• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TATANIAGA KELAPA KOPYOR

6.3. Fungsi-Fungsi Pemasaran pada Setiap LembagaTataniaga

Dalam tataniaga terdapat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen, termasuk juga kegiatan yang menghasilkan perubahan bentuk dari barang, yang dit ujukan untuk mempermudah penyaluran dan memberikan kepuasan kepada konsumen. kegiatan-kegiatan tersebut disebut dengan fungsi- fungsi pemasaran. Fungsi- fungsi pemasaran dikelompokkan dalam fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Setiap lembaga tataniaga komoditi kelapa kopyor ini melakukan fungsi-fungsi yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 10. Fungsi-Fungsi Pemasaran yang Dilaksanakan oleh Lembaga-lembaga Pemasaran Kelapa Kopyor di Kecamatan Dukuhseti Fungsi Tataniaga Lembaga Tatania ga

Petani PP I PP II PB PP Penjualan v v v v v Pembelian - v v v v Pembiayaan * * v v * Transportasi * v v v - Pengemasan * * * v * Penyimpanan * - v v * Informasi Pasar * v v v v

Sortasi dan Grading * v * * v

Keterangan: - : kegiatan tidak dilakukan

* : kegiatan kadang-kadang dilakukan v : kegiatan dilakukan

6.3.1. Petani

Petani responden melakukan penjualan langsung ke pedagang pengumpul I dan pengumpul II. Petani yang menjual ke pengumpul I adalah 19 orang atau sebanyak 63,33 persen petani dari jumlah total petani responden melakukan fungsi penjualan saja. Setiap bulan petani memiliki rata-rata volume penjualan sebesar 13 butir per satu kali panen dengan harga rata-rata Rp 3.948 per butir. Pedagang pentotok langsung mendatangi kebun atau rumah petani untuk membelinya langsung secara tunai. Sebagian petani lainnya membawa sendiri hasil panennya untuk dijual di pasar lokal, seperti Pasar Ngagel dan Pasar Tayu yang terletak di pusat Kawedanan Tayu.

Dari 30 petani responden yang melakukan fungsi penjualan ke pengumpul II sebanyak 11 orang atau 36,67 persen dari total responden petani. Dengan menjual langsung hasil panennya ke Pasar Ngagel dan Pasar Tayu, secara otomatis petani ini telah melakukan fungsi penyimpanan, pembersihan, sortasi/grading, pengemasan, pengangkutan, dan informasi pasar. Petani responden yang melakukan pemanenan sendiri umumnya mengeluarkan biaya. Biaya yang dikeluarkan tergantung banyak sedikitnya buah kelapa kopyor yang berhasil dipetik oleh tukang panjat. Dalam sebulan jumlah rata-rata penjuala n setiap petani ke pedagang pengumpul II sekitar 19 butir per satu kali panen dengan harga rata-rata sebesar Rp 5.996 per butir.

Pada petani responden yang menjual secara langsung kepada pedagang pentotok, dalam proses penjualannya petani menawarkan harga yang diperoleh dari pasar. Harga yang terjadi adalah hasil tawar- menawar dengan pedagang pentotok. Tetapi biasanya pedagang pentotok lebih dominan dalam proses tawar-menawar tersebut, sehingga harga yang terjadi dapat lebih murah. Akan tetapi, pedagang pentotok sendiri tidak mempunyai maksud menipu petani karena sudah ada hubungan saling percaya diantara mereka dan bersifat langganan. Pedagang pentotok datang ke kebun petani responden melakukan pemanenan sendiri dengan memanjat satu persatu pohon kelapa yang dimiliki petani yang telah diketahui memiliki sifat kopyor. Dengan demikian petani tidak mengeluarkan biaya apapun

53

dalam kegiatan panen. Pedagang pentotok setiap bulan mendatangi kebun petani untuk melakukan pemanenan sendiri.

6.3.2. Pedagang Pengumpul I

Pedagang pengumpul I di tingkat desa melakukan fungsi pembelian dan penjualan. Pedagang pentotok langsung mendatangi petani yang biasa melakukan penjualan kopyor kepadanya. Petani dan pedagang pentotok ini langsung menuju kebun untuk melakukan pemanenan. Keduanya secara bersama-sama melakukan fungsi pembersihan dan pemisahan ukuran kelapa kopyor. Penentuan harga yang ada dalam pembelian kopyor ini melalui proses tawar- menawar berdasarkan informasi harga pasar yang mereka ketahui sebelumnya.

Selanjutnya pengumpul I atau pedagang pentotok melakukan penjualan kelapa kopyor kepada pengumpul II melalui proses tawar- menawar. Pedagang pentotok ini memberitahukan patokan harga beli petani ke pedagang pengumpul II, tetapi pada prakteknya seringkali pedagang pengumpul II lebih dominan menentukan harga beli. Jadi secara tidak langsung pedagang pengumpul II sudah menguasai informasi harga yang berlaku.

Pedagang pentotok tidak melakukan fungsi penyimpanan karena setiap hari setelah melakukan pemanenan di kebun petani, pedagang ini langsung menjual kopyor ke pedagang pengumpul II. Penjualannya dapat berlangsung dari pukul 10.00 sampai 18.00 WIB. Umumnya modal yang dibutuhkan rata-rata perhari Rp 100.000 sampai Rp 300.000 untuk mendapatkan rata-rata sekitar 20 sampai 30 butir kelapa kopyor yang siap disetorkan ke tingkat pedagang selanjutnya.

6.3.3. Pedagang Pengumpul II

Padagang pengumpul II ditingkat kecamatan ini biasanya melakukan pembelian dari pedagang pentotok langganan yang setiap hari akan menyetorkan dagangannya. Pedagang ini tidak mengeluarkan biaya dalam memperoleh dagangannya, karena ongkos transportasi ditanggung pedagang pentotok demikian juga biaya bongkar muat. Harga yang terjadi ditentukan oleh pedagang pengumpul berdasarkan harga setoran ke pedagang grosir dan harga pasar. Pedagang pengumpul II melakukan fungsi pembiayaan berupa penyediaan modal

yang diberikan kepada pedagang pentotok untuk melakukan pembelian kepada petani.

Pedagang pengumpul II juga menerima pasokan dari petani yang bersedia menjual langsung kepadanya. Pedagang pengumpul II memiliki skala usaha sedang, jadi mereka melakukan fungsi penyimpanan, jika produknya belum bisa disetorkan ke pedagang besar. Kegiatan lain yang dilakukan oleh pedagang pengumpul II adalah pengemasan dengan menggunakan karung. Kelapa kopyor yang sudah siap dijual, dikemas dalam karung, satu karung berisi sekitar 15 butir sampai 25 butir, dengan volume penjualan setiap hari rata-rata tiga karung. Kegiatan penjualan biasanya dilakukan keesokan harinya. Biaya pengangkutan juga ditanggung oleh pedagang ini, serta penanggungan resiko berupa kerusakan produk selama perjalanan menuju ketempat pedagang besar.

6.3.4. Pedagang Besar

Pedagang besar ini bertempat di pusat pasar Kawedanan Tayu dan Pasar Ngagel. Pedagang besar yang menjadi responden ini berjumlah tiga orang, dimana dua diantaranya merangkap sebagai pedagang pengecer, selain menjadi pemasok untuk pengecer yang berada diluar kota, seperti Kudus, Semarang dan Surabaya. Pedagang besar mendapat pasokan dari beberapa pedagang pengumpul ditingkat desa maupun kecamatan, dengan jumlah rata-rata 220 butir per hari atau 11 karung per hari. Jumlah pasokan ini masih dapat bertambah ataupun bahkan berkurang setiap harinya karena pedagang besar bergantung pasokan pedagang sebelumnya.

Pedagang besar ini melakukan fungsi- fungsi pemasaran, mulai dari fungsi pembelian, penjualan, penyimpanan, transportasi, pembiayaan, grading, sortasi, pengemasan, penanggungan resiko, dan fungsi informasi. Adanya kesepakatan harga antara pedagang pengumpul II dan pedagang besar menunjukkan fungsi pembelian yang dilakukan oleh pedagang besar. Fungsi penjualan dilakukan ketika pedagang pengecer meminta pengiriman melalui telepon dan sebagian pedagang pengecer lainnya datang ke tempat pedagang besar. Dalam proses menunggu pesanan dari pedagang pengecer, setiap harinya dua dari tiga pedagang besar ini juga melayani pembelian kepada konsumen.

55

Fungsi penyimpanan yang dilakukan jika kelapa kopyor tidak habis terjual pada hari yang sama. Kelapa kopyor yang belum laku terjual diletakkan dirumah mereka. Selama dilakukan kegiatan penyimpanan, pedagang besar menghadapi resiko penyusutan dan kerusakan akibat terbentur, terlalu lama disimpan, ataupun pecah didalamnya (fungsi penanggungan resiko).

Kegiatan penyortiran dilakukan juga untuk mengklasifikasikan ukuran (fungsi grading) dan pemisahan akibat kerusakan. Aktivitas diatas erat kaitannya dengan fungsi pembiayaan, hal ini dapat ditunjukkan melalui upah tenaga untuk bongkar- muat, penyortiran, serta pemberian uang muka kepada pedagang pengumpul II dan pedagang pentotok. Pedagang besar melakukan fungsi informasi dengan mengamati perkembangan harga yang terjadi untuk menentukan harga jual dan harga beli, dimana harga erat kaitannya dengan ketersediaan barang (pasokan) dan permintaan konsumen.

6.3.5. Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer di kawasan Kota Pati adalah pedagang terakhir yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir. Pedagang pengecer ini membeli kelapa kopyor dari pedagang besar dalam jumlah tertentu sesuai dengan tingkat harga yang terjadi dan permintaan konsumen. Jumlah komoditi yang dibeli berkisar antara 25 butir (satu karung) sampai 50 butir per pesanan. Jarak antara pesanan hari tertentu dengan hari berikutnya maksimal tujuh hari setelah barang dikirim. Pedagang pengecer responden melakukan fungsi- fungsi pemasaran, diantaranya fungsi pembelian, penjualan, grading, penyimpanan, penanggungan resiko dan fungsi informasi.

Fungsi pembelian terjadi pada saat pedagang pengecer melakukan transaksi pembelian kelapa kopyor dengan pedagang besar. Begitu juga fungsi penjualan yang dilakukan antara pedagang pengecer dengan konsumen akhir. Dalam aktivitas pembelian dan penjualan ini melibatkan fungsi pembiayaan yaitu untuk bongkar- muat, fungsi penyimpanan yang dilakukan hingga kelapa kopyor habis terjual. Selama proses tersebut pedagang pengecer menghadapi resiko penyusutan dan kerusakan. Fungsi informasi dilakukan untuk menentukan harga

pembelian dari pedagang besar. Walaupun seringkali penentuan harga ditentukan pedagang besar, tetapi masih terjadi proses tawar- menawar.

Dokumen terkait