INPUT PROSES OUTPUT
4.2 Gambaran Umum Kecamatan Medan Marelan
Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mengalami perkembangan sangat pesat baik dari segi fisik, seperti pembangunan maupun dari segi non fisik, seperti perkembangan social ekonomi masyarakat.
4.2.1 Letak geografis
Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang terdiri dari 5 (lima) kelurahan dan dengan luas 44,47 km2.
. Adapun secara administrasi batas-batas Kecamatan Medan Marelan yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan (Gambar 4.1).
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Medan Marelan Sumber: Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Kota Medan, 2012
Luas Kecamatan Medan Marelan yang terdiri dari 5 (lima) keluharan seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan
No Kelurahan Luas (km2)
1 Tanah Enam Ratus 3,42
2 Rengas Pulau 10,50
3 Terjun 16,05
4 Paya Pasir 10,00
5 Labuhan Deli 4,50
Jumlah 44,47
Sumber: Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka 2012, BPS
4.2.2 Topografi
Berdasarkan pengamatan di lapangan, keadaan topografi dan kemiringan lereng di Kecamatan Medan Marelan pada umumnya didominasi oleh lahan yang relatif datar dengan kemiringan lereng antara 0-2 %. Secara umum Kecamatan Medan Marelan berada pada ketinggian 0 sampai 5 m di atas permukaan laut.
Bentuk topografi wilayah Kecamatan Medan Marelan pada umumnya merupakan daerah dataran, adapun yang bergelombang hanyalah sebagian kecil saja dan tidak mempengaruhi dari topografi kemiringan lereng tersebut.
4.2.3 Pola penggunaan lahan
Penggunaan lahan merupakan wadah bagi berbagai aktivitas yang beragam/heterogen terdiri kawasan lindung dan budidaya. Kawasan lindung berupa lokasi yg dilindungi, jalur hijau dan RTH. Kawasan budi daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, manusia, dan buatan, termasuk dalam kawasan budi daya adalah kawasan kawasan pertanian, kawasan permukiman, kawasan industri, dan lain sebagainya. Adapun penggunaan lahan Kecamatan Medan Marelan adalah yang terdiri dari Permukiman, Perdagangan dan Jasa, kebun campuran, Industri (Gambar 4.2).
Gambar 4.2 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kecamatan Medan Marelan Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, 2008
4.2.4 Kependudukan
Pada tahun 2011, jumlah penduduk di Kecamatan Medan Marelan sekitar 145.788 jiwa. Terlihat bahwa jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kelurahan Rengas Pulau dengan jumlah 55.501 jiwa. Sedangkan kelurahan dengan jumlah penduduk terendah adalah Kelurahan Paya Pasir yaitu 11.884 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2011
No Kelurahan Luas
(km2)
Jumlah Penduduk (jiwa)
1 Tanah Enam Ratus 3,42 29.393
2 Rengas Pulau 10,50 55.501
3 Terjun 16,05 32.082
4 Paya Pasir 10,00 11.884
5 Labuhan Deli 4,50 16.928
Jumlah 44,47 145.788
Sumber: Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka 2012, BPS
4.2.5 Tinjauan sarana pelayanan dasar umum
Sarana pelayanan dasar umum di Kecamatan Medan Marelan:
1. Fasilitas pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Medan Marelan pada tahun 2011 berjumlah 81 unit, yang terdiri dari 54 unit Sekolah Dasar, 16 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan 11 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Kelurahan yang memiliki fasilitas pendidikan terbanyak adalah Kelurahan Rengas Pulau, sedangkan Kelurahan Labuhan Deli merupakan kelurahan yang memiliki fasilitas pendidikan paling sedikit (Tabel 4.3).
Tabel 4.3 Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2011
No Kelurahan Sekolah Dasar SLTP SLTA Total
1 Tanah Enam Ratus 7 1 0 8
Sumber: Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka 2012, BPS
2. Fasilitas peribadatan
Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kecamatan Medan Marelan berupa mesjid, langgar, gereja dan kelenteng. Fasilitas peribadatan yang paling banyak terdapat di Kecamatan Medan Marelan adalah langgar/musholla, yaitu sebanyak 73 unit. Sedangkan yang paling sedikit adalah kelenteng yaitu 3 unit. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya penduduk setempat yang menganut agama Islam (Tabel 4.4).
Tabel 4.4 Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2011 No Kelurahan Masjid Langgar Gereja Kelenteng Jumlah
1 Tanah Enam Ratus 5 13 0 0 18
Sumber: Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka 2012, BPS
3. Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Medan Marelan berupa Rumah Sakit, Puskesmas, BPU, BKIA, dan Posyandu. Dari tabel diketahui bahwa di Kecamatan Medan Marelan hanya terdapat 2 unit rumah sakit yang berada di Kelurahan Rengas Pulau, sedangkan puskesmas juga hanya terdapat 2 unit yang masing-masing berada di Kelurahan Rengas Pulau dan Kelurahan Terjun. Fasilitas kesehatan yang penyebarannya cukup merata dan banyak adalah Posyandu.
Kelurahan Rengas Pulau merupakan kelurahan yang memiliki fasilitas kesehatan terbanyak (Tabel 4.5).
Tabel 4.5 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2011
No Kelurahan Rumah
Sakit
Puskesmas BPU BKIA Posyandu Jumlah 1 Tanah Enam
Sumber: Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka 2012, BPS
4.3 Gambaran Ruas Jalan Marelan Raya 4.3.1 Tinjauan ruas Jalan Marelan Raya
Wilayah studi yang dikaji yaitu Ruas Jalan Marelan Raya merupakan salah satu ruas jalan tersibuk di Kecamatan Medan Marelan yang menghubungkan antara
Kecamatan Medan Deli ke Kecamatan Medan Belawan dan Kecamatan Medan Labuhan yang merupakan Pusat Industri dan Pergudangan serta Perdagangan di Kota Medan. Panjang Ruas Jalan Marelan Raya adalah 2,1 Km (Gambar 4.3).
Gambar 4.3 Ruas Jalan Marelan Raya
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, 2012
Persimpangan yang padat
4.3.2 Karakteristik dan pola penggunaan lahan 1. Karakteristik penggunaan lahan
Koridor Jalan Marelan Raya Medan mempunyai jenis pemanfaatan lahan yang berbeda-beda. Menurut Tamin (2000:41), bangkitan dan tarikan lalu lintas tergantung pada dua aspek tata guna lahan yaitu : jenis tata guna lahan dan jumlah aktivitas (dan intensitas) pada tata guna lahan tersebut.
Pola penggunaan lahan di wilayah studi adalah mixed use area, dimana penggunaan lahan yang menonjol adalah penggunaan untuk fasilitas perdagangan, fasilitas umum dan sosial, hal tersebut sesuai dengan fungsi tersier Kecamatan Medan Marelan yaitu untuk perdagangan dan jasa, fasilitas umum, fasilitas sosial, pergudangan dan transportasi (Gambar 4.4). Pola penggunaan lahan di sepanjang Jalan Marelan Raya di pengaruhi oleh pola jaringan jalan, yaitu jalan arteri sekunder yang diikuti oleh perkembangan aktivitas di sepanjang jalan tersebut.
2. Karakteristik pola pergerakan di wilayah studi
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan terhadap sejumlah responden di kawasan studi diperoleh bahwa sebagian besar penduduk di wilayah studi bertujuan bekerja (57%) dalam melakukan perjalanan/pergerakannya sedangkan 29% bertujuan untuk sekolah, 11%
belanja dan yang 3% dengan tujuan lainnya, seperti terlihat dalam Tabel 4.6 dan Gambar 4.5.
Gambar 4.4 Penggunaan Lahan di Ruas Jalan Marelan Raya Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, 2012
Tabel 4.6 Persentasi Tujuan Responden Melakukan Perjalanan/Pergerakan di
Gambar 4.5 Grafik Persentase Tujuan Responden Melakukan Pergerakan/Perjalanan di Wilayah Studi
Sumber: Hasil Survei, 2013
Untuk jarak tempat tinggal dengan tujuan perjalanan bervariasi dimana persentase terbesar jaraknya > 4 Km yaitu sebesar 42%, ± 3 Km sebanyak 28%, ± 2 Km sebanyak 10%, ± 1 Km sebanyak 15% dan yang berjarak < 1 Km sebanyak 5 % seperti terlihat dalam Tabel 4.7 dan Gambar 4.6.
Tabel 4.7 Persentasi Jarak Tempat Tinggal Responen dengan Tujuan Perjalanan
No Jarak Tempat Tinggal
Tabel 4.7 (Lanjutan)
Gambar 4.6 Grafik Persentase Jarak Tempat Tinggal Responden dengan Tujuan Perjalanan
Sumber: Hasil Survey, 2013
Dari tabel terlihat bahwa sebanyak 52% penduduk yang mempunyai jumlah anggota keluarga sebanyak 3 orang, untuk yang mempunyai jumlah anggota keluarga 4 orang sebanyak 23%, jumlah anggota 5 orang sebanyak 12 %, jumlah keluarga > 6 orang sebanyak 5 %, dan 8% mempunyai jumlah anggota keluarga kurang dari 2 orang (Tabel 4.8).
Tabel 4.8 Persentasi Jumlah Anggota Keluarga Responden No
Tabel 4.8 (Lanjutan)
Kepemilikan kendaraan juga sangat berpengaruh terhadap besarnya pergerakan di suatu wilayah. Kepemilikan kendaraan diwilayah studi meliputi (Tabel 4.9 dan Gambar 4.7) diketahui 78% responden memiliki kendaraan dan 22%
responden tidak memiliki kendaraan
Tabel 4.9 Persentasi Kepemilikan Kenderaan Responden No
Gambar 4.7 Grafik Persentase Kepemilikan Kenderaan Sumber: Hasil Survei, 2013
Jumlah penduduk yang mempunyai penghasilan rata-rata diatas Rp 1.5000.000/bulan sebanyak 53%, penghasilan Rp. 1.000.000–1.500.000/bln sekitar 22%, Rp. 500.000–1.000.000/bln terdapat 15%, penghasilan kurang dari Rp. 500.000/bulan ada 10% (Tabel 4.10 dan Gambar 4.8).
Tabel 4.10 Persentasi Jumlah Pengahasilan Rata-Rata Per Bulan Responden No Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Responden (Orang)
Presentase (%)
1 > Rp. 1.500.000 53 53%
2 Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000 22 22%
3 Rp. 500.000-Rp. 1.000.000 15 15%
4 < Rp. 500.000 10 10%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil Survei, 2013
Gambar 4.8 Grafik Persentase Jumlah Penghasilan Rata-Rata Per Bulan Responden Sumber: Hasil Survei, 2013
4.3.3 Karakteristik transportasi dan jaringan jalan
Seiring meningkatnya aktivitas perekonomian dan pembangunan, maka meningkat pula aktivitas transportasi di sepanjang kawasan penelitian Jalan Marelan Raya Medan. Disttibusi barang, manusia dan jasa akan menjadi lebih mudah dan cepat.
1. Jaringan Jalan
a. Kondisi Geometris
Dari hasil survei lapangan yang telah dilakukan untuk kondisi geometris jalan di sepanjang Jalan Marelan Raya hampir 100% jalan yang ada dalam kondisi baik dengan sistem konstruksi aspal.
b. Pola dan Hirarki Jalan
Fungsi Jalan Marelan Raya adalah jalan arteri sekunder dengan lebar jalan 26 meter dan kecepatan minimal 30 km/jam. Karakteristik jalan arteri sekunder yaitu kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata (Gambar 4.9).
Gambar 4.9 Penampang Jalan di Ruas Jalan Marelan Raya Sumber: Survei Lapangan, 2013
2. Arus Lalu Lintas
Dari hasil survei lapangan yang dilakukan di sepanjang Jalan Marelan Raya, pola pergerakan lalu lintas yang ada di daerah tersebut sudah hampir tertata dengan rapi. Dimana dari hasil survey arus lalu lintas di sepanjang Jalan Marelan Raya memiliki 2 (dua) arah tanpa adanya median jalan. Sementara itu tingkat kemacetan yang terjadi hanya pada jalan-jalan tertentu. Kemacetan yang terjadi tersebut dikarenakan jumlah armada angkutan umum yang padat, parkir memakai badan jalan karena tidak ada sarana parkir yang disediakan dan adanya pedagang kaki lima yang memakai berjualan di badan jalan (Gambar 4.10).
Gambar 4.10 Arus Lalu Lintas di Sepanjang Jalan Marelan Raya Sumber: Survei Lapangan, 2013
3. Fasilitas Transportasi Lainnya
Di sepanjang Jalan Marelan Raya ini fasilitas transportasi lainnya selain mobil pribadi, sepeda motor, angkutan umum, terdapat juga sarana transportasi berupa becak dan truk-truk pengangkutan barang dan material bangunan.
4. Pedestrian
Di sepanjang Jalan Marelan Raya saat ini belum ada jalur khusus untuk pejalan kaki yang aman dan nyaman. Sementara pedestrian sangat diperlukan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pejalan kaki sehingga tidak mengganggu aktivitas kendaraan di badan jalan akibat aktivitas para pejalan kaki yang memanfaatkan jalur kendaraan bermotor. Seluruh moda transportasi, mulai dari sepeda, becak, angkot dan truk masih bercampur dalam satu jalur, sehingga riskan keamanan dan kenyamanan. Belum adanya pemisahan jalur sirkulasi menunjukkan kurang pekanya kondisi eksisting dalam memprioritaskan manusia dalam ruang kota, sementara konsep kota ekologis menekankan pentingnya menempatkan manusia sebagai pihak yang harus dinyamankan setiap kegiatannya.