• Tidak ada hasil yang ditemukan

5

,

0

1

(

*

5

,

0

*

96

,

1

(

)

1

,

0

*

696

.

50

(

0,5)

-0,5(1

*

1,96

*

50.696

2 2 2

+

= 96,04 ∞ 96 Sehingga jumlah sampel yang diambil dari masyarakat adalah 96 KK. Untuk jumlah sampel pada masing-masing Keca-matan dibagi secara proporsional yang didasarkan pada prosentase jumlah KK di masing-masing kecamatan. Sehingga jumlah sampel dari masyarakat untuk tiap kecamatan seperti dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Populasi dan Jumlah Sampel Dari Masyarakat No Kecamatan Jumlah KK Jumlah Sampel (KK) 1 Gayamsari 15.394 28 2 Semarang Selatan 18.464 36 3 Candisari 16.838 32 Jumlah 50.696 96 Gambaran Umum Kecamatan Semarang Selatan

Kecamatan Semarang Selatan dengan tingkat ekonomi tinggi adalah pusat pemerintahan dan perdagangan mem-punyai seluas 5,93 km² dan 14.460 jiwa/km² terdiri 10 kelurahan .Pelayanan sampah untuk daerah ini baru 64 %

Di Semarang Selatan ketersediaan kebutu-han sarana dan tenaga pengumpul sampah saat ini yaitu ketersediaan gerobak atau becak sampah sebanyak 67,39%; keter-sediaan sarana pemindahan sebanyak 95% (lokasi TPS) dan 91,49% (kontainer), ketersediaan kendaraan pengangkut sam-pah amroll truck 0% dan dump truck 50% Kemauan masyarakat di kecamatan Semarang Selatan dalam membayar tarif retribusi sampah masih rendah ,karena masih rendahnya tingkat kinerja pengelola sampah, yakni jumlah amroll truck yang masih sangat kurang, sehingga banyak sampah di TPS yang penuh dan terlambat diangkut karena sarana pengangkutan yang masih kurang ,juga pemahaman masyarakat tentang perlunya retribusi sampah untuk membiayai pengelolaan sampah masih rendah,jarang diadakan sosialisasi dari pengelola sampah.

Gambaran Umum Kecamatan Gayamsari

Kecamatan Gayamsari dengan tingkat ekonomi rendah mempunyai luas wilayah 6,18 km² dan kepadatan penduduknya 10.747 jiwa tiap km², mempunyai 7 kelurahan, mempunyai dua kelurahan daerah tertinggal yaitu Sawah Besar dan Tambak Rejo. Kecamatan Gayamsari mempunyai tingkat pelayanan sampah yang tertinggi di kota Semarang yaitu 77%.

Di Gayamsari ketersediaan kebutuhan sarana dan tenaga pengumpul sampah, yaitu ketersediaan gerobak atau becak sampah sebanyak 69,56%; ketersediaan sarana pemindahan sebanyak 64,29% (lokasi TPS) dan 47,50% (kontainer) ketersediaan kendaraan pengangkut sampah amroll truck 66,67% dan dump truck 8%

Kemauan masyarakat di kecamatan Gayamsari dalam membayar tarif

retri-busi sampah masih rendah, karena masih rendahnya tingkat kinerja pengelola sampah ,yakni jumlah TPS dan kontainer yang masih kurang dan jumlah dump truck yang masih sangat kurang, sehingga banyak sampah terutama di jalan protokol dan TPS penuh, terlambat diangkut kare-na sarakare-na pengangkutan yang masih kurang,juga pemahaman masyarakat ten-tang perlunya retribusi sampah untuk membiayai pengelolaan sampah masih rendah, jarang diadakan sosialisasi dari pengelola sampah.

Gambaran Umum Kecamatan Candisari

Dengan luas wilayah 6,54 km² dan kepa-datan penduduk 10.635 jiwa/km², terdiri dari 7 kelurahan. Tingkat pelayanan sam-pah di Candisari sebesar 69%

Kecamatan Candisari dengan tingkat ekonomi sedang mempuyai relief perbu-kitan terjal, petugas pengambil sampah mengambil sampah di permukiman pen-duduk perbukitan terjal dengan cara memikul sampah lalu petugas sampah menuruni bukit terjal, sesampai di daerah datar petugas sampah menaruh sampah di gerobak atau becak sampah lalu dibawa ke TPS.

Di Candisari ketersediaan kebutuhan sarana dan tenaga pengumpul sampah ,yaitu ketersediaan gerobak atau becak sampah sebanyak 59,52%; ketersediaan sarana pemindahan sebanyak 57,14% (lokasi TPS) dan 18,60% (kontainer), ketersediaan kendaraan pengangkut sampah amroll truck 42,86% dan dump truck 0% Kemauan masyarakat di keca-matan Candisari dalam membayar tarif retribusi sampah masih rendah, karena masih rendahnya tingkat kinerja pengelola sampah, yakni jumlah gerobag/becak sampah masih sedikit ,jumlah TPS dan kontainer yang masih kurang dan jumlah amroll truck dan dump truck yang masih sangat kurang, sehingga banyak sampah terutama di jalan protokol dan TPS penuh, terlambat diangkut karena sarana pengangkutan yang masih kurang, juga pemahaman masyarakat tentang perlunya retribusi sampah untuk membiayai penge-lolaan sampah masih rendah, jarang dia-dakan sosialisasi dari pengelola sampah.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kinerja Pengelola Sampah a. Pengumpulan

Dari hasil analisis data didapatkan : 14% masyarakat sangat puas atas kinerja pen-gumpulan sampah dan menganggap kiner-ja pengumpulan sampah sangat baik, 21% masyarakat puas atas kinerja pengum-pulan sampah dan menganggap kinerja pengumpulan sampah baik, 54% masya-rakat kurang puas atas kinerja pengum-pulan sampah dan menganggap kinerja pengumpulan sampah kurang baik, 11% masyarakat kurang tidak puas atas kinerja pengumpulan sampah dan menganggap kinerja pengumpulan sampah tidak baik. Nilai korelasi 0,84 > 0,5; berarti penga-ruhnya sangat kuat dan signifikan bahwa tingkat kepuasan mayarakat atas pelaya-nan sampah sangat dipengaruhi oleh kinerja pengelola sampah. Jika tingkat kinerja pengelola sampah baik maka tingkat kemauan masyarakat dalam mem-bayar tarif retribusi sampah tinggi. b. Pemindahan

Dari hasil analisis data didapatkan : 14% kinerja pengelola sampah dalam pemin-dahan sampah sangat baik dan kebersihan sampah di TPS sangat baik, 24% kinerja pengelola sampah dalam pemindahan sampah baik dan kebersihan sampah di TPS baik, 55% kinerja pengelola sampah dalam pemindahan sampah kurang baik dan kebersihan sampah di TPS kurang baik, 7% kinerja pengelola sampah dalam pemindahan sampah tidak baik dan kebersihan sampah di TPS, dengan korelasi 0,87 > 0,5; berarti pengaruhnya sangat kuat dan signifikan bahwa tingkat kebersihan sampah di TPS dipengaruhi oleh kinerja pengelola sampah.

c. Pengangkutan

Dari penelitian dan hasil analisis data :14% kinerja pengelola sampah dalam pengangkutan sampah sangat baik dan efektifitas volume sampah yang terangkut ke TPA sangat baik, 24% kinerja

penge-lola sampah dalam pengangkutan sampah baik dan efektifitas volume sampah yang terangkut ke TPA baik, 48% kinerja pengelola sampah dalam pengangkutan sampah kurang baik dan efektifitas volume sampah yang terangkut ke TPA kurang baik, 14% kinerja pengelola sampah dalam pengangkutan sampah tidak baik dan efektifitas volume sampah yang terangkut ke TPA tidak baik, dengan korelasi 0,86 > 0,5; berarti pengaruhnya sangat kuat dan signifikan bahwa efek-tifitas volume sampah yang terangkut dari TPS ke TPA sangat dipengaruhi oleh kinerja pengangkutan pengelola sampah. Kemauan Masyarakat dalam Membayar Tarif Retribusi Sampah

a. Kemauan Masyarakat dalam Membayar Tarif Retribusi Sampah Memberi Pengaruh terhadap Efektifitas Penarikan Tarif Retribusi Sampah

Berdasarkan analisis data : 19% kemauan masyarakat dalam membayar tarif retri-busi sampah sangat baik dan memberi pengaruh terhadap efektifitas penarikan tarif retribusi sampah sangat baik, 19% kemauan masyarakat dalam membayar tarif retribusi sampah baik dan memberi pengaruh terhadap efektifitas penarikan tarif retribusi sampah baik, 53% kemauan masyarakat dalam membayar tarif retri-busi sampah kurang baik dan memberi pengaruh terhadap efektifitas penarikan tarif retribusi sampah kurang baik, 9% kemauan masyarakat dalam membayar tarif retribusi sampah tidak baik dan memberi pengaruh terhadap efektifitas penarikan tarif retribusi sampah tidak baik. Dengan korelasi 0,87 > 0,5; berarti pengaruhnya sangat kuat dan signifikan bahwa kemauan masyarakat dalam mem-bayar tarif retribusi sampah memberi pengaruh terhadap efektifitas penarikan tarif retribusi sampah.

b. Kemauan Masyarakat dalam Membayar Tarif Retribusi Sampah Dipengaruhi Tingkat Kinerja Pengelola Sampah

Dari hasil penelitian dan analisis didapat : 16% tingkat kinerja pengelola sampah

sangat baik maka tingkat kemauan masya-rakat dalam membayar tarif retribusi sampah sangat baik, 20% tingkat kinerja pengelola sampah baik maka tingkat kemauan masyarakat dalam membayar tarif retribusi sampah baik, 54% tingkat kinerja pengelola sampah kurang baik maka tingkat kemauan masyarakat dalam membayar tarif retribusi sampah kurang baik, 10% tingkat kinerja pengelola sampah tidak baik maka tingkat kemauan masyarakat dalam membayar tarif retri-busi sampah kurang baik. Dengan korelasi 0,80 > 0,50; berarti hubungannya sangat kuat dan signifikan bahwa tingkat kemau-an masyarakat dalam membayar tarif retribusi sampah dipengaruhi kinerja pengelola sampah

Implikasi Kemauan Masyarakat dalam Membayar Tarif Retribusi Sampah Terhadap Kinerja Pengelola Sampah di Kawasan Permukiman

Dari hasil penelitian dan analisa data di atas terdapat hubungan yang sangat signifikan dan saling berpengaruh. Kiner-ja pengelola sampah sangat mempenga-ruhi kemauan masyarakat dalam memba-yar tarif retribusi sampah, semakin baik tingkat kinerja pengelola sampah maka semakin tinggi kemauan masyarakat dalam membayar tarif retribusi sampah, demikian juga kemauan masyarakat dalam membayar tarif retribusi sampah sangat mempengaruhi kinerja pengelola sampah dalam mengatasi kendala-kendala biaya operasional pengelolaan sampah.

Saran kepada Pengelola Sampah

a. Kinerja atau pelayanan pengelola sampah harus ditingkatkan mulai dari pengumpulan, pemindahan ke TPS, pengangkutan dari TPS ke TPA supaya masyarakat puas atas pelaya-nan pengelola sampah sehingga kemauan masyarakat dalam memba-yar tarif retribusi sampah semakin meningkat.

b. Harus sering diadakan sosialisasi dari pengelola sampah (Dinas kebersihan dan instansi terkait) kepada masya-rakat bahwa kebersihan lingkungan dari sampah adalah untuk

kepen-tingan bersama dan perlu dijelaskan adanya biaya operasional pengelolaan sampah yang tidak murah dari proses pengumpulan akhir, sampah, pemin-dahan, pengangkutan sampah dan untuk pengelolaan pembuangan akhir. c. Perlunya subsidi silang dari

peme-rintah atas biaya pengelolaan sampah yang belum tertutupi oleh tarif retri-busi sampah dari masyarakat. Hal ter-sebut dikarenakan saat ini masyarakat belum siap untuk mendanai biaya pengelolaan sampah lewat biaya retri-busi sampah. Butuh waktu yang lama untuk mensosialisasikan biaya opera-sional sampah yang tidak murah kepada masyarakat juga diperlukan peningkataan kinerja atau pelayanan pengelolaan sampah dari pemerintah kepada masyarakat.

Saran untuk Penelitian Selanjutnya : Secara garis besar penelitian ini menilai kinerja atau pelayanan pengelola sampah, karena sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat kemauan masyarakat dalam mem-bayar tarif retribusi sampah, untuk itu dalam penelitian berikutnya perlu dikem-bangkan tentang optimalisasi kinerja pengelola sampah dalam melayani keber-sihan di kota Semarang sehingga diharap-kan kemauan masyarakat dalam memba-yar tarif retribusi sampah semakin tinggi. DAFTAR PUSTAKA

Altaf, M. A. Household Demand for Improved Water and Sanitation in a Large Secondary City. Findings from a Study in Gujranwala, Pakistan, Habital Intl. Vol. 18, No. 1, 1994.

Bryant, Carolie, dan White, Goggin, Louise. Manajemen

Pembangunan Untuk Negara Berkembang. Terjemahan Rusyanto. Jakarta, LP3ES, 1987. CEES (Center for Economic and

Environmental Studies), Water Pricing System for The Urban City of Jakarta. A Case Study of Water Pricing for Household, 1995.

Cointreau, Sandra. Pengolahan Limbah Padat di Negara Berkembang. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1991.

Cornes, R; Sandler, T. The Theory of Externalities, Public Goods and

Club Goods. Cambridge

University Press, Second Edition, 1996.

Damanhuri, Enri. Pengelolaan Limbah Padat. Pelatihan PP-PSL/ECP-DP Pengelolaan dan Teknologi Limbah di Pusat Studi Lingkungan Hidup-ITB, Bandung, 1993.

Davey, K. J. Pembiayaan Pemerintah

Daerah, Praktek-Praktek Internasional dan Relevansinya

bagi Dunia Ketiga. Cetakan Pertama, UI-Press, Jakarta, 1988. Direktorat Bina Tata Kota dan Pedesaan,

Ditjen Cipta Karya, Departemen

PU. Studi Kelayakan

Pembangunan Prasarana dan Sarana Persampahan dengan Peran Swasta,1994/1995.

Dixon, A.J.; Hufschmidt, M.M. Teknik Penilaian Ekonomi Terhadap Lingkungan, Suatu Buku Kerja Studi Kasus. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1991.

Dunn, William N. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1998.

Entjang, L. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991.

Goggin, Catanese. Conggresional Duancerly Press, Washington DC, 1987.

Kadariah. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, 1978.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka, Jakarta, 2001.

Lubis, S.B.H. Metodologi Penelitian. Jurusan Teknik dan Manajemen Industri, STTB, Bandung, 1993.

Merkel. Environmental Policy German Experience. Government Federal German, Bonn Germany, 1997. Nasrullah. Pengelolaan Limbah Padat.

Diktat Persampahan, Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang, 2001.

Riono Kaho, Josef. Prospek Otoda di Negara Republik Indonesia. Cetakan Keenam. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Rukmana, Nana. Manajemen

Pembangunan Prasarana Kota. PT. Pustaka LP3ES Jakarta, Indonesia, 1993.

Santosa, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000.

Steers M. Richard. Efektifitas Organisasi Kaidah Tingkah Laku (Terjemahan). Erlangga, Jakarta, 1980.

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung, 2000. Sugiyarto. Metode Penelitian

Administrasi. CV. Alfabeta, Bandung, 1998.

Tasrial. Sampah dan Pengelolaannya. PPPGT VDEC, Malang, 1999. Tchobanoglous, G., Teisen H., Eliasen, R.

Solid Waste. Mc. Graw Hill, Kogakusha Ltd, 1977.

Tchobanoglous, George. Urban Environment. Mc. Graw Hill Book Co, Tokyo, Japan, 1977. Anomin. Tata Cara Pengelolaan Teknik

Sampah Perkotaan. Standard SK SNI T-13-1990-F, DPU, Yayasan LPMB, Bandung.

Anomim. Timbulan dan Pewadahan Sampah. Direktorat PLP, Ditjen Cipta Karya Departemen PU, 1992.

KELOMPOK TERBITAN TERBATAS Anomim. Dana Pengelolaan Sampah

Minim. Semarang, Suara Merdeka, 30 Maret 2005.

KELOMPOK PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG

Perda Kotamadya Dati II Semarang No. 6 Tahun 1993 Tanggal 18 Juni 1993 Tentang Kebersihan Wilayah Kota Semarang.

Keputusan Walikota Semarang No. 660.2/274 Tanggal 5 Agustus 2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang No. 6 Tahun 1993.

Surat Dinas Kebersihan Kota Semarang Tentang Pedoman Teknis Operasional Kebersihan Kota Semarang.