• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

3. Fungsi Prestasi Belajar

Fungsi utama dari prestasi belajar adalah (Arifin, 1991:3):

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai anak didik.

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini

didasarkan asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan (Abraham H. Maslow, 1984).

c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar yang dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakaat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

Fungsi hasil kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar sebagai berikut (Widanarto, 2007:53-54):

a) Untuk memilih dan membantu mahasiswa.

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, seorang dosen dapat memilih mahasiswa yang bermutu yang memenuhi syarat-syarat tertentu untuk suatu program atau kegiatan. Tujuan selanjutnya adalah membantu mahasiswa tersebut untuk dapat berkembang secara optimal dalam suatu program.

b) Usaha untuk menentukan perlakuan yang sesuai bagi masing-masing mahasiswa sesuai dengan prestasi belajarnya.

Seorang dosen yang dapat memahami prestasi belajar mahasiswanya dan mampu menyadarkan mereka untuk memahami kemampuan mereka masing-masing, maka dosen akan mampu pula untuk menentukan perilakunya yang sesuai bagi masing-masing mahasiswa. c) Untuk keperluan penelitian.

Berdasarkan informasi perolehan skor dan prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, maka seorang dosen dapat mencari umpan balik tentang pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar dari setiap mata kuliah yang diampunya.

d) Untuk mengetahui sifat-sifat mahasiswa.

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, seorang dosen sampai batas tertentu dapat mengetahui sifat-sifat mahasiswa.

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan

Lanjutan I.

Pembelajaran di perguruan tinggi melibatkan secara langsung dosen dengan mahasiswa. Dalam melaksanakan pembelajaran tersebut terdapat 3 tahapan yaitu perencanaan, proses/kegiatan, dan hasil. Perencanaan pembelajaran dipersiapkan oleh dosen, proses/kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dosen dengan mahasiswa, dan hasil pembelajaran berupa prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa. Tugas utama dosen adalah mengajar maka dosen harus bisa mengatur proses pembelajaran dengan

baik agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. Output dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan adalah prestasi belajar. Menurut Winkel (1996:162), prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa dinyatakan dengan huruf mutu yaitu A, B, C, D, dan E. Pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I sebagian besar mahasiswa mencapai nilai C dan D. Ada banyak faktor yang mengakibatkan prestasi belajar mahasiswa kurang memuaskan salah satunya adalah kinerja dosen. Menurut Anwar (2000:67 dalam http://id.wikipedia. org/wiki/Kinerja[01-06-2009]), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Maka yang dimaksud dengan kinerja dosen yaitu

hasil kerja pendidik di perguruan tinggi dalam bentuk kualitas maupun kuantitas setelah melaksanakan pembelajaran. Kinerja dosen yang kurang baik akan menurunkan motivasi belajar mahasiswa. Apabila motivasi belajar mahasiswa rendah, maka hal ini dapat menjadi dampak negatif dalam pencapaian prestasi belajarnya.

2. Hubungan lingkungan kelas dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan

Lanjutan I.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai mahasiswa setelah melaksanakan pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan tinggi/rendahnya prestasi belajar yaitu lingkungan kelas. Lingkungan belajar/kelas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan (Muhammad Saroni, 2006:82-84 dalam http://inovasisukses.blogspot. com/2008/08/penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem.html). Penelitian Walberg dab Greenberg (1997) dalam De Porter Bobbi,dkk (2001:19-39) menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis.

Karakteristik lingkungan kelas dibagi dua hal utama yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik meliputi sarana prasarana pembelajaran yang dimiliki kampus seperti: lampu, ventilasi, tempat duduk yang sesuai dengan mahasiswa dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial meliputi interaksi yang baik antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa dalam pembelajaran. Apabila dua hal utama tersebut dipenuhi, maka mahasiswa nyaman dan fokus dalam melakukan

proses pembelajaran sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

3. Hubungan lingkungan tempat tinggal mahasiswa dengan prestasi belajar

Akuntansi Keuangan Lanjutan I.

Menurut UU No. 4/1992 tentang perumahan dan permukiman rumah disebutkan bahwa rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga (Parfi Khadiyanto, 2009 dalam http://parfikh.blogspot.com/2009/01/rumah-sebagai-tempat-tinggal. html). Lingkungan rumah/tempat tinggal terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.

Lingkungan fisik tempat tinggal meliputi sarana belajar seperti: meja belajar, ruang belajar, komputer, dan lain-lain; dan lingkungan non fisik meliputi: interaksi dengan orang sekitar, kedisiplinan, suasana belajar dan sebagainya. Apabila lingkungan fisik dan non fisik dipenuhi dengan sebaik-baiknya maka hal ini dapat mendukung/memotivasi mahasiswa untuk belajar. Motivasi belajar yang tinggi akan mencapai prestasi/hasil belajar mahasiswa yang baik.

F. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, penelitian ini mengajukan rumusan hipotesis sebagai berikut:

1. ada hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan

2. ada hubungan lingkungan kelas dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Lanjutan I.

3. ada hubungan lingkungan tempat tinggal mahasiswa dengan prestasi belajar

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus yaitu penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial (Muhadi, 2009:7). Pada penelitian jenis studi kasus, kesimpulan hanya berlaku pada lingkungan sosial tempat dilakukannya penelitian. Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kinerja dosen, lingkungan kelas, lingkungan tempat tinggal mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Lanjutan I.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2003:115). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menempuh mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Iqbal, 2002:109). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah menempuh mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

Tahun Ajaran Semester Kelas Jumlah (mahasiswa)

2009/2010 Ganjil A 52

B 38

Jumlah 90

Dokumen terkait