• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mediasi Negosiasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah Kabupaten Luwu Timur

2. Gambaran Umum Kabupaten Luwu Timur

Kabupaten Luwu Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Luwu Utara yang disahkan dengan UU Nomor 7 Tahun 2003 pada tanggal 25 Februari 2003. Malili adalah ibu kota dari Kabupaten Luwu Timur yang terletak di ujung utara Teluk Bone. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.944,98 km2. Kabupaten ini terdiri atas 11 Kecamatan yakni

Kecamatan Malili, kecamatan Angkona, Tomoni, Tomoni Timur, Kalena, Towuti, Nuha, Wasponda, Wotu, Burau dan Mangkutana. Di kabupaten ini terletak Sorowako, tambang nikel yang dikelola oleh INCO, sebuah perusahaan Kanada yang kini berubah nama menjadi PT Vale . Pada tahun 2008, Pendapatan Asli Daerahnya berjumlah Rp. 38,190 miliar. Pendapatan per kapita masyarakat Luwu Timur pada tahun 2005 adalah Rp. 24,274 juta.

Kepadatan penduduk tahun 2009 di Luwu Timur masih kecil, hanya 33 jiwa per Km2. Kecamatan yang paling padat adalah Kecamatan Malili dengan Jumlah penduduk 32.112 Jiwa. Sedangkan Kecamatan yang paling rendah jumlah penduduk adalah kecamatan Kalaena 11.205 jiwa. Secara umum jumlah penduduk laki-laki di kabupaten Luwu Timur lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini terlihat dengan rasio jenis kelmain (sex ratio) penduduk Luwu Timur sebesar 107.41 yang artinya bahwa setiap 100 Perempuan di Luwu Timur terdapat 107 Laki-laki.

Berdasarkan komposisi kelompok umur mengindikasikan bahwa penduduk laki-laki dan perempuan terbanyak berada di Kelompok umur 5-9 tahun. Dan distribusinya menunjukkan bahwa 36% penduduk Luwu Timur berusia muda (umur 0-14 tahun), 60% berusia produktif (15-64 tahun) dan 4 % usia tua (65 tahun ke atas). Sehingga diperoleh rasio ketergantungan penduduk Luwu Timur 150,81, yang artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 150 penduduk usia non produktif.

Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu daerah penempatan Transmigrasi di Provinsi Sulawesi Selatan. Ada empat UPT di Kabupaten

Luwu Timur di antaranya adalah UPT Malili SP I (425 KK) dan SP II (400 KK) dan UPT Mahalona SP (330 KK) dan SP II (100 KK). Para Transmigran yang ada di ke empat UPT tersebut berasal dari bebrapa daerah antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, NTB, Bali, Ambon, Poso, maupun Timor Timur.

Kabupaten Luwu Timur secara geografis terletak pada koordinat antara 20 15’ 00’’ – 30 Lintang Selatan dan 1200 30’ 00’’ sampai 1210 30’00’’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Luwu Timur adalah 694.488 ha atau 6.944,88 km2. Secara fisik geografis wilayah Kabupaten Luwu Timur meliputi batas-batas:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan.

Letak Kabupaten Luwu Timur pada Pulau Sulawesi sangat strategis sehingga dapat menjadi wilayah penghubung bagi wilayah hinterland, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam.Pada masa datang, Kabupaten Luwu Timur diharapkan dapat berfungsi sebagai service region dan marketing outlet bagi kabupaten-kabupaten di

sekitarnya. Selain itu, bila ditinjau dari wilayah Nasional, di kabupaten Luwu Timur terdapat Kawasan Strategis Nasional, yaitu KSN Sorowako dan sekitarnya yang menjadi sentra penambangan PT. Vale Indonesia, Tbk. Penetapan KSN Sorowako mengacu pada pertimbangan kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi, serta mempunyai pengaruh luas terhadap pembangunan ekonomi sampai ke tingkat nasional, terutama karena Kontrak Karya (KK) yang ditanda tangani oleh Presiden RI (Soeharto, kala itu) baru berakhir tahun 2025.

Kabupaten Luwu Timur dikenal memiliki kandungan nikel yang cukup banyak. Salah satu perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan nikel di kabupaten ini adalah PT Vale Indonesia Tbk yang terletak di Kecamatan Nuha. Pada tahun 2010, jumlah produksi Nikel Matte mencapai 77.185,184 ton. Jumlah ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 68.228,332 ton.

Lahan sawah di Kabupaten Luwu Timur seluas 20.017 Ha, terdapat 9.267 Ha yang menggunakan sistem pengairan/irigasi teknis, 7.587 Ha beririgasi setengah teknis, 210 Ha beririgasi sederhana, 1.616 Ha merupakan sawah tadah hujan, pasang surut 50 Ha dan 1.285 Ha beririgasi desa/non PL. Lahan kering di Kabupaten Luwu Timur di antaranya digunakan untuk rumah/pekarangan, tegal/kebun, ladang/huma, tanah gembala/padang rumput, rawa-rawa yang tidak ditanami, tambak, kolam/tebat, lahan sementara yang tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan negara, perkebunan dan lainnya.

Persentase penggunaan lahan kering di Kabupaten Luwu Timur yang paling banyak adalah untuk hutan Negara, yakni sebesar 36,97 persen.

Rata-rata Produktivitas padi (padi sawah dan padi ladang) di Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2010 sebesar 59,50 Kw/Ha dengan luas panen sebesar 28.678,00 Ha dan produksi 170.620,49 ton. Kecamatan penyumbang produksi padi terbesar adalah Kecamatan Burau dengan total produksi sebesar 30.954,52 ton dan luas panen bersih sebesar4.886 Ha serta memiliki produktivitas yaitu 63,60 Kw/Ha.

Komoditi tanaman pangan yang dihasilkan Kabupaten Luwu Timur adalah jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Sub Sektor hortikultura mencakup tanaman sayuran, tanaman buahbuahan, tanaman biofarma dan tanaman hias. Komoditi yang disajikan pada tanaman sayuran meliputi bawang daun, cabe, tomat, petsai, kacang panjang dan bayam. Pada tahun 2010, produksi tanaman sayuran terbesar yang dihasilkan Kabupaten Luwu Tmur adalah tanaman kangkung dengan produksi 557,55 ton. Sedangkan tanaman buah-buahan yang dihasilkan meliputi mangga, durian, jeruk, pisang, pepaya, nanas, rambutan dan manggis dengan produksi terbesar adalah buah pisang sebanyak 30.314,60 ton. Tanaman obat-obatan meliputi jahe, laos, kencur, kunyit dengan produksi terbesar adalah laos/lengkuas sebanyak 2.300 kg.

Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar wilayahnya berada pada kawasan Pegunungan Verbeck merupakan daerah yang bertopografi pegunungan. Namun di beberapa tempat merupakan daerah pedataran hingga

rawa-rawa. Wilayah-wilayah yang bergunung adalah bagian utara dan barat sedangkan wilayah pedataran adalah bagian selatan dan barat. Kondisi datar sampai landai terdapat pada semua wilayah kecamatan dengan yang terluas di Kecamatan Angkona, Burau, Wotu, Malili dan Mangkutana. Sedangkan kondisi bergelombang dan bergunung yang terluas di Kecamatan Nuha, Mangkutana dan Towuti.

Hasil analisis kelerengan serta analisis peta topografi menunjukkan bahwa Kabupaten Luwu Timur dapat dibagi menjadi 4 wilayah lereng dan satu danau. Penggolongan tersebut adalah pegunungan (>40%), perbukitan (15 – 40%), bergelombang (8 – 15%) dan pedataran (0 – 8%). Luas wilayah dengan kemiringan >40% mencapai 459.946,81 ha (69,20%), kemiringan 0-8% mencapai 105.653 ha, kemiringan 8-15% mencapai 11.846,62 ha, kemiringan 15-40% mencapai 11.446,05 ha dan danau mencapai luas 74.875,50 ha.

Kabupaten Luwu Timur juga merupakan salah satu kabupaten dengan luas lahan hutan yang terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan. Luas lahan hutan alam dan hutan bakau mencapai 474.373 Ha atau mencapai 68,30%. Disektor pertambangan khususnya di bidang tambang Nikel memegang peranan penting di wilayah ini, luas lahan yang dikelola sebagai pertambangan mencapai 4,24% atau setara dengan 28.444,86 Ha dari luas lahan yang ada. Pola penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Luwu Timur seperti yang digambarkan sebagai berikut:

1. Hutan : 464.758,00 Ha (66,92 %) 2. Hutan Bakau : 9.615,00 Ha (1,38 %)

3. Pasar Pantai : 279 Ha (0,04 %)

4. Perkebunan : 44.231,15 Ha (6,37 %) 5. Permukiman : 10.059,44 Ha (1,45%) 6. Sawah irigasi : 14.562,00 Ha (2,10 %) 7. Sawah Tadah Hujan : 831 Ha (0,12 %)

8. Semak Belukar : 12.391,00 Ha (1,78 %) 9. Tanah Ladang : 2.710,00 Ha (0,39 %) 10. Konsevasi Perairan : 78.367,55 Ha (11,29 %) 11. Tegalan : 27.248,55 Ha (3,92 %) 12. Tambang : 29.444,86 Ha (4,24 %)

Kabupaten Luwu Timur juga mendapat julukan “Negeri Tiga Danau”, karena keunikan keberadaan 3 (tiga) buah danau besar pada bagian Timur wilayahnya. Ketiga danau yang dimaksud, yaitu :

1. Danau Towuti (luasnya 56.670 Ha), 2. Danau Matano (luasnya 16.350 Ha), dan 3. Danau Mahalona (luasnya 2.348 Ha)

Ketiga danau ini sangat potensial untuk pengembangan kegiatan budidaya perikanan, pembangkit listrik, dan kegiatan pariwisata. Disamping itu juga, terdapat 2 (dua) buah telaga, yaitu Telaga Tapareng Masapi seluas 243 Ha, dan Telaga Lontoa seluas 172 Ha. Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur terdapat 14 sungai. Sungai terpanjang adalah sungai Kalaena dengan panjang 85 km, sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km.

3. Gambaran Umum Kecamatan Towuti

Dokumen terkait