BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
C. Gambaran Proses Pembelajaran Matematika dan Proses Pengamatan
1. Gambaran Proses Pembelajaran Matematika Pada Pertemuan
Data observasi dan rekaman video proses pembelajaran diperoleh
dari lima pertemuan. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua
jam pelajaran, yang tiap jam pelajarannya berlangsung selama 40 menit.
Seluruh pertemuan dilakukan di dalam kelas.
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi, dengan peneliti sebagai
pengamat sekaligus perekam proses pembelajaran dan dua orang teman
sebagai observer.
C. Gambaran Proses Pembelajaran Matematika dan Proses Pengamatan
G : Guru; S : Siswa; Sbs : Sebagian siswa
An : Pertemuan pertama pada percakapan ke-n
Bn : Pertemuan kedua pada percakapan ke-n
Cn : Pertemuan ketiga pada percakapan ke-n
Dn : Pertemuan keempat pada percakapan ke-n
En : Pertemuan kelima pada percakapan ke-n
1. Gambaran Proses Pembelajaran Matematika Pada Pertemuan Pertama
Hari/Tanggal : Selasa, 16 Oktober 2012
Kelas : VIIIC SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Waktu : 10.10 – 11.30
Guru masuk ke kelas, kemudian menyiapkan laptop sebagai
media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Suasana kelas masih
sedikit gaduh, ada beberapa siswa yang belum menyiapkan buku
pelajaran matematika. Para siswa masih asik berbicara dengan teman
sebangkunya. Tampak para siswa belum siap untuk mengikuti
pelajaran.
Kemudian setelah selesai menyalakan laptop, guru berdiri di
depan kelas dan mencoba menenangkan suasana kelas.
(A1) G : “Ya, sudah? Bisa dimulai ya?”
Kemudian guru sedikit mengulas mengenai hasil ujian mid
semester. Guru menjelaskan, bahwa mengoreksi ujian matematika
membutuhkan waktu yang lama, berbeda dengan mengoreksi ujian
mata pelajaran lainnya, dikarenakan membutuhkan ketelitian yang
lebih. Guru juga mengoreksi cara penulisan siswa yang tidak jelas.
(lampiran (A2-A9).
Sebelum masuk pada materi persamaan garis lurus, guru
memberikan apersepsi dengan menggambarkan diagram kartesius di
papan tulis. Ini juga sekaligus mengingatkan siswa mengenai diagram
kartesius. Kemudian guru menanyakan kepada siswa, gambar apa yang
ada di papan tulis. Dan siswa menjawab, “diagram kartesius”
(lampiran (A13)). Guru kemudian menjelaskan bahwa pada bidang
koordinat,yang disebut koordinat kartesius, yang terdiri dari absis dan
ordinat (lampiran (A14)).
Guru kemudian mulai melengkapi gambar diagram kartesius
dengan skala. Guru mengajak siswa untuk melengkapi skala tersebut,
mulai dari menanyakan titik pusat, yaitu nol. Guru juga menjelaskan
bahwa penulisan nol pada diagram kartesius, cukup ditulis satu saja
pada salah satu sisi, tidak perlu dituliskan pada keempat sisi. Guru
menjelaskan bahwa dalam menggambar diagram kartesius itu pasti ada
horizontal dan vertikal, dimana titik pusatnya adalah nol. Guru
menjelaskan bahwa semakin ke kanan dan semakin ke atas nilainya
akan positif dan bertambah besar, sedangkan kalau ke bawah dan ke
kiri, nilainya akan negatif dan bertambah kecil. Guru juga menjelaskan
mengenai penulisan skala yang benar (lampiran (A15-A26)).
Guru kemudian menjelaskan letak absis yang disimbolkan
dengan x, dan ordinat yang disimbolkan dengan y. Kemudian guru
memberikan contoh, bahwa sumbu x dan sumbu y, juga bisa
dimisalkan sebagai hal yang lain, guru mengambil contoh, x sebagai
pensil, dan y sebagai harga (lampiran (A27)). Guru juga sedikit
mengingatkan mengenai cara menulis koordinat kartesius (lampiran
(A28)).
Untuk mengingatkan kembali mengenai koordinat kartesius, guru
meletakkan beberapa titik pada diagram kartesius, dan menunjuk
Siswa-siswa yang ditunjuk oleh guru adalah Siswa-siswa-Siswa-siswa yang kurang
perhatian pada pelajaran matematika. Dari 5 siswa yang ditunjuk,
hanya 2 siswa yang bisa menjawab dengan benar tanpa bantuan teman
yang lain (lampiran (A30-A54)).
Setelah siswa berlatih untuk menyebutkan koordinat titik yang
berada pada diagram kartesius, guru kemudian meminta siswa untuk
menggambar diagram kartesius dan berlatih menempatkan titik
koordinat yang diberikan oleh guru, pada bidang koordinat kartesius.
Semua siswa mulai menggambar di buku mereka masing-masing
(lampiran (A55)).
Ada salah seorang siswa yang bingung meletakkan nilai negatif
tiga, kemudian bertanya kepada guru, dan guru pun segera
menghampiri siswa tersebut dan menjelaskan (lampiran (A57-A61)).
Setelah selesai menjelaskan pada siswa yang bersangkutan, guru
kemudian mengingatkan kembali kepada semua siswa, bahwa yang
selalu dilihat adalah x koma y (lampiran (A62)). Untuk melihat
pemahaman siswa mengenai absis, ordinat, dan koordinat, guru
menanyakan titik ordinat, absis, dan koordinat dari titik-titik koordinat
yang telah dituliskan oleh guru di papan tulis. Tampak beberapa siswa
masih bingung untuk membedakan absis dan ordinat (lampiran
(A62-A80)).
Sambil menunggu siswa yang lain menyelesaikan pekerjaannya,
titik-titik koordinat tersebut pada bidang kartesius. Kemudian satu per
satu siswa maju mengerjakan. Namun ada beberapa siswa yang harus
dipanggil terus menerus untuk maju mengerjakan. Setelah beberapa
siswa maju mengerjakan, guru mengoreksi pekerjaan siswa, dan
kemudian guru mengatakan bahwa titik P, Q, dan R sudah betul
(lampiran (A88-A105)).
Setelah semua siswa maju, guru menyoroti pekerjaan siswa yang
mengerjakan titik S. guru bertanya kepada siswa yang lain, apakah
penempatan titik S sudah benar. Lalu semua siswa menjawab “salah”
(lampiran (A107)). Kemudian guru bertanya lebih lanjut, dimana letak
kesalahannya. Siswa yang lain menjawab “x nya” (lampiran (A109)).
Lalu guru mulai bertanya kepada siswa yang mengerjakan, sampai
siswa tersebut mengerti dan bisa membetulkan pekerjaannya (lampiran
(A110-A117)).
Setelah semua selesai dikerjakan, guru bertanya kepada siswa,
apakah ada yang belum paham, namun semua siswa tidak ada yang
bertanya. Kemudian guru mulai masuk ke dalam persamaan garis
lurus, dengan terlebih dahulu memberikan soal latihan untuk
dikerjakan dengan berdiskusi. Berikut adalah soal yang diberikan oleh
Gambar 4.1 Permasalah kontekstual yang diberikan oleh guru sebagai
bahan diskusi siswa.
Gambar 4.2 Soal latihan dari permasalahan kontekstual yang diberikan
oleh guru.
Siswa segera mencatat soal yang diberikan oleh guru. Sambil
menunggu siswa mencatat soal yang ada di layar LCD Proyektor, guru
menyelipkan sedikit gurauan kepada para siswa (lampiran
(A124-A131)).
Sambil menunggu siswa mencatat, guru menjelaskan bahwa
siswa untuk masuk ke dalam persamaan garis lurus, sehingga apabila
siswa kesulitan dalam memahami dan meletakkan koordinat kartesius,
nantinya akan kesulitan dalam materi persamaan garis lurus (lampiran
(A134)). Guru menginginkan nantinya setelah diskusi, ada siswa yang
maju mengerjakan di depan (lampiran (A147)).
Pada saat siswa sibuk mencatat dan mengerjakan, ada salah
seorang siswa yang mengajak bicara temnnya, guru menegurnya dan
mendatangi tempat duduknya (lampiran (A148)). Guru kemudian
berada di belakang kelas, sambil menunggu para siswa mencatat dan
mengerjakan soal.
Setelah beberapa saat, guru bertanya apakah siswa sudah selesai
mencatat, dan siswa menjawab sudah. Guru bertanya, apakah sudah
dijawab, siswa menjawab belum. Kemudian guru memberikan waktu
kepada siswa untuk berdiskusi dan mengerjakan soal. Sementara siswa
mengerjakan soal, guru berkeliling sambil melihat siswa bekerja. Guru
juga meminta siswa untuk berkelompok-berkelompok dengan teman
yang berdekatan tempat duduknya. Namun ada beberapa siswa yang
malah ribut dengan teman yang lain dan membuat kegaduhan di kelas.
Guru memperingatkan siswa tersebut dengan mamanggil namanya.
Semua siswa berdiskusi dengan teman yang berada di sekelilingnya.
Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk berdiskusi.
Setelah dirasa cukup, guru menyuruh siswa menghentikan
kemudian meminta perwakilan dari salah satu kelompok diskusi untuk
menjawab soal nomor dua. Lalu salah satu siswa menjawab bahwa
hubungan antara banyaknya kertas dengan harga fotocopy adalah
“korespondensi satu-satu” (lampiran (A173)). Guru menjelaskan bahwa korespondensi satu-satu itu adalah bagian dari materi fungsi,
namun guru tidak menyalahkan, karena memang disebut
korespondensi satu-satupun juga tidak salah, namun disini yang
diminta adalah hubungan yang terjadi antara banyaknya kertas dengan
harga fotocopy itu. Guru bertanya, apakah ada yang menjawab lain,
namun tidak ada satu siswa pun yang bersuara untuk mengutarakan
pendapatnya. Kemudian ada siswa yang mulai mengutarakan
pendapatnya, dia mengatakan “dibagi seratus” (lampiran (A178)), ada
siswa dari kelompok lain menjawab “perkalian seratus” (lampiran (A182)), lalu guru bertanya, “apanya yang dikalikan?”, siswa menjawab “banyaknya kertas”. Kemudian guru menuju pada
kelompok yang lain, dan menanyakan pertanyaan yang sama,
kemudian perwakilan kelompok menjawab dengan jawaban yang
sama, yaitu perkalian. Lalu guru menambahkan, yaitu perkalian antara
harga fotocopy dengan banyaknya kertas.
Kemudian bel tanda istirahat pun berbunyi. Guru segera
Lembar Observasi
Sekolah : SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Kelas : VIIIC
Hari, tanggal : Selasa, 16 Oktober 2012 Waktu : 10.10 – 11.30
Nama Guru : Dra. Adjeng PS
a. Kegiatan guru pada umumnya
No Fokus Pengamatan
Ya Tidak Keterangan
1. Guru menyapa siswa. 2. Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran, dan media.
3. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa.
4. Guru mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pelajaran dengan menciptakan suasana yang kondusif.
5. Guru membahas PR. Pembelajaran berlangsung setelah mid, maka tidak ada PR.
6. Guru mengulas kembali secara singkat materi yang telah dipelajari oleh siswa.
Guru mengulas tentang cara menggambar diagram kartesius.
7. Guru menuliskan materi di papan tulis.
8. Guru umumnya duduk di kursi. 9. Guru memberikan contoh soal dan
penyelesaiannya.
10 .
Guru memberikan soal latihan kepada siswa.
11 .
Guru memberikan inti sari dari materi yang baru dipelajari.
12 Guru memberikan PR.
b. Kegiatan siswa pada umumnya No Fokus Pengamatan
1. Suasana kelas terkesan gaduh. 2. Siswa tidak memperhatikan penjelasan
guru.
Hampir semua siswa memperhatikan penjelasan guru.
3. Siswa mengajak ngobrol teman disampingnya.
4. Siswa menulis apa yang ditulis oleh
guru di papan tulis.
5. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru.
c. Kegiatan pada pembelajaran PMRI No Fokus Pengamatan
Ya Tidak Keterangan 1. Murid aktif, guru atif
a. Murid aktif dalam mengikuti
pelajaran.
Sebagian siswa aktif, namun ada beberapa siswa yang tidak aktif.
b.Murid aktif dalam mendengarkan
penjelasan guru.
c. Guru mendorong siswa untuk aktif dalam mengikuti pelajaran.
Guru memberikan pancingan-pancingan pertanyaan kepada siswa untuk mengarah pada jawaban yang diharapkan. 2. Pembelajaran dimulai dengan
menyajikan masalah kontekstual/ realistik.
a. Guru memulai dengan menyajikan
masalah kontekstual/realistik.
Guru menggunakan soal cerita mengenai hubungan harga fotocopy dengan banyak lembar kertas. b.Guru mengaitkan materi
matematika yang lain dengan topik materi yang akan dibahas.
c. Guru memulai dengan permainan yang mengarahkan siswa masuk ke dalam materi.
d.Masalah kontekstual yang diberikan oleh guru sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
3. Siswa diberi kesempatan untuk menyelesaian masalah dengan
caranya sendiri.
a. Guru memberi keleluasaan kepada siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan caranya masing-masing.
Guru masih cenderung menjadi sumber ilmu, bukan sebagai fasilitator.
b. Guru mendorong siswa untuk menemukan penyelesaian yang bervariasi.
c. Guru mendorong siswa untuk mengungkapkan gagasan pemecahan masalah menurut cara mereka sendiri.
Guru mengarahkan siswa untuk mengikuti alur penyelesaian yang diberikan oleh guru.
d. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang mau mencoba menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.
4. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
a. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
b.Kegiatan pembelajaran dibuat bervariasi oleh guru.
c. Ada variasi susunan tempat duduk
dan ruang belajar siswa, sehingga menarik.
5. Siswa dapat menyelesaikan masalah secara individu atau dalam kelompok.
a. Guru memberi kesempatan siswa untuk menyelesaikan masalah secara individu.
Guru pada soal tertentu memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dengan individu.
b. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah secara berkelompok.
Guru juga terkadang meminta siswa untuk mendiskusikan
penyelesaian soal dalam diskusi kelompok.
6. Pelajaran tidak perlu selalu di kelas
a. Pelajaran dilaksanakan di luar kelas.
b.Pelajaran dilaksanakan di luar
sekolah.
7. Guru mendorong terjadinya
a. Guru mengajukan pertanyaan pancingan yang mengarahkan siswa untuk mengemukakan gagasannya.
b. Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru.
c. Siswa memberikan penjelasan atas jawabannya.
d. Siswa berani maju ke depan untuk
menjelaskan jawabannya kepada teman-temannya.
e. Siswa memberikan tanggapan atas pekerjaan temannya.
f. Siswa berani bertanya apabila
belum paham atas penjelasan dari jawaban temannya.
g. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru apabila belum paham.
h. Siswa mengajak siswa lain untuk aktif dalam menyelesaikan soal latihan.
i. Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal latihan.
8. Siswa bebas memilih modus representasi sesuai struktur kognitifnya.
a. Siswa menyelesaikan dan merepresentasikan suatu masalah dengan caranya sendiri.
Siswa hanya menyelesaikan namun tidak
mempresentasikannya. b.Guru mendorong siswa untuk
memilih strategi pemecahan masalah sesuai dengan tingkat pemahamannya.
Belum sampai pada pembahasan soal.
9. Guru bertindak sebagai fasilitator
a. Guru memfasilitasi siswa dalam berpikir, berdiskusi, dan bernegosiasi untuk mendorong inisiatif dan kreatifitas siswa.
b. Guru berkeliling untuk mengamaati cara siswa dalam menyelesaikan masalah.
c. Guru memberikan pertanyaan tuntunan kepada siswa yang belum menemukan ide untuk menyelesaikan masalah.
Terkadang pertanyaan tuntunan guru sudah mengarah pada jawaban yang dituju.
d.Guru memberikan waktu yang cukup pada siswa untuk menyelesaikan masalah.
e. Guru menuntun siswa dengan pertanyaan-pertanyaan agar siswa dapat menyarikan materi yang baru dipelajari.
Belum sampai pada kesimpulan materi.
10. Guru jangan memarahi siswa ketika siswa membuat kesalahan dalam menyelesaikan masalah.
a. Guru memberikan penghargaan atas usaha siswa.
b.Ketika siswa membuat kesalahan dalam menyelesaikan masalah, guru membantu siswa dengan pertanyaan tuntunan.
2. Gambaran Proses Pembelajaran Matematika Pada Pertemuan Kedua
Hari/Tanggal : Rabu, 17 Oktober 2012
Kelas : VIIIC SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Materi : Persamaan Garis Lurus
Waktu : 10.10 – 11.30
Guru memulai pelajaran dengan melanjutkan pembahasan soal
pada pertemuan sebelumnya yang belum selesai dibahas. Guru
memulai dengan membahas nomor tiga. Guru bertanya kepada para
siswa, “Apakah masing-masing baris pada tabel yang kamu isikan kemarin nilai-nilainya, itu memenuhi persamaan ?”
(lampiran (B2)), siswa menjawab “iya” (lampiran B3)). Kemudian guru mempertanyakan alasan dari jawaban siswa menjawab “iya”,
mengapa baris-baris pada tabel tersebut memenuhi persamaan
, yaitu apabila banyaknya kertas dan harga fotocopy
dimasukkan satu persatu, akan memenuhi persamaan
(lampiran (B4)). Guru berharap siswa sudah mengerjakannya di
rumah. Guru menuliskan persamaan di papan tulis. Guru
kemudian menanyakan pemisalan dan kepada siswa, dimana
adalah banyaknya lembar dan y adalah harga fotocopy. Kemudian
guru memasukkan nilai banyaknya lembar dan harga fotocopy ke
dalam persamaan , dan ternyata cocok, sehingga baris-baris
pada tabel itu memenuhi persamaan (lampiran (B5-B16)).
Pembahasan dilanjutkan pada nomor empat, guru memberikan
waktu 5 menit untuk siswa menggambarkannya pada bidang kartesius,
dan akan dinilai oleh guru. Sambil siswa mengerjakan, guru
membacakan nilai mid semester matematika para siswa. Guru
kemudian memberikan waktu beberapa saat untuk siswa menggambar
pada diagram kartesius (lampiran (B17-B28)). Setelah beberapa saat,
guru bertanya apakah siswa sudah selesai menggambar pada bidang
kartesius? Dan ada beberapa siswa menjawab “belum” (lampiran
(B29-B30)). Sementara menunggu siswa mengerjakan, guru
menggambar bidang kartesius di papan tulis.
Setelah beberapa saat, guru menyuruh siswa berhenti
mengerjakan. Guru berkeliling, melihat pekerjaan siswa, kemudian
Guru meminta untuk menggambarkan 5 baris saja. Guru melihat
beberapa siswa tidak membawa penggaris, kemudian guru
mengingatkan supaya besok tidak ada siswa yang tidak membawa
penggaris, supaya tidak mengganggu temannya (lampiran (B31-B35)).
Setelah siswa yang maju ke depan selesai mengerjakan, guru
meminta siswa yang lain untuk memperhatikan hasil pekerjaan siswa
yang maju mengerjakan di depan. Guru bertanya, “Terlihat olehmu garis lurus nggak? Kalau nggak lihat garis lurus berarti harus pakai
kacamata. Garis lurus nggak?” (lampiran (B36)). Siswa menjawab, “lurus” (lampiran (B37)). Guru juga menjelaskan bahwa garis tersebut dapat diperpanjang, tidak hanya berhenti pada titik-titik yang
digambarkan pada bidang kartesius tersebut.
Selesai membahas nomor empat, guru meminta tolong pada
siswa untuk menyalakan LCD proyektor. Kemudian guru hendak
menjelaskan mengenai persamaan garis lurus, namun masih ada
beberapa siswa yang masih berbicara dengan temannya. Setelah semua
siap mendengarkan, guru mulai memaparkan, bahwa para siswa sudah
bisa menggambarkan, dan menemukan adanya garis lurus ketika
menghubungkan titik-titik koordinat yang ada pada soal, dimana garis
lurus itu memenuhi persamaan . Kemudian guru
menanyakan koefisien dari , dan salah seorang siswa menjawab
“100”, dimana koefisien tersebut merupakan gradien dari persamaan garis lurus yang mempunyai persamaan umum . Untuk melihat
pemahaman siswa, guru bertanya, “Sehingga kalau kamu diberikan
persamaan , gradiennya berapa? , berarti gradiennya
berapa?” (lampiran (B51)). Lalu salah seorang siswa menjawab, “dua”
(lampiran (B52)). Setelah itu guru menanyakan lebih lanjut, “Sekarang
kalau misalnya ?” (lampiran (B53)). Guru menjelaskan bahwa
siswa harus lebih mencermati lagi, guru menggiring siswa untuk
membawa persamaan tersebut ke dalam bentuk , sehingga
didapati , dimana gradiennya menjadi (lampiran (B42-B57)).
Setelah selesai membahas persamaan umum garis lurus, guru
memberikan contoh, guru bertanya kepada siswa, “Nah di sini, kalau kamu menggambar garis, kalau kamu menggambar garis, satu titik bisa
nggak?” (lampiran (B58)), kemudian beberapa siswa menjawab dengan suara lirih, “bisa, bisa” (lampiran (B59)). Guru mempertegas jawaban siswa, lalu siswa menjawab “nggak” (lampiran (B64)). Lalu guru bertanya, “kalau dua?” (lampiran (B66)). Siswa menjawab, “bisa”
(lampiran (B67)).
Guru kemudian memberikan kesimpulan, bahwa dengan minimal
dua titik, baru bisa dibentuk atau dibuat sebuah garis.
Setelah guru selesai menyimpulkan pembahasan mengenai
persamaan umum garis lurus, guru kemudian memberikan contoh soal
Gambar 4.3 contoh soal dari penjelasan guru mengenai persamaan
Guru menjelaskan bahwa untuk menggambarkan persamaan
garis dalam contoh tersebut, siswa juga harus mengambil dua titik
sembarang yang memenuhi persamaan tersebut. Kemudian guru
menjelaskan cara mencari dua titik yang memenuhi persamaan
tersebut, yaitu dengan memasukkan nilai ataupun pada persamaan,
dan dengan menggunakan tabel sebagai berikut :
Gambar 4.4 contoh tabel yang dibuat oleh guru
Siswa kemudian diminta untuk menggambarkan contoh tersebut
pada bidang koordinatkartesius, dan diberi kebebasan untuk
menentukan titik-titik yang hendak digambar, tidak harus sama dengan
yang dicontohkan (lampiran (B70-B77)).
Guru kemudian memberikan gambaran, “pasti kamu berpikir, “bu, kalau satu titik kan sudah bisa nanti digambarkan garis yang melalui titik itu.” ya, tapi kalau kamu meletakkan satu titik terus
kemudian kamu gambar garis, belum tentu itu kamu memenuhi
persamaan garis itu ya. Kalau dua titik, minimal dua titik kamu
hubungkan dan kamu perpanjang, pasti nanti titik-titik yang dilalaui
garis itu akan memenuhi persamaan garis”. Guru kemudian
berkeliling, melihat pekerjaan siswa, sesekali berdiri di belakang
sambil mengamati para siswa (lampiran (B78)).
Guru menegur salah satu siswa yang membuat gaduh, dan
meminta siswa itu untuk berpindah tempat duduk di depan. Beberapa
kali guru menegur beberapa siswa yang membuat gaduh di kelas, dan
mengajak temannya berbicara (lampiran (B79-B80)).
Guru kemudian berkeliling dan melihat hasil pekerjaaan siswa.
Guru melihat salah satu hasil pekerjaan siswa, dan juga mengingatkan
untuk tidak lupa menuliskan keterangan sumbu dan sumbu pada
bidang kartesius. Guru memberikan soal latihan, yaitu
menggambarkan garis dengan persamaan , untuk dikerjakan oleh
siswa yang telah selesai menggambarkan contoh soal. Beberapa saat
kemudian, guru kembali menegur salah seorang siswa yang mengajak
temannya berbicara. Suasana kelas menjadi sedikit tenang, para siswa
tampak mengerjakan soal yang diberikan oleh guru (lampiran
(B85-B97)).
Guru kembali mengingatkan langkah dalam menggambarkan
persamaan pada bidang kartesius, yaitu mencari dua titik yang
kartesius, tarik garis dan diperpanjang, tidak hanya berhenti pada dua
titik tersebut.
Setelah beberapa saat, guru bertanya, apakah siswa sudah selesai
mengerjakan, dan siswa menjawab “belum” (lampiran (B106)).
Guru kembali berkeliling, melihat hasil pekerjaan siswa, sesekali
menanyakan hasil pekerjaan yang ditulis oleh siswa. Guru juga
mendatangi kelompok-kelompok yang membuat kegaduhan. Guru
kemudian berdiri di depan kelas dan mencoba menenangkan suasana
kelas dengan bertanya, “cukup dua titik saja, hubungkan. Apa yang terjadi di situ?”(lampiran (B123)). Belum sempat para siswa menjawab, guru memberikan penjelasan, “garis lurus melalui (0,0) tidak?” (lampiran (B125)), kemudian siswa menyetujui jawaban guru.
Guru menjelaskan bahwa ketika dilukiskan, garis itu akan
melalui (0,0), sehingga guru memberikan kesimpulan bahwa garis
yang memenuhi persamaan akan melalui titik pusat (0,0) dan
membentuk kemiringan 450 arah positif smbu . Berikut adalah foto
dari kesimpulan yang diberikan oleh guru :
Guru menambahkan sedikit penjelasan, supaya ketika siswa
menggambarkan persamaan , jangan lagi memikirkan persamaan
, karena persamaan akan dapart berubah-ubah (lampiran
(B130)). Ini dikarenakan, ketika tadi guru berkeliling melihat
pekerjaan siswa, guru menemukan pekerjaan siswa yang masih
berorientasi pada persamaan (lampiran (B107-B113)).
Guru kembali memberikan soal latihan kepada siswa, untuk
menggambarkan persamaan . Guru menjelaskan bahwa siswa
bebas memilih nilai berapapun. Guru juga memberikan contoh
kepada siswa untuk mengisikan nilai pada tabel, seperti pada foto
berikut :
Gambar 4.6 contoh tabel yang akan diisi oleh siswa
Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Suasana kelas
sedikit gaduh, ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan dan hanya
mengganggu teman yang sedang mengerjakan. Guru bertanya, “apakah
ada yang sudah selesai mengerjakan?” Beberapa siswa menjawab, “belum”.
Guru kembali berkeliling melihat hasil pekerjaan siswa, dan