan.

Kita buat bundel soal sekaligus pembahasannya. Biasanya mereka butuh untuk referensi belajar supaya ujiannya sukses. Ibarat seperti waktu kita belajar dari soal-soal SPMB tahun-tahun sebelumnya untuk bisa masuk perguruan tinggi pilihan kita.

4 Setiap organisasi di kampus pasti akan membutuhkan

infokus/proyektor untuk melakukan presentasi. Entah itu untuk musyawarah kerja, sidang umum ataupun hanya sekedar acara nonton bersama.

Mengusahakan pembelian infokus, sehingga bisa

mengadakan jasa penyewaan infokus. Jika terlalu mahal, kita bisa cari investor untuk menanamkan modalnya untuk penyediaan infokus.

Keempat contoh di atas merupakan secuil dari seabrek contoh yang bisa dicari dari sekeliling kita. Hanya melihat dari masalah yang kerap terjadi di sekitar kita. Yang diperlukan sekarang adalah tinggal bagaimana kita mampu secara jeli menangkap peluang yang ada dan segera bertindak untuk merebut peluang itu. Selamat bermimpi!!

III. WEWENANG PELAKSANAAN

(PIHAK YANG BERWENANG)

A. Operasional LDK

- Secara operasional LDK , biro dana usaha (danus) adalah yang paling

bertanggungjawab atas berjalannya LDK. Namun, dalam pelaksanaanya, biro tersebut disupervisi kinerjanya oleh Badan Pengurus Harian yang diwakili oleh bendahara. - Namun, tidak menutup kemungkinan adanya

peran biro atau departemen (divisi) lain. Misalnya dalam hal menutupi kebutuhan departemen/divisi, maka bisa jadi

divisi/departemen tersebut punya program yang profit oriented dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan internal.

B. Kepanitiaan dalam LDK

- Dalam hal kepanitiaan LDK, bidang yang paling bertanggungjawab adalah biro atau seksi dana usaha. Bidang ini dituntut untuk serius mengejar target untuk memenuhi kebutuhan operasional pelaksanaan kegiatan kepanitiaan.

- Dibantu oleh BPH yang mensupervisi dan membantu secara aktif.

IV. JENIS PENGGALANGAN DANA

Ada yang perlu LDK sadari bersama sebelum masuk ke dalam jenis penggalangan dana, bahwa semua tujuan di bawah ini adalah tidak hanya untuk menggalang dana. Akan tetapi juga dapat digunakan untuk memupuk jiwa kewirausahaan bagi anggota LDK.

Ada beberapa bentuk pelaksanaannya, di antaranya:

Sebisa mungkin para anggota LDK harus tetap fokus dalam menjalankan kewajiban utamanya di kampus, yakni belajar, jangan sampai usaha mandiri yang dilakukan, seperti membuka toko, lantas menyita waktu anggota LDK untuk bekerja di toko tersebut. LDK bisa mencari solusinya dengan membayar karyawan untuk mengelola toko tersebut. Cobalah bertindak bijak dengan memikirkan segala sesuatunya, dan jangan bertindak gegabah.

FUND RAISING

321

Jenis Deskripsi Contoh Kegiatan Tahapan Kerja

1 Usaha mandiri Usaha mandiri haruslah usaha yang senantiasa bersifat kontinu, kreatif dan memberikan penghasilan yang sifatnya tetap bagi pemasukan LDK. Usaha mandiri ini merupakan pemasok keuangan utama bagi LDK. Usaha mandiri ini bisa berjangka panjang, atau bahkan hanya dalam rentang waktu yang pendek.

Membuka kios penjualan majalah, buku, usaha privat atau

bimbingan belajar, jasa fotokopi dan marchendise kreatif, kartu nama, kaos, kalender LDK, LDK memory album, membuat jaket angkatan, membuat Jaket LDK, membuat kartu nama, dll.

1. Pengumpulan informasi (dengan

melihat peluang dan lain sebagainya). Curah Ide (Brainstorming).

2. Realisasi dengan membuat business plan.

3. Mencari modal, baik lewat investor maupun sponsorship. 4. Memulai usaha dengan professional dan amanah.

5. Membuat evaluasi dan laporan pertanggungjawaban yang rutin secara periodi (khususnya laporan keuangan-bulanan).

FUND RAISING DAN MEMBANGUN JARINGAN

Dalam dokumen Sistem Dan Mekanisme Keuangan (Halaman 26-33)

Dokumen terkait