• Tidak ada hasil yang ditemukan

G.2) Sarjana (S1) / Diploma

Dalam dokumen PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PERIKANAN BID (Halaman 45-56)

Terlaksananya pengumpulan data dan informasi hasil pengawasan

D. PENUNJANG TUGAS PENGAWASAN

IV. G.2) Sarjana (S1) / Diploma

Tolok Ukur (TU):

Gelar sarjana/Pasca sarjana/Doktor adalah gelar yang diperoleh lagi disamping gelar yang telah diperolehnya atau gelar kesarjanaan yang bukan perikanan atau yang tidak sesuai dengan bidang tugasnya.

Bukti fisik

Fotocopi ijazah yang disahkan/ dilegalisir oleh :

(1) Dekan/Ketua Sekolah Tinggi/Direktur Program Pasca Sarjana atau pejabat yang ditunjuk, apabila lulusan perguruan tinggi negeri.

(2) Koordinator Perguruan Tinggi Swasta atau Pejabat yang ditunjuk, apabila lulusan perguruan tinggi swasta

(3) Tim penilai Ijazah Luar Negeri pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional untuk lulusan di perguruan tinggi luar negeri.

Pelaksana kegiatan dan Pemberian Angka Kredit :

Semua jenjang pengawas dan angka kredit untuk setiap ijazah yang diperolehnya, yaitu:

1) Diploma III, sebesar 3

PENUTUP

Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Pengawas Perikanan Bidang Pembudidayaan Ikan ini merupakan pedoman bagi pengawas perikanan bidang pembudidayaan, pengelola kepegawaian, tim penilai, pejabat penetap angka kredit dan pejabat yang berkepentingan dalam melaksanakan semua ketentuan yang berhubungan dengan administrasi kepegawaian dan kegiatan teknis pengawasan di bidang pembudidayaan ikan.

Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan mempermudah dan menyeragamkan pemahaman pelaksanaan pengawasan pembudidayaan ikan, sehingga dapat memperlancar tugas-tugas Pengawas Perikanan Pembudidayaan Ikan, pengelola kepegawaian, tim penilai, pejabat penetap angka kredit dan pejabat yang berkepentingan.

Petunjuk teknis ini mencakup tugas pokok, bidang kegiatan dan rincian butir kegiatan yang dinilai, pengusulan penilaian dan penetapan angka kredit bagi jabatan fungsional Pengawas Perikanan Bidang Pembudidayaan Ikan.

Petunjuk teknis ini bersifat dinamis dan terbuka untuk koreksi dan perbaikan bila ada perubahan penetapan peraturan perundangan ataupun kaidah pengawasan perikanan yang secara teknis harus dilaksanakan. Sehubungan dengan itu petunjuk teknis ini dapat ditinjau kembali secara berkala dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Dengan tersusunnya petunjuk teknis ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan karir pejabat fungsional Pengawas Perikanan Pembudidayaan Ikan.

Lampiran 1.

Istilah dan Pengertian Dalam Kegiatan Pengawas Perikanan Bidang Pembudidayaan Ikan

Air Media : Air yang digunakan untuk suatu kegiatan budidaya Akta pendirian : Keterangan tertulis yang dibuat oleh notaris atau pejabat

yang berwenang memuat dasar perusahaan yang didirikan

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu

usaha/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia

Benih/Bibit : Hasil perkembangbiakan secara vegetatif atau generatif yang akan digunakan pada kegiatan pembesaran atau budidaya

Bioassay : penentuan konsentrasi aktifitas atau efek dari perubahan substansi dengan menguji pengaruhnya terhadap

organisme hidup dan membandingkannya dengan aktifitas standar yang ditentukan

Data primer : data /informasi yang terkait dengan obyek pengawasan yang diperoleh melalui komunikasi langsung/ wawancara dengan narasumber atau pihak-pihak yang berkompeten atau yang diperoleh dari sumber asli (responden) melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel

Data sekunder : Data dan informasi yang mendukung kelengkapan informasi data primer tentang obyek pengawasan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, literatur dan lain-lain Debit/Prosentase Air : Jumlah atau besaran air yang digunakan pada kegiatan

sirkulasi air atau pergantian air media pemeliharaan Distribusi : Proses yang menunjukkkan penyaluran produk dari

produsen hingga ke konsumen

DNA : Deoxyribo Nucleic Acid, substansi kimiawi yang membawa materi informasi atau gen. DNA merupakan

polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :

gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen, yang terdiri dari Adenina (A), Guanina (G), Sitosina (C), Timina

(T). Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.

Dosis : Kadar dari sesuatu (kimiawi/fisik/biologis) yang dapat mempengaruhi suatu organisme

Elektroforesis : Proses migrasi dari fragmen DNA mengikuti arus listrik dari kutub negatif menuju kutub positif di dalam gel yang direndam dalam larutan penyangga (buffer)

Filtrasi : Proses penyaringan air media pemeliharaan dengan melewatkan air melalui filter baik filter gravitasi maupun “filter pressure” untuk mendapatkan air dengan kualitas yang lebih layak.

Genetik : Pewarisan sifat pada organisme dan suborganisme (ilmu yang mempelajari gen).

Gerakan : Parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas

benih ikan/udang dengan melihat keaktifan gerakan dan respon benih/bibit terhadap gerakan

Hibrida : Hibrida merupakan generasi hasil persilangan antara dua atau lebih populasi yang berbeda, baik fenotipe (sesuatu yang dapat dilihat/diamati/diukur, sesuatu sifat atau karakter) maupun genotipenya (keadaan genetik dari suatu individu atau sekumpulan individu populasi)

Hygiene : Kondisi yang menggambarkan kesehatan/kebersihan

suatu sistem budidaya

Induk : Organisme (ikan/udang) yang digunakan untuk proses

pengembangbiakan atau produksi benih/bibit

Keseragaman warna : Parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas benih ikan/udang dengan melihat prosentase warna yang ada dalam suatu populasi benih/bibit

Klon : kata clone atau clon, dalam bahasa Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa Yunani, κλ νος ("klonos") yangῶ

berarti "cabang" atau "ranting", merujuk pada

penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif. Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu -individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik

secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan.

MPM : Manager Pengendali Mutu

Orang yang mengatur dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan produksi sehingga dihasilkan suatu produk yang sesuai dengan standart mutu

Meristik : berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan, seperti; jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, jumlah gelembung renang.

Morfometrik : ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan, seperti : panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, diameter mata.

Pakan Buatan : Pakan yang sengaja dibuat/disiapkan oleh manusia dengan bahan dan komposisi/formulasi tertentu

Panen : Kegiatan mengumpulkan suatu hasil usaha budidaya

Pasca Panen : Kegiatan yang dilakukan setelah proses panen selesai yang menitik beratkan pada usaha untuk menjaga kesegaran hasil panen

Pencemaran : Masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi

dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran (menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988) juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/

Pengujian Biologi : Pengujian kualitas airmelalui pemeriksaan parameter biologi yang meliputi; macam/jenis, dan jumlah organisme air seperti plankton (organisme yang

melayang-layang/ bergerak pasif mengikuti gerak aliran air terdiri dari fitoplankton, dan zooplankton), benthos (hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan), neuston (organisme yang mengapung di permukaan air), dll

Pengujian Fisika : Pengujian parameter kualitas air yang dapat ditentukan secara langsung, yang meliputi ; suhu, warna, kekeruhan, bau dan rasa

Pengujian Kimia : Pengujian kualitas air terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam sampel air meliputi; Derajat Keasaman (pH), Oksigen terlarut (DO), Karbondioksida (CO2), Kesadahan (CaCO3), Amonia (NH3), Nitrit (NO2), BOD dan COD.

Pupuk anorganik : Pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen)

Pupuk Organik : Pupuk yang tersusun dari materi mahluk hidup seperti pelapukan sisa tanaman, hewan dan manusia yang

berbentuk padat atau cair dan bisa digunakan untuk memperbaiki sifat (fisik/kimia) tanah

Residu : Ampas, endapan, sisa

RUTRW : Rencana Umum Tata Ruang Wilayah

Rencana tata ruang yang meliputi penetapan kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem budidaya, transportasi, pusat pemukiman, pengaturan kawasan dan pengembangan kawasan tertentu.

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

Merupakan metode-metode yang digunakan oleh sektor publik untuk mengatur penyebaran penduduk dan aktivitas dalam ruang yang skalanya bervariasi. Perencanaan tata ruang terdiri dari semua tingkat

penatagunaan tanah, termasuk perencanaan kota,

perencanaan regional, perencanaan lingkungan, rencana tata ruang nasional, sampai tingkat internasional. Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK).

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/

Sanitasi : Upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Screening : Proses pemilihan dan pemilahan produk antara produk yang sesuai dan yang tidak sesuai standar mutu

Sertifikat CBIB : Surat keterangan yang dikeluarkan oleh direktur jenderal bagi unit usaha pembesaran ikan yang menyatakan bahwa unit tersebut telah memenuhi persyaratan CBIB. Sertifikat CPIB : Surat keterangan yang dikeluarkan oleh direktur jenderal

bagi unit usaha pembenihan ikan yang menyatakan bahwa unit tersebut telah memenuhi persyaratan CPIB

SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan

Izin usaha yang dikeluarkan instansi pemerintah melalui dinas perindustrian dan perdagangan kota/wilayah sesuai domisili perusahaan yang digunakan utk menjalankan usaha dibidang perdagangan barang/jasa di Indonesia sesuai dengan klasifikasi lapangan usaha Indonesia (KLUI)

SNI : Standart Nasional Indonesia

Suatu norma yang biasa berupa dokumem formal yang menciptakan kriteria, metode, proses dan praktek rekayasa atau teknis yang seragam dan berlaku di Indonesia.

Spesies : konsep taksonomi yang digunakan dalam biologi untuk menunjuk pada populasiorganisma yang sejenis atau serupa

SPO : Standart Prosedur Operasional

Pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilai kerja berdasarkan indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja bersangkutan

Strain/Galur : galur :dalam pertanian (Ing.: line atau strain [khusus

peternakan]) adalah sekelompok individu yang memiliki komposisi genetik yang serupa sebagai akibat

perkawinan sekerabat

Stress Test : Metode yang dilaksanakan untuk mengetahui kualitas benih/bibit yang dilakukan dengan cara memberikan stress tertentu dan dengan jangka waktu tertentu terhadap perubahan lingkungan seperti perendaman air tawar dan perendaman formalin, perubahan suhu, perubahan salinitas, dll)

Tandon : Tempat penampungan air media pemeliharaan sebelum digunakan untuk kegiatan budidaya

Tabulasi : Langkah memasukkan data berdasarkan hasil penggalian data di lapangan. Untuk memperoleh nilai suatu variabel, misalnya nilai X1, X2, atau X3, bisa langsung data asli dari lapangan dan bisa merupakan hasil penjumlahan dari beberapa poin pertanyaan yang telah dijawab oleh responden.

Thallus Rumput Laut : Bagian ujung rumput yang digunakan sebagai parameter pertumbuhan rumput laut dan bisa digunakan untuk bibit pada kegitan budidaya rumput laut

Titrasi : Metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Teknik ini dikenal dengan analisi volumetrik

Varietas : Peringkat taksonomi di bawah spesies

Visual : Dapat dilihat dengan indera penglihatan

Water Stability : Kekompakan butiran pakan yang dinyatakan dalam satuan waktu (waktu yang diperlukan oleh butiran pakan agar terurai/hancur ketika dimasukkan ke air).

Lampiran 2.

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS PERIKANAN TERAMPIL DENGAN PENDIDIKAN SUPM/ SMK

NO U N S U R %

JENJANG JABATAN, GOLONGAN, RUANG DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN

PELAKSANA PELAKSANALANJUTAN PENYELIA

II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d 1 UNSUR UTAMA A. Pendidikan 1. Pendidikan sekolah 25 25 25 25 25 25 25 2. Diklat B. Pengawasan Perikanan C. Pengembangan Profesi < 80 12 28 44 60 100 140 220 2 UNSUR PENUNJANG Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pengawasan perikanan > 20 3 7 11 15 25 35 55 J U M L A H 40 60 80 100 150 200 300 Lampiran 3

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS PERIKANAN TERAMPIL DENGAN PENDIDIKAN DIPLOMA III

NO U N S U R %

JENJANG JABATAN GOLONGAN DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIOMAL PENGAWAS PERIKANAN

PELAKSANA PELAKSANALANJUTAN PENYELIA

II/c II/d III/a III/b III/c III/d 1 UNSUR UTAMA A. Pendidikan 1. Pendidikan sekolah 60 60 60 60 60 60 2. Diklat B. Pengawasan Perikanan C. Pengembangan Profesi < 80 - 16 32 72 112 192 2 UNSUR PENUNJANG Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pengawasan perikanan

> 20 - 4 8 18 28 48

Lampiran 4

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL

UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/ PANGKAT

PENGAWAS PERIKANAN AHLI DENGAN PENDIDIKAN SARJANA (S1)/ DIPLOMA IV.

NO U N S U R %

JENJANG JABATAN GOLONGAN DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIOMAL PENGAWAS PERIKANAN

PERTAMA MUDA MADYA UTAMA

III/a III/b III/c III/d IV/a IV/ b IV /c IV/b IV/c 1 UNSUR UTAMA A. Pendidikan 1. Pendidikan sekolah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2. Diklat A. Pengawasan Perikanan C. C. Pengembangan Profesi < 80 - 40 80 120 240 360 480 600 780 2 UNSUR PENUNJANG Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pengawasan perikanan > 20 - 10 20 80 60 90 120 150 190 J U M L A H 100 150 200 300 400 550 700 850 1050 Lampiran 5

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL

UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/ PANGKAT PENGAWAS PERIKANAN AHLI DENGAN PENDIDIKAN PASCA SARJANA (S2)

NO U N S U R %

JENJANG JABATAN GOLONGAN DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIOMAL PENGAWAS PERIKANAN

PERTAMA MUDA MADYA UTAMA

III/b III/c III/d IV/a IV/ b IV /c IV/ IV/c 1 UNSUR UTAMA A. Pendidikan 1. Pendidikan sekolah 100 100 100 100 100 100 100 100 2. Diklat B. Pengawasan Perikanan C. C. Pengembangan Profesi < 80 - 40 120 200 320 440 560 720 2 UNSUR PENUNJANG Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pengawasan perikanan > 20 - 10 30 50 80 110 140 180 J U M L A H 150 200 300 400 550 700 850 1050

Lampiran 6

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL

UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/ PANGKAT PENGAWAS PERIKANAN AHLI DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR (S3)

NO U N S U R %

JENJANG JABATAN GOLONGAN DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIOMAL PENGAWAS PERIKANAN

MUDA MADYA UTAMA

III/c III/d IV/a IV/ b IV /c IV/ IV/c 1 UNSUR UTAMA A. Pendidikan 1. Pendidikan sekolah 200 200 200 200 200 200 200 2. Diklat B. Pengawasan Perikanan C. C. Pengembangan Profesi < 80 - 80 160 280 400 520 680 2 UNSUR PENUNJANG Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pengawasan perikanan > 20 20 40 70 100 110 130 180 J U M L A H 200 300 400 550 700 850 1050

Lampiran 7 ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK PENYESUAIAN BAGI JABATAN PENGAWAS PERIKANAN TERAMPIL

NO GOL. / RUAN G STTB/ IJAZAH ATAU YANG SETINGKAT

GOLONGAN ATAU RUANG KURAN G 1 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHU N 3 TAHUN 4TAHUN /LEBIH 1 2 3 4 5 6 7 8

1 II/ b SLTA / D.I 40 45 50 55 60

SARJANA MUDA /D II/D III

40 46 52 58 65

2 II/ c SLTA / D I 60 65 70 75 80

SARJANA MUDA /D II/D III

60 66 72 78 85

3 II/ d SLTA / D.I 80 83 87 91 95

SARJANA MUDA /D II/D III

80 85 90 95 100

4 III/ a SLTA / D.I 100 110 120 130 140

SARJANA MUDA /D II/D III

100 111 122 133 145

5 III/ b SLTA / D.I 150 160 170 180 190

SARJANA

MUDA /D II/D III 150 161 172 183 195

6 III/ c SLTA / D.I 200 222 244 267 290

SARJANA MUDA /D II/D III

200 223 247 271 295

7 III/ d SLTA / D.I S/D SARJANA MUDA D II/D III

Lampiran 8 ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK PENYESUAIAN BAGI JABATAN PENGAWAS PERIKANAN AHLI

NO GOL./

RUANG STTB / IJAZAH ATAU YANG SETINGKAT

Dalam dokumen PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PERIKANAN BID (Halaman 45-56)

Dokumen terkait