• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Dalam dokumen Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan (1) (Halaman 56-61)

Intensitas Penggunaan Tarif moda

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kota Semarang

Posisi kota Semarang terletak di pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya pada garis 60 5’– 70 10’ Lintang Selatan dan 1100 35’ Bujur Timur . Sedang luas wilayah mencapai 37.366.838 ha atau 373,7 Km2 . Letak Geografi kota Semarang ini dalam koridor pembangunan Jawa Tengah dan merupakan simpul empat pintu gerbang, yakni koridor pantai Utara, koridor Selatan ke arah kota – kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Kabupaten Demak/Grobogan dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transportasi darat ( jalur kereta api dan jalan raya) serta transpor udara yang merupakan potensi bagi simpul transpor regional Jawa Tengah dan kota transit regional Jawa Tengah . Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa , secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah .

4.2. Gambaran Umum Kota Surakarta

Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air

1100 45’ 15” – 1100 45’ 35” Bujur Timur dan 70’ 36” – 70’ 56” Lintang selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah sungai besar , yaitu : sungai Bengawan Solo, kali Jenes dan kali Pepe .

Jumlah penduduk Surakarta pada tahun 2005 adalah 552.542 jiwa, terdiri dari 270.721 laki – laki dan 281.821 atau dengan sex ratio sebesar 96,06. Jumlah penduduk tahun 2005 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2000 yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 5 tahun mengalami kenaikan sebanyak 83.708 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. PDRB

atas harga konstan Kota Surakarta tahun 2004 adalah sebesar Rp. 1.584.328.420.000,00 meningkat sekitar 4,4 % dari PDRB atas harga

konstan tahun 2003 yaitu sebesar Rp. 1.518.008.050.000,00 . Dengan pendapatan per kapita tahun 2004 sebesar Rp. 9.556.898,00 meningkat sebesar 11,9 % dari tahun 2003 yaitu sebesar Rp. 8.543.485,00 .

4.3. Terminal Penumpang

Transportasi jalan merupakan jaringan transportasi penting dalam sistem transportasi darat. Transportasi jalan memiliki daya jangkau yang tinggi. Moda ini juga sangat baik digunakan untuk jarak dekat dan sedang . Atau dapat dikatakan jalan merupakan mata rantai awal dan akhir dari seluruh sistem transportasi .Jaringan transportasi jalan merupakan serangkaian simpul dan atau ruang kegiatan yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas, sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan .

Jaringan prasarana transportasi jalan terdiri dari simpul yang berwujud terminal penumpang, terminal barang dan ruang lalu lintas. Terminal adalah simpul transportasi yang berfungsi sebagai tempat untuk menaikturunkan penumpang, atau tempat bongkar muat barang, mengatur jadwal perjalanan serta sebagai tempat terjadinya perpindahan intra moda dan atau antar moda .

Berdasar Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 31 tahun 1995 tentang terminal transportasi jalan pasal 2 terminal angkutan penumpang dibagi 3 , yaitu :

4.3.1. Terminal tipe A , berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar provinsi dan atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan ;

4.3.2. Terminal tipe B , berfungsi melayani kendaraan umum angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan ;

4.3.3. Terminal tipe C , berfungsi melayani kendaraan umum untuk pedesaan .

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.1361/AJ.106/DRJD/2003, Terminal tipe A di Jawa Tengah diantaranya adalah terminal Terboyo Kota Semarang dan terminal Tirtonadi kota Surakarta . Ketetapan ini dapat dilakukan peninjauan sekurang – kurangnya 5 (lima) tahun sekali sesuai potensi pertumbuhan daerah serta kebutuhan angkutan yang harus dilayani oleh terminal penumpang tipe A .

Gambar 4.1

Kegiatan di terminal Tirtonadi Surakarta

Sumber : dokumentasi di lapangan

4.4. Angkutan Penumpang Bus AKDP non Ekonomi jurusan Semarang - Solo Menurut operasi pelayanannya, angkutan penumpang dengan kendaraan umum dapat dilaksanakan dalam trayek tetap dan teratur, yaitu : 4.4.1. Trayek antar Kota antar Provinsi ( AKAP ) dan Lintas Batas Negara,

trayek yang wilayah pelayanannya lebih dari satu provinsi ;

4.4.2. Trayek antar Kota dalam Provinsi ( AKDP ), trayek yang wilayah pelayanannya melebihi satu wilayah kabupaten / kota namun masih berada dalam satu provinsi ;

4.4.3. Trayek perkotaan dan perdesaan .

Angkutan bus AKAP dan AKDP yang melewati Provinsi Jawa Tengah , memiliki jaringan jalur trayek yang masing – masing ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan dan Dinas Lalu lintas dan Angkutan Jalan Provinsi Jawa Tengah .

Berdasar buku Studi Penyusunan Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) Provinsi Jawa Tengah tahun 2003 – 2008, disajikan tabel

waktu perjalanan dan kecepatan rata – rata pada beberapa jalur trayek pelayanan angkutan jalan (bus) berikut ini :

Tabel 4.1

Waktu perjalanan dan kecepatan rata – rata pada beberapa jalur trayek pelayanan angkutan jalan (bus)

NO JURUSAN JARAK (km) WAKTU PERJALANAN (menit) KECEPATAN RATA – RATA (km/jam) 1 Semarang - Yogyakarta 118 180 - 240 30 2 Semarang – Surakarta 102 150 - 180 40 3 Semarang – Rembang 111 180 – 240 40 4 Semarang – Purwokerto 211 300 – 360 35 5 Semarang - Tegal 165 240 - 270 40

Sumber : Studi Penyusunan TATRAWIL 2003 - 2008

Dari tabel 4.1. di atas menunjukan pelayanan jalan pada semua trayek yang melalui zona pusat ibukota Jawa Tengah memiliki kecepatan rata – rata tempuh 30 – 40 km/jam , termasuk Jurusan Semarang – Solo yang mempunyai kecepatan rata – rata 40 km/jam .

Berdasar data dari Transportasi Jawa Tengah dalam angka, Jumlah pergerakan bus dari Semarang ke Surakarta adalah sebesar 1.533.833 unit, sedangkan dari Surakarta ke Semarang adalah sebesar 1.363.709 unit pada tahun 2003 .

Sedangkan menurut data yang ada pada Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Provinsi Jawa Tengah sampai dengan bulan Oktober 2005 tercatat 242 bus unit bis yang melayani trayek Semarang – Solo Dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 4.2

Jumlah bus jurusan Semarang – Solo yang melayani trayek / jurusan Semarang - Solo

Dalam dokumen Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan (1) (Halaman 56-61)

Dokumen terkait