• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 5 Hasil Penelitian

4.5.1 Gambaran Umum Kekerasan Dalam Pemeriksaan

Perhitungan kategori kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana dapat diperoleh dengan menghitung jumlah item yang valid 30, dengan skor tertinggi (5) dan skor terendah (1). Sehingga kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana dapat dihitung sebagai berikut :

Skor tertinggi = 30 x 5 = 150 Skor terendah = 30 x 1 = 30 Skor mean (M) = 30 x 2,5 = 75

Sebagaimana diketahui, suatu distribusi normal terbagi atas enam satuan deviasi standar dengan demikian satuan standarnya bernilai :

Standar deviasi (s) = skor tertinggi – skor terendah

6

= 150 – 30 = 20 6

Tabel 4.2

Tingkat Kekerasan Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana

No Interval Skor Tingkatan

1 (M + 1,5s) < X 105 < X Sangat Tinggi 2 (M + 0,5s) < X ≤ (M + 1,5s) 85 < X ≤ 105 Tinggi

3 (M – 0,5s) < X ≤ (M + 0,5s) 65 < X ≤ 85 Sedang 4 (M – 1,5s) < X ≤ (M – 0,5s) 45 < X ≤ 65 Rendah

5 X ≤ (M – 1,5.s) X ≤ 45 Sangat Rendah

Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan kekerasan dalam pemeriksaan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Tingkat Kekerasan Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana

No. Interval Tingkatan F %

1 105 < X Sangat Tinggi 4 11,428 2 85 < X ≤105 Tinggi 11 31,428 3 65 < X ≤ 85 Sedang 11 31,428 4 45 < X ≤ 65 Rendah 7 20 5 X ≤ 45 Sangat Rendah 2 5,714 Total 32 100

Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi kekerasan di atas, terlihat bahwa sebanyak 11 pada dari 32 pasien yang diteliti atau 31,428% dari subjek penelitian menilai kekerasan dalam pemerikasaan tindak pidana hukum terdapat pada dua tempat yaitu pada tingkat tinggi dan sedang. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 81,7142 yang masuk pada kategori sedang.

Prosentase tingkat kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.1 Diagram Kekerasan Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana

Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden meniali kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana dalam kategori tinggi dan sedang. Artinya, kekerasan dalam pemeriksaan

tindak pidana hukum yaitu banyak dialami oleh pelanggar hukum. Jika penilaian tindak pelanggar hukum tinggi dan sedang tentunya pemeriksa tindak pidana hukum dalam taraf yang tinggi dilakukan oleh pihak pemeriksa.

Adapun analisis tiap dimensi dari variabel kekerasan dalam tindak pidana hukum meliputi kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan kekerasan emsoi.

(1) Dimensi kekerasan seksual

Kekerasan seksual merupakan salah satu dimensi kekerasan yang banyak terjadi.

Tingkat kekerasan seksual yang merupakan dimensi pendukung pada kekerasn dalam pemeriksaan tindak pidan hukum dapat dinyatakan sebagai berikut:

Skor tertinggi = 6 x 5 = 30 Skor terendah = 6 x 1 = 6 Skor mean (M) = 6 x 2,5 = 15

Standar deviasi (s) = skor tertinggi – skor terendah

6

= 30 – 6 = 4 6

Tabel 4.4

Tingkat Dimensi Kekerasan Seksual

No Interval Skor Tingkatan

1 (M + 1,5s) < X 21 < X Sangat Tinggi 2 (M + 0,5s) < X ≤ (M + 1,5s) 17 < X ≤ 21 Tinggi

3 (M – 0,5s) < X ≤ (M + 0,5s) 13 < X ≤ 17 Sedang 4 (M – 1,5s) < X ≤ (M – 0,5s) 9 < X ≤ 13 Rendah

5 X ≤ (M – 1,5.s) X ≤ 9 Sangat Rendah

Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan kekerasan dalam pemeriksaan sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Tingkat Kekerasan Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana

No. Interval Tingkatan F %

1 21 < X Sangat Tinggi 2 5,714 2 17 < X ≤ 21 Tinggi 4 11,485 3 13 < X ≤ 17 Sedang 15 42,857 4 9 < X ≤ 13 Rendah 10 28,571 5 X ≤ 9 Sangat Rendah 4 11,485 Total 35 100

Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi kekerasan seksual di atas, sebanyak 15 dari 35 responden 42,857% dari subjek penelitian menilai dimensi kekerasan seksual pada tingkat sedang. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 14,4857 yang masuk pada kategori sedang.

Prosentase tingkat dimensi kekerasan seksual berdasrkan hitungan tersebut diatas dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini:

5.714 11.485 42.857 28.571 11.485 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 sangat tinggi

tinggi Sedang rendah sangat

rendah

kekerasan seksual

Gambar 4.2 Diagram Dimensi Kekerasan Seksual

Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai dimensi kekerasan seksual dalam pemeriksaan tindak pidana hukum adalm kategori sedang. Artinya, tingkat

perlakukan kekerasan seksual dalam proses pemeriksaan tindak pidana hukum pada taraf wajar atau sedang.

(2) Dimensi kekerasan fisik

Kekerasan fisik merupakan salah satu dimensi kekerasan yang banyak terjadi.

Tingkat kekerasan fisik yang merupakan dimensi pendukung pada kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum dapat dinyatakan sebagai berikut:

Skor tertinggi = 15 x 5 = 75 Skor terendah = 15 x 1 = 15 Skor mean (M) = 15 x 2,5 = 37,5

Standar deviasi (s) = skor tertinggi – skor terendah

6

= 75 - 15 = 10 6

Tabel 4.6

Tingkat Dimensi Kekerasan Fisik

No Interval Skor Tingkatan

1 (M + 1,5s) < X 52 < X Sangat Tinggi 2 (M + 0,5s) < X ≤ (M + 1,5s) 42 < X ≤ 52 Tinggi 3 (M – 0,5s) < X ≤ (M + 0,5s) 32 < X ≤ 42 Sedang 4 (M – 1,5s) < X ≤ (M – 0,5s) 22 < X ≤ 32 Rendah

5 X ≤ (M – 1,5.s) X ≤ 22 Sangat Rendah

Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan kekerasan fisik dalam pemeriksaan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Tingkat Kekerasan Fisik Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana

No. Interval Tingkatan F %

1 52 < X Sangat Tinggi 9 25,714 2 42 < X ≤ 52 Tinggi 11 31,428 3 32 < X ≤ 42 Sedang 7 20 4 22 < X ≤ 32 Rendah 7 20 5 X ≤ 22 Sangat Rendah 1 2,857 Total 35 100

Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi kekerasan fisik di atas, sebanyak 11 dari 35 responden 31,428% dari subjek penelitian menilai dimensi kekerasan fisik pada tingkat tinggi. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 43,3429 yang masuk pada kategori tinggi.

Prosentase tingkat dimensi kekerasan fisik berdasrkan hitungan tersebut diatas dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini:

25.714 31.428 20 20 2.857 0 5 10 15 20 25 30 35 sangat tinggi

tinggi Sedang rendah sangat

rendah

kekerasan fisik

Gambar 4.3 Diagram Dimensi Kekerasan fisik

Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai dimensi kekerasan fisik dalam pemeriksaan tindak pidana hukum adalm kategori tinggi. Artinya, tingkat

perlakukan kekerasan fisik dalam proses pemeriksaan tindak pidana hukum buruk atau juga dapat dikatakan pasti ada kekerasan fisik.

(3) Dimensi kekerasan emosional

Kekerasan emosional merupakan salah satu dimensi kekerasan yang banyak terjadi.

Tingkat kekerasan emosional yang merupakan dimensi pendukung pada kekerasn dalam pemeriksaan tindak pidan hukum dapat dinyatakan sebagai berikut:

Skor tertinggi = 9 x 5 = 45 Skor terendah = 9 x 1 = 9 Skor mean (M) = 9 x 2,5 = 22,5

Standar deviasi (s) = skor tertinggi – skor terendah

6

= 45 – 9 = 6 6

Tabel 4.8

Tingkat Dimensi Kekerasan Emsoional

No Interval Skor Tingkatan

1 (M + 1,5s) < X 31 < X Sangat Tinggi 2 (M + 0,5s) < X ≤ (M + 1,5s) 25 < X ≤ 31 Tinggi 3 (M – 0,5s) < X ≤ (M + 0,5s) 19 < X ≤ 25 Sedang 4 (M – 1,5s) < X ≤ (M – 0,5s) 13 < X ≤ 19 Rendah 5 X ≤ (M – 1,5.s) X ≤ 13 Sangat Rendah

Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan kekerasan emsoional dalam pemeriksaan sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Tingkat Kekerasan Emsoional Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana

No. Interval Tingkatan F %

1 31 < X Sangat Tinggi 7 20 2 25 < X ≤ 31 Tinggi 8 22,857 3 19 < X ≤ 25 Sedang 12 34,285 4 13 < X ≤ 19 Rendah 6 17,142 5 X ≤ 13 Sangat Rendah 2 5,714 Total 35 100

Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi kekerasan emsoional di atas, sebanyak 12 dari 35 responden 34,285% dari subjek penelitian menilai dimensi kekerasan emosi pada tingkat sedang. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 23,8857 yang masuk pada kategori sedang.

Prosentase tingkat dimensi kekerasan emosi berdasrkan hitungan tersebut diatas dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini:

20 22,857 34,285 17,142 5,714 0 5 10 15 20 25 30 35 40 sangat tinggi

tinggi Sedang rendah sangat

rendah

kekerasan emosi 

Gambar 4.4 Diagram Dimensi Kekerasan Emosional

Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai dimensi kekerasan emsoional dalam pemeriksaan tindak pidana hukum adalm kategori sedang. Artinya, tingkat

perlakukan kekerasan emsoional dalam proses pemeriksaan tindak pidana hukum ada tetapi dalam keadaan yang wajar.

Jadi, berdasarkan pada tabel dan data tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana dalam kategori sedang dan tinggi. Artinya, tindakan kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana salah satu yang diterima warga binaan tinggi dan sedang.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari tiga dimensi kekerasan dalam tindak pidana, dapat di kategorikan dalam tingkatan berdasarkan mean kekerasan fisik memeliki kategori yang sangat sering kekerasan yang sering dilakukan dalam pemeriksaan tindak pidana yaitu 43,3429, sedangakan dalam tingkatan kedua kekerasan dengan menggunakan emosional dengan mean sebesar 23,8857 dan perlakuan pemeriksaan dengan kekerasan seksual dalam kategori rendah dengan mean sebesar 14,4857. Kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum dari masing-masing dimensi, dapat dilihat dari prosentase yang disajikan kedalam bentuk grafik berikut ini:

0 10 20 30 40 50 kekerasan fisik kekerasan emosional kekerasan seksual kekerasan 

Gambar 4. Diagram prosentasse dimensi kekerasan dalam permeriksaan tindak pidana

Dokumen terkait