• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi kepolisian atas berubahnya status dari Polwiltabes Makassar Menjadi Polrestabes Makassar

Kepolisian sebagai suatu alat Negara yang diberikan amanah oleh Negara yang telah diatur dalam Undang-undang, untuk mengatur dan menindak lanjuti suatu permasalahan yang terjadi didalam Negara, terkhusus kepada tindak pidana kejahatan (kriminal) yang marak terjadi di Negara serta dilingkungan masyarakat pada khususnya.

Secara umum kualitas pendidikan anggota polri sudah cukup baik, persyaratan pendidikan minimal SLTA telah terpenuhi dan secara alamiah level tamtama akan terhapus di lembaga kepolisian dalam beberapa tahun ke depan. Namun demikian pemahaman terhadap hukum, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan hak asasi manusia perlu di tingkatkan. Langkah ini diperlukan

untuk menekan angka penyimpangandan pelanggaran profesi yang mengarah pada penistaan HAM.

Peranan Polrestabes pada masyarakat kota Makassar adalah mitra yang saling membutuhkan, kita sepakat bahwa polisi atau petugas kepolisian di Kota Makassar ini mempunyai fungsi dalam struktur kehidupan masyarakat sebagai pengayom masyarakat, penegak hukum, yaitu “mempunyai tanggung jawab khusus untuk memelihara ketertiban masyarakat dan menangani kejahatan, baik dalam bentuk tindakan terhadap pelaku kejahatan maupun dalam bentuk upaya pencegahan kejahatan agar para anggota masyarakat kota Makassar dapat hidup dan bekerja dalam keadaan aman dan tenteram.” Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan polisi adalah berkenaan dengan masalah-masalah sosial, yaitu berkenaan dengan sesuatu gejala yang ada dalam kehidupan sosial dan sesuatu masyarakat yang dirasakan sebagai beban atau gangguan yang merugikan para anggota masyarakat tersebut.

Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat setempat yaitu tempat dimana gejala¬-gejala sosial tersebut terwujud, maupun masyarakat luas dimana masyarakat tersebut menjadi bagiannya, baik masyarakat lokal maupun masyarakat nasional. Pengertian masyarakat juga mencakup pengertian administrasi pemerintahannya atau tokoh-tokoh masyarakatnya yang dianggap mewakili kepentingan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Ringkasnya, peranan polisi dalam menegakkan hukum dan melindungi masyarakat dan berbagai gangguan rasa tidak aman dan kejahatan adalah kenyataan yang tidak

dapat dipungkiri. Baik melindungi warga masyarakat maupun melindungi berbagai lembaga dan pranata sosial, kebudayaan dan ekonomi yang produktif.

Kejahatan yang terjadi dalam masyarakat biasanya dilakukan oleh sebagian masyarakat itu sendiri, biasanya masyarakat melakukan hal itu karena adanya desakan ekonomi, faktor lingkungan, dan rendahnya pendidikan, sehingga menimbulkan niat untuk melakukan suatu tindak kejahatan.

Sesuai dengan fungsi kepolisian yang dimuat dalam Undang-undang kepolisian Nomor 2 tahun 2002 yaitu memelihara keamanan, ketertiban dan menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, 18slogan polisi tersebut tampaknya belum dirasakan secara efektif oleh warga masyarakat, hal ini jelas terbukti dengan meningkatnya aksi-aksi kriminal serta maraknya terjadi modus operandi dan teknik kejahatan semakin canggih, seiring kemajuan dan perkembangan zaman sekarang ini.

Faktor Penyebab terjadinya perubahan dari polwiltabes ke Polrestabes Makassar:

1. Perkembangan Kota Makassar

Rasio Polisi adalah jumlah polisi dibandingkan dengan jumlah penduduk, rasio polisi yang ideal adalah 1:400. Besar kecilnya rasio polisi menentukan efektifitas pelayanan kepolisian kepada masyarakat. Logikanya semakin kecil Rasio Polisi semakin efektif pelayanan kepolisian kepada masyarakat. Sebaliknya

18

Sahrul Parawie, Makalah tugas dan wewenang pokok kepolisian,

https://sahrulparawie.wordpress.com/2016/05/15/makalah-tugas-pokok-dan-wewenang-kepolisian/, diakses pada tanggal 10 desember 20116 pukul 16:25.

semakin besar rasio polisi akan menyebabkan pengaduan masyarakat tidak tertangani dengan baik, penyidik berlarut-larut, intensitas polri rendah atau kehadiran polisi di tempat kejadian perkara tidak tepat waktu. Rasio kepolisian tidak dapat dijadikan ukuran keberhasilan dalam menekan kriminalitas. Hal ini berarti bahwa semakin besar jumlah personil polisi tidak selalu menekan angka kejahatan, karena pada dasarnya tindak kejahatan dapat terjadi karena adanya kemauan, dan kesempatan yang di dukung oleh adanya kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat.

Kasus-Kasus kejahatan konvensional, seperti pencurian, penipuan, penjambretan, perampasan dan pemerkosaan sampai dengan pembunuhan yang dianggap sebagai pekerjaan rutin dan bersifat lokal kurang memiliki nilai politis sehingga keberhasilannya, kurang terapresiasi. Menilik dari kondisi diatas ke depan diperlukan updating kebijakan dan regulasi secara terus menerus untuk meningkatkan profesionalisme polri. Menurunkan rasio polisi masih tetap diperlukan , minimal pencapaian kondisi ideal yang ditetapkan PBB dan untuk mengatasi kesenjangan cakupan pelayanan kepolisian kepada masyrakat harus lebih baik. Indikatornya adalah masyarakat merasa nyaman berhubungan dengan polisi, polisi ada ketika masyarakat membutuhkan serta masyarakat merasa nyaman dan aman beraktifitas.

2. Penanganan dalam Satu Komando (Top Leader)

Semenjak dipisahkan Polri dari TNI pada tahun 2000 Rasio polisi Indonesia semakin membaik, mengecil, Jika pada akhir program pembangunan nasional(Proponas) 2000-2004 Rasio Polisi Mencapai 1: 750, maka sampai dengan akhir tahun 2008 polisi rasio telah mecapai 1: 578.

Setelah saya melakukan penelitian dengan cara mewawancarai beberapa anggota kepolisian di Polrestabes Kota Makassar diantaranya atas nama AKBP Bambang bahwa sekaitan dengan pertanyaan saya tentang fungsi kepolisian setelah berubahnya status dari Polwiltabes Makassar menjadi Polrestabes Makassar menjawab bahwa yang berbeda adalah adanya penggabungan antara dua kepolisian resort kota wilayah yaitu kepolisian resort kota Makassar timur atau yang biasa disebut Polresta Makassar Timur dan Kepolisian resort Kota Makassar barat atau biasa disebut Polresta Makassar barat. Kedua Polresta tersebut saat ini digabung atau disatukan menjadi Polrestabes Makassar.

Dan saya juga mewawancarai anggota lain yaitu AKP Arifin yang mengatakan bahwa berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2009 tentang perubahan secara menyeluruh dari status Polwil menjadi Polresta dan termasuk Polwiltabes Makassar yang berubah menjadi Polrestabes Makassar. Berdasarkan keputusan Kapolri tersebut maka sejak tanggal 31 desember 2009 telah resmi berubah menjadi Kepolisian Resor Kota Besar Makassar.

Data Rasio Peningkatan Personil Kepolisian dengan masyarakat.

Tahun Rasio Peningkatan Jumlah Personil Kepolisian

2000-2004 1: 700

2004-2008 1: 550

2008-2012 1: 380

2012-2014 1: 200

2014-2017 1: 100

Data sumber polrestabes makassar .

Dari data kepolisian Pada tahun 1995 sampai 2000 rasio polisi dan masyarakat adalah 1:1000 sedangkan pada tahun 2000-2005 rasio tersebut membaik sebanyak 1; 700. Hingga tahun 2004 terdapat 27 ribu personil kepolisian sedangkan tahun sebelumnya hanya 11 ribu personil saja, selain menambah jumlah personil kepolisian masa pensiun petugas kepolisian pun diperpanjang yakni hingga maksimal 58 tahun, dari semula 55 tahun, sebagai perbandingan, di jepang rasio jumlah penduduk dan polisi adalah 1:520 dengan tingkat kejahatan rata-rata 2 juta kasus setiap tahun. Kebanyakan dari kasus tersebut adalah pencurian dan perampokan.19. Dengan berada dalam satu Komando maka dapat mempercepat penanganan kinerja kepolisian untuk melayani masyarakat.

Adapun alasan berubahnya Polwiltabes menjadi Polrestabes adalah untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas polisi dari segi operasional. Terkhusus pada kota Makassar agar efektifnya operasional pelaksanaan penegakan hukum di Kota

19

Ambudi, Frans, (2 Mei 2004), Rasio kepolisian kota makassar, detik com, diakses tanggal 10 desember 2016.

Makassar maka digabunglah Polres Makassar timur dan Makassar Barat dengan maksud sebagai penanganan terpusat penegakan hukum di Kota Makassar tepatnya di Polrestabes Makassar.

Untuk keamanan dan ketertiban masyarakat penting artinya penegak hukum, baik dalam rangka ketertiban hubungan masyarakat juga ketertiban dari para pelanggar hukum termasuk aksi kejahatan. Tanpa adanya perlindungan hukum bagi masyarakat akan berakibat masyarakat dalam hubungan antara sesama anggota masyarakat dalam arti yang luas dan mengganggu ketertiban negara. Kejahatan yang timbul tanpa adanya pengamanan dari penegak hukum selain akan membuat resah masyarakat juga akan membuat resah warga negara asing yang berkunjung hadir untuk tujuan wisata.

Termasuk juga sejak berubahnya Polwiltabes menjadi Polrestabes aparat kepolisian sangat efektif dalam menjalankan Pasal 15 ayat (1) dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa:

a. Menerima laporan dan/atau pengaduan

b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum

c. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

d. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa

e. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian

f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan.

g. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian

h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang i. Mencari keterangan dan barang bukti

j. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional

Dokumen terkait