• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) di perkenalkan pertama kali di Brooklyn, Amerika Serikat berupa kartu kredit. John Baggin seorang bankir memperkenalkan kartu kredit pertamanya dengan sebutan Charg-It pada tahun 1946. Saat itu Charg-It masih digunakan disekitar Brooklyn dan pemegang kartu hanya yang menjadi nasabah di bank tempat John Beggin bekerja. Kemudian pada tahun 1951, Dinner Club.Inc sebuah perusahaan independent kartu kredit berdiri dan memperkenalkan kartu kredit pertamanya. Kartu kredit tersebut merupakan awal mula kartu pembayaran yang berbahan pelastik. Dan ditahun 1966 didirikan sebuah asosiasi kartu kredit pertama oleh bank-bank di California yang disebut Interbank Card Association (ICA) dan kemudian membentuk jaringan kartu kredit antar bank dan jaringan on-line untuk mempercepat proses pembayaran.

Pada tahun 1970 dikembangkan sebuah mesin ATM yang bernama Speytec yang dikembangkan oleh Midland bank, dimana mesin tersebut diakses menggunakan kartu dengan strip magnetik, ini merupakan kemunculan kartu ATM pertama. Ditahun yang sama ICA dan National BankAmericard (NBI) memperkenalkan sistem pembayaran elektronik pertama mereka INAS dan Base I. Kemudian pada tahun 1978 kartu debitt pertama diperkenalkan oleh Seattle First National Bank. Kartu ini memiliki konsep yang sama dengan kartu kredit.

30 Berbeda dengan kartu kredit yang berfungsi menunda pembayaran, kartu debit melakukan pembayaran dengan langsung memotong dana tabungan dari rekening pemengaang kartu.

4.1.2 Perkembangan APMK di Indonesia

Di Indonesia APMK pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980an dengan kartu kredit oleh bank Duta dan ATM oleh bank Niaga dan Hongkong Bank. Sejak saat itu penggunaan APMK terus mengalami perkembangan. Hingga saat ini ada 22 bank dan 1 lembaga selain bank yang menerbitkan kartu kredit, dan 111 bank penerbit kartu ATM-Debit.

Selain dari jumlah penerbitnya, perkembangan APMK juga tercermin dari pertumbuhan transaksi yang cukup signifikan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat dari laju pertumbuhan transaksi kartu ATM-Debit dan transaksi kartu kredit pada gambar dibawah ini.

31 Sumber : Bank Indonesia, data di olah

Gambar 4.1

Pertumbuhan Transaksi Kartu ATM-Debit Tahun 2003 - 2014

Grafik pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa nominal transaksi kartu ATM-Debit dari tahun 2003-2014 mengalami pertumbuhan yang signifikan yaitu dengan rata-rata kenaikan sebesar 31% setiap tahunnya. Total nominal transaksi pada tahun 2014 sencapai sekitar Rp 4400 triliun, jumlah tersebut meningkat hingga 18 kali dari jumlah nominal transaksi pada tahun 2003 yang hanya sebesar Rp 225 triliun. Sedangkan dari jumlah volume transaksinya, kartu ATM_Debit mengalami peningkatan rata-rata sebesar 21% setiap tahunnya dengan jumlah total transaksi pada tahun 2014 sebanyak 4 miliar transaksi dan rata-rata 11 juta transaksi perharinya . 0 500000000 1000000000 1500000000 2000000000 2500000000 3000000000 3500000000 4000000000 4500000000 5000000000

Transaksi Kartu ATM-Debit

Nominal (Rp Jt) Volume

32 Sumber : Bank Indonesia, data diolah

Gambar 4.2

Pertumbuhan Transaksi Kartu Kredit Tahun 2003 – 2014

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa transasi kartu kredit juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, dimana setiap tahunnya terjadi peningkatan nominal transaksi dengan rata-rata 22%. Total nominal transaksi pada tahun 2014 sebesar Rp 255 triliun, jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 8 kali dari jumlah nominal transaksi pada tahun 2003 yang hanya sebesar Rp 28 triliun. Kemudian pada volume transaksi, kartu kredit mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 13%, dengan total jumlah transaki pada tahun 2014 sebesar 250 juta transaksi dan jumlah transaksi sekitar 700 ribu transaksi perharinya

Pertumbuhan transaksi APMK juga didukung dengan peningkatan jumlah infrastruktur APMK seperti mesin ATM dan mesin EDC (Electronic Data Capture) setiap tahunnya. Saat ini terdapat sekitar 95 ribu mesin ATM dan 970 ribu mesin EDC di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan

0 50000000 100000000 150000000 200000000 250000000 300000000

Transaksi Kartu Kredit

Nominal (Rp Jt) Volume

33 7% dan 15% dari jumlah tahun lalu yang yang hanya berkisar 89 ribu mesin ATM dan 842 ribu mesin EDC.

Sumber : Bank Indonesia, data diolah

Gambar 4.3

Perkembangan Jumlah Mesin ATM dan mesin EDC di Indonesia Perkembangan APMK juga lakukan dengan mengikuti perkembangan pada dunia teknologi dan informasi. Hal tersebut terlihat dengan banyak merchant dan ritel-ritel yang memasarkan barang atau produk-produk mereka melalui internet. Dari hal tersebut maka bank melakukan inovasi pada sistem pembayaran APMK untuk dapat dilakukan pembayaran melalui internet juga, seperti dibagunnya fasilitas internet banking untuk ATM-Debit dan payment gateway untuk pembayaran dengan kartu kredit.

Perkembangan APMK di Indonesia juga disertai dengan regulasi yang baik. Bank Indonesia selaku pengawas Sistem Pembayaran Nasional (SPN) menetapkan berbagai peraturan dan kebijakan untuk menjaga keamanan dalam penyelengaaraan APMK. Seiring dengan perkembangan APMK, peraturan tersebut juga mengalami perubahan dan pembaharuan demi menjaga stabilitas

70 75 80 85 90 95 100 0 200 400 600 800 1000 1200 Ags 14 Se p 14 O kt 1 4 N o v 1 4 De s 14 Ja n 15 Fe b 15 M a r 1 5 Apr 15 M e i 1 5 Jun 15 Jul 15 Ags 15 Mesin EDC Mesin ATM

34 dari sistem pembayaran nasional. Seperti pada PBI nomor 14/2/PBI/2009 yang berubah menjadi PBI nomor 14/2/PBI 2012, dimana dilakukan penambahan perturan perihal batas umur pemegang kartu kredit, penerapan pin pada kartu kredit, hingga mekanisme penggunaan debt collector dalam penagihan kartu kredit.

Dari sisi keamanan, APMK juga terus berkembang demi menjaga serta memperkuat tingkat keamanan serta meminimalkan kejahatan dalam penggunaan APMK. Salah satunya yaitu dilakukannya pengembangan teknologi chip untuk menggantikan penggunaan pita magnet pada kartu ATM-Debit dan kartu kredit. Dan Bank Indonesia sudah menerapkan teknologi berbasis chip tersebut pada kartu kredit saat ini. Sedangkan untuk ATM-Debit sedang dalam proses dan diperkirakan dapat digunakan paling lambat januari 2016.

4.1.3 Perkembangan Perputaran Uang (Velocity of Money) di Indonesia

Dalam Penelitian ini velocity of money yang digunakan merupakan hasil perhitungan dari nominal Produk Domestik Bruto (PDB) dibagi dengan Jumlah Uang beredar (M1).

35 Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik

Gambar 4.4

Perkembangan PDB, JUB (M1), dan Velocity of Money di Indonesia Dari gambar grafik di atas terlihat bahwa nilai perputaran mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Peningkatan perputaran uang tertinggi terjadi pada awal tahun 2010 hingga awal tahun 2011. Hal tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan PDB yang cukup signifikan di tahun tersebut.

4.2 Analisis Data dan Pembahasan

Dokumen terkait