• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berikut rencana penggunaan lahan pada RTRW Kota Depok dari sudut pandang RTH publik dan RTH privat :

Gambar 22. RTH Publik dan Privat pada RTRW

Peta RTH Publik dan RTH Privat (RTRW) diperoleh dari Tabel 18, dimana penggunaan lahan yang terdapat pada RTRW diperinci menjadi RTH Publik dan RTH Privat. Berdasarkan Gambar 22. menunjukkan bahwa Kota Depok memiliki RTH Privat sebesar 40,68% dari luas wilayah dan RTH Publik sebesar 9,32% dari luas wilayah.

5.4.2. RTH Hasil Interpretasi Citra ALOS AVNIR

Berikut merupakan peta RTH hasil interpretasi Citra ALOS AVNIR berdasarkan pada 9 unsur interpretasi.

Peta RTH Publik dan RTH Privat (analisis) diperoleh dari Tabel 17, dimana penggunaan lahan hasil interpretasi citra ALOS AVNIR diperinci menjadi RTH Publik dan RTH Privat

Berdasarkan Gambar 23, terlihat bahwa antara RTRW Kota Depok dan Peta Analisis RTH Kota Depok terdapat perbedaan segi luasan RTH Publik dan RTH Privat, namun dalam segi letak tidak begitu banyak perbedaan. Untuk memenuhi kekurangan RTH publik sebesar 16,18% agar sesuai UU RI No.26 Tahun 2007 (20%), maka disarankan pada setiap kecamatan di Kota Depok dapat menyumbangkan RTH berdasarkan zona konservasi air terutama pada Kecamatan Sawangan yang memiliki tingkat konservasi tinggi sebesar 12,99% (Tabel 19).

5.5. Analisis Pendekatan Model Konservasi Air

Tabel 19 menunjukkan luas dan peresentase dari wilayah konservasi air tiap kecamatan di Kota Depok.

Tabel 19. Wilayah Konservasi Air Tiap Kecamatan

No Kecamatan Rendah Sedang Tinggi

Luas % Luas % Luas %

1 BEJI 556.5 2.7 686.4 3.4 202.6 1.0 2 CIMANGGIS 3078.0 15.2 2331.8 11.5 169.7 0.8 3 LIMO 133.8 0.6 1830.4 9.0 277.9 1.3 4 PANCORAN MAS 1051.6 5.2 1618.4 8.0 306.3 1.5 5 SAWANGAN 0.01 0.004 1975.3 9.7 2622.9 12.9 6 SUKMAJAYA 1285.8 6.3 1787.6 8.8 267.6 1.3 Total Luas 6106.03 30.2 10230.09 50.7 3847.2 19.06

Dari Tabel 19 terlihat bahwa pada setiap kecamatan di Kota Depok memiliki wilayah konservasi tinggi. Namun, kecamatan yang merupakan daerah konservasi tingkat tinggi adalah Kecamatan Sawangan dengan luas wilayah tingkat konservasi tinggi sebesar 2.622,9 Ha (12,99%).

5.6. Rekomendasi Penggunaan Lahan Berdasarkan Tingkat Konservasi Air

Berikut merupakan tabel yang memperlihatkan penggunaan lahan yang termasuk pada tingkat konservasi air rendah ( WC = 1,24 – 2,11) dan tingkat konservasi tinggi (WC = 2,98 – 3,85) pada tiap kecamatan Kota Depok :

Tabel 20. Penggunaan Lahan Konservasi Air Tinggi Tiap Kecamatan

No Kecamatan Penggunaan Lahan/Nilai WC

Tingkat Rendah Nilai WC Tingkat Tinggi Nilai WC

1 BEJI

Bedengan 1.90 Danau/Situ 3.10

Perumahan kepadatan sedang 1.75-1.90 Hutan 3.10-3.60

Perumahan kepadatan tinggi 1.35-2.0 Sawah 3.20

Tegalan 1.75-1.90

2 CIMANGGIS

Lapangan Golf 1.90 Danau/Situ 3.10

Perumahan kepadatan sedang 1.75-1.90 Hutan 3.10

Perumahan kepadatan tinggi 1.35-2.0 Sawah 3.20

Tegalan 1.75-1.90

3 LIMO

Perumahan kepadatan sedang 0.80 Danau/Situ 3.73

Perumahan kepadatan tinggi 1.88-2.0 Hutan 3.45

Kebun 3.05

Perumahan kepadatan rendah 3.05

Sawah 3.05-3.45

Semak belukar 3.05

4 PANCORAN

MAS

Bedengan 1.75 Danau/Situ 3.10-3.85

Perumahan kepadatan sedang 1.90 Sawah 3.20-3.45

Perumahan kepadatan tinggi 1.35-2 Semak belukar 3.05

Tegalan 1.75-1.90 Sungai 3.05-3.45

5 SAWANGAN

Perumahan kepadatan tinggi 2.0 Danau/Situ 3.85

Hutan 3.85

Kebun 3.05

Lahan Terbuka 3.05

Perumahan kepadatan rendah 3.05

Perumahan k.sangat rendah 3.05

Sawah 3.05-3.45

Semak belukar 3.05

Tegalan 3.05

6 SUKMAJAYA

Bedengan 1.75-1.90 Bendungan 3.20

Perumahan kepadatan sedang 1.65-1.90 Danau/Situ 3.60

Perumahan kepadatan tinggi 1.25-2.0 Hutan 3.05

Tegalan 1.75-1.90 Kebun 3.05

Perumahan kepadatan rendah 3.05

Perumahan k. sangat rendah 3.05

Pada Tabel 20 menunjukkan penggunaan lahan yang termasuk tingkat konservasi tinggi dan rendah berdasarkan nilai WC (Water Conservation). Dari tabel ini terlihat bahwa penggunaan lahan yang termasuk tingkat konservasi air tinggi, sebagian besar adalah penggunaan lahan yang termasuk dalam RTH (danau/situ, hutan, sawah, kebun, semak belukar, sungai, hutan, lahan terbuka, tegalan, dan bendungan).

Kecamatan Sawangan memiliki zona konservasi air tingkat tinggi seluas 12,9% (Tabel 19). Hal ini didukung dengan Tabel 20 yang menunjukkan bahwa sebagian besar penggunaan lahan di Kecamatan Sawangan merupakan RTH.

Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya memiliki zona konservasi air tingkat tinggi hanya seluas 0,8% dan 1,3%, sedangkan kedua kecamatan ini memiliki zona konservasi tingkat rendah seluas 15,2% dan 6,3% (Tabel 19). Hal ini kemungkinan yang menyebabkan kedua kecamatan ini mengalami banjir lokal. Jika dilihat pada Gambar 24, kedua kecamatan ini didominasi oleh permukiman.

Untuk mengatasi banjir lokal yang terjadi pada kedua kecamatan ini, maka perlu dibangun RTH yang lebih besar (luasan) dibandingkan kecamatan lain dan pemilihan penggunaan lahan yang tepat (meresapkan air). Sehingga nilai WC akan tinggi dan secara langsung zona konservasi air tingkat tinggi pun akan meningkat (luasan).

Disarankan memperluas hutan di Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya atau melakukan perubahan lahan dari tegalan menjadi semak belukar atau hutan. Hal ini karena semak belukar dan hutan memiliki daya serap air lebih tinggi dibandingkan tegalan.

Partisipasi aktif masyarakat luas sangat dibutuhkan dalam membangun ataupun mempertahankan RTH. Partisipasi masyarakat dapat berupa penyediaan lahan untuk RTH dan kesadaran untuk menanam berbagai jenis pohon di lingkungan rumah masing-masing.

Metode konservasi vegetatif yang dapat dilakukan adalah dengan cara memanfaatkan media tanaman dan lubang-lubang cacing sebagai upaya untuk meresapkan air tanah (lubang biopori).

5.7. Hubungan Tingkat Konservasi Air dengan RTH

Berikut merupakan tabel luas dan persentase RTH dan Tingkat konservasi air pada setiap kecamatan yang memperlihatkan hubungan keduanya.

Tabel 21. RTH dan Tingkat Konservasi Air

No Kecamatan RTH Tingkat Konservasi Air

Luas % Luas % 1 BEJI 471.0 2.3 202.7 1.004 2 CIMANGGIS 1425.2 7.1 169.7 0.8 3 LIMO 1250.4 6.1 277.9 1.4 4 PANCORAN MAS 1044.0 5.1 306.3 1.5 5 SAWANGAN 2524.6 12.5 2622.9 12.9 6 SUKMAJAYA 1050.2 5.2 267.6 1.3 Total Luas 7765.5 38.5 3847.2 19.0

Pada Tabel 21. terlihat bahwa Kecamatan Sawangan memiliki wilayah dengan tingkat konservasi tinggi dan lebih luas dibandingkan dengan kecamatan lain. Hal ini terjadi karena pada Kecamatan Sawangan luas penggunaan lahan yang berupa RTH sebesar 2.524,6 Ha (12,5) lebih tinggi dibandingkan kecamatan yang lain. Oleh karena itu, RTH yang telah ada di Kecamatan Sawangan haruslah dipertahankan. Pada Kecamatan Limo, Pancoran Mas, Sawangan dan Sukmajaya terjadi hubungan yang berbanding lurus terhadap RTH, namun di Kecamatan Beji dan Cimanggis terjadi sebaliknya. Maka, hubungan tingkat konservasi air dengan RTH berbanding lurus sekitar 66,67% di wilayah Kota Depok.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Citra ALOS AVNIR dapat membedakan penggunaan lahan yaitu, permukiman (perumahan) menjadi empat kelas.

2. Kota Depok memiliki luas RTH sebesar 7.765,6 Ha (38,48%) dan Non RTH sebesar 12.417,7 Ha (61,52%). Hal ini telah sesuai UU RI No. 26 Tahun 2007, dimana proporsi RTH minimal 30% dari luas wilayah. Kota Depok memiliki luas RTH privat 6.995,6 Ha (34,66%) melebihi standar maksimal yaitu 10% dan RTH publik hanya 769,9 Ha (3,82%) dibawah standar maksimal yaitu 20%.

3. Kecamatan Sawangan memiliki zona konservasi air tingkat tinggi seluas 12,9% yang menunjukkan bahwa sebagian besar penggunaan lahan di Kecamatan Sawangan merupakan RTH.

4. Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya memiliki zona konservasi air tingkat tinggi hanya seluas 0,8% dan 1,3%, sedangkan kedua kecamatan ini memiliki zona konservasi tingkat rendah seluas 15,2% dan 6,3%. Hal ini kemungkinan yang menyebabkan kedua kecamatan ini mengalami banjir lokal, dimana kedua kecamatan ini didominasi oleh permukiman.

5. Hubungan tingkat konservasi air dengan RTH berbanding lurus di empat kecamatan di Kota Depok (66,67%), yaitu Kecamatan Limo, Pancoran Mas, Sawangan, Sukmajaya.

6.2. Saran

1. Untuk memenuhi kekurangan RTH publik sebesar 16,18% maka disarankan pada setiap kecamatan di Kota Depok dapat menyumbangkan RTH berdasarkan zona konservasi air terutama pada Kecamatan Sawangan yang memiliki tingkat konservasi tinggi sebesar 12,99%.

2. Untuk mengatasi banjir lokal yan terjadi di Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya disarankan memperluas hutan di Kecamatan Cimanggis

dan Sukmajaya Metode konservasi vegetatif yang dapat dilakukan adalah dengan cara memanfaatkan media tanaman dan lubang-lubang cacing sebagai upaya untuk meresapkan air tanah (lubang biopori). 3. Partisipasi aktif masyarakat luas sangat dibutuhkan dalam membangun

ataupun mempertahankan RTH. Partisipasi masyarakat dapat berupa penyediaan lahan untuk RTH dan kesadaran untuk menanam berbagai jenis pohon di lingkungan rumah masing-masing.

4. RTH Privat yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dipertahankan dalam arti tidak mengalami konversi menjadi lahan terbangun agar proporsi RTH di Depok tetap memenuhi standar 30%.

BAB VII

Dokumen terkait