• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Kabupaten Kerinci

4.3. Gambaran Topografi

Kabupaten Kerinci memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi berupa perbukitan dan pegunungan. Sebagian wilayah (42 %) Kabupaten Kerinci terletak di ketinggian 500-1.000 mdpl dengan luas 159.583 Ha, sementara daerah berketinggian diatas 2.000 mdpl seluas 14.267 Ha (4 %), dan wilayah yang berada antara 0-500 mdpl hanya 5.010 Ha (1 %).

Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan bergelombang halus sampai perbukitan gelombang sedang dan pegunungan. Orientasi ke arah utara dijumpai morfologi yang lebih tinggi, yaitu morfologi perbukitan gelombang sampai pegunungan, sedangkan ke arah Selatan dijumpai morfologi dataran rendah dan batuan yang relatif sejenis. Kondisi tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap penyebaran sumberdaya alam dan sebagai

Wilayah Kabupaten Kerinci memiliki 5 klasifikasi lereng. Wilayah datar berada pada kemiringan 0-8 %, wilayah landai 8-15%, wilayah bergelombang/berbukit 15-25 %, cukup curam 25-40%, dan wilayah curam

>40%. Hampir separuh (35,34 %) dari wilayah Kabupaten Kerinci merupakan dataran yang curam dengan kemiringan >40%. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar hanya mencapai 4,95 % sampai 17,56 % (terdiri dari kemiringan 0-8 % dan 8-15%).

Wilayah Kabupaten Kerinci membentang dari Gunung Tujuh sampai Gunung Raya, sebagian besar (98%) berada pada ketinggian di atas 500 m – 3.805 m di atas permukaan laut, yang merupakan bagian dari Bukit Barisan.

Karakter wilayah bergelombang dan berbukit-bukit membentuk enclave yang sangat luas dan sebagian ditutupi hutan lebat yang alami merupakan ciri khas wilayah kabupaten yang berbeda dengan wilayah lain umumnya. Keadaan topografi yang merupakan dataran tinggi berbukit-bukit dan dikelilingi gunung-gunung dan hutan lebat, menyebabkan kabupaten ini memiliki iklim yang sejuk dan nyaman.

Berdasarkan Peta Topografi (Bakosurtanal, 1991) dan Peta Geologi Skala 1 : 250.000, (Pusat penelitian dan pengembangan geologi, 1996), dan citra satelit Landsat ETM-7 tahun 2005 terlihat Kabupaten Kerinci mempunyai keadaan topografi yang sangat bervariasi umumnya berupa perbukitan dan pegunungan. Pada bagian barat dan timur membujur dari utara ke selatan memperlihatkan pola kontur yang rapat dan meruncing. Hal ini mencerminkan suatu daerah perbukitan dengan lereng yang terjal. Pada bagian tengah membujur dari utara ke selatan merupakan daerah dengan kontur merenggang dengan kelerengan landai, karena itu Kabupaten Kerinci memiliki kawasan lembah raksasa yang landai di bagian tengah yang merupakan celah luas yang diapit wilayah pegunungan. Celah dan lembah yang luas ini digambarkan membentuk seperti “mangkok raksasa”.

Sebagian besar (78%) wilayah Kabupaten Kerinci terletak di ketinggian di atas 1000 m di atas permukaan laut dengan luas 329.422 Ha. Sementara daerah berketinggian antara 500 – 1000 m di atas permukaan laut seluas 82.422 Ha (20%). Sedangkan wilayah yang berada di bawah 500 m di atas

Gunung Raya, Kumun Debai, keliling Danau, dan Batang Merangin. Dari ke-4 kecamatan tersebut, Kecamatan Batang Merangin yang memiliki luas terbesar untuk ketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan dari kriteria ketinggian bahwa kecenderungan efektif pengembangan wilayah terbangun atau sebagai wilayah perkotaan / permukiman memungkinkan dapat dialokasikan pada ketinggian wilayah 100-500 di atas permukaan laut. Sementara selebihnya pada ketinggian > 1000 m di atas permukaan laut merupakan kawasan hutan (TNKS).

Dibandingkan dengan lainnya Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya dan Kayu Aro, Batang Merangin, Keliling Danau memiliki ketinggian > 1000 m di atas permukaan laut yang paling besar. Ditinjau dari kondisi tutupan lahannya, ke-5 kecamatan ini sebagian besar merupakan kawasan hutan.

Tabel. 4.4.

Ketinggian Wilayah Kabupaten Kerinci

No KECAMATAN KETINGGIAN TOTAL

LUAS(Ha)

Total 7.936 61.832 311.082 380.850

Persentase 2,08 16,24 81,68 100,00

Sumber : Kerinci Dalam Angka,Tahun 2013.

Berdasarkan klasifikasi kemiringan, Kabupaten Kerinci memiliki 4 klasifikasi kemiringan. Wilayah datar berada pada kemiringan 0-2%, wilayah relatif datar 2-15%, wilayah bergelombang/berbukit 15-40% dan wilayah curam > 40%. Dari data yang ada, dapat dideskriptifkan bahwa hampir separuh

yang curam dengan kemiringan > 40%. Diikuti dengan daerah yang berbukit 15-40% seluas 104.645 Ha atau 24,9% dari luas total Kabupaten Kerinci.

Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar yang dapat dilakukan pembangunan fisik hanya mencapai 18,8% (terdiri dari kemiringan 0-2% dan 2-15%) dari total luas kabupaten atau sekitar 78.945 Ha.

Kecamatan Sitinjau Laut, Kayu Aro, Hamparan Rawang dan Sungai Penuh memiliki wilayah datar (0-2%) yang cukup luas, sedangkan Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya, Batang Merangin, memiliki wilayah yang bergelombang/berbukit sampai curam yang sangat luas. Kawasan ini merupakan kawasan hutan TNKS. Kriteria sebagai pengembangan kawasan permukiman yang aman dilihat sisi kemiringan/lereng adalah pada klasifikasi 0-15%.

Tabel. 4.5.

Kemiringan Lahan Kabupaten Kerinci

No. Kecamatan Klasifikasi Lereng Jumlah

0 – 2% 2 – 15% 15 – 40% >40% Danau / -13.850 60.280 104.210 227.060 5.660 380.850 Sumber : RTRW Kab. Kerinci, 2012.

Komponen kelerengan > 40% sangat mendominasi di Kabupaten Kerinci dengan nilai hampir mencapai 60%, merupakan tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk mengembangkan wilayahnya. Karena komponen kelerengan ini sangat curam dan terjal, sehingga memiliki potensi terancam bahaya longsor.

Klasifikasi Lereng di Kabupaten Kerinci

No Klasifikasi Lereng Lereng Luas (Ha) Persentase Luas (%) 12

34

Datar

Landai – agak curam Curam, bergelombang

Luas Wilayah Kabupaten 420.000

Sumber : RISPAM Tahun 2014

Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan bergelombang halus sampai perbukitan gelombang sedang dan pegunungan. Menilik dari bentuk morfologi dan penyebaran batuannya, maka orientasi ke arah utara akan dijumpai morfologi yang lebih tinggi yaitu morfologi perbukitan gelombang sampai pegunungan, yang diikuti dengan variasi dari jenis batuan yang ada.

Sedangkan pada orientasi ke arah selatan akan dijumpai morfologi dataran rendah dan batuan yang relatif sejenis. Pada daerah yang morfologi rendah memiliki dataran yang sempit, dimana dataran rendah tersebut merupakan celah-celah dari perbukitan. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh terhadap penyebaran sumberdaya alam dan sebagai pertimbangan dalam penentuan alokasi ruang di masa mendatang.

Di lain pihak, keadaan morfologi wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit ini merupakan kendala dalam pembangunan infrastruktur wilayah terutama pengembangan jaringan jalan. Menghadapi medan yang berat dengan tebing-tebing yang curam, berbukit-bukit dan sering terjadi longsor menyebabkan perlunya penerapan teknologi khusus dalam pembangunan jaringan jalan tersebut. Pengembangan kawasan terbangun pun di samping lahannya terbatas TNKS dan persawahan produktif, kondisi lahan bergelombang dengan tingkat kecuraman yang tinggi di daerah perbukitan merupakan salah satu kendala dalam pengembangan permukiman di luar lahan produktif.

Gambar. 4.2.

Peta Ketinggian di Kabupaten Kerinci

Sumber : RISPAM Tahun 2014