• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Profil Pengadilan Agama Kendal 1. Lahirnya Pengadilan Agama Kendal

YANG MENYATU DENGAN HARTA BAWAAN

A. Gambaran Umum Profil Pengadilan Agama Kendal 1. Lahirnya Pengadilan Agama Kendal

Pada tahun 1970 Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang ketentuan pokok kekuasaan kehakiman kemudian berlanjut dengan diundangkannya Undang-undang No. 35 tahun 1999 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman jo Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman. Dengan Undang-undang ini peradilan Agama tercabut dari departemen Agama dan masuk ke Mahkamah Agung, ini berarti pengakuan politis, yuridis dan sosiologis terhadap lembaga peradilan Agama sebagai salah satu penyelenggara kekuasaan kehakiman di Indonesia. Dalam UU tersebut, berisi bahwa lingkungan Peradilan dibagi menjadi empat yaitu :

a. Lingkungan Peradilan Umum adalah Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung.

b. Lingkungan Peradilan Agama adalah Pengadilan Agama, pengadilan Tinggi Agama, dan Mahkamah Agung.

c. Lingkungan Peradilan Militer adalah Mahkamah Militer, Mahkamah Militer Tinggi dan Mahkamah Agung.

d. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara adalah pengadilan Tata Usaha Negara, pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan Mahkamah Agung.1

Hal ini dengan sendirinya memberikan dasar yang kokoh bagi kemandirian Peradilan Agama, dan memberikan status yang sama dengan peradilan-peradilan lainnya di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan lebih memperkokoh keberadaan Pengadilan Agama.2

Pada tahun 1989, melalui Undang-undang Peradilan Agama (UU No. 7 tahun 1989) peradilan agama memperoleh “kemerdekaan” dalam arti dapat memerdekakan diri sebagai benar-benar lembaga peradilan yang sesungguhnya (court of law). Karena itulah, maka pengesahan Undang-Undang Peradilan Agama (UU No. 7 tahun 1989) pada tanggal 27 Desember 1989 mengubur citra Peradilan Agama sebagai peradilan ‘pupuk bawang’ dan mengakhiri penampilannya yang serba kacau balau.

Namun dengan adanya UU No. 7 tahun 1989 masih mengalami kerancuan dan tidak bisa mengatasi masalah. Sehingga pada bulan Maret 2006 disahkanlah UU No. 3 tahun 2006 tentang Amandemen UU No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang dinilai sudah tidak relevan

1

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, Cet. VI., hlm. 14.

2

Gatot Supramono, Hukum Pembuktian Di Peradilan Agama, Bandung: Alumni, 1993, hlm. 6.

lagi.3 Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam saja, jadi lembaga peradilan khusus diperuntukkan bagi umat Islam saja, hal ini menunjukkan bahwa bagi umat Islam yang berperkara dapat menyelesaikannya perkaranya melalui peradilan yang hakim-hakimnya beragama Islam serta diselesaikan menurut agama Islam.

Pengadilan Agama Kendal dibentuk secara resmi pada tahun 1950, yang pada saat itu Pengadilan Agama Kendal diketuai oleh KH. Abdurrahman Imam sampai tahun 1959. Pada tahun 1965 sampai dengan tahun 1975 diketuai oleh Achmad Slamet, pada tahun 1975 diketuai oleh K.R. Moh. Amin sampai tahun 1977. Pada tahun 1980-1990 diketuai oleh Drs.H. Asy’ari pada tahun 1990-1997 diketuai oleh Drs. Ahmad Musthofa, SH. Pada tahun 1997 sampai dengan 1999 diketuai oleh Drs. Mumahdiyah Hazim, pada tahun 1999-2002 diketuai oleh Drs. Yasmidi, SH, pada tahun 2002-2004 diketuai oleh H. Izzuddin M, SH. Dan pada tahun 2004 hingga tahun 2007 untuk ketua Pengadilan Agama Kendal dalam posisi kosong dan sebagai PLT. Ketua untuk sementara dilaksanakan oleh Drs. A. Agus Bahaudin M.Hum, hingga menunggu penetapan dari Mahkamah Agung. Kemudian Mahkamah Agung menetapkan Drs. Yusuf Buchori, SH, MSI. sebagi ketua Pengadilan Agama Kendal hingga sekarang.4

3

Ahmad Gunaryo, Dari Peradilan “Pupuk Bawang” Menuju Peradilan Yang Sesungguhnya Studi Sosio-Legal Tentang Pergumulan Politik Kelembagaan Peradilan Agama Dan Hukum Islam Di Indonesia, Semarang: Program Doktor Ilmu Hukum Undip, 2004, hlm. 3.

4

Wawancara dengan Drs. Unang Iskandar hakim Pengadilan Agama Kendal Pada tanggal 28 Februari 2008.

Pengadilan Agama Kendal termasuk salah satu pengadilan yang masuk dalam kategori A 1. di mana dalam setiap bulan menerima kurang lebih 100 perkara.5

2. Tugas dan Wewenang Pengadilan Agama Kendal

Tugas pokok Pengadilan Agama sebagai badan pelaksana kekuasaan kehakiman ialah menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya (Pasal 2 UU No. 4/2004), termasuk di dalamnya menyelesaikan perkara volunter.

Berdasarkan ketentuan UU No. 3 tahun 2006 tentang peradilan Agama, bahwa Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memberikan pelayanan hukum dan keadilan dalam bidang hukum keluarga dan harta perkawinan bagi mereka yang beragama Islam, berdasarkan hukum Islam.

Peradilan Agama merupakan peradilan khusus, maka cakupan wewenang meliputi perkara tertentu di golongan rakyat tertentu. Perkara tertentu itu adalah perkara perdata di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf dan shadaqah berdasarkan hukum Islam. Adapun golongan rakyat tertentu itu adalah orang-orang yang beragama Islam. Kekhususan itu meliputi unsur perkara perdata tertentu, hukum Islam dan orang Islam.

Secara garis besar kekhususan Peradilan Agama itu tercermin dalam beberapa ketentuan dalam UU No 3 tahun 2006, sebagai berikut :

5

a. Dalam Pasal 1 butir 1 dinyatakan, Peradilan Agama adalah Peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam.

b. Dalam Pasal 2 dinyatakan, Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-undang ini.

c. Dalam penjelasan umum butir kedua alinea ketiga dikemukakan Pengadilan Agama merupakan pengadilan tingkat pertama untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara- perkara antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, shadaqah dan ekonomi syari’ah berdasarkan hukum Islam.

d. Dalam Pasal 66 ayat (1) dinyatakan, seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak.

Kewenangan Pengadilan Agama Kendal meliputi Kewenangan relatif dan Kewenangan mutlak.

a. Kewenangan Relatif

Kewenangan relatif yaitu Kewenangan yang berhubungan dengan daerah hukum pengadilan, baik pengadilan tingkat pertama maupun pengadilan tingkat banding, artinya, cakupan dan batasan

kekuasaan/ Kewenangan relatif. Pengadilan meliputi daerah hukumnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.6

Dalam Kewenangan relatif ini, Pengadilan Agama Kendal hanya berwenang menyelesaikan perkara yang daerah hukumnya berada di Kabupaten Kendal yang terdiri dari beberapa Kecamatan meliputi:

1) Kecamatan Kota Kendal 11) Kecamatan Plantungan 2) Kecamatan Patebon 12) Kecamatan Weleri 3) Kecamatan Pegandon 13) Kecamatan Sukorejo 4) Kecamatan Cepiring 14) Kecamatan Patean 5) Kecamatan Kangkung 15) Kecamatan Singorojo 6) Kecamatan Rowosari 16) Kecamatan Limbangan 7) Kecamatan Ngampel 17) Kecamatan Kaliwungu 8) Kecamatan Gemuh 18) Kecamatan Brangsong 9) Kecamatan Pageruyung 19) Kecamatan Boja.7 10) Kecamatan Ringin Arum

b. Kewenangan Mutlak

Kewenangan mutlak yaitu, Kewenangan pengadilan yang berhubungan dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan, dalam perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan lainnya. 8

6

Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. Ke-2, hlm. 218.

7

Data dari Kasubbag Kepegawaian Pengadilan Agama Kendal.

8

Pengadilan Agama Kendal merupakan pengadilan tingkat pertama untuk memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara-perkara Perdata tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, ekonomi syari’ah.

1) Bidang perkawinan diatur dalam UU No 1 tahun 1974 ialah : a) Izin beristri lebih dari seorang.

b) Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun, dalam hal orang tua atau wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat.

c) Dispensasi kawin. d) Pencegahan perkawinan.

e) Penolakan perkawinan oleh pegawai pencatat nikah. f) Pembatalan perkawinan.

g) Gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau istri . h) Perceraian karena talak.

i) Gugatan perceraian.

j) Penyelesaian harta bersama. k) Mengenai penguasaan anak-anak.

l) Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak seharusnya bertanggung jawab tidak memenuhinya.

m) Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri.

n) Putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak. o) Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua. p) Pencabutan kekuasaan wali.

q) Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan seorang wali dicabut.

r) Menunjuk seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18 (delapan belas ) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya padahal tidak ada penunjukan wali oleh orang tuanya.

s) Pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap wali yang telah menyebabkan kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah kekuasaannya.

t) Penetapan asal usul seorang anak.

u) Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan perkawinan campuran.

v) Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum UU NO. 1 Tahun 1974 dijalankan menurut peraturan yang lain.9

9

2) Bidang Kewarisan, wasiat, dan Hibah

Kekuasaan pengadilan di bidang kewarisan, wasiat dan hibah, merupakan pemulihan kembali kekuasaan pengadilan Agama di Jawa dan Madura sebagaimana diatur dalam stattbladd 1982 No 152, yang kemudian diubah dengan staatbladd 1937 No 116 dan 610, atau ia merupakan usaha memositifkan hukum, kewarisan islam tanpa harus di resepsi oleh hukum yang hidup sebagaimana tercermin di atas dalam peraturan pemerintah No 45 tahun 1957.

Kekuasaan pengadilan dalam lingkungan peradilan agama di bidang kewarisan mencakup empat hal yaitu: penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris dari harta peninggalannya itu, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut.

3) Bidang wakaf dan shadaqah

Kekuasaan pengadilan dalam lingkungan peradilan agama di bidang wakaf berkaitan dengan ketentuan PP nomor 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik dalam Pasal12 dinyatakan “Penyelesaian perselisihan sepanjang yang menyangkut persoalan perwakafan tanah, disalurkan melalui Pengadilan Agama setempat sesuai dengan ketentuan Perundang- undangan yang berlaku”.10

10

4) Bidang Ekonomi Syari’ah

Ekonomi syari’ah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari’ah antara lain meliputi : a) Bank syari’ah

b) Lembaga keuangan mikro syari’ah c) Asuransi syari’ah

d) Reasuransi syari’ah e) Reaksa dana syari’ah

f) Obligasi syari’ah dan surat berharga syari’ah g) Sekuritas syari’ah

h) Pembiayaan syari’ah i) Pegadaian syari’ah

j) Dana pensiun lembaga keuangan syari’ah k) Bisnis syari’ah.11

3. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kendal

Untuk menghasilkan kerja yang baik, dibutuhkan sistem pemerintahan yang efektif dan berdaya guna sesuai dengan UU No. 7 tahun 1989, Keputusan Menteri Agama RI No. 303 tahun 1990, Keputusan Mahkamah Agung RI No. KMA/ 004/ SK/ II/ 92, Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 5 tahun 1996 Pengadilan Agama Kendal mempunyai struktur organisasi Pengadilan Agama.

11

Seri Perundangan, UU RI No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No. 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.Yogyakarta: Pustaka Yustisia, Cet ke-1, 2006, hlm.45.

Untuk lebih jelasnya penulis akan paparkan struktur organisasi Pengadilan Agama Kendal beserta nama-nama yang menduduki dalam jabatan tersebut.

Ketua : Drs. Yusuf Buchori, SH, MSI Wakil Ketua : Drs. Masyudi HS. SH.

Hakim-hakim : 1) Drs. H. Fauzi Humaidi, SH, MH. 2) Drs. Khoirozi, SH 3) Drs. H. Muhammad Kashtori 4) Drs. Abdul Kholiq, SH 5) Drs. Syamsurijal FS. 6) Drs. Unang Iskandar 7) Drs. Rohmat, MH. Panitera/ Sekretaris : Majkour Sahli, SHI Wakil Panitera : Muhammad Muchlis, SH. Wakil Sekretaris : Drs. Budiyono

Panmud Permohonan : Lajjinah Hafnah R, SH. Panmud Gugatan : Nurul Qumaraeni, SH. Panmud Hukum : Dra. Arifatul Laili Kasubbag Kepeg : Amin, SH.

Kasubbag Keuangan : Masrur Kasubbag Umum : Asmono, SH. Panitera Pengganti :

1) Drs. Fikri 2) Drs. Budiyono

3) Hj. Sholihah Hasan, SH. 4) Dra. Masturoh

5) Drs. Junaidi

6) Sri Paryani sulistyawati, S.Ag. 7) Sabil Huda, S.Ag

8) Hj. Kharirotun Lathifah, SHI 9) Amniyati Budiwidyarsih, BA. Juru Sita Pengganti :

1) Moh. Asfaroni, SHI. 2) Sigit hadiyanto 3) Rachmad.12

B. Putusan Pengadilan Agama Kendal No. 513/Pdt.G/2003/PA. Kdl. Tentang Harta Bersama Yang Menyatu Dengan Harta Bawaan

Pengadilan Agama Kendal pada tanggal 01 Maret 2003 telah menyelesaikan dan menjatuhkan putusan perkara No. 513/ Pdt.G/ 2003/PA. Kdl. yang mana perkara ini diajukan sebagi dasar obyek penelitian penulis. 1. Surat gugatan perkara No. 513/ Pdt.G/ 2003/ PA.Kdl.

Surat gugatan harta bersama Perkara No. 513/Pdt.G/2003/ PA. Kdl. adalah sebagai berikut :

12

a. Identitas Para Pihak

Tri Minarsih binti Sugiyono, umur 32 tahun, agama islam, pekerjaan dagang, bertempat tinggal di Suruhan Rt. 01/ Rw 08, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kotamadya Semarang, selanjutnya disebut sebagai penggugat :13

---Melawan--- Khusnul Marom bin H. Zaenal Arifin, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, bertempat tinggal di Dukuh Limbangan, Rt.01 / Rw.02, desa Karangdowo, Kecamatan Weleri, kabupaten Kendal sebagai berikut :

b. Posita :

1) Penggugat dan tergugat adalah suami istri yang telah melangsungkan akad nikah pada hari Sabtu tanggal 18 Maret 1989, di hadapan Pejabat Kantor Urusan Agama Kecamatan Tugu, Kotamadya Semarang, yang terdaftar sesuai dengan kutipan Akta Nikah Nomor : 409/ 16/ III/1989, tertanggal 18 Maret 1989.

2) Perkawinan tersebut telah putus karena perceraian sebagaimana telah tersebut dalam Putusan Pengadilan Agama tertanggal 22 April 2002 No. 290/Pdt. G/PA. Kdl dengan Akta Cerai bernomor: 0476/AC/2002/PA.Kdl.

3) Dalam perkawinan antara penggugat dan tergugat telah berhasil mendapatkan harta bersama (Harta Gono-Gini) berupa harta/benda

13

Putusan Pengadilan Agama Kendal No. 513/Pdt.G/2003/PA Kendal. Tentang harta bersama, hlm. 1

tidak bergerak yaitu satu bidang tanah sebagaimana tersebut dalam sertifikat hak milik No. 335/Desa Karangdowo, tercatat atas nama Khusnul Marom, luas kurang lebih 200 m2 (dua ratus meter persegi) terletak di Desa Karangdowo, Kecamatan Weleri, kabupaten Kendal beserta bangunan fisik di atasnya berupa rumah permanen tempat tinggal di atasnya untuk selanjutnya disebut Obyek Sengketa.

4) Karena harta / obyek sengketa tersebut adalah merupakan harta bersama yang didapat selama perkawinan antara penggugat dan tergugat tersebut, maka terhadap harta bersama / obyek sengketa tersebut harus dibagi dua dengan bagian yang sama besarnya untuk penggugat dan tergugat.

5) Setelah putusnya perkawinan antara penggugat dan tergugat, maka terhadap tanah dan bangunan atau obyek sengketa tersebut adalah masih ditempati oleh tergugat, dan sekarang berdasarkan keterangan yang didapatkan oleh penggugat, tergugat telah kawin dan mempunyai istri lagi dan tergugat serta istri tergugat tersebut bertempat tinggal di obyek sengketa.

6) Oleh karena ada kekhawatiran dari penggugat kalau terhadap obyek sengketa akan dijual ataupun dilakukan perbuatan hukum lain yang berupa pengalihan hak serta untuk menjaga hal-hal yang tidak dinginkan serta untuk melindungi harta bersama yang didapat selama perkawinan antara penggugat dan tergugat / obyek sengketa

tersebut serta untuk menjamin hak masing-masing, maka sebelum sidang dimulai agar diletakkan sita jaminan (Conservatoir Beslah) terhadap harta bersama / obyek sengketa tersebut.

7) oleh karena gugatan ini berdasarkan bukti-bukti yang sah dan tidak dapat dibantah kebenarannya oleh tergugat, maka mohon agar putusan dapat dijalankan terlebih dahulu (Uitvoobar Bij Voorad) walaupun timbul verzet, banding kasasi dan / upaya hukum lain. c. Petitum :

1) PRIMER:

a) Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.

b) Menyatakan secara hukum bahwa sita jaminan atas obyek sengketa adalah sah dan berharga.

c) Menyatakan secara hukum bahwa obyek sengketa sebagaimana dalam posita butir 3 adalah harta bersama dalam perkawinan antara penggugat dan tergugat.

d) Menyatakan secara hukum bahwa harta bersama dalam perkawinan antara penggugat dan tergugat harus dibagi dua untuk masing-masing, mendapatkan setengah bagian yang sama besarnya.

e) Menghukum tergugat untuk menyerahkan bagian dari harta bersama yang menjadi hak penggugat baik menurut nilainya maupun bentuknya. Apabila tergugat tidak dapat memenuhi putusan ini agar diadakan sita untuk dilelang atas benda-benda

tersebut untuk memenuhi bagian yang menjadi milik penggugat.

f) Menyatakan secara hukum bahwa putusan dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun timbul verzet, banding, kasasi, atau upaya hukum lain.

2) SUBSIDER:

a) Apabila Pengadilan Agama Kendal berpendapat lain, mohon untuk memberikan putusan seadil-adilnya

b) Menimbang bahwa penggugat melalui kuasa hukumnya dalam gugatannya mohon atas obyek sengketa diletakkan sita jaminan.

c) Menimbang bahwa oleh karena adanya permohonan sita jaminan, maka majelis hakim perlu untuk mempertimbangkannya.

d) Menimbang bahwa tergugat dalam keterangannya dihadapkan sidang telah menyatakan bahwa obyek tersebut pernah ditawar orang lain dengan penawaran sebesar Rp.110.000.000,- sedangkan tergugat minta harga sebesar Rp.150.000.000,- e) Menimbang bahwa berdasarkan kenyataan tersebut dan untuk

menjaga agar gugatan penggugat tidak sia-sia, maka majelis hakim telah mengabulkan sita jaminan dengan amar putusan sela.

2. Proses Penyelesaian Perkara No. 513 / Pdt.G/ 2003 / PA.kdl.

Majelis Hakim yang menangani perkara No. 513 / Pdt.G/ 2003/ PA. kdl. setelah memanggil kedua belah pihak untuk menghadap ke persidangan, kedua belah pihak hadir di mana penggugat didampingi oleh kuasa hukumnya, sedangkan tergugat hadir sendiri. Setiap persidangan majelis hakim berusaha mendamaikan supaya harta sengketa tersebut diselesaikan secara musyawarah. Karena tidak tercapainya perdamaian, maka Pemeriksaan dimulai dengan membacakan surat gugatan penggugat yang intinya tetap dipertahankan oleh penggugat.

Atas gugatan penggugat, hakim memberikan kesempatan kepada tergugat untuk memberikan jawabannya, dan tergugat telah memberikan jawaban sebagai berikut:

a. Bahwa benar antara penggugat dengan tergugat pernah terikat sebagai suami- isteri dan sekarang telah bercerai.

b. Bahwa antara penggugat dengan tergugat telah membeli tanah nenek tergugat dengan membayar separuh harga yaitu sebesar Rp.3.000.000,00 (Tiga Juta Rupiah) yang harga sebenarnya Rp.7000.000,00 (Tujuh Juta Rupiah) dan separuhnya diberikan kepada tergugat.

c. Bahwa tanah tersebut telah dibangun rumah permanen dengan menghabiskan biaya sebesar Rp.32.000.000,00 (Tiga Puluh Dua Juta Rupiah) yang merupakan harta bawaan, warisan dari orang tua tergugat.

Setelah pembacaan gugatan, dan jawaban tergugat, sidang selanjutnya adalah replik, duplik, pembuktian dari penggugat, dan tergugat. Dari bukti-bukti dan keterangan saksi-saksi (saksi I, saksi II, saksi III) ternyata dalam obyek sengketa harta bersama yang di gugat oleh penggugat sebagian besar adalah harta bawaan tergugat. Setelah Majelis Hakim bermusyawarah dan selanjutnya menjatuhkan putusan bahwa terhadap obyek sengketa tersebut adalah harta bersama setelah dikurangi Rp. 32.000.000,- sebagai harta bawaan tergugat yang merupakan harta warisan tergugat.

3. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim

Majelis hakim dengan pertimbangan hukumnya mengungkapkan bahwa maksud dan tujuan gugatan penggugat adalah sebagaimana yang telah diuraikan dalam surat gugatan, selain itu, berdasarkan gugatan penggugat yang dikuatkan dengan bukti surat maupun saksi-saksi, Majelis Hakim berpendapat bahwa terhadap biaya pembangunan rumah yang berasal dari hasil jual tanah tergugat atas pekarangan tanah serta bangunan rumah permanen senilai Rp.30.000.000,- tersebut telah dibenarkan oleh penggugat serta dikuatkan oleh bukti (T2) serta saksi Siti Arofah sebagai pihak yang membeli tanah pekarangan beserta rumah tergugat.

Menimbang bahwa terhadap pemasangan keramik teras rumah depan, penggugat membenarkan bahwa pemasangan keramik tersebut dibiayai oleh tergugat sebesar Rp. 2.000.000,- setelah terjadinya

perceraian antara penggugat dan tergugat dengan putusan No.290/ Pdt. G/2002/PA. Kdl.14

Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 181 HIR, maka biaya perkara dibebankan kepada penggugat dan tergugat

Memperhatikan pasal-pasal dari Perundang-undangan yang berlaku serta hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini.15

4. Keputusan Majelis Hakim Atas Perkara No. 513/ Pdt.G/ 2003/ PA.kdl. Dalam menyelesaikan perkara No. 513/ Pdt.G/ 2003/ PA.kdl. Majelis Hakim mengeluarkan putusan yang isinya adalah :

a. Mengabulkan gugatan penggugat sebagian

b. Menetapkan satu bidang tanah dalam sertifikat hak milik No. 335/Desa Karangdowo yang tercatat atas nama Khusnul Marom beserta bangunan fisik berupa rumah permanen setelah dikurangi biaya pembuatan rumah dan biaya pemasangan keramik sebesar Rp.32.000.000,- adalah harta bersama antara penggugat dan tergugat yang diperoleh selama perkawinan yang harus dibagi dua, masing-masing separuh bagian.

c. Menetapkan biaya pembuatan rumah sebesar Rp. 30.000.000,- dan biaya pemasangan keramik sebesar Rp. 2.000.000,- adalah harta bawaan tergugat yang merupakan hak milik tergugat sendiri.

14

Ibid, hlm.36.

15

d. Menghukum tergugat atau siapa saja yang memperoleh dari harta terebut untuk menyerahkan separuh dari harta bersama sebagaimana dalam amar putusan No.2 kepada penggugat.

e. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang dilakukan oleh Jurusita pengganti Pengadilan Agama Kendal atas obyek sengketa tersebut sebagaimana pada poin 2 amar putusan ini.

f. Membebankan biaya perkara ini kepada penggugat dan tergugat serta tanggung rentang sebesar Rp. 1.048.000,-

YANG MENYATU DENGAN HARTA BAWAAN

A. Analisis Putusan Sengketa Harta Bersama Yang Menyatu Dengan Harta Bawaan Dalam Perkara No. 513/Pdt.G/2003/ PA.Kdl

Setelah melalui tahap-tahap pemeriksaan persidangan, Majelis Hakim yang menangani perkara No.513/Pdt.G/2003/ PA.Kdl. memberikan putusan yang isinya sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan penggugat sebagian

2. Menetapkan satu bidang tanah sebagaimana tersebut dalam sertifikat hak milik No. 335/Desa Karangdowo yang tercatat atas nama Khusnul Marom beserta bangunan fisik berupa rumah permanen setelah dikurangi biaya pembuatan rumah sebesar Rp.30.000.000 dan biaya pemasangan keramik sebesar Rp. 2.000.000,- adalah harta bersama antara penggugat dan tergugat yang diperoleh selama perkawinan yang harus dibagi dua, masing-masing separuh bagian.

3. Menetapkan biaya pembuatan rumah sebesar Rp. 30.000.000,- dan biaya pemasangan keramik sebesar Rp. 2.000.000,- adalah harta bawaan tergugat yang merupakan hak milik tergugat sendiri.

4. Menghukum tergugat atau siapa saja yang memperoleh dari harta terebut untuk menyerahkan separuh dari harta bersama sebagaimana dalam amar putusan No.2 kepada penggugat.

5. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang dilakukan oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Agama Kendal atas obyek sengketa tersebut sebagaimana pada poin 2 amar putusan ini.

6. Membebankan biaya perkara ini kepada penggugat dan tergugat serta tanggung rentang sebesar Rp. 1.048.000,-

7. Menolak untuk selain dan selebihnya.1

Menurut penulis, putusan yang diambil oleh Majelis Hakim ditinjau

Dokumen terkait