• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : EKSISTENSI AIR TRAFFIC CONTROL DALAM

B. Fungsi dan Peranan Petugas Pengawas Lalu Lintas Udara Air

Sistem Pengawas Lalu Lintas Udara adalah terjemahan dari Air Traffic Controller System, dimana fungsinya bukan hanya melakukan pengawasan saja tetapi juga memberikan panduan dalam lalu lintas udara.Sebagai suatu sistem pengawas lalu lintas udara terdiri dari beberapa sub sistem dan merupakan suatu rangkaian kerja yang tidak dapat

diakses tanggal 7 Februari 2016

dipisahkan antara sub sistem yang satu dengan yang lainnya.Adapun keseluruhan rangkaian kerja mencakup beberapa aspek, yaitu:

1. Pesawat Udara dengan penerbangnya yang didalam transportasi udara berfungsisebagai alat pengangkut dan penerbangnya sebagai penanggung jawab atas pesawat udara dan angkutannya dari tempat pemberangkatan ke tempat tujuan.

2. Navigasi sebagai alat perlengkapan penunjuk yang berfungsi membantu parapenerbang untuk mengarahkan pesawat udaranya dalam jalur-jalur penerbang yang ditentukan oleh unit Pengawas Lalu Lintas Udara. 3. Lalu Lintas Udara, yaitu unit yang bertanggung jawab atas keseluruhan

keselamatan dan kelancaran lalu lintas udara didalam airspace (ruang udara) yang menjadi wewenang yuridiksinya.66

Adapun unit pengawas lalu lintas udara terdiri dari tiga sub unit, yaitu:

1. Area Control Centre (ACC), yang memberikan area control service

2. Approach control Office (APP), yang memberikan approach control service

3. Aerodome Control Tower (ADC), yang memberikan aerodome control service.67

Penjelasan tentang masing-masing sub unit pengawas lalu lintas udara diatas akan diuraikan lebih lanjut yaitu suatu penerbangan baru terjadi apabila terdapat rangkaian kerja antara ketiga unsur penerbangan yang sebelumnya diuraikan, dengan kata lain, sistem pengaturan, pengawasan dan pemanduan lalu lintas udara dapat berjalan dengan lancarr dan aman apabila pihak-pihak yang terkait mengikuti aturan permainan yang telah ditentukan secara benar.Unit pengawas lalu lintas udara merupakan suatu kelompok yang secara terpadu menjalankan fungsi pengaturan dan pemanduan lalu lintas

66

Muhammmad Dhio Darus & Kasyful Mahalli, Op.Cit, hal 47 67

Wawancaradengan Suharsono Jabatan a.n General Manager PTS ATS Operation Manager (Tanggal 10 Februari 2016)

udara dan selalu mengadakan koordinasi antara sub unit pengaturan dan pemanduan lalu lintas udara maupun dengan kelompok kerja lainya yang mempunyai kepentingan dengan suatu penerbangan sehingga merupakan suatu tim kerja yang menyatu.

Pengawas lalu lintas udara disamping memberikan panduan serta pengawasan dalam lalu lintas udara, masih mempunyai fungsi yang bersifat fakultatif, yakni juga memberikan informasi bagi penerbang. Himbauan (suggestion) serta memberikanalerting service, yaitu membantu Badan Search And Rescue Nasional (BASARNAS)dalam melakukan SAR tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penerbang.

Pengawas Lalu Lintas Udara sebagai terjemahan dari Air Traffic Controller System. Ini dilakukan berhubung dalam kenyataannya masih dapat dibagi-bagi lebih terperinci karena adanya jenjang (grade) atas senioritas pada masing-masing sub unit, misalnya Junior Air Traffic Controller (JATC), Senior Air Traffic Controller (SATC) ataupun Radar Controller.

Untuk menjadi seorang petugas pengawas lalu lintas udara diperlukan sedikitnya empat setengah tahun dan tergantung pula pada kemampuan masing-masing individu dalam suatu pendidikan tertentu.Unit Pengawas Lalu Lintas Udara mempunyai fungsi utama untuk menjaga kelancaran dan keselamatan penerbangan. Secara menyeluruh fungsi unit pengawasan lalu lintas udara adalah sebagai berikut :

1. Prevent Collision Between Aircraft

Dengan adanya pengawas lalu lintas udara diharapkan dapat mencegah tabrakan di antara pesawat udara.

2. Prevent Collision Between Aircraft on The Manoevering Area and Obstruction on That Area

Mencegah terjadinya tabrakan antara pesawat udara didarat atau didaerah pergerakan pesawat udara, juga mencegah tabrakan pesawat udara dengan bangunan-bangunan didarat.

3. Expedite and Maintain or Orderly Flow of Air Traffic

Mempertahankan kelancaran dan keteraturan lalu lintas udara. Setiap pengawas lalu lintas udara mempunyai tehnik yang berbeda satu sama lain dalammempertahankan kelancaran lalu lintas udara. Seorang pengawas lalu lintas udara dituntut untuk memiliki pola berfikir yang cepat. Hal ini dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan yang cermat dan tepat.

Semua hal diatas tidak ada artinya jika unsur keselamatan diabaikan.Kecepatan dan ketepatan diatas harus dikombinasikan dengan kecermatan guna memperolehkeputusan yang tepat tersebut.

4. Provide Advice and Information Useful For The Safe an Efficient Conduct of Flight

Diwajibkan juga untuk memberikan saran dan informasi yang berguna bagi keamanan dan efisiensi penerbangan.Apabila seorang pengawas lalu lintas udara tidak memberikan atau lalaimemberikan atau

telah memberikan akan tetapi terdapat kesalahan, maka bila dengankejadian diatas tersebut menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat udara, jelasPengawas Lalu Lintas Udara yang bertugas dapat dipersalahkan.68

a. Air Traffic Control (ATC) dalam memberikan informasi daninstruksi

(clearance) kepada pesawat.Dalam hal ini kepada pilot/penerbang dan awak pesawat dalamarti pesawat tersebut sebelum melakukan penerbangan dan masihberada di bandar udara harus sudah memperoleh Peranan Air Traffic Control (ATC) yang paling penting adalah dalamhal pemberian pelayanan navigasi, tetapi di samping itu Air Traffic Control(ATC) juga mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya, baik di udaramaupun di darat yaitu:

1.Air Traffic Control (ATC) Di Darat

Dalammemberikan pelayanan, Air Trafic Control(ATC)akan menyesuaikan dengan jam operasinya. Di Bandar Udara Kuala Namu Internasional, jam beroperasinya Air Traffic Control (ATC)adalah 24 jam. Selama waktu itu,segala sesuatunya harus sudah siap misalnya: kondisi di landasannya, alatnavigasinya, lampu-lampu yang membantu pendaratan secara visual, radiokomunikasinya serta petugas-petugasnya.Menurut keterangan yang diberikan oleh Kapten Kamija sebagaiKadiv Ops. LLU Bandar Udara Kuala Namu Internasional, menyebutkan bahwaperanan Air Traffic Control (ATC) yang terkait dangan pengoperasian bandar udara ada 3 (tiga)yaitu:

68

Wawancaradengan Suharsono Jabatan a.n General Manager PTS ATS Operation Manager (Tanggal 10 Februari 2016)

informasi yang benar,jelas dan lengkap sepanjang daerah Run-way yaitu suatu daerah empatpersegi panjang di atas lapangan udara darat yang dipersiapkan untuktinggal landas/mendarat, sampai dengan Taxi-way yaitu suatu jalantertentu di atas lapangan terbang darat yang dipilih dan dipersiapkanuntuk pesawat terbang.

b. Air Traffic Control (ATC) dalam menanggulangi jam sibuk dibandar udara yaitu dengan cara mengatur jadwal penerbangan. Jam sibukbandar udara sangat erat kaitannya dengan arus penumpang baikdomestik maupun internasional. Penerbangan berjadwal atauborongan, pesiar/turis/bisnis membayar perusahaan dengan tarifkhusus, di samping arus barang dan kargo. Berbicara jam sibuk dibandar udara pasti berbicara jam sibuknya

Air Traffic Control (ATC) karena terutama padajam sibuk inilah akan terasa tekanan beban tugas dari pengatur lalulintas udara /Air Traffic Control (ATC) yang dengan kemampuannya diwajibkan menuntunsuatu penerbangan dari sejak keberangkatannya hingga kedatangannyake bandar udara dengan selamat. Jam sibuk memang biasanyatergantung jadwal penerbangan dengan menyesuaikan :

1) Waktu beroperasinya penerbangan.Penerbangan cenderung beroperasi pada waktu tertentu disiang hari karena di sebagian besar penumpang bisnis cenderungmemiliki waktu siang.

2) Perbandingan antara penerbangan borongan dan jadwalnya.Penerbangan borongan diatur untuk memaksimalkanpemakaian pesawat udara dan tidak perludioperasikan

pada waktujam sibuk dan terjadi persaingan antara penerbang berjadwal.

3) Penerbang jarak dekat dan jauh.Penerbangan jarak pendek sering untuk memaksimalkanhari sebelum dan sesudah berangkat. Biasanya jam sibuk antarapukul 06.00-09.00 pagi dan 16.00-18.00 sore, sementara untukpenerbanganjarak jauh pada umumnya dijadwalkan untuk waktutiba yang menyenangkan setelah suatu waktu istirahat cukup untukpenumpang dan awak pesawat udara pada malam hari. 4) Lokasi geografis.Jadwal diatur agar penumpang dapat tiba di tempat

tujuanpada waktu dimana transportasi lokal dan hotel telah beroperasi. 5) Kondisi daerah juga dapat mempengaruhi jam sibuk disuatu bandar

udara.

c. Air Traffic Control (ATC) dalam pengendalian kebisingan dibandar udara Masalah pengendalian kebisingan ini merupakan masalahglobal dan internasional, dimana bandar udara sebagai tempat datang dan berangkatnya pesawat udara terhadap lingkungan adalah sumberkebisingan.Namun bila diperhatikan lebih jauh, maka sumberkebisingan yang menonjol di suatu bandar udara adalah karena mesinpesawat udara dan gerakan udara pada permukaan-permukaan pesawatudara ketika pesawat udara tinggal landas dan akan mendarat.69

Kebisingan merupakan masalah yang penting yang harusditanggulangi, karena dapat berdampak langsung pada

69

Wawancaradengan Suharsono Jabatan a.n General Manager PTS ATS Operation Manager (Tanggal 10 Februari 2016)

masyarakatyang tinggal di sekitar bandar udara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbanganmenyatakanbahwa: 1) Untuk mencegah terganggunya kelestarian lingkungan hidup,setiap

pesawat udara wajib memenuhi persyaratan ambang batastingkat kebisingan.

2) Setiap orang atau badan hukum yang mengoperasikan pesawatudara wajib mencegah terganggunya kelestarian lingkungan hidup.Strategi dalam pengendalian kebisingan, dimana peran dariAir Traffic Control

(ATC) diperlukan yaitu penggunaan landasan pacutertentu, banyak jenis pesawat udara yang tidak begitu dipengaruhioleh cross wind/head wind dan atau tail wind ketika tinggal landas atauakan mendarat.

Upaya-upaya pengendalian kebisingan harus terusdilaksanakan, kebisingan tidak mungkin tidak terjadi di sekitarlingkungan bandar udara tetapi yang harus dilakukan jangan sampaitingkat kebisingan di atas ambang batas yang telah ditetapkan.Pada pelaksanaannya apa yang diuraikan di atas sangatditentukan dan erat kaitannya dengan kemampuan dan keahlian dalampengaturan lalu lintas udara dan tentunya sesuai dengan prosedur yangberlaku.

2. Air Traffic Control (ATC) di Udara

Pesawat pada waktu di udara harus selalu dalam pengawasanAir Traffic Control(ATC). Pilot yang menerbangkan pesawat harus selalu menuruti instruksidariAir Traffic Control(ATC). Karena Air Traffic Control(ATC) memantau semua pesawat yang akan terbang daripesawat itu take of sampai

pesawat landing dan sampai ke tempat tujuan.Informasi-informasi yang diberikan oleh Air Traffic Control(ATC) sangat membantu pilot dalam melakukan penerbangan, misalnyainformasi mengenai cuaca maupun bencana alam yang sedang terjadi.Dengan begitu pilot dapat mengambil inisiatif jalan keluarnya dalampenerbangannya.Air Traffic Control (ATC) dibentuk sebagai tindak lanjut daripresentase atau jumlah penerbangan yang semakin meningkat, baiknasional maupun internasional. Ada kecenderungan kepadatan lalu lintasudara di dorong oleh adanya kemajuan teknologi dan juga adanyapengaruh penerbangan yang bersifat komersial.Meskipun kemajuanteknologi di bidang penerbangan telah berkembang dengan pesat, namunhal tersebut bukan berarti penerbangan berjalan dengan sempurna tanpaadanya pengatur lalu lintas udara di dalam merealisasi ataupunmewujudkan suatu kegiatannya.70

Pada zaman dahulu pelaksanaan suatu penerbangan tanpa adanyapengatur lalu lintas udara masih dimungkinkan, karena kondisi demikianbelum menunjukkan kepadatan lalu lintas udara.Di samping itu penerbangan waktu itu pada umumnyadilaksanakan secara visual yaitu penerbangan yang hanya mengandalkankemampuan mata untuk melihat tanpa banyak menggunakan bantuan alatnavigasi (instrument flight).Penerbangan visual ini jelas banyak menemuikendala-kendala dan mungkin resiko yang dihadapi sangat besar bagipenerbangan itu sendiri, karena tidak menggunakan peralatan suatunavigasi udara seperti radar yang berfungsi untuk menunjukkan

70

Wawancaradengan Suharsono Jabatan a.n General Manager PTS ATS Operation Manager (Tanggal 10 Februari 2016)

ketinggianpesawat.Pada umumnya penerbangan secara visual pelaksanaannya kalausudah mendekati landasan pesawat (run away).

Pada waktu mendarat pilot harus melihat dengan yakin situasidan kondisi landasan yang akan dituju. Petugas Air Traffic Control (ATC)harus yakin mengetahui posisi pesawat tersebut, sehingga beranimemberikan clearance

atau instruksi untuk terbang secara visual.Saat kondisi dunia penerbangan sudah jauh berbeda denganbanyak menggunakan peralatan navigasi udara yang dapat membantu danmemudahkan seorang pilot dalam melaksanakan tugasnya, penerbangandapat dilakukan dalam cuaca baik maupun cuaca buruk serta mengurangikonsentrassi yang mengandalkan mata secara penuh yang berdampak padakelelahan seorang pilot.71

a. Komunikasi dan koordinasi antar petugas Air Traffic Control (ATC)dengan pilot

Air Traffic Control (ATC) dalam melaksanakan tugasnya jugamembutuhkan adanya komunikasi yang sangat berguna untuk mengadakankoordinasi, komunikasi yang dilakukan oleh petugas Air Traffic Control (ATC) adalah meliputi:

b. Komunikasi dan koordinasi antar unit-unit Air Traffic Control (ATC)yaitu ADC, APP, ACC.

c. Komunikasi dan koordinasi antar unit-unit Air Traffic Control

(ATC)lainnya yang berada di bandar udara lainnya.

d. Komunikasi dan koordinasi antar unit-unit Air Traffic Control

(ATC)dengan unit-unit di luar Air Traffic Control(ATC) misalnya perusahaan penerbangan, SAR,TNI AU.

e. Komunikasi dan koordinasi antar unit-unit Air Traffic Control

(ATC)dengan unit-unit di luar ATC misalnya meteorologi dan geofisika. f. Komunikasi dan koordinasi antar unit-unit Air Traffic Control (ATC)yang

berada di luar Indonesia misalnya negara lain.72

71

Wawancaradengan Suharsono Jabatan a.n General Manager PTS ATS Operation Manager (Tanggal 10 Februari 2016)

72

Air Traffic Control (ATC) memiliki pelayanan navigasi telah diatur dalam ketentuanUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbanganyang menyebutkan bahwa:

a. Dalam rangka keselamatan penerbangan, pesawat udara yang terbangdi wilayah Republik Indonesia diberikan pelayanan navigasi.

b. Pemberian pelayanan dikenakanbiaya.

c. Persyaratan dan tata cara pemberian pelayanan diatur lebih lanjut dengan PeraturanPemerintah.

Tugas dari personil Air Traffic Control (ATC) hanya sebatasdalam memberikan informasi, instruksi/clearance kepada pilot sebagaipemandu agar dapat sampai ke tujuan penerbangan dengan aman danselamat, akan tetapi keputusan dalam penerbangan diserahakansepenuhnya oleh pilot.73

Air Traffic Control (ATC) tidak hanya memberikanpelayanan navigasi pada suatu penerbangan, yangberkaitan dengan kegiatan di suatu bandar udara. Bandar udara merupakansalah satu unsur dalam penyelenggaraan penerbangan yang sangat penting dan strategis sehingga penyelenggaraannya dikuasaioleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh pemerintah dan tujuannyauntuk mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang selamat, aman,cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan berdayaguna menunjangpemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak,dan penunjang pembangunan nasional. Pembinaan kebandarudaraan yangmeliputi aspek-aspek

73

Wawancaradengan Suharsono Jabatan a.n General Manager PTS ATS Operation Manager (Tanggal 10 Februari 2016)

pengaturan, pengendalian dan pengawasan harusditujukan untuk mencapai tujuan tersebut.Bandar udara merupakanorganisasi yang sangat komplek yang menyangkut beberapa kegiatan dariberbagai organisasi.Air Traffic Control

(ATC) merupakan salah satu unityang terpenting dalam pengoperasian bandar udara. Tetapi dalammenjalankan tugasnya, pihak Air Traffic Control (ATC) harus dibantu oleh badan meteorology dan geofisika sebagai suatu unit pendukung untuk mengetahui keadaancuaca daerah yang akan dilalui oleh pesawat udara.Dalam penerbangan awal, seorang kapten pesawat harusmemiliki kesiapan-kesiapan antara lain:

a. Memiliki ramalan cuaca dari kantor meteorologi dan geofisika.

b. Memiliki laporan untuk merencanakan penerbangan dan petunjukdari Base Operasi.

c. Memperoleh dari kantorAir Traffic Control (ATC)beberapa petunjuk, instruksi yangperlu untuk suatu penerbangan yang dikehendaki.74

Dalam hal penanggulangan jam sibuk, pengatur lalu lintas udaramempunyai wewenang untuk mengatur jadual penerbangan, karena pihakAir Traffic Control (ATC) lebih mengetahui kapan waktu yang tepat pesawat itu bolehberangkat dan kapan waktu yang tepat pula pesawat diperbolehkanmendarat.

Air Traffic Control (ATC) mengaturrute-rute penerbangan yang akan dilalui pesawat hingga sampai padatujuan. Apalagi pada saat ini, di zaman yang sudah semakin moderntransportasi merupakan sarana yang sangat penting

74

dan strategis dalammemperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan,mempengaruhi aspek kehidupan bangsa dan negara serta mempererathubungan antar bangsa.Pentingnya transportasi tersebut tercermin padasemakin meningkatnya kebutuhan jasa angkutan bagi mobilitas orang sertabarang dari dan ke seluruh pelosok tanah air, bahkan dari dan ke luarnegeri.

Air Traffic Control (ATC) terusdilaksanakan secara konsisten dan upaya peningkatan dalamsetiap pelaksanaan tugas, tidak hanya dari pihak Air Traffic Control (ATC)tetapi juga pihak-pihak lain yang ikut bertanggung jawab terhadap suatupenerbangan seperti teknisi pesawat, pilot dan awak pesawat lainnya, unit-unitpendukung pelaksanaan tugas Air Traffic Control (ATC) dan pihak-pihakperusahaan penerbangan agar kecelakaan pesawat udara dapatdihindarkan.75

a. Setiap orang atau badan hukum yang mengoperasikan pesawat udarawajib membantu usaha pencarian dan pertolongan terhadap kecelakaanpesawat.

Air Traffic Control (ATC) dalam hal memberikaninformasi terhadap kecelakaan pesawat yang telah terjadi diatur dalamUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbanganyang menyebutkan bahwa:

b. Pengaturan mengenai pencarian dan pertolongan terhadap pesawatudara diatur lebih lanjut danganPeraturan Pemerintah.

Dalam hal ini petugas Air Traffic Control (ATC) yang memandupesawat tersebut memiliki peranan yang sangat penting

75

Wawancaradengan Suharsono Jabatan a.n General Manager PTS ATS Operation Manager (Tanggal 10 Februari 2016)

dalammemberikan keterangan untuk mengetahui penyebab-penyebab kecelakaanpesawat, karena selama penerbangan pilot hanya berkomunikasi danberkoordinasi dengan petugas Air Traffic Control (ATC) dan proseskomunikasi ini terekam dalam kotak hitam.76

C. Pengawas Lalu Lintas Udara Sebagai Kewajiban Memberikan Perlindungan bagi Semua yang Bersangkutan

Pengawas lalu lintas udara adalah orang-orang terlatih untuk mempertahankan jalur yang aman, tertib dan cepat dari lalu lintas udara dalam sistem kontrol lalu lintas udara global. Pengawas lalu lintas menerapkan aturan pemisahan untuk menjaga daerah mereka tanggung jawab dan memindahkan semua pesawat dengan aman dan efisien melalui sektor mereka ditugaskan dari wilayah udara, serta di lapangan. Karena pengendali memiliki tanggung jawab sangat besar saat bertugas (seringkali dalam penerbangan, "pada posisi") dan membuat banyak keputusan sepersekian detik setiap hari, profesi Air Traffic Control (ATC) secara konsisten dianggap di seluruh dunia sebagai salah satu karier yang paling menantang secara mental, dan dapat dikenal karena tingkat stress tergantung pada banyaknya variabel (peralatan, konfigurasi, cuaca, volume lalu lintas, faktor manusia, dll). Banyak pengendali, bagaimanapun, akan meminta gaji yang tinggi dan tingkat yang sangat besar dan istimewa dari otonomi sebagai keuntungan utama dari pekerjaan mereka.77

76

Wawancaradengan Suharsono Jabatan a.n General Manager PTS ATS Operation Manager (Tanggal 10 Februari 2016)

Aturan lalu-lintas udara tentang jarak minimum antarpesawat udara secara vertikal, horizontal, dan lateral demi keselamatan penerbangan, membatasi jumlah pesawat udara menuju suatu bandar udara pada suatu waktu. Jarak minimum ini bergantung pada ukuran pesawat udara, kesediaan radar, dan urutan-urutan dalam lintasan.Tambahan pula, terdapat aturan yang melarang dua pesawat udara berada pada landas pacu saat bersamaan sehingga hal itu dapat membatasi penggunaan landas pacu atau mengurangi kapasitas operasionalnya.Untuk melindungi kawasan yang berfungsi sebagai perbatasan antara daerah aman dan yang tidak aman di bandar udara disebut (airport perimeter), dilakukan dengan pagar, gerbang yang diawasi, berlampu (daerah yang terang), atau dipatroli (diawasi secara fisik sewaktu-waktu).78

Terkait dalam hal kegiatan pengangkutan udara, diperlukan campur tangan pemerintah dalam menentukan kebijakan-kebijakan atau regulasi yang berhubungan dengan kegiatan pengangkutan udara, karena seperti yang diketahui bahwa pada prinsipnya kegiatan pengangkutan udara merupakan hubungan hukum yang bersifat perdata sehingga seharusnya kepentingan pengguna jasa transportasi udara dapat terlindungi.Pemerintah Indonesia bersama DPR - RI telah berhasil membuat UU penerbangan (UU Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan) yang sangat komprehensif.Didalam undang-undang tersebut, banyak butir yang nyata-nyata menetapkan program keselamatan penerbangan, program budaya tindak keselamatan yang mengacu pada standard ICAO.Dalam UU ini juga memuat peraturan keselamatan penerbangan, sistem pelaporan

keselamatan, analisis data dan informasi keselamatanpromosi keselamatan, pengawasan keselamatan, dan lain-lain.Yang dalam banyak hal diarahkan untuk melindungi Air Traffic Control (ATC)dari eksploitasi, pencegahan dari tindak kesalahan atau kelalaian dalam bertugas, pengabaian atas hak-haknya, dll.

Menteri Perhubungan juga telah mengesahkan Peraturan Menhub berupa CASR (untuk ATC ada Civil Aviation Safety Regulations (CASR)69 dan 170 serta 172 dll).Dalam Civil Aviation Safety Regulations (CASR)ini juga sangat jelas usaha Pemerintah dalam memberikan perlindungan hukum bagi Air Traffic Control (ATC)yang sedang melaksanakan tugas, berupa kepastian-kepastian hukum dalam menjalankan tugas profesinya. Dirjen Perhubungan Udara juga telah mengeluarkan Peraturan Dirjen Hubud berupa Staff Instruction (SI) dan

Advisory Circular (AC) yang disana juga dengan jelas menuntun dan mengarahkan Air Traffic Control (ATC)Indonesia bagaimana agar mereka dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat terhindar dari kesalahan - kesalahan yang merugikan diri Air Traffic Control (ATC) tersebut secara pribadi, yang dapat merugikan masyarakat penerbangan, bangsa dan negara RI. Dari berbagai aturan tersebut diatas, sangat tidak beralasan jika Pemerintah dianggap tidak melindungi

Air Traffic Control (ATC) Indonesia.Kepastian hukum, merupakan salah satu bentuk perlindungan hukum bagi masyarakat.Dengan kepastian tersebut, masyarakat menjadi tahu mana atau apa-apa yang menjadi haknya, apa-apa yang

harus dihindari, apa-apa yang tidak boleh dilakukan, karena dapat berbahaya dan membahayakan dirinya, orang lain, pengguna jasa penerbangan dll.79

Direktorat Navigasi Penerbangan Dirjen Hubud, khususnya Air Traffic Control (ATC), dalam diskusi dan rapat-rapat bersama ATS Provider (AP 1 ; AP 2 maupun UPT Dirjen Hubud) selalu memperjuangkan Air Traffic Control

(ATC)Indonesia agar mereka dapat bekerja sesuai peran dan fungsinya secara profesional.Akhirnya, mengajak rekan-rekan Air Traffic Control (ATC) Indonesia untuk bekerja sama menjunjung nilai-nilai profesionalisme Air Traffic Control

(ATC), bekerja secara profesional sesuai standard profesi yang telah ditetapkan dalan Civil Aviation Safety Regulations (CASR),Staff Instruction (SI) maupunAdvisory Circular (AC) yang ada, sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan Air Traffic Control (ATC) Indonesia tidak menjadi tumpuan kesalahan, mengabaikan rumor-rumor atau usaha-usaha yang mencoba memecah belah Air Traffic Control (ATC) Indonesia untuk kepentingan-kepentingan yang tidak jelas tujuannya, agar dapat secara focus pada tugas-tugas Air Traffic Control

(ATC) maupun tugas-tugas tambahan lainnya dari pimpinan, mendukung pemerintah dalam mewujudkan kualitas Air Traffic Control (ATC) Indonesia yang profesional melalui program-program yang telah direncanakan dan Memberikan masukan pada Dirjen Hubud atau Direktur Navigasi Penerbangan tentang apa saja yang perlu dilakukan agar Air Traffic Control (ATC) Indonesia Jaya di Udara.80

diakeses tanggal 9 Maret 2016

80 Ibid

Menara pengawas lalu lintas udara/Air Traffic Control (ATC) berfungsi untuk mengatur, memandu dan mengawasi lalu lintas pesawat udara yang akan tinggal landas (take off), akan mendarat (landing), dan melintasi wilayah udara di dalam radius pengawasannya. Di dalam melaksanakan tugas pemandu, petugas

Air Traffic Control (ATC) berkomunikasi pembicaraan antar mereka dapat dimonitor oleh petugas Flight Operation atau Dispatch Office dari airlines terkait

Dokumen terkait