• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak da Luas Wilayah

Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Jakarta, luas wilayah adalah 2.301,95 km². Dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah dan perkembangan ekonomi wilayah, pola interaksi internal dan eksternal yang didukung oleh jaringan infrastruktur pelayanan baik lokal maupun regional serta kebijakan pengembangan dan penyebaran penduduk secara seimbang sesuai dengan daya dukung lingkungan. Wilayah Kabupaten Bogor dibagi menjadi tiga wilayah pembangunan, yaitu: wilayah pembangunan barat, tengah dan timur. Pembangunan wilayah barat meliputi tiga belas kecamatan, yaitu Kecamatan Jasinga, Parung Panjang, Tenjolaya, Cigudeg, Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Tenjolaya, Cibungbulang, Ciampea, Pamijahan dan Kecamatan Rumpin, dengan luas wilayah sekitar 128.750 Ha. Pembangunan wilayah tengah meliputi 20 (dua puluh) kecamatan, yaitu Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Ciseeng, Kemang, Rancabungur, Bojonggede, Tajurhalang, Cibinong, Sukaraja, Dramaga, Cijeruk, Cigombong, Caringin, Ciawi, Megamendung, Cisarua, Citeureup, Babakan Madang, Ciomas dan kecamatan Tamansari, dengan luas wilayah sekitar 87.552 Ha. Pembangunan wilayah timur meliputi 7 (tujuh) kecamatan, yaitu Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi, Klapanunggal, Jonggol, Sukamakmur, Tanjungsari dan Kecamatan Cariu (BPS Kabupaten Bogor, 2009).

DAS Cisadane Hulu secara geografis terletak diantara 106º 28’ 53,61” - 106º 56’ 42,32” BT dan 06º 31’ 21,54” - 06º 47’ 16,87” LS dengan luas wilayah 85.954,85 ha. Sungai-sungai utama pada DAS Cisadane Hulu adalah Cisadane, Ciapus, Cihideung, Ciampea, Ciaruteun, Cianten dan Cikaniki. DAS Cisadane mengalir dari Gunung Salak di bagian selatan Kabupaten Bogor. Wilayah DAS ini termasuk dalam kawasan hutan, di mana paling selatan terdapat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (BPDAS Citarum Ciliwung, 2007).

Tabel 5 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk per Kecamatan tahun 2008

No. Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk (orang)

1. Leuwiliang 6.177,12 111.705 2. Leuwisadeng 3.283,12 70.631 3. Pamijahan 8.088,29 134.865 4. Tenjolaya 2.368,00 53.583 5. Tamansari 2.161,00 84.332 Total 22.077,53 455.116 Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2009)

Iklim dan Hidrologi

Iklim di Kabupaten Bogor menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, termasuk Iklim Tropis tipe A (Sangat Basah) di bagian selatan dan tipe B ( Basah) di bagian utara. Suhu berkisar rata-rata antara 20ºC sampai 30ºC (BPS Kabupaten Bogor, 2009).

DAS Cisadane tergolong dalam lima zona agroklimat yaitu : A (basah), B (agak basah), C (sedang), D (agak kering) dan E (kering). Kondisi daerah hilir cenderung kering (D dan E) dan meningkat semakin basah (A) ke daerah hulu atau dataran tinggi. Secara umum kondisi di DAS Cisadane relatif basah dan ini menguntungkan bagi sektor pertanian, tetapi sebaliknya dapat juga merugikan apabila suatu wilayah telah terjadi kesalahan dalam penggunaan lahannya karena kondisi iklim yang basah memberikan kontribusi terhadap bahaya banjir dan longsor (Tabel 6).

Tabel 6 Data Hidrologi DAS Cisadane Hulu tahun 2007

SPAS

No. Parameter

Cipopokol Cipeucang Lengkong

1. Curah hujan tahunan (mm) 1094 3535 3875

2. Jumlah hari hujan (hari) 107 215 266

3. Debit rata-rata harian maksimum ( m³/detik) 0,09 4,59 0,66

4. Debit rata-rata harian minimun ( m³/detik) 0,02 0,12 0,06

5. Total Direct Run off (mm) 131,54 148,45 674,30

6. Sedimen Tahunan (mm) 1,18 1,10 3,64

7. Erosi Atual (ton/tahun/ha) 17,73 16,45 54,57

8. Koefosien Reqim Sungai 3,86 37,85 11,60

9. Koefosien Variansi 0,59 - -

10. Koefosien Limpasan 0,12 0,04 0,17

11. SDR 0,33 0,18 0,35

Sumber : BPDAS Citarum Ciliwung (2007)

Penutupan Lahan

Penutupan lahan di bagian hulu didominasi oleh lahan pertanian semusim dan daerah ladang, sawah dan tegalan. DAS Cisadane bagian hulu yang meliputi Kabupaten Bogor dan sebagian Kota Bogor didominasi oleh penggunaan lahan sebagai berikut: hutan, ladang, perkebunan, pemukiman dan lahan kosong. Sedangkan di bagian tengah dan hilir, penggunaan lahan didominasi oleh pemukiman, ladang dan lahan kosong.

Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi penelitian pada umumnya masih terbatas. Hal ini tercermin dari tingkat pendidikannya yang rata-rata masih rendah yaitu hanya lulusan SD dan sebagian besar hidupnya lebih menggantungkan pada bidang pertanian. Banyaknya Desa per kecamatan lokasi penelitian (Tabel 7).

Tabel 7 Jumlah dan Nama Desa per kecamatan di lokasi penelitian

No. Kecamatan Jumlah Desa Nama Desa

1. Leuwiliang 11 Purasari, Puraseda, Karyasari, Pabangbon,

Karacak, Barengkok, Cibeber1, Cibeber2, Leuwimekar, Leuwiliang, Karehkel

2. Leuwisadeng 8 Wangunjaya, Sadengkolot, Leuwisadeng,

Sibanteng, Babakan madang, Sadeng, Kalong1, Kalong2

3. Pamijahan 15 Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, Ciasihan,

Gng.Sari, Gng.Bunder1, Gng.Bunder2, Cibening, Gng.Picung, Cibitung Kulon, Cibitung Wetan, Pamijahan, Pasarem, Gng.Menyan, Cinayang

4. Tenjolaya 6 Tapos1, Tapos2, Gng. Malang, Situ daun,

Cibitung Tengah, Cinangneng

5. Tamansari 8 Sukajadi, Sukaluyu, Sukajaya, Sukaresmi, Pasir eurih, Tamansari, Sukamantri, Sirnagalih

Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2009)

Jumlah Penduduk, Golongan Usia dan Tingkat Pendidikan

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dari lima kecamatan adalah 455.116 orang, terdiri dari laki-laki 234.581 orang dan perempuan 220.535 orang (Tabel 8).

Keadaan penduduk menurut klasifikasi umur dimaksudkan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang produktif. Tenaga kerja yang produktif adalah usia tenaga kerja yang berumur antara 15 – 55 tahun, sedangkan anak-anak di bawah umur 15 tahun (belum produktif) dan golongan umur tua lebih dari 55 tahun (tidak produktif lagi)

merupakan tanggungan penduduk yang produktif. Di lokasi penelitian jumlah penduduk menurut golongan usia kurang dari 15 tahun (anak-anak belum produktif) 18,8%, usia 15-55 tahun (produktif) 71,2% dan usia diatas 55 tahun (tidak produktif lagi) 10% (BPS Kabupaten Bogor, 2009).

Tabel 8 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin per Kecamatan di lokasi penelitian

No. Kecamatan Laki-laki

(orang)

Perempuan

(orang) Jumlah (orang)

1. Leuwiliang 57.371 54.334 111.705 2. Leuwisadeng 36.672 33.959 70.631 3. Pamijahan 69.256 65.609 134.865 4. Tenjolaya 27.567 26.016 53.583 5. Tamansari 43.715 40.617 84.332 Total 234.581 220.535 455.116

Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2009)

Tingkat pendidikan masyarakat berhubungan erat dengan masuknya inovasi baru. Dengan meningkatnya pendidikan berarti partisipasi masyarakat akan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari kemudahan dalam penyerapan inovasi tenologi baru. Tingkat pendidikan masyarakat di lokasi penelitian masih tergolong rendah, di mana sebagian besar penduduknya hanya mampu menamatkan pendidikan SD (81,2%), walaupun ada juga yang menamatkan sekolahnya pada tingkat SLTP (13,6%), SLTA (5,1%), dan Akademi atau Perguruan Tinggi (0,1%) (BPS Kabupaten Bogor, 2009).

Kelembagaan Sosial

Lembaga sosial yang ada antara lain kelompok tani, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), tetapi lembaga-lembaga tersebut kurang aktif, namun ada beberapa lembaga yang masih dirasakan bermanfaat bagi masyarakat setempat. Lembaga yang masih aktif misalnya LSM yang kegiatannya menampung program-program GN-RHL dan program konservasi. Fungsinya mengkoordinir pembelian pupuk dan benih secara bersama, membantu pembangunan desa, memberikan penyuluhan dan menyediakan pupuk organik. Sementara lembaga-lembaga sosial yang lain pada umumnya hanya aktif pada saat ada kegiatan yang bersifat keproyekan. Kondisi ini menyebabkan fungsi dari wahana pemberdayaan masyarakat menjadi tidak optimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait