• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis Kota Bogor

Secara geografis kota Bogor terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS, kedudukan geografis kota Bogor berada di tengah-tengah wilayah kabupaten Bogor. Lokasinya yang sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata.

Wilayah Administrasi

Kota Bogor adalah salah satu kota yang berada dibawah wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dan hanya berjarak lebih kurang 50 Km dari pusat pemerintahan Indonesia, Jakarta. Kota dengan luas 11.850 Ha ini dihuni lebih dari 820.707 jiwa yang tersebar di 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Kemudian secara administratif kota Bogor terdiri dari 6 wilayah kecamatan, 31 kelurahan dan 37 desa (lima diantaranya termasuk desa tertinggal yaitu desa Pamoyanan, Genteng, Balungbangjaya, Mekarwangi dan Sindangrasa), 210 dusun, 623 RW, 2.712 RT. Kota ini dikelilingi oleh wilayah kabupaten Bogor yaitu sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Kondisi Wilayah

Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari permukaan laut. Kondisi iklim di kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26’ C dengan suhu terendah 21,8’ C dengan suhu tertinggi 30,4’ C. Kelembaban udara 70 %, Curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3500 – 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari. Kota Bogor dialiri 6 sungai besar, yaitu Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok.

Kondisi Demografis

Tingkat kepadatan penduduk setiap kecamatan berbeda-beda. Keterangan lebih rinci mengenai jumlah penduduk kota Bogor ditunjukkan oleh Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kota Bogor per Kecamatan Tahun 2006 (Jiwa)

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Bogor Selatan 77.254 73.881 151.135 Bogor Timur 38.307 38.958 77.265 Bogor Utara 64.148 61.710 125.858 Bogor Barat 86.496 84.148 170.644 Bogor Tengah 46.235 46.620 92.855 Tanah Sareal 67.006 65.487 132.493 Jumlah 379.446 370.804 750.250

Sumber: Renstra Kota Bogor 2007

Pasar Tradisional Kota Bogor

Pasar tradisional merupakan tempat dijualnya segala keperluan sehari-hari, terutama pangan yang amat dibutuhkan masyarakat. Menurut Perda Kota Bogor Nomor 12 Tahun 1999 pasar adalah tempat yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) sebagai tempat bertemunya pihak penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli barang dan jasa terbentuk berupa kios, los dan pelataran.

Pasar-pasar tradisional di kota Bogor dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengelolaan Pasar yang berada di bawah wewenang Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Diperindagkop).

Pasar Baru Bogor

Lokasi pasar Baru Bogor berada di Jalan Surya Kencana 3, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah. Kios di pasar Baru Bogor berjumlah 2.134 unit. Pasar Baru Bogor terdiri dari tiga lantai. Lantai dasar menjual sembako, sayuran, dan daging. Lantai 1 menjual jajanan (kue basah dan kue kering), plastik, keperluan rumah tangga, ikan segar dan daging ayam. Lantai 2 menjual pakaian, tas, sepatu, dan rental game. Gedung pasar Baru Bogor bersebelahan dan tersambung dengan gedung pusat perbelanjaan Ramayana-Robinson yang merupakan tempat penjualan pakaian, sepatu, supermarket, emas, jam tangan, barang-barang elektronik, kosmetik, dan juga salon.

Akses ke Pasar Bogor

Keberadaan pasar Baru Bogor amat strategis, yakni di Kecamatan Bogor Tengah yang dilalui jalur protokol dan berada dalam posisi yang dikelilingi lima kecamatan lainnya. Jalur ini memudahkan pedagang dan konsumen dari seluruh penjuru kota Bogor untuk akses ke pasar ini. Masyarakat kota Bogor sebagian besar menggunakan sarana transportasi berupa angkutan kota (angkot) untuk menjangkau pasar. Posisi pasar Baru Bogor dilalui jalur dengan trayek angkutan kota terbanyak. Uraian mengenai trayek angkot dengan akses ke pasar tradisional di kota Bogor disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Trayek Angkot yang Melintasi Pasar Tradisional Di Kota Bogor No Pasar Tradisional Nomor Trayek Angkot Jumlah Trayek

1. Pasar Baru Bogor 02, 05, 06, 08, 11, 13, 01 7

2. Pasar Kebon Kembang 03, 07, 07A, 10, 12, 16 6

3. Pasar Jambu Dua 07, 08, 08A, 09 4

4. Pasar Merdeka 03, 07, 10, 12, 15 5

5. Pasar Sukasari 02, 10, 14 3

6 Pasar Padasuka 04 1

7. Pasar Gunung Batu 02, 03 2

Sumber: Data Primer 2007

Pasar Baru Bogor memiliki jumlah trayek terbanyak, yakni dilalui 7 trayek angkot. Masyarakat kota Bogor dari segala penjuru dapat memanfaatkan 7 trayek ini untuk menjangkau pasar Baru Bogor.

Pedagang Ayam di Pasar Baru Bogor

Pedagang di pasar Baru Bogor merupakan campuran antara pedagang tetap dan pedagang pindahan dari pasar Ramayana. Pasar Ramayana ditutup dan digantikan tempat perbelanjaan yang lebih modern. Pedagang di pasar Ramayana telah disediakan pasar pengganti, yakni pasar Jambu Dua yang berlokasi di Warung Jambu. Akan tetapi banyak pedagang yang lebih suka pindah ke pasar Baru Bogor dengan alasan langganan lebih mudah menjangkau pasar Baru Bogor yang jaraknya relatif dekat dengan bekas pasar Ramayana. Kios yang terbatas di pasar Baru Bogor mengakibatkan banyak pedagang berjualan di sekitar area pasar (kaki lima). Pedagang ayam broiler yang berjualan di dalam pasar memiliki kios sendiri. Mereka rata-rata berjualan dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Sedangkan pedagang kaki lima berjualan di sepanjang jalur kendaraan yang mengelilingi gedung pasar Baru Bogor mulai pukul

01.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. Bahkan ada yang mulai berjualan pada pukul 21.00 hingga pukul 07.00 WIB.

Ayam yang dijual pedagang di pasar Baru Bogor didapat dari berbagai lokasi, uraian selengkapnya ditunjukkan oleh Tabel 4.

Tabel 4. Asal Ayam yang Dijual Pedagang di Pasar Baru Bogor Tahun 2003 No Daerah Asal Ayam Jumlah Pedagang (orang) Ayam yang Dijual (Kg)/hari

1 Pondok Rumput 23 2210 2 Cijeruk 1 30 3 Parung 4 490 4 Tajur 1 20 5 Cigombong 1 20 Total 30 2770

Sumber: Data Dinas Agribisnis Kota Bogor 2007 (diolah)

Ayam yang dijual pedagang ayam di pasar Baru Bogor, pada umumnya di suplai dari Pondok Rumput, yakni sebanyak 23 orang pedagang mendatangkan ayam dari Pondok Rumput. Ayam yang disuplai dari Pondok Rumput merupakan yang terbanyak di pasar Baru Bogor dibandingkan empat kawasan lainnya.

Tempat Pemotongan Ayam di Kota Bogor

Pondok Rumput merupakan salah satu Tempat Pemotongan Ayam (TPA) yang sudah ada di kota Bogor sejak tahun 1970an. Pada awalnya daerah ini dikhususkan untuk pemotongan ayam, akan tetapi makin lama makin banyak pendatang sehingga Pondok Rumput menjadi pemukiman. Rumah penduduk berdampingan dengan TPA hingga saat ini. Begitu pula halnya dengan rumah pemotong disana, agar mudah mengawasi ayam, jarak lokasi pemotongan dengan rumah tinggalnya cukup berdekatan. Jumlah karkas yang diproduksi TPA di kota Bogor ditunjukkan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Karkas yang dihasilkan di Kota Bogor per Hari

No Nama Kelompok Lokasi Produksi Karkas (Kg)

1 Ikatan Warga Pemotong Ayam Pondok Rumput 5000

2 Ikatan Warga Pemotong Ayam Cibadak 800

3 Sierad Produce Pasar Anyar 215

Sumber: Data Dinas Agribisnis Kota Bogor 2007

Produksi Karkas ayam oleh Ikatan Warga Pemotong Ayam (IWPA) yang berlokasi di Pondok Rumput merupakan yang terbesar di kota Bogor diantara pemotong lainnya.

Pedagang Pemotong

Pedagang pemotong yang terdapat di pasar Baru Bogor, terbagi menjadi pedagang pemotong besar dan kecil. Pedagang pemotong besar tiap hari mengambil ayam ke peternakan yang lokasinya di kabupaten Bogor (Ciawi, Leuwiliang, Darmaga, Nanggung, Parung Kuda, dsb) dan kabupaten Sukabumi. Ayam kemudian dibawa ke kota Bogor, yakni di kawasan Tempat Pemotongan Ayam (TPA) Pondok Rumput untuk dipotong. Setibanya di TPA Pondok Rumput terjadi transaksi pembelian ayam hidup antara pedagang pemotong besar dan pedagang pemotong kecil. Pedagang pemotong kecil tidak pernah mengambil ayam broiler hidup ke peternakan. Pedagang pemotong besar dan pedagang pemotong kecil biasanya memotong ayam bersama di TPA milik Pedagang pemotong besar. Ayam lalu diangkut ke pasar untuk dijual dalam keadaan kepala dan kaki belum di potong, serta isi perut terpisah. Di pasar barulah ayam dipisahkan kaki dan kepalanya hingga berbentuk karkas. Pedagang pemotong besar dan kecil menjual ayam di pasar dalam bentuk karkas dan non karkas (isi perut, kaki, dan kepala) secara terpisah.

Dokumen terkait