• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Persepsi Mahasiswa PG PAUD FIP UNNES Terhadap Kesejahteraan Guru PAUD

Dependent Variable: MINAT MENJADI GURU

4.2.1 Gambaran Persepsi Mahasiswa PG PAUD FIP UNNES Terhadap Kesejahteraan Guru PAUD

Pengukuran persepsi mahasiswa terhadap kesejahteraan guru PAUD menggunakan 11 butir soal setelah diujikan diperoleh 9 item valid, dan 2 butir soal tidak valid. Dari hasil tersebut diperoleh koefisien validitas tertinggi sebesar 0,557 Reliabilitas alpha untuk skala persepsi terhadap kesejahteraan guru diperoleh sebesar 0,542 yang berarti reliabel karena r11 > r tabel sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.

Dari hasil analisis maka dapat digambarkan deskriptif persentase untuk persepsi mahasiswa terhadap kesejahteraan guru PAUD sebesar 68,2% dengan kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa sebagian besar responden mempunyai pandangan positif terhadap kesejahteraan guru

PAUD. Karena lebih dari 50% responden memberikan jawaban yang menyatakan bahwa kesejahteraan guru PAUD dalam kategori tinggi. Hal ini membuktikan secara umum mahasiswa berpandangan positif terhadap kesejahteraan guru PAUD, artinya kesejahteraan guru PAUD berada dalam keadaan sejahtera.

Dalam skala persepsi mahasiswa terhadap kesejahteraan guru PAUD ini menggunakan 3 aspek, dari ketiga aspek tersebut hanya 1 aspek yang termasuk dalam kategori rendah. Yaitu aspek kebutuhan egoistik. Aspek tersebut adalah sebagai berikut:

a. Aspek Kebutuhan Fisiologis Dasar

Aspek ini diukur dengan menggunakan skala sejumlah 5 butir soal. Dengan indikasi meliputi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok (makan dan minum) dalam keluarga, kebutuhan tempat tinggal /kondisi fisik rumah, adanya fasilitas-fasilitas komunikasi serta transportasi yang dimiliki, dan juga gaji pokok/ tunjangan-tunjangan yang diterima dari profesinya sebagai guru. Dalam aspek ini sebanyak 50 responden atau 49,02% memberikan jawaban dengan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden memiliki pandangan bahwa menjadi seorang guru PAUD, gaji yang diterima dari profesinya tersebut cukup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika dilihat dalam kenyataan yang ada dilapangan sebagian besar guru PAUD sudah memiliki tempat tinggal yang layak utuk dijadikan tempat tinggal, alat transportasi (sepeda motor) dan juga alat komunikasi seperti handphone.

Maslow (2004) menyatakan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan sehingga penuh makna dan memuaskan. Kebutuhan yang menempati urutan utama adalah kebutuhan dasar fisiologis, karena kebutuhan ini mencakup makan, minum, dan tempat tinggal. Dimana manusia sangat membutuhkan makan dan minum untuk tetap dapat bertahan hidup, dan tempat tinggal sebagai tempat perlindungan diri.

Diantara 5 butir soal yang digunakan untuk mengukur indikator kebutuhan fisiologis dasar, hasilnya untuk butir soal yang menyatakan tentang gaji guru PAUD mampu memenuhi kebutuhan hidup adalah paling rendah. Hal ini diindikasikan mahasiswa menganggap guru PAUD belum memperoleh gaji atau kompensasi yang optimal. Akan tetapi gaji yang diterima setiap guru PAUD berbeda masing-masing tergantung dari tempatnya bekerja. Lain halnya dengan guru yang sudah mempunyai pangkat atau golongan (PNS).

Gaji masih menjadi salah satu faktor yang menyebabkan seseorang semangat dalam bekerja. Sehingga meskipun gaji yang diterima tidak terlalu besar ia akan tetap menekuni pekerjaan tersebut, sebagai salah satu cara agar kebutuhan fisiologis dasarnya terpenuhi. Selain itu, profesi guru juga merupakan pekerjaan yang aman dan tetap, sehingga tidak mudah di geser dan diganti.

b. Aspek Kebutuhan Egoistik Terpenuhi

Aspek ini diukur dengan skala sejumlah 2 item, dengan indikator yaitu prestasi yang meliputi pengembangan diri, mengikuti seminar pendidikan, pendidikan yang telah ditempuh (S1). Otonomi yang meliputi kebebasan dalam

mengeluarkan pendapat, kebebasan berserikat dalam organisasi profesi. Pengetahuan, kebutuhan pengetahuan ini dapat diperoleh dari lingkungan serta literatur pendidikan lain. Dalam aspek ini sebagian besar responden memiliki pandangan terhadap kebutuhan egoistik guru PAUD dalam kategori rendah.

Dari hasil jawaban angket ditemukan butir soal yang menyatakan bahwa pada umumnya guru PAUD telah menempuh pendidikan S1 dalam kategori rendah. Hal ini diindikasikan mahasiswa menganggap bahwa sebagian besar guru PAUD belum selesai menempuh pendidikan S1. Dalam kenyataan dilapangan memang masih banyak guru-guru PAUD yang belum selesai menempuh pendidikan S1, bahkan banyak juga guru-guru PAUD yang tidak mempunyai latar belakang tentang PAUD tetapi menjadi guru PAUD.

Aspek kebutuhan egoistik ini berkaitan dengan faktor kedua alasan seseorang semangat bekerja. Anoraga (2006), menyebutkan faktor kedua adalah faktor kemungkinan atau kesempatan untuk mendapatkan kemajuan (opportunities for advancement). Faktor ini berhubungan dengan kebutuhan manusia untuk mendapatkan penghargaan, perhatian terhadap dirinya dan juga prestasinya.

Maslow dalam (Sunarto,2008) menyatakan kebutuhan mengaktualisasi diri dipenuhi dengan cara mengekspresikan diri, yaitu menyatakan potensi yang dimiliki menjadi lebih efektif dan kompeten karena didalamnya termasuk kebutuhan untuk berprestasi. Pemerintah juga telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi seorang guru, dengan memberikan kenaikan pangkat/ golongan melalui uji sertifikasi. Tujuan diadakannya sertifikasi tersebut adalah

untuk meningkatkan kemampuan akademik seorang guru. Pemberian pangkat atau golongan ini berhubungan dengan bertambahnya nilai gaji yang diterima. Semakin tinggi golongan/ pangkat seorang guru maka gaji yang diterima juga semakin besar. Bagi guru yang lulus uji, maka gajinya akan bertambah. Seperti pendapatnya Maslow dalam (Farozin,2004) kebutuhan aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.

c. Aspek Kebutuhan Sosial

Aspek ini diukur dengan 2 butir soal, diindikasikan dengan adanya hubungan dengan rekan/ relasi baik rekan seprofesi maupun yang diluar profesinya sebagai guru. Hubungan ini/ relasi ini sangat diperlukan untuk adanya saling tukar pikiran/ berbagi ilmu pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek ini memperoleh nilai paling tinggi diantara ketiga aspek yang digunakan untuk mengukur persepsi terhadap kesejahteraan guru PAUD. Yaitu sebesar (74,3%) kesimpulannya adalah aspek kebutuhan sosial seorang guru PAUD terpenuhi dengan baik.

Aspek ini ada kaitannya dengan faktor ketiga dan keempat. Anoraga (2006) faktor ketiga adalah faktor kondisi kerja yang menyenangkan. Suasana lingkungan kerja yang harmonis, tidak tegang, tidak menimbulkan rasa asing merupakan syarat bagi timbulnya semangat bekerja. Faktor keempat adalah rekan kerja yang baik. Hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap hubungan sosial antara rekan kerja. Dalam profesi guru terdapat suatu perkumpulan atau organisasi yang melibatkan banyak orang yang juga berprofesi

sebagai guru. Dari penjabaran ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap kesejahteraan seorang guru PAUD dinyatakan dalam keadaan cukup sejahtera.

4.2.2 Gambaran Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa PG PAUD FIP

Dokumen terkait