• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

Menguraikan pengertian-pengertian, dasar ketentuan, subjek dan objek pajak, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan Pelayanan Objek Pajak yang dilaksanakan fiskus di Kelurahan Asam Kumbang

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Pada bab ini penulis menguraikan berbagai kendala yang dihadapi oleh fiskus untuk mendapatkan data dalam rangka menentukan harga jual pasar,dan bagaimana menentukan serat menganalisa nilai jual objek pajak yang dipergunakan sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis mengambil kesimpulan dari tugas akhir ini serta memberikan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi masyarakat maupun pihak fiskus yang membaca Laporan PKLM ini.

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat KantorPelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Medan Sebelum Terjadi Modernisasi

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Medan merupakan kantor PBB tipe A, yang terletak di Gedung Keuangan Negara Jl.Diponegoro no.30 A lanati dua, didirikan pada Tahun 1989. Kantor ini didirikan dengan maksud untuk melayani semua kepentingan masyarakat mengenai pajak bumi dan bangunan. Untuk lebih jelasnya, berukut ini akan disampaikan secara singkat sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Medan sebelum terjadinya modernisasi.

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

Sehubungan dengan dikeluarnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) tahun 1959, maka sebagai tindak lanjutnya dibentuklah Kantor Perwakilan Pajak Hasil Bumi di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), pada tahun 1960 kantor perwakilan ini mengendalikan pengolahan pajak hasil bumi untuk semua daerah tingkat dua di Sumatera bagian utara.

Pada tahun 1965 Kantor Perwakilan Pajak Hasil Bumi diubah menjadi Kantor Perwakilan Direktorat Iuran Pendapatan Dearah (IPEDA) Sumatera Utara, yang kemudian pada tahun 1971 diganti namanya menhadi Kantor Inspeksi IPEDA Sumatera Utara.

Pada tahun 1977direktorat IPEDA yang semula berbeda dibawah direktorat jenderal moneter dialihkan kepada direktorat jenderal pajak dan dibawah naungan departemen keuangan Republik Indonesia.

Pada tahun 1979 kantor inspeksi IPEDA Medan di pecah menjadi dua kantor yaitu: 1. Kantor Inspeksi IPEDA Medan

2. Kantor Inspeksi IPEDA Pematang Siantar

Wilayah kerja kantor inspeksi IPEDA Medan Meliputi daerah tingkat dua sebagai berikut :

a) Kotamadya Medan b) Kotamadya Tebing Tinggi c) Kabupaten Deli Serdang

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

d) Kabupaten Langkat e) Kabupaten Sibolga f) Kabupaten Tapanuli Utara g) Kabupaten Tapanuli Selatan h) Kabupaten Tapanuli Tengah i) Kabupaten Nias

Dengan dikeluarnya UU no.12 tahun 1985 tentang pajak bumi dan bangunan, maka sejak tahun 1987 kantor inspeksi IPEDA Medan diubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan Medan, yang selanjutnya tahun 1989 terjadi reorganisasi pada Dirjen Pajak sehubungan dikeluarnya SK MenKeu RI no.276/KMK.04/1989 tanggal 25 Maret 1989; maka nama Kantor inspeksi Pajak berubah menhadi Kantor Pajak (KP) dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP), dimana Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan untuk Wilayah Sumatera bagian utara di mekarkan menjadi 6 Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP-PBB) yaitu :

a) Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Medan

b) Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Tebing Tinggi c) Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Pematang Siantar

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

d) Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kisaran

e) Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Padang Sidempuan f) Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Gunung Sitoli

Dan sekarang Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dan Kantor Pelayanan Pajak terjadi perubahan pada pertengahan tahun 2008 menjadi Kantor Pelayanan Pratama, yang di bagi atas 8 Kantor Pelayanan Pajak Pratama yaitu:

a) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

b) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

c) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

d) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota e) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah f) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

g) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam h) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

B. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 55/PMK.01/2007 sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum 2. Seksi Ekstensifikasi

3. Seksi Pengolahan Data Informasi (PDI) 4. Seksi Penagihan

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 9. Seksi Pemeriksaan

10. Kelompok Fungsional 11. Seksi Pelayanan

Adapun tugas pokok dan fungsi pada masing-masing seksi pada KPP Pratama Medan Polonia adalah sebagai berikut:

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

Memiliki tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

2. Seksi Pelayanan

Memiliki tugas dalam hal penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Memiliki tugas dalam hal pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalaokasian, dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing dan penyiapan laporan kinerja.

4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Memiliki tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPH, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak lainnya), bimbingan /himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (territorial) tertentu.

5. Seksi Ekstensifikasi

Memiliki tugas dalam hal pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Seksi Pemeriksaan

Memiliki tugas dalam hal pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

7. Seksi Penagihan

Memiliki tugas dalam hal pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

8. Kelompok Fungsional

Kelompok Fungsional yang terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertangggung jawab secara langsung kepada

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

Kepala KPP Pratama Medan Kota. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.

9. Unit Fiskal Luar Negeri

Unit Fiskal Luar Negeri bertugas member pelayanan fiscal luar negeri kepada warga Negara yang hendak bepergian ke luar negeri. Unit ini berada di Bandara Internasional Polonia Medan, dan bertugas setiap hari.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia struktur organisasinya terdiri dari :

1. Kepala Kantor ……….... = 1 orang

2. Kepala Seksi ……… = 10 orang

3. Supervisor ……. ……… = 1 orang

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

5. Pemeriksa Pajak ……….. = 5 orang

6. Pelaksana ……… = 54 orang

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

D. Sumber Daya Manusia (SDM) a. Berdasarkan Golongan

Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dalam tahun 2008 menurut golongan diperinci sebagai berikut :

1. Golongan I = --- orang

2. Golongan II = 48 orang

3. Golongan III = 33 orang

4. Golongan IV

3. SLTA = 14 orang

= 4 orang

Jumlah = 85 orang

b. Berdasarkan jenis Pendidikan

Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dalam tahun 2008 menurut jenis pendidikan sebagai berikut :

1. SD = 2 orang

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

4. Program Diploma 1 (D1) = 30 orang

5. Sarjana Muda (D3) Progran Diploma = 4 orang

6. Sarjana ( S1 ) = 18 orang

7. Pasca Sarjana / Master ( S2 ) = 6 orang

8. Doktor ( S3 ) = - orang

Jumlah = 85 orang

c. Sumber Daya Manusia, yang ditempatkan di unit seksi

Jumlah pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia pada Tahun 2008 secara keseluruhan mencapai 85 orang yang dibagi menurut Seksi sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum = 6 orang

2. Seksi PDI = 11 orang

3. Seksi Pelayanan = 14 orang

4. Seksi Ekstensifikasi = 9 orang

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

6. Seksi Waskon I = 6 orang

7. Seksi Waskon II = 6 orang

8. Seksi Waskon III = 5 orang

9. Seksi Waskon IV = 5 orang

10. Seksi Pemeriksaan = 3 orang

11. Kelompok Fungsional = 6 orang

12. Unit Fiskal Luar Negeri = 8 orang

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

BAB III GAMBARAN DATA

A. Definisi dan Fungsi Pajak

Pajak merupakan penerimaan Negara yang sangat penting. Membayar pajak merupakan kewajiban setiap warga Negara. Besarnya pajak ditetapkan berdasarkan undang-undang atau dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 2 menyatakan bahwa “Segala penerimaan pajak harus berdasarkan Undang-undang.” Namun demikian masih banyak wajib pajak yang menghindarinya, karena kurang menyadari akan arti dan fungsi pajak khususnya Pajak Bumi dan Bangunan.

Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbale (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Ada dua Fungsi pajak, yaitu ;

1. Fungsi Budgetter

Pajak senbagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

2. Fungsi Reguler

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.

B. Jenis-Jenis Pajak 1. Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Penghasilan.

b. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahakan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.

2. Menurut Sifatnya

a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

Contoh : Pajak Penghasilan.

b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

3. Menurut Lembaga Pemungutannya

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak Daerah terdiri dari :

1) Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

2) Pajak Kabupaten / Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan

C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-undang no.12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang no.12 tahun 1994.

D. Sistem Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar sistem pemungutan yang dianut dalam Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sama dengan sistem yang dianut dalam Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yaitu berdasarkan system self

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

assessment. Pada PBB sistem ini terletak pada kerelaan Wajib Pajak untuk memberitahukan data objek pajak yang dimilikinya dan / atau dikuasainya kepada Fiskus sebagaimana tertuang dalam SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak)

E. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut Undang-undang No.12 Tahun 1985 sebagaimana diubah menjadi Undang-undang No.12 tahun 1994 terdapat pengertian dan pembagian mengenai PBB, antara lain :

1. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak, perairan) serta laut wilayah Republik Indinesia.

2. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.

Termasuk dalam pengertian bangunan adalah :

a. Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek bangunan. b. Jalan tol.

c. Kolam renang. d. Pagar mewah. e. Tempat olah raga.

f. Galangan kapal, dermaga. g. Taman mewah.

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

h. Tempat penampungan / kilang minyak, air dan gas, pipa minyak. i. Fasilitas lain yang memberikan manfaat.

3. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data objek pajak menurut ketentuan undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan.

4. Surat pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) adalah surat yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak terhutang kepada wajib pajak. Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan SPPT berdasarkan SPOP wajib Pajak.

5. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual – beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru atau Nilai Jual Objek Pajak pengganti.

Besarnya NJOP ditentukan berdasarkan klasifikasi :

a. Objek Pajak Sektor Pedesaan dan Perkotaan b. Objek Pajak Sektor Perkebunan

c. Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusahaan Hutan, Hak Pengusahaan Hasil Hutan, Izin Pemanfaatan Kayu serta Izin Sah Lainnya selain Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

d. Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

e. Objek Pajak Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi f. Objek Pajak Sektor Pertambangan Energi Panas Bumi

g. Objek Pajak Sektor Pertambangan Non Migas selain Pertambangan Energi Panas Bumi dan Galian C

h. Objek Pajak Sektor Pertambangan Non Migas Galian C

i. Objek Pajak sector pertambangan yang dikelola berdasarkan Kontrak Karya atau Kontrak Kerjasama

j. Objek Pajak usaha bidang perikanan laut k. Objek Pajak Usaha bidang perikanan darat l. Objek Pajak yang bersifat khusus

6. Objek Pajak

a. Yang menjadi Objek Pajak adalah bumi dan atau bangunan

b. Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan perhitungan pajak yang terhutang.

Dalam menetukan klasifikasi bumi / tanah diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

1) Peruntukan 2) Pemanfaatan

3) Kondisi lingkungan dan lain-lain

Dalam menetukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

1) Bahan yang digunakan 2) Rekayasa

3) Letak

4) Kondisi lingkungan dan lain-lain

c. Pengecualian Objek Pajak

Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah objek pajak yang :

1) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak mencari keuntungan, antara lain :

a) Dibidang ibadah, contoh : mesjid, gereja, vihara. b) Dibidang kesehatan, contoh : rumah sakit

c) Dibidang pendidikan, contoh : madrasah dan pesantren. d) Dibidang Sosial, contoh : panti asuhan.

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

f) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu.

2) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah pengembalaan yang dikuasain oleh desa, dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak.

2) Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik.

3) Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang dilakukan oleh menteri keuangan.

d. Objek pajak yang digunakan oleh Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan, penetuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Yang dimaksud dengan objek pajak adalah objek pajak yang dimilki / dikuasai / digunakan oleh Pemerintah Pusat dan Pmerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak Negara yang sebagian besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah yang antara lain dipergunakan untuk penyediaan fasilitas yang juga dinikmati oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu wajar Pemerintah Pusat juga ikut membiayai penyediaan fasilitas tersebut melalui pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Mengenai Bumi dan atau

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

Bangunan milik perseorangan dan atau bukan yang digunakan oleh Negara, kewajiban perpajakannya, tergantung pada perjanjian yang diadakan.

e. Besarnya Nilai Jual Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) ditetapkan untuk masing-masing kabupaten / kota dengan besar setinggi-tingginya Rp. 12.000.000,00 untuk setiap wajib pajak. Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu objek pajak yang nilainya terbesar, sedangkan objek pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa dikurangi NJOPTKP.

7. Subjek Pajak

Yang menjadi Subjek Pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. Dengan demikian tanda pembayaran / pelunasan pajak bukan merupakan bukti pemilikan hak.

8. Tarif Pajak

Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5%.

9. Dasar Pengenaan Pajak

a. Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual objek pajak (NJOP)

b. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) ditetapkan setiap tiga tahun oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama menteri

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

keuangan dengan mempertimbangkan pendapat Gubernur/Bupati/Walikota (Pemerintah Daerah) setempat

c. Dasar perhitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

d. Besarnya persentase ditetapkan dengan Peraturan Pmerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional.

Pada dasarnya penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah tiga tahun sekali. Namun demikian untuk daerah tertentu yang karena perkembangan pembangunan mengakibatkan kenaikan NJOP cukup besar, maka penetapan nilai jual ditetapkan satu tahun sekali.

10. Cara Menghitung Pajak

Besarnya pajak terhutang dihitung dengan cara mengkalikan tariff pajak dengan NJKP.

Pajak Bumi dan Bangunan = Tarif Pajak x NJKP

= 0,5% x [Persentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)]

11. Tahun Pajak, Saat, dan Tempat yang Menentukan Pajak Terutang

a. Tahun pajak adalah jakngka waktu 1 tahun takwin, jangka waktu satu tahun takwin adalah dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009.

b. Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan objek pajak tanggal 1 Januari.

c. Tempat pajak yang terutang :

1) Untuk daerah Jakarta, di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2) Untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten atau Kota.

Tempat pajak yang terutang adalah Batam, di wilayah Propinsi Riau.

Dokumen terkait