• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Kabupaten Jember

4.1.2 Gambaran Tentang Program Dialog Solutif

Dasar hukum program dialog solutif adalah undang-undang nomor 23 tahun 2014. Kegiatan penyebarluasan informasi penyelengaraan pemerintah daerah melalui potret membangun Desa menata kota untuk kemakmuran bersama dikemas dalam program dialog solutif Bupati Jember dengan seluruh lapisan masyarakat yang telah dilaksanakan dibeberapa kecamatan diwilayah Jember, telah berhasil meletakan landasan yang kuat bagi terbangunya opini masyarakat yang positif untuk bersama- sama mensukseskan kegiatan pembangunan “membangun Desa menata kota untuk kemakmuran bersama”.

Program dialog solutif ditingkatkan menjadi forum silaturahmi masyarakat antara pemerintah Kabupaten Jember dengan seluruh lapisan masyarakat karena memiliki beberapa keunggulan antara lain, sebagai warna yang efektif dan efisien dalam menampung, menjaring aspirasi pembangunan guna dijadikan bahan untuk penyusunan, perencanaan program pembangunan berikutnya. Sebagai wahana dan media yang efektif dalam pembinaan terhadap generasi muda serta penyampaian program pembangunan.

Tujuan Program:

1. meningkatkan kesadaran, partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam kegiatan pembangunan sebagai sasaran, pelaksana dan pelaku pembangunan.

2. Meningkatkan kualitas kinerja aparatur birokrasi Pamong Praja serta menciptakan suasana kompetitif bagi para pelaku pembangunan dalam rangka membangun masyarakat yang sejahtera, religius dan bermartabat.

3. Meningkatkan pengelolahan gerakan PKK yang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.

Visi Dan Misi Kabupaten Jember a. Visi

Terwujudnya pemerintah daerah yang demokratis dan efisien dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.

b.Misi

1.Pemberdayaan Ormas, Orsospol, LSM;

2.Pemberdayaan kelompok miskin dan ekonomi daerah; 3.Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berdaya tahan; 4.Penjamin kepastian hukum;

5.Mewujudkan aparatur daerah yang profesional.

Dalam program dialog solutif ini langsung dengan masyarakat yang digagas oleh Bupati MZA Djalal itu, dinilai sebagai upaya jemput bola dari Pemkab untuk menyerap aspirasi dengan mendengar langsung keluhan dari masyarakat. Keluhan tersebut tidak sedikit yang ditindak lanjuti oleh Pemkab Jember sebagai bagian dari pembangunan daerah sesuai Visi dan Misi Pemkab Jember guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti permasalahan infra struktur jalan, penerangan jalan umum, pertanian, pengairan, pendidikan, maupun pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Bersarkan pada dokumentasi menunjukkan bahwa penerima manfaat dari program ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Jember untuk menyalurkan aspirasi secara langsung dan mensukseskan kegiatan pembangunan. Pernyataan dari Informan IT dikuatkan oleh Informan ZA yang mengungkapkan bahwa;

“Kita bisa menyerap informasi dan aspirasi dari masyarakat secara cepat. Jadi otomatis pembangunan akan berjalan dengan cepat dan tepat sasaran”.(IT Maret 2015)

“Gambaran pelaksanaan itu serap asiprasi, kalau cuma hanya bergantung Musrembang itu keterwakilan masyarakat kan cuma Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) jadi ini diharapkan munculnya dari semua elemen baik itu, dari tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, RT/RW dan Tim Penggerak PPK mulai tingkat Desa dan kecamatan itu berkumpul, Pak Bupati didampingi oleh Muspida, Muspika semua bersama SKBD terkait ini mendengar langsung apa sih keinginan masyarakat, kalau kebutuhan itu sudah harus ada dan selaku SKPD(Satuan Kerja Pemerintah Daerah) telah mendengar langsung sehingga bisa merealisasikan

ketika anggaran di tahun ini sudah ada. Tapi ketika tidak ada baru anggaran untuk tahun berikutnya atau di masukkan pengajuan Anggaran Pemerintah Daerah APBD. Gambaran-nya seperti itu, jadi Pak Bupati ingin mengetahui secara langsung, ingin bertatap muka, sekaligus silaturahmi, dengan masyarakat Desa dan ingin berbicara langsung apa aspirasi-aspirasi yang muncul dimasyarakat. Termasuk keberhasilan-keberhasilan juga disitu mengadung unsur publikasikan terkait dengan apa-apa yang telah dihasilkan dialog solutif tidak hanya dialog suara tapi ada ruang-ruang pameran etalase. Jadi potensi-potensi unggulan di wilayah disekitar bisa terekspos, misalnya di wilayah utara ada setral batik di Sumberjambe, kalau di balung ada industry kreatif jadi bisa di siarkan langung lewat media”.(ZA Maret 2015)

Berdasarkan informan IT diatas bahwa pelaksanaan program dialog solutif ini bertujuan untuk menjaring aspirasi yang ada di masyarakat, jadi otomatis pembangunan akan berjalan dengan cepat dan tepat sasaran. Dalam keterangan Informan ZA diatas juga di sebutkan alasan kenapa harus mendengar aspirasi masyarakat secara langsung, tidak hanya tergantung pada Musrembang yang dianggap kurang mewakili seluruh aspirasi masyarakat. Pada dasarnya pembangunan Desa merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat menjadi sasaran sekaligus pelaku pembangunan. Keterlibatan masyarakat pada setiap tahapan pembangunan di Desa, merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan. Kegagalan berbagai program pembangunan perDesaan di masa lalu adalah disebabkan antara lain karena penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program-program pembangunan tidak melibatkan masyarakat. Program ini juga bertujuan sebagai wahana silaturahmi antara pihak pemerintah dan masyarakat. Bupati ingin mendekatkan diri pada masyarakat, supaya masyarakat bisa menanyakan dan menyampaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Dalam program dialog solutif ini partisipasi masyarakat sanggat di utamakan seperti yang diungkapkan oleh informan BI sebagai berikut;

“Partisipasi masyarakat dalam program dialog solutif ini sanggat penting untuk mendukung terselenggaranya program. Karena program ini merupakan forum antara pihak pemerintah dan

masyarakat Kabupaten Jember. Wujud dari partisipasi masyarakat bisa berupa pendapat atau ide, barang atau alat dan tenaga.

(BI Maret 2015)

Berdasarkan informan BI diatas bahwa Partisipasi masyarakat berupa pendapat atau ide, barang atau alat dan tenaga. Dalam pelaksanaan program dialog solutif masyarakat bisa menyampaikan pendapat atau ide berupa permasalahan atau solusi mengenai tentang pembagunan yang ada didaerahnya. alat atau barang yang berasal dari masyarakat dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan program seperti sound sistem, tenda dan alas tempat duduk. Hal ini sesuai dengan teori partisipasi masyarakat Menurut Rusidi dalam Siregar (2001:21) di (bab 2 hal 13) mengatakan ada empat dimensi dalam berpartisipasi:

1. Sumbangan pikiran (ide atau gagasan) 2. Sumbangan materi (dana, barang dan alat) 3. Sumbangan tenaga (bekerja atau memberi kerja)

4. Memanfaatkan dan melaksanakan pelayanan pembangunan.

Dokumen terkait