• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Aplikasi Multinomial Logit Mixed Model dengan pendekatan Hierarchical Bayes pada Proporsi Pengangguran menurut Kategori di Pulau

4.2.1 Gambaran Umum

Pulau Kalimantan merupakan pulau ketiga terbesar di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa, sebelah timur Selat Malaka dan Pulau Sulawesi di sebelah Selatan. Dengan luas sebesar 743.330 km2, Pulau Kalimantan dibagi oleh tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Brunei Darussalam menempati wilayah yang kecil yaitu sekitar 1 persen dari luas wilayah Kalimantan atau sekitar 5.765 km2, Malaysia menempati sekitar 26 persen, dan Indonesia menempati wilayah yang paling luas yakni sekitar 76 persen.

Gambar 4.1 Peta Pulau Kalimantan

sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/28/Borneo_Topography.png

provinsi termuda di Indonesia, yang baru disahkan menjadi provinsi pada tahun 2012. Kabupaten/kota pada tahun 2015 yang berlokasi di kelima provinsi sebanyak 56 kabupaten/kota.

Dari hasil Sensus Penduduk 2010, tercatat bahwa jumlah penduduk di Pulau Kalimantan hanya sebesar 5,80 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk terbesar berada di provinsi Kalimantan Barat sebanyak 4,40 juta jiwa sedangkan Kalimantan Tengah merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terkecil di pulau ini yakni hanya sebanyak 2,21 juta jiwa.

Pulau Kalimantan hanya menyumbang 8,15 persen PDRB dari total PDRB seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi Kalimantan Timur merupakan penyumbang PDRB terbesar di Pulau Kalimantan sebesar 4,31 persen, sedangkan Kalimantan Utara sebagai provinsi termuda menyumbang hanya sekitar 0,54 persen.

Tabel 4.1 Distribusi PDRB terhadap Total PDRB 34 Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, 2011 – 2015 (persen)

Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015 Kalimantan Barat 1,24 1,23 1,24 1,24 1,26 Kalimantan Tengah 0,84 0,85 0,85 0,84 0,84 Kalimantan Selatan 1,26 1,23 1,21 1,20 1,18 Kalimantan Timur 6,58 6,35 5,40 4,93 4,31 Kalimantan Utara - - 0,55 0,56 0,54 Kalimantan 7.48 6.13 6.17 5.94 6.18

Sumber: Badan Pusat Statistik (2016)

Dari hasil pelaksanaan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), terlihat bahwa nilai TPT (tingkat pengangguran terbuka) di Pulau Kalimantan mengalami fluktuasi. Pengangguran terbuka di Kalimantan Timur selama periode 2010 – 2015 menempati posisi tertinggi dibandingkan provinsi lain di Pulau Kalimantan dan selalu berada di atas angka nasional. Tingginya tingkat perekonomian di

mengatasi masalah tingginya tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran pada tahun 2015 sejakt tahun 2014 mulai mengalami peningkatan kembali. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan jumlah tenaga kerja karena banyaknya perusahaan di sektor pertanian, khususnya perkebunan dan sektor pertambangan yang melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja. Sebagian besar kegiatan ekonomi di Pulau Kalimantan bergantung kepada kedua sektor ini sehingga pengurangan jumlah tenaga kerja di kedua sektor ini akan sangat berdampak pada kondisi sosialnya.

Gambar 4.2 Perkembangan TPT Provinsi di Pulau Kalimantan dan TPT Indonesia, Tahun 2010 – 2015

Pertumbuhan ekonomi yang dihitung menggunakan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. Keberhasilan pembangunan diharapkan akan mengurangi jumlah pengangguran di wilayah mengatasi masalah tingginya tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran pada tahun 2015 sejakt tahun 2014 mulai mengalami peningkatan kembali. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan jumlah tenaga kerja karena banyaknya perusahaan di sektor pertanian, khususnya perkebunan dan sektor pertambangan yang melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja. Sebagian besar kegiatan ekonomi di Pulau Kalimantan bergantung kepada kedua sektor ini sehingga pengurangan jumlah tenaga kerja di kedua sektor ini akan sangat berdampak pada kondisi sosialnya.

Gambar 4.2 Perkembangan TPT Provinsi di Pulau Kalimantan dan TPT Indonesia, Tahun 2010 – 2015

Pertumbuhan ekonomi yang dihitung menggunakan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. Keberhasilan pembangunan diharapkan akan mengurangi jumlah pengangguran di wilayah mengatasi masalah tingginya tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran pada tahun 2015 sejakt tahun 2014 mulai mengalami peningkatan kembali. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan jumlah tenaga kerja karena banyaknya perusahaan di sektor pertanian, khususnya perkebunan dan sektor pertambangan yang melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja. Sebagian besar kegiatan ekonomi di Pulau Kalimantan bergantung kepada kedua sektor ini sehingga pengurangan jumlah tenaga kerja di kedua sektor ini akan sangat berdampak pada kondisi sosialnya.

Gambar 4.2 Perkembangan TPT Provinsi di Pulau Kalimantan dan TPT Indonesia, Tahun 2010 – 2015

Pertumbuhan ekonomi yang dihitung menggunakan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. Keberhasilan pembangunan diharapkan akan mengurangi jumlah pengangguran di wilayah

Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, Tahun 2011 – 2015 (persen) Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015 Kalimantan Barat 5,50 5,91 6,05 5,03 4,81 Kalimantan Tengah 7,01 6,87 7,37 6,21 7,01 Kalimantan Selatan 6,97 5,97 5,33 4,85 3,84 Kalimantan Timur 6,47 5,48 2,76 1,57 -1,28 Kalimantan Utara - - - 8,18 3,13

Rata-rata lama sekolah sebagai gambaran kualitas pendidikan di suatu wilayah. Diharapkan semakin lama masa sekolah akan memberikan kualitas manusia yang lebih baik sehingga mampu memperoleh pekerjaan yang lebih layak dan terhindar dari pengangguran. Tabel 4.3 menyajikan rata-rata lama sekolah provinsi di Pulau Kalimantan.

Tabel 4.3 Rata-Rata Lama Sekolah menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, Tahun 2011 – 2015 (tahun) Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015 Kalimantan Barat 6,82*) 6,89*) 6,62 6,69 6,83 Kalimantan Tengah 7,62 7,68 7,73 7,79 7,82 Kalimantan Selatan 7,25 7,37 7,48 7,59 7,60 Kalimantan Timur 8,56 8,79 8,83 8,87 9,04 Kalimantan Utara - - - 8,10 8,35

Catatan: *) masih menggunakan metode lama (rata-rata lama sekolah penduduk usia 15+)

Pada penelitian ini digunakan tiga variabel penjelas yang digunakan untuk menduga pengangguran di Pulau Kalimantan, yaitu rata-rata lama sekolah, laju pertumbuhan ekonomi dan rasio jenis kelamin. Pada Tabel 4.4 akan disajikan statistik deskriptif dari variabel penjelas yang digunakan untuk menduga variabel respon pada penelitian ini. Sebanyak 56 kabupaten/kota dijadikan objek penelitian

tertinggi berada di Kota Banjar Baru, Provinsi Kalimantan Selatan yakni sebesar 10,75 tahun.

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Prediktor

Variabel Prediktor Minimum Maksimum Mean Standar

Deviasi Rata-Rata Lama Sekolah 5,37 10,75 7,84 1,273 Laju Pertumbuhan Ekonomi -7,64 7,80 4,22 2,726 Rasio Jenis Kelamin 96,00 123,00 107,64 5,590

Laju Pertumbuhan Ekonomi terendah sebesar -7,64 persen berada di kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur sedangkan tertinggi berada di kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah yakni sebesar 7,80 persen. Rasio Jenis Kelamin terendah sebesar 96 persen berada di kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan dan yang tertinggi berada di kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara. Adapun daftar lengkap variabel penjelas untuk masing-masing kabupaten/kota terdapat pada Lampiran 1.

4.2.2 Estimasi Proporsi Pengangguran menurut Kategori Pengangguran di

Dokumen terkait