• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Rantauprapat

I. Sebelum Zaman Penjajahan Belanda

Sistem Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Labuhanbatu sebelum penjajahan Belanda adalah bersifat Monarki. Kepala Pemerintahan disebut Sultan dan Raja yang dibantu oleh seorang yang bergelar Bendahara Paduka Sri Maharaja dan bertugas sebagai Kepala Pemerintahan sehari- hari (semacam perdana Menteri).

Selanjutnya di bawah Bendahara Sri Paduka Maharaja ada Tumenggung yang menjadi Jaksa merangkap kepala Polisi. Kemudian ada Laksamana yaitu Panglima Angkatan Laut. Dibawah Laksamana ada Hulu Balang atau Panglima Angkatan Darat kemudian ada pula Bentara kanan yang bertugas sebagai Ajudan Sultan dan Bentara kiri yang menjadi Penghulu Istana dan Penghulu Para Bangsawan.

Kesultanan/ Kerajaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu pada waktu itu terdiri dari 4 kesultanan yaitu:

1. Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang. 2. Kesultanan Kualuh berkedudukan di tanjung Pasir 3. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama. 4. Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan Bilik.

37 Ditambah 1 half-bestuur, yaitu Kerajaan Kampung Raja berkedudukan di Tanjung Medan.

II. Zaman Penjajahan Belanda

Secara Pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhanbatu, dari berbagai keterangan yang dihimpun diperoleh keterangan bahwa Belanda masuk ke Labuhanbatu berkisar tahun 1825. Namun adapula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan Belanda ke Labuhanbatu setelah selesai Perang Paderi ( berkisar tahun 1831).

Pada Tahun 1862 kesatuan Angkatan Laut Belanda di bawah Pimpinan ”Bevel Hebee” datang ke kampung Labuhanbatu (di Hulu Kota Labuhan Bilik sekarang) melalui sungai Barumun. Di kampung Labuhanbatu tersebut Belanda membuat tempat pendaratan dari batu beton. Lama-kelamaan tempat pendaratan tersebut berkembang menjadi tempat pendaratan kapal-kapal kemudian menjadi sebuah Kampung/desa yang lebih besar, namanya menjadi ”Pelabuhan Batu”yang disingkat namanya menjadi Labuhanbatu. Kemudian nama itu melekat dan ditetapkan menjadi nama wilayah Kabupaten Labuhanbatu.

III. Zaman Penjajahan Jepang

Pada Tahun 1942 bala tentara Dai Nippon (Jepang) menduduki seluruh Wilayah Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 3 Maret 1942 Tentara Jepang mendarat di perupuk( Tanjung Tiram). Dari Perupuk sebagian Tentara Jepang tersebut melanjutkan gerakan Pasukan untuk merebut Kota Tebing Tinggi dan selanjutnya Kota Medan. Dan sebahagian lagi bergerak ke Wilayah Tanjungbalai

38 yang pada saat itu sebagai Pusat Pemerintahan Afdeling Asahan. Dari Asahan (Tanjung Balai) selanjutnya ke Wilayah Labuhanbatu untuk merebut Kota Rantauprapat.

Pada masa penajajahan jepang Sistem pemerintahan Hindia Belanda dilanjutkan dengan Sistem Pemerintahan Zelf Bestuur dan kekuasaan Sultan/Raja berlangsung. Untuk memonitoring kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Sultan/Raja, Pemerintahan Jepang membentuk Fuku Bunsyuco.

IV. Setelah Proklamasi

Kekalahan Jepang pada perang Asia Timur Raya,yaitu Jepang menyerah pada sekutu tanggal 15 Agustus 1945 telah memberikan kesempatan kepada Bangsa Indonesia untuk merdeka sebagai bangsa yang berdaulat.

Pada tanggal 16 malam 17 Oktober 1945 bertempat di rumah dinas kepala ketua ( Abdul Rahman) sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan. Setelah terbentuknya Komite Nasional Daerah Labuhanbatu, maka pemerintah Swapraja di Labuhanbatu yang ada pada waktu itu menjadi berakhir. Tugas dan tanggung jawab Pemerintahan diambil alih dan dikuasai oleh Komite Nasional Daerah Labuhanbatu.

Adapun tugas pertama Komite Nasional Daerah Labuhanbatu ialah membentuk Team Penerangan untuk memberikan penerangan dan penyuluhan kepada masyarakat di kampung- kampung bahwa kemerdekaan Negara Republik Indonesia telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam perkembangan berikutnya jalannya Pemerintahan di Kabupaten Labuhanbatu yang dilaksanakan oleh Komite Nasional Daerah sampai dengan awal tahun 1946

39 kurang dapat berfungsi dengan baik. Hal ini akibat fokus pemikiran pada waktu itu lebih ditunjukkan untuk mempersiapkan perlawanan fisik kepada penjajahan Belanda yang selalu berupaya merebut kembali ke Negara Republik Indonesia yang telah merdeka dan berdaulat sejak tanggal 17 Agustus 1945

4.1.2. Letak dan Geografis Kota Rantauprapat

Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara Geografis, Kabupaten Labuhanbatu berada pada 1”26’ – 2”11’ Lintang Utara, 91”01’ – 97”07’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 2,151 m di atas permukaan laut.

Kabupaten Labuhanbatu menempati area seluas 922.318 Ha yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 242 Desa/ Kelurahan Definitif. Area Kabupaten Labuhanbatu di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten tapanuli Utara dan Asahan, dan disebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Riau.

Seperti umumnya daerah- daerah lainnya yang berada di Kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Labuhanbatu termasuk daerah yang beriklim tropis. Daerah ini memiliki 2 musim yanitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit dan banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim. Selama tahun 2006,rata- rata hari hujan di Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 12,75 hari perbulan dengan rata- rata hari hujan 301,67 MM.

40 4.1.3. Penduduk dan Tenaga Kerja

a. Penduduk

Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2000, Penduduk Kabupaten Labuhanbatu berjumlah 832.450 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 90,26 jiwa per Km2, terdiri dari 414.747 jiwa laki- laki dan 417.703 jiwa perempuan.

Untuk tahun 2006 berdasarkan hasil proyeksi Pensus Penduduk 2000, Penduduk Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 987,157 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Torgamba yaitu sebanyak 92,869 jiwa dengan kepadatan penduduk 82 jiwa per Km2, sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Silangkitang sebanyak 26,193 jiwa dengan kepadatan penduduk 86 jiwa per Km2. Kecamatan Rantau Selatan merupakan Kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 772 jiwa per Km2 dan Kecamatan Aek Natas merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebanyak 48 jiwa per Km2.

Jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu per jenis kelamin lebih banyak laki- laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2006 jumlah penduduk laki- laki sebesar 498.794 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 488.363 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 102,41 persen.

Penduduk Kabupaten Labuhanbatu mayoritas bersuku bangsa Batak (45,50 persen) diikuti dengan suku Jawa (44,83 persen), Melayu (3,85 persen), Minang (0,83 persen) dan Aceh (0,21 persen) dan lainnya 4,8 persen. Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten Labuhanbatu mayoritas agama Islam (83,71 persen), Budha (1,01 persen), Kristen Protestan( 13,08 persen), Kristen Katolik (2,10 persen) dan Hindu( 0,06 persen) serta lainnya 0,04 perseN

41 Tabel 4.1. Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan

Penduduk Kota Rantauprapat Tahun 2007 Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Total (jiwa) 0-4 11.041 11.745 22.786 5-9 11.831 12.099 23.930 10-14 13.023 13.298 26.321 15-19 14.851 14.371 29.222 20-24 11.600 11.550 23.150 25-29 10.403 9.931 20.334 30-34 9.398 8.635 18.033 35-39 8.498 8.294 16.792 40-44 7.327 7.433 14.760 45-49 5.450 5.643 11.093 50-54 3.492 4.412 7.904 55-59 2.911 2.818 5.729 60-64 2.426 2.469 4.895 65+ 4.115 3.172 7.287 Jumlah 116.366 115.870 232.236

(Sumber: BPS,Kabupaten Labuhanbatu Dalam Angka, 2007

Tabel 4.2. Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Rantauprapat Tahun 2007

Golongan Umur Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Total (jiwa) 0-4 64.317 62.206 126.523 5-9 74.856 75.106 149.962 10-14 69.955 67.981 137.936 15-19 53.182 57.666 110.848 20-24 51.533 48.034 99.567 25-29 44.105 51.040 95.145 30-34 45.591 42.320 87.911 35-39 23.649 24.160 47.809 40-44 18.941 12.466 31.407 45-49 13.840 13.405 27.245 50-54 11.814 11.610 23.424 55-59 6.832 7.151 13.983 60-64 9.752 6.221 15.973 65+ 10.427 8.997 19.424 Jumlah 498.794 488.363 987.157

42 Tabel 4.3. Penduduk Dewasa dan Anak-anak Menurut Jenis Kelamin di

Kota Rantauprapat Tahun 2007 (jiwa) Golongan Umur Laki-laki

(jiwa) Perempuan (jiwa) Total (jiwa) 0-4 11.041 11.745 22.786 5-9 11.831 12.099 23.930 10-14 13.023 13.298 26.321 15-19 14.851 14.371 29.222 20-24 11.600 11.550 23.150 25-29 10.403 9.931 20.334 30-34 9.398 8.635 18.033 35-39 8.498 8.294 16.792 40-44 7.327 7.433 14.760 45-49 5.450 5.643 11.093 50-54 3.492 4.412 7.904 55-59 2.911 2.818 5.729 60-64 2.426 2.469 4.895 65+ 4.115 3.172 7.287 Jumlah 116.366 115.870 232.236

(Sumber: BPS,Kabupaten Labuhanbatu Dalam Angka, 2007) b. Tenaga Kerja

Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2006 adalah 2.096 orang, yang terdiri dari 1.223 tenaga kerja laki- laki dan 873 perempuan. Pencari kerja yang terdaftar tersebut paling banyak mempunyai tingkat pendidikan tamat SLTA umum/ kejuruan/ lainnya yanitu 1345 orang atau 64,17 %, sedangkan Sarjana lengkap 279 orang atau 13,31 %, SLTP umum/ sederajat 52 orang atau 2,48%, tamat DII/DIII 384 orang atau 18,32% sedang tamat SD sebanyak 36 orang atau 1,72%

4.1.4. Pertumbuhan Ekonomi Kota Rantauprapat

Laju pertumbuhan PDRB Kota Rantauprapat atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar 14,46 persen. Hal ini menunjukkan penurunan sedikit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 15,84 persen

Dokumen terkait