• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis Penelitian

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

2. Gambaran Umum Pengadilan Agama Sungguminasa a . Letak Geografis

Awal pendirian Pengadilan Agama Sungguminasa beralamat di jalan Andi Mallobassang No. 57 Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa dan pada tahun 2009 berpindah di jalan Mesjid Raya No. 25 dan menempati gedung baru yang sesuai dengan prototype Mahkamah Agung. Waktu yang ditempuh di Kota Makassar menuju Pengadilan Agama Sungguminasa 15 menit dan 5 menit dari kantor Bupati Gowa dan lapangan Syekh Yusuf. Secara geografis, Pengadilan Agama Sungguminasa letak astronomis

5.11.55.6.Ls-119.27.11.3” BT dan juga memiliki batas-batas wilayah, 1) Utara: Kota Makassar;

2) Selatan: Kecamatan Pallangga dan Kecematan Bonturanu; 3) Timur: Kecematan Pattalasang;

4) Barat: Kecematan Palangga.

b. Visi dan Misi Pengadilan Agama Sungguminasa

Adapun Visi Pengadilan Agama Sungguminasa adalah sebagai berikut:

“ Terwujudnya Lembaga Pengadilan Agama Kelas 1 B Yang Agung”.

Visi Pengadilan Agama Sungguminasa di atas diharapkan mendapatkan motifasi kepada seluruh pegawai, Pengadilan Agama Sungguminasa dalam melaksanakan aktifitas. Pengadilan Agama Sungguminasa menginginkan dirinya

menjadi suatu “lembaga” yang dapat memberikan “jaminan” bagi pencari

keadilan, baik dari sisi pelayanan maupun penyelenggaraan proses peradilan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan, termasuk kinerja sumber daya manusianya sarana prasarananya maupun sistem yang diterapkan sesuai dengan tugas yang diambil dari Mahkamah Agung itu sendiri, sehingga keberadaannya selalu diperhitungkan, disenangi bahkan dapat menjadi solusi bagi semua pihak. Keinginan yang menjadi institusi yang berkualitas sehingga dapat disejajarkan bersama dengan institusi lainnya dalam penyelenggaraan dan pelayanan publik tentunya mempunyai konsekuensi yang cukup berat dan cukup menantang dari perwujudan dari rasa keinginan tersebut. Keinginan besar ini akan diiringi dengan Misi yang akan dilaksanankan dalam rangka terwujudnya lembaga Pengadilan Agama.

Berdasarkan visi Pengadilan Agama Sungguminasa yang telah ditetapkan tersebut setelah dikutip dalam laporan Tahunan 2017 Pengadilan Agama

Sungguminasa, maka beberapa Misi Pengadilan Agama Sungguminasa sebagai perwujudan dari Misi Mahkamah Agung untuk 5 (lima) tahun mendatang, diantaranya:

1) Menjaga kemandirian Pengadilan Agama Sungguminasa; 2) Memberikan pelayanan hukum bagi pencari keadilan;

3) Meningkatkan kredibilitas dan transpransi Pengadilan Agama Sungguminasa;

4) Meningkatkan kinerja Pengadilan Agama Sungguminasa Yang berbasis teknologi informasi;

c. Wilayah Hukum

Wilayah hukum Pengadilan Agama Sungguminasa meliputi seluruh wilayah Kabupaten Gowa yang terdiri dari 18 Kecematan yaitu:

1) Somba Opu 2) Palangga 3) Barombong 4) Bajeng 5) Bajeng barat 6) Bontonompo 7) Bontorannu 8) Pattalassang 9) Bontonompo selatan 10) Parangloe 11) Manuju

12) Tinggimoncong 13) Tombolopao 14) Tompobulu 15) Biring bulu 16) Bungaya 17) Bontolempanga, dan 18) parigi

d. Tugas Pokok Pengadilan Agama Sungguminasa

Pengadilan Agama Sungguminasa melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan Pasal 2 jo. Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama adalah memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infak, Sedekah, Ekonomi Syari’ah.6

e. Fungsi

Disamping tugas pokok dimaksud diatas, Pengadilan Agama mempunyai fungsi, antara lain sebagai berikut:

1. Fungsi mengadili (judicial power)

Menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama (vide : Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).

2. Fungsi pembinaan

6 Palrilis Akbar, Undang-Undang Peradilan Agama (Cet. 1; Fokusindo mandiri, 2012 Bandung), h. 94.

Memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik menyangkut teknis yudicial, administrasi peradilan, maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pembangunan. (vide : Pasal 53 Ayat (3) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 jo. KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

3. Fungsi pengawasan

Mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarannya (vide : Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006) dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan (vide : KMA Nomor KMA /080/VIII/2006).

4. Fungsi Penasehat

Memberikan pertimbangan dan nasehat hukum Islam kepada instansi Pemerintah didaerah hukumnya, apabila diminta. (vide : Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006.

5. Fungsi administratif

Menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan, dan umum/perlengkapan). (vide : KMA Nomor : KMA/080/VIII/2006).

Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan Rakyat dengan instansi lain yang terkait seperti DEPAG, MUI, Ormas Islam dan lain-lain (xide : Pasal 52 A Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

- Pelayanan penyuluhan hukum pelayanan riset/penelitian dan sebagainya serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dan era keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjan diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indinesia Nomor KMA/144/SK/VIII/2007 tentang keterbukaan Informasi di Pengadilan.

Pada dasarnya beracara di Pengadilan Agama dalam hal gugatan perdata mesti dikenai biaya sesuai dengan ketentuan dalam HIR. Pasal 182, Pasal 121 ayat (4) dan Pasal 145 ayat (4), R.Bg. Pasal 192-194 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 4 ayat (2). Adapun yang sering kita dengarkan tidak ada sengketa tidak ada perkara dan tidak ada perkara tanpa adanya biaya.7 Dalam hukum acara perdata masih terdapat kesempatan bagi orang-orang yang tidak mampu baik itu tergugat maupun penggugat untuk berperkara di Pengadilan dengan cara prodeo atau berperkara secara cuma-cuma tanpa biaya untuk mencari keadilan.8 Namun bagi masyarakat yang kurang mampu untuk membayar biaya bisa mendapat bantuan hukum dari pemerintah untuk berperkara berupa prodeo

7 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama h. 63.

8 Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktek (Cet.3; Jakarta, Sinar Grafika, 2011), h. 85.

dengan mendapatkan izin berupa surat yang dibuat oleh Kepala Desa/lurah yang diketahui oleh camat tempat tinggal.

Menurut Drs. Ahmad Nur, M.H

Prodeo dalam bahasa latin sama artinya dengan informa pamperus dan biaya cuma-cuma, berperkara tanpa biaya dapat di ajakan baik untuk tergugat maupun penggugat yang tidak mampu membayar biaya perkara secara spesifik istilah prodeo dalam penjelasan PERMA (peraturan mahkamah agung) Nomor 1 Tahun 2014 tentang layanan pembebasan biaya perkara.9

Menurut Agus Salim Najar, S.H., M.H.

Prodeo itu beracara secara cuma-cuma, atau bisa diartikan juga berperkara dengan tidak membayar biaya perkara tetapi biaya perkara tersebut sudah ditanggung oleh negara dengan beberapa ketentuan karena tidak semua orang bisa berperkara secara prodeo harus ada surat keterangan miskin dari Kepala Desa/lurah baru kemudian diperiksa oleh Ketua Pengadilan apakah ditolak atau diterima.10.

Menurut Dr. Muhnajmi Fajri, S.HI. M.HI.

Layanan pembebasa biaya perkara adalah Negara menanggung biaya proses berperkara di Pengadilan sehingga setiap orang atau sekelompok orang yang tidak mampu secara ekonomi dapat berperkara secara cuma-cuma layanan pembebasan biaya perkara dilaksanakan melalui pemberian bantuan penanganan perkara yang dibebaskan pada anggaran satuan Pengadilan.11

Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2014 Tentang pedoman pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di Pengadilan.

Menurut Drs. Muhammad Amin, M.A.

Dalam pelaksanaan perkara prodeo yang biayanya dibebankan kepada DIPA Pengadilan terkadang anggaran yang diperuntukkan untuk para pencari keadilan dibatasi jumlahnya sebesar Rp. 450.000,- (empat ratus

9 Hasil wawancara dengan Drs. Ahmad Nur, M.H. Ketua Pengadilan Agama Sungguminasa pada tanggal 25 September 2017.

10 Hasil wawancara dengan Agus Salim Rajak, S.H. M.H. Panitera Muda Hukum Pada tanggal 25 September 2017.

11 Hasil wawancara dengan Dr. Muh. Najmi Fajri, S.HI., M.HI. Hakim Pengadilan Agama Sungguminasa pada tanggal 26 September 2017.

lima pulu ribu rupiah) per perkara walaupun secara umum yang ditentukan tersebut mencukupi biaya perkara yang dipergunakan oleh pencari keadilan bagi orang-orang yang tidak mampu.12

Negara memberi Anggaran pada Pengadilan Agama yaitu DIPA untuk layanan bantuan hukum salah satunya prodeo di Pengadilan Agama Sungguminasa memang sampai kehabisan untuk prodeo dan berikut pengalokasian dana DIPA di Pengadilan Agama Sungguminasa seperti yang kami ketahui dari hasil wawancara dari kepaniteraan.

Menurut Ahmad Nur.

Kalau untuk anggaran DIPA itu ada beberapa dan kita alokasikan untuk prodeo itu. Tapi biasanya yang selama ini di gunakan oleh Pengadilan Agama Sungguminasa anggaran dari Negara digunakan untuk perkara volentair/permohonan pada perkara istbath nikah, dan itu digunakan untuk sidang keliling atau sidang setempat, itu kita himpun perkara-perkara untuk folentair isbath tersebut bisa dilaksanakan dikantor kecamatan atau kantor Desa. Jadi prodeo DIPA itu diperuntukkan untuk perkara isbath atau sidang keliling. Dan itu sudah diperhitungkan untuk biayanya memang tidak terlalu memakan biaya karena untuk sidang itu memang tidak lama untuk volenter/permohonan kalau memang syarat formilnya terpenuhi itu bisa hanya satu atau dua kali sidang sudah selesai dan tidak ada sengketa.13

Jadi dana DIPA itu terlebih dahulu diperuntukkan untuk perkara prodeo permohonan salah satunya isbath nikah yang dilangsungkan dengan sidang keliling bisa dikantor Desa atau Kecematan. Baru setelah untuk isbath nikah sudah selesai kemudian digunakan untuk perkara prodeo di Kabupaten Gowa masih banyak pasangan suami istri yang belum mempunyai surat nikah apa lagi dibagian daerah terpencil yang jauh dari tempat Pengadilan tersebut dan itu bisa

12 Hasil wawancara dengan Drs. Muhammad Amin, M.A. Sekretaris Pengadilan Agama Sungguminasa 29 September 2017.

13 Hasil wawancara dengan Drs. Ahmad Nur M.H. Ketua Pengadilan Agama Sungguminasa pada tanggal 2 Oktober 2017.

membawa dampak buruk pada anak-anaknya, supaya status anaknya jelas secara hukum, dan berpatokan sama Undang-Undang yang berlaku.14

Berdasarkan pembukuan yang ada di kesekretariat adalah anggaran dari Negara atau DIPA untuk prodeo tahun 2017 adalah Rp. 2.750.000,- yang terserap untuk perkara prodeo Rp 2.500.000,- itu sudah termasuk prodeo isbath nikah dengan cara sidang keliling yang jumlahnya ada 24 perkara itupun baru 23 perkara yang sudah diputus dan masih ada satu perkara yang belum diselesaikan. Dalam suatu perkara ada 3 perkara cerai gugat yang ditolak oleh ketua pengadilan dengan alasan tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh PERMA No 1 Tahun 2014 Tentang Prodeo.

Meskipun anggaran prodeo di Pengadilan Agama Sungguminasa sering kehabisan karena dana DIPA Lebih dahulu dialokasikan untuk isbath nikah dan perkara prodeo di Pengadilan Agama Sungguminasa tergolong rendah bahkan untuk prodeo murninya saja satu bulan belum tentu ada. Jadi Pengadilan Agama lebih mementingkan isbath nikah terlebih dahulu karena di Kabupaten Gowa terkhusus didaerah terpencil masih banyak yang belum mengetahui tempat Pengadilan, bagaimana cara tercatatnya perkawinannya dan lain sebagainya.. Menurut Dr. Ahmad Nur, M.H.

Kalau dikatakan cukup ya cukup, kalau dikatakan kurang ya kurang karena setiap tahun itu tidak sama untuk kuantitasnya dan tidak bisa diprediksi karena memang anggarannya tidak menentu kadang kurang kadang lebih karna tergantung dari berapa banyak perkara yang masuk. Kalau untuk tahun 2017 masih ada sisa anggaran senilai Rp. 350.000,- dan anggaran tersisa ini masih bisa dipakai untuk para pemohon yang

14 Amiur Nuruddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Cet. 1; Kencana, 2004 Jakarta), h. 122.

mengajukan perkara prodeo, tapi karena kurangnya masyarakat yang mengajukan perkara prodeo akhirnya anggan masih ada yang lebih.15 Ditahun 2016 ada 8 (delapan) perkara alhamdulillah sudah diputus semua dengan memakai biaya perkara secara cuma-cuma dan alhamdulillah anggaran dari DIPA untuk tahun 2016 bisa dikatakan cukup memuaskan karena buktinya banyak perkara prodeo yang diselesaikan, karena tidak setiap tahunnya kekurangan anggarannya untuk prodeo. Dan jika setiap tahunnya mengalami kekurangan itu baru bisa dikatakan kurang dan butuh tambahan anggaran untuk prodeo. Masalah anggaran untuk prodeo meskipun telah habis karena digunakan untuk sidang isbath nikah melalui sidang keliling tapi jika ada permohonan prodeo tetap saja diterima tentunya melalui pertimbangan ketua pengadilan apakah layak untuk berperkara secara prodeo atau tidak, karena tidak ada anggaran dari negara maka masuk kategori prodeo murni, maka didalam SKUM biaya perkara ditulis Rp. 0,- dan untuk jurusita tidak mendapat upah untuk pengiriman surat panggilan relas pada para pihak

Berdasarkan PERMA (peraturan mahkamah agung) Nomor 1 tahun 2014, anggaran masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi dapat mengajukan gugatan/permohonan berperkara secara cuma-cuma (prodeo) dengan syarat-syarat berperkara secara prodeo

a. Melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau jamkesmas \yang diletakkan oleh kepala Desa/lurah yang menyatakan benar bahwa yang bersangkutan tidak mampu membayar biaya perkara, atau

15 Hasil wawancara dengan Drs. Muhammad Nur M.H. Ketua Pengadilan Agama Sunggumina pada tanggal 6 Oktober 2017.

b. Melampirkan surat keterangan sosial lainnya seperti kartu keluarga miskin (KKM), atau kartu Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Menurut Dr. Ahmad Nur, M.H.

Membawa surat keterangan tidak mampu dari desa/lurah yang diketahui oleh camat, kartu jamkesmas dan kartu jaminan sosial lainnya.

Dalam pemeriksaan terhadap permohonan perkara prodeo yang diajukan oleh penggugat/pemohon maka harus menyertakan alat bukti berupa surat keterangan tidak mampu dari kepala Desa yang diketahui oleh camat dan bisa juga membawa keterangan para saksi supaya bisa meyakinkan ketua Pengadilan atau Majelis Hakim dalam memeriksa keterangan tersebut.

Dalam PERMA (peraturan mahkamah agung) pasal 1 ayat 4 yang

berbunyi “ Layanan pembebasan biaya perkara adalah Negara menanggung biaya proses berperkara di Pengadilan sehingga setiap orang atau sekelompok orang yang tidak mampu secara ekonomi dapat berperkara secara cuma-cuma (prodeo).16 Anggaran bantuan hukum adalah alokasi anggaran Negara yang berada dilingkup peradilan Umum yang dibiaya oleh Mahkamah Agung melalui DIPA bantuan hukum direktorat Jendral badan pengadilan Umum yang dialokasikan kepada pengadilan “. Bagi yang tidak mampu bisa mengajukan perkara secara prodeo yang anggarannya sudah ada pada setiap pengadilan melalui DIPA Penjelasan PERMA (peraturan mahkamah agung) Nomor 1 Tahun 2014 tersebut dapat dipahami bahwa ada prodeo murni dan prodeo yang dibebankan kepada DIPA Pengadilan. Jika perkara tersebut masuk dalam prodeo murni artinya perkara itu tidak ada biayanya sama sekali untuk panggilan para

pihak, namun yang menjadi persoalan kembali adalah banyak Pengadilan Agama yang ada radiusnya yang sangat jauh dan tentu dalam perjalanannya jurusita sangat memerlukan biaya paling tidak untuk biaya transportasi dan biaya makan sesuai dengan anggaran pada DIPA maka prodeo dibagi menjadi dua macam yakni prodeo DIPA dan prodeo Murni.

B. Standar Penilaian Ketua Pengadilan Dalam Menerim Atau Menolak