• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.7 Hubungan Antara Kala dan Aspek

2.8.1 Fungsi dan Kedudukan Morfem 「~た」

Menurut Machida (1989:70), di dalam bahasa Jepang, kelampauan ditunjuk melalui 2 bentuk morfem yaitu morfem 「~た」dan morfem rangkap 「~ていた」. Fungsi dan kedudukan morfem 「~た」menurut Machida (1989:71-81) adalah sebagai berikut:

1. Apabila predikat kalimat adalah kata benda bentuk 「名詞+ダ」dan kata sifat, maka untuk menunjukkan kelampauannya digunakan morfem 「~た」.

Contoh:

花子は美しかった。(Hanako sangat cantik.)

Untuk memperjelas ‘waktu’ terjadinya kejadian tersebut dapat digunakan keterangan adverbia waktu seperti dalam contoh di bawah ini.

Contoh:

花子は若い頃美しかった。(Waktu muda Hanako sangat cantik.)

Dalam kalimat di atas keterangan adverbia waktu yang digunakan adalah 若い頃 yang berarti ‘waktu masih muda’ semakin memperjelas bahwa ketika masih muda Hanako cantik.

2. Morfem 「 ~ た 」 digunakan untuk melampaukan kata kerja 「 当 た る 」 ,yang menyatakan hubungan langsung antara frase kata benda yang menjadi subjek dan kata kerja yang menjadi predikat.

Contoh:

昨年は文化の日が日曜日に当たった。

(Tahun lalu, hari kebudayaan jatuh pada hari minggu.)

predikat yaitu「当たった」. Hubungannya terlihat dari makna kalimatnya yaitu, tahun lalu hari kebudayaan jatuh pada hari minggu.

3. Morfem 「~た」digunakan pada pola 「可能形」atau kalimat yang menunjukkan adanya sebuah “kemampuan” di masa lampau.

Contoh:

太郎は泳げた。(Tarou dapat berenang.)

Dari contoh kalimat di atas dapat dilihat bahwa Tarou mempunyai kemampuan untuk berenang di masa lampau. Situasi yang menjadi topik utama di sini adalah bahwa Tarou ‘dapat’ berenang.

4. Morfem 「~た」digunakan untuk kalimat yang menunjukkan suatu perubahan situasi yang mempengaruhi subjeknya.

Contoh:

花子は大勢の人と友達になることができた。

(Hanako dapat menjadi teman orang hebat.)

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa Hanako yang tadinya tidak bisa berteman sudah menunjukkan perubahan dalam keberanian untuk berteman dengan banyak orang. Hal ini diakibatkan oleh adanya kata 「ことができる」. Untuk menunjukkan perubahan situasi yang berhubungan dengan subjek, dapat juga digunakan kata-kata sebagai berikut sebagai pendukung, yaitu: 「やっと」dan「とうとう」.

Contoh:

1ヶ月コーチについて、太郎はやっと泳げた。

(Setelah dilatih selama 1 bulan oleh pelatih, akhirnya Tarou dapat berenang.)

5. Morfem 「 ~ た 」 digunakan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir pada si penutur, mengenai satu kondisi.

Contoh:

私は花子が美しいと思った。(Saya rasa Hanako sangat cantik.)

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa ‘saya’ dalam kalimat merasa kalau Hanako itu cantik bukan di masa lampau, tapi kalimat tersebut menunjukkan bahwa ‘saya’ yang tadinya tidak menyangka kalau Hanako itu cantik, ketika bertemu dan melihat Hanako ‘baru’ mengetahui atau merasa bahwa Hanako itu cantik.

6. Morfem「~た」digunakan pada kata kerja kontinuatif untuk menunjukkan suatu keselesaian (完結相) yang bermakna, situasi atau kondisi yang sedang berlangsung telah selesai.

Contoh kata kerja kontinuatif menurut Kindaichi (1989:9-11) adalah:

- Kegiatan yang dilakukan oleh manusia yaitu: 「読む」、「書く」、「泣く」、「歌 う」、「見る」、「聞く」、「食う」, dan lain-lain.

- Yang menyatakan fenomena alam yaitu: 「散る」、「降る」「揺れる」、「燃える」, dan lain-lain.

Contoh:

a. 太郎は走った。(Tarou berlari)

Bentuk positif ‘present tense’ dari kalimat (a) adalah 「太郎が走る」. Kata「走 る」di sini menunjukkan kondisi yang tidak ada limit atau dalam bahasa jepangnya disebut sebagai higenkaiteki (非限界的). Jadi maknanya adalah Tarou terus berlari, dan apabila bentuk tersebut dirubah menjadi bentuk lampau menjadi「太郎は走った」 , maka dalam kalimat ini diterangkan bahwa kondisi ‘berlari’ yang dilakukan Tarou akhirnya selesai.

7. Morfem 「~た」dapat berfungsi sebagai titik awal mulainya sesuatu atau dalam bahasa Jepang disebut sebagai kaishiten (開始点).

Contoh:

ゴトンと汽車が動いた。(Gruduk, kereta itu mulai bergerak.)

Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwa setelah bunyi gruduk, kereta itu mulai bergerak. Tanpa menggunakan kata hajimeru yang berarti ‘mulai’ dapat diketahui dengan adanya pola penggunaan morfem 「~た」kita ketahui bahwa kereta tersebut mulai bergerak. Beberapa kata penanda yang digunakan yaitu: 「と」 yang artinya ‘syarat’ dan 「すぐに」yang artinya adalah ‘langsung’.

8. Morfem 「~た」berfungsi untuk menunjukkan suatu kebiasaan atau shuukan.

太郎は毎朝神宮外苑をはしった。(Setiap pagi Tarou berlari di taman kuil.)

花子はよく町で太郎を見かけた。(Hanako sering melihat Tarou di jalan kota.)

Perlu diperhatikan di sini bahwa, untuk menunjukkan suatu kebiasaan dengan memakai morfem 「 ~ た 」 , harus disertai dengan adverbia yang menunjukkan keterangan seperti 「毎朝」、「毎日」、「よく」, dll. Jika tanpa ada keterangan seperti 「毎朝」、「毎日」、「よく」, dll maka kalimat tersebut akan menunjukkan bahwa kejadian itu hanya terjadi satu kali di masa lampau.

Contoh:

太郎は神宮外苑をはしった。(Tadi Tarou berlari di taman kuil.)

花子は町で太郎を見かけた。(Tadi Hanako melihat Tarou di jalan kota.)

9. Morfem 「~た」pada kata kerja sesaat berfungsi untuk menunjukkan suatu kejadian yang terjadi hanya sesaat atau 瞬間的 di titik kejadian tersebut berlangsung.

Contoh kata kerja sesaat menurut Kindaichi (1989:9-11) adalah: 「死ぬ」、「点く」、 「消える」、「触る」、「覚める」、「止まる」、「忘れる」「失う」, dan lain-lain.

Contohnya:

花子の母親が死んだ。(Ibu Hanako sudah meninggal.)

Penggunaan morfem Morfem 「~た」pada kalimat di atas menunjukkan bahwa kejadian sesaat yaitu peristiwa meninggalnya ibu Hanako selesai saat itu juga. Penutur

dalam kalimat di atas mengalami sendiri dengan ikut melihat kejadian sesaat saat ibu Hanako menghembuskan nafas terakhir.

Untuk memperjelas waktunya, dapat ditambahkan keterangan waktu sebagai pelengkapnya.

Contoh:

昨日の朝9時に花子の母親は死んだ。

(Ibu Hanako sudah meninggal jam 9 pagi kemarin.)

2.8.2 Fungsi dan Kedudukan Morfem 「~ていた」

Fungsi dan kedudukan morfem rangkap「~ていた」menurut Machida (1989:71-79) adalah sebagai berikut:

1. Morfem rangkap「~ていた」digunakan untuk menerangkan hubungan antara frase kata benda yang menjadi subjek dan kata kerja yang menjadi predikat yang jumlahnya sangat terbatas yaitu pada kata 「異なる」dan 「適する」

Contoh:

太郎の性格と次郎の性格は異なっている。

(Sifat Tarou dan Jirou sangat berbeda.)

いる」. Hubungan langsung diantara frase kata benda dan kata kerja yang menjadi predikatnya adalah bahwa kepribadian Tarou dan JirouÆberbeda.

2. Untuk menunjukkan suatu keyakinan atau pikiran 「思考・信念」 di masa lampau.

Contoh:

私は花子が美しいと思っていた。(Dulu saya pikir Hanako itu sangat cantik.)

Hal ini berbeda dengan fungsi penggunaan morfem 「 ~ た 」 yang juga untuk menyatakan suatu keyakinan atau pikiran 「思考・信念」. Fungsi morfem 「~た」pada kalimat hanya akan menunjukkan perubahan cara berpikir, maka dalam fungsi morfem 「 ~ て い た 」 kalimat akan menunjukkan kelampauan dari keyakinan atau pikiran seseorang. Jadi ‘saya’ dalam kalimat tersebut berpikir kalau Hanako itu cantik di masa lampau.

3. Morfem rangkap 「 ~ て い た 」 pada kata kerja kontinuatif berfungsi untuk menunjukkan ketidak selesaian (非完結相) yang bermakna, situasi atau kondisi yang sedang berlangsung tidak diketahui kapan berakhirnya.

Contoh:

太郎は走っていた。(Tarou berlari pada pukul tiga lewat satu menit.)

Dalam kalimat di atas dapat dilihat bahwa Tarou tadi sedang berlari dan belum diketahui kapan Tarou akan berhenti berlari.

4. Morfem rangkap 「~ていた」pada kata kerja sesaat berfungsi untuk menunjukkan kejadian yang terjadi hanya sesaat atau 瞬間的 di masa lampau dan hasilnya masih dapat dilihat sampai sekarang.

Contoh:

空は曇っていた。(Langit dalam keadaan mendung)

Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwa penutur tidak melihat kejadian langsung saat langit mulai mendung, yang dialami oleh penutur hanyalah ketika ia melihat ke atas, langit dalam keadaan sudah mendung. Dalam hal ini fungsi morfem rangkap 「~てい た」adalah untuk menunjukkan masih tersisanya hasil peristiwa di masa lampau yaitu, sampai sekarangpun masih dapat dilihat bahwa langit masih dalam keadaan mendung.

Dokumen terkait