• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Paparan Hasil Implementasi Produk pada Sampel Terbatas

1. Gambaran Umum

a. Menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point

Guru tidak menggunakan permainan diawal pembelajaran. Hal ini

diganti dengan Guru bercerita tentang Unyil yang makan kue pudding.

Subjek Guru menyampaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

menggunakan boneka Unyil dengan ceritanya bersama Pak Ogah. Guru

juga menggunakan miniature pudding agar terlihat nyata. Hal ini tampak

dalam transkip percakapan dibawah ini.

transkip nomor 15 pertemuan pertama

Keterangan

Sn: siswa ke-n, n=1,2,3,4,…..29

G; guru

S: siswa secara keseluruhan

U: Tokoh cerita Unyil yang di perankan guru

PO: Tokoh cerita Pak Ogah yang di perankan guru

MT: tokoh cerita mak Tuah yang di perankan guru

G:” Pada suatu saat pada pagi-pagi Unyil berjalan-jalan ingin ke tempat Pak Ogah (lagu unyil).Inilah sifat Unyil ,setiap anak-anak melihat di TV.”

:“ Hallo teman-teman selamat pagi, wah aku ini mau ketempat Pak Ogah tapi masih pagi ada tidak ya Pak

Ogahnya. Saya akan ketempat Pak Ogah “( Guru bernyanyi lagu Unyil)

(Percakapan dilakukan oleh Guru dengan menirukan gerakan Unyil dan Pak Ogah)

46

Dari transkip terlihat guru sudah menggunakan cerita dalam

mengantar pelajaran. Ini dapat membuat siswa menjadi senang untuk

belajar diawal pelajaran. Hal ini sangant penting untuk membuat siswa

antusias diawal pelajaran. Kegiatan tanya jawab yang disampaikan guru

juga berhubungan dengan cerita Unyil. Siswa antusias dalam mengikuti

pelajaran menggunakan boneka Unyil.

Guru menyampaikan masalah kepada siswa menggunakan cerita

Unyil dan Pak Ogah. Siswa diajak untuk menghitung penjumlahan

pecahan dengan bantuan media miniatur pudding. Keadaan siswa dalam

menuju materi pecahan belum semuanya siap karena masih ada yang

kurang mengerti disaat akan diajak untuk menuju ke materi matematika.

(lihat dalam transkip nomer 51sampai 61 pertemuan pertama)

transkip nomor 51 sampai 61

G: “Unyil lupa mengambil yang pertama!”

“Tolong teman-teman Unyil dibantu “(sambil membaawa boneka Unyil dan memperagakan gerakan Unyil)

G: “Yang pertama mengambil berapa bagian?”

S: “Delapan”(jawaban beberapa anak)

S: “Dua”(jawaban semua anak)

G: “Berapa bagian?”

S:” Dua”

G “Coba anak-anak kalian berdiri. Lihat kira-kira berapa bagian yang diambil Unyil, berapa bagian?”

S: “2 bagian”

G: “Berapa bagian?”

S: “2”

Percakapan diatas menunjukkan siswa belum siap menuju materi

pecahan. Terlihat saat Guru bertanya tentang bagian yang diambil Unyil,

siswa menjawabnya dua. Seharusnya siswa menjawab satu per dua atau

47

b. Menggunakan Model

Selama pembelajaran berlangsung terdapat banyak bentuk jawaban

dari siswa. Guru memberikan soal kemudian menyuruh siswa untuk

menjawabnya di papan tulis. Beberapa siswa menjawabnya dengan

jawaban yang berbeda. Hal ini terbukti dalam gambar

Gambar 4.1 siswa menjawab pertanyaan

48

Gambar 4.3 siswa menjawab pertanyaan

Siswa menuliskan jawaban menurut hasil diskusi kelompok

mereka sendiri. Cara mereka mengerjakan juga berbeda-beda. Itu terlihat

dari gambar dan cara mengerjakan siswa yang berbeda. Dalam hal ini

siswa sudah kreatif dalam mengerjakan.

c. Menggunakan kontribusi siswa

Pembelajaran yang berlangsung 3 jp ini terlihat kontribusi yang

dilakukan siswa. Misalnya membenarkan jawaban kelompok yang

menurut mereka kurang tepat dengan jawaban yang menurut siswa itu

benar. Banyak siswa yang ingin berpendapat dan berperan aktif di kelas

seperti memberi tanggapan atau jawaban mereka sendiri. Pembagian tugas

dalam kelompok pada saat mereka berdiskusi juga terlihat adil, ada yang

menulis, ada yang menggambar dan yang lain ikut berfikir.

Walaupun beberapa siswa didalam kelompok ingin sekali

jawaban mereka yang dipakai. Hal ini terjadi karena pembagian kelompok

yang merata (yang pintar menjadi satu kelompok dengan yang kurang

pintar) menyebabkan banyak sekali pendapat yang terjadi dalam

49

berbeda pada siswa. pada saat kelompok yang lain presentasi ada beberapa

siswa yang mencoba menganggapi hasil presentasi. Guru juga sudah

memberikan waktu pada siswa untuk menjawab pertanyaan dan soal yang

diberikan oleh guru.

d. Intertwining (keterkaitan)

Dalam pelajaran matematika penjumlahan pecahan ini guru

mengkaitkan dengan pelajaran bahasa Indonesia yaitu bercerita. Guru

bercerita tentang Unyil yang makan kue pudding lapis. Kemudian kue

pudding itu berbentuk lingkaran sehingga dapat dilihat bahwa hal ini

berhubungan dengan bangun ruang. Siswa diminta membagi kue

berbentuk persegi menjadi dua bagian, hal tersebut merupakan kaitan

materi bangun ruang. Bentuk pecahan yang dibuat siswa saat menjawab

pertanyaan secara diskusi juga bermacam-macam ada yang lingkaran

namun juga ada yang persegi.

e. Interaktivitas

Sebelum dimulai cerita pada awal pelajaran guru memberi tahu siswa

untuk menaati peraturan selama pelajaran berlangsung misalnya diminta

mengangkat tangan saat akan bertanya, berpendapat dan menjawab

pertanyaan; mendengarkan saat ada teman yang berbicara atau

menjelaskan. Dari awal sampai dengan akhir guru sering kali melakukan

tanya jawab kepada siswa baik secara klasikal ataupun individu.

Awal pelajaran guru sudah menunjukkan berbagai pecahan dengan

menggunakan bantuan media miniature pudding. Guru juga menjadi

50

Selama pembelajaran berlangsung tak lupa Guru memberikan penilaian

terhadap siswa yang aktif bertanya, memberikan tanggapan dan menjawab

pertanyaan.

Guru memberikan penguatan hanya diakhir pembelajaran. Guru

tidak banyak memberikan penguatan diawal dan diakhir pembelajaran.

Tidak hanya interaksi antara guru dan siswa namun juga siswa dengan

siswa. Banyak dari mereka yang hanya diam saat pelajaran berlangsung

(pasif), namun beberapa siswa aktif dalam menjawab dan memberi

tanggapan kepada siswa lain yang. Pembelajaran yang berlangsung selama

3 jp ini, Guru meminta siswa juga untuk berdiskusi dengan siswa lain.

Siswa diminta untuk mengerjakan soal baik dari cerita guru

maupun lembar kegiatan siswa secara berkelompok. Setelah itu siswa

bersama dengan kelompoknya diminta untuk mempresentasikan hasil

pekerjaan mereka didepan kelas dan siswa lain memberikan pendapat.

Siswa juga memberikan apresiasi berupa tepuk tangan saat siswa yang lain

mempresentasikan hasil pekerjaan mereak di depan kelas. Pada saat

presentasi berlangsung ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan

yang dijelaskan oleh siswa lain yang presentasi namun oleh guru kemudian

ditegur dengan menggunakan kata-kata yang baik.