• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah Kentucky Fried Chicken (KFC) International1

Restoran KFC pertama kali didirikan pada tahun 1930 oleh Harland Sanders pada usianya yang ke-40. Restoran KFC pertama terletak di Sanders Court, Amerika. Pada tahun awal berdirinya warga negara bagian Kentucky menyukai menu ayam goreng olahan Sanders dengan resep rahasianya yang kemudian dikenal dengan ”Eleven Herbs and Spices Original Receipe”. Atas resep ciptaannya tersebut, pada tahun 1939 Harold Sanders dinobatkan sebagai ”Kentucky Colonel” oleh gubernur negara bagian Kentucky, Amerika.

Setelah 22 tahun mengoperasikan restoran dengan hak paten ”Kentucky Fried Chicken”, tahun 1952 Harold Sanders menjual hak kepemilikannya kepada Pete Harmon di Salt Lake City. Perkembangan selanjutnya, KFC menjadi perusahaan franchise dimana pada tahun 1964 hak franchise-nya dijual kepada grup investor Jack Massey dan John Y. Brown. Setahun kemudian KFC International menjadi perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham New York dengan Colonel Sanders sebagai pembeli seratus terbitan saham perdananya.

Untuk memperbesar kapasitas usahanya, pada tahun 1971 KFC International melakukan merger dengan Hublein Inc. (industri makanan kaleng) pada tahun ini pula dikembangkan resep baru dari menu ayam goreng yang terkenal dengan nama ”Crispy Chicken”. Pada tahun 1982, merger yang lebih besar dilakukan Hublein Inc. dengan R.J. Reynolds Co. (sekarang RJR. Nibisco). Manajemen sumberdaya manusia dalam kapasitas perusahaan yang lebih besar terus dikembangkan. Untuk meningkatkan kemampuan karyawan, perusahaan

1

membuka ”Colonel Sanders Technical Centre” di Louiseville. Pusat pelatihan ini melayani pengembangan departemen, keteknikan, pengembangan produk serta teknologi untuk seluruh pemegang lisensi KFC di seluruh dunia.

Tahun 1986, KFC berada pada satu kepemimpinan manajemen dengan restoran Pizza Hut dan Taco Bell di bawah kepemilikan perusahaan Pepsico yang membeli seluruh saham KFC dari R.J. Reynolds Co. KFC terus berkembang di berbagai wilayah di kota-kota besar dunia, bahkan pada akhir tahun 1991 dapat ditemukan hampir 1000 restoran KFC di Jepang dan 9000 restoran KFC di China- Shanghai (tahun 1994). Untuk meningkatkan brand image dari KFC, Pepsico

menampilkan logo baru KFC yang didominasi warna merah. Kepemilikan KFC kembali berpindah pada tahun 1997, ketika Pepsico melepas saham tiga restoran miliknya yaitu KFC, Pizza Hut dan Taco Bell kepada Tricon Global Restaurant & Tricon Restaurant International (TRI). Tricon berganti nama menjadi Yum! Brands Restaurant International yang sampai sekarang menjadi pemilik merek dagang KFC dan beberapa restoran besar lainnya seperti A&W All American Food Restaurant dan Long John Silvers. Yum! Brands Inc., merupakan perusahaan restoran yang memiliki sistem unit terbesar di dunia dengan 34.000 restoran yang tersebar di seratus negara dan wilayah.

5.2. PT. Fast Food Indonesia, Tbk sebagai Franchisee KFC2

KFC mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1978 dengan berdirinya PT.

Fast Food Indonesia, Tbk yang didirikan oleh kelompok usaha Gelael. PT. Fast Food Indonesia, Tbk merupakan pemegang hak eksklusif waralaba restoran KFC

2

di Indonesia dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Melalui perjanjian franchise PT. Fast Food Indonesia, Tbk membeli merek dagang KFC untuk membuka restoran di Indonesia.

PT. Fast Food Indonesia, Tbk memiliki hak penuh dalam membangun dan mengoperasikan KFC di Indonesia. Setiap kali pembukaan restoran baru, perusahaan berpedoman pada standar yang telah disyaratkan oleh Yum! Brands Inc. sebagai perusahaan franchisor. Kontrak franchise akan diperpanjang setiap sepuluh tahun sekali dan dapat dibatalkan jika perusahaan tidak mematuhi persyaratan yang tercantum atau melakukan pelanggaran berat terhadap perjanjian

franchise seperti pelanggaran dalam ketidaksesuaian aspek mutu, pelayanan, kebersihan dan operasi restoran yang disyaratkan.

PT. Fast Food Indonesia, Tbk menyusun suatu visi dan misi bersama yang akan dicapai. Adapun visi perusahaan adalah ”Menjadi restoran nomor satu dan selalu menjadi pemimpin dalam segala bidang pada industri makanan cepat saji”. Sedangkan misi perusahaan adalah ”Menjadi restoran cepat saji modern yang memberikan suasana ramah dan menyenangkan melalui kepuasan pelanggan”. Melalui pernyataan visi dan misi perusahaan tersebut, maka dengan dukungan pemegang saham dan disertai dengan dedikasi serta loyalitas karyawan dalam mewujudkan performa manajerial yang handal secara terus menerus, maka perusahaan berkomitmen untuk:

1. Mengutamakan kualitas dalam hal apapun yang dilakukan (pelayanan) dan dalam apapun yang disajikan (mutu makanan).

3. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan setiap karyawan dan menghargai prestasi memuaskan yang berhasil dicapainya.

4. Mengelola setiap restoran sebagaimana layaknya satu-satunya restoran yang dimiliki.

5. Menghargai karyawan dan memperlakukannya sebagai satu kesatuan tim.

5.3. Perkembangan PT. Fast Food Indonesia, Tbk dan KFC di Indonesia3 Keberadaan KFC mulai dikenal di Indonesia dengan dibukanya restoran KFC yang pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta Selatan. Dengan fokus pada Quality, Service, Cleanliness (QSC), KFC terus berkembang menjadi sebuah restoran cepat saji dengan mutu, pelayanan dan kebersihan yang terjamin. Keberhasilan pada restoran pertama ini selanjutnya diikuti dengan pembukaan restoran KFC di kota-kota besar lainnya.

Dalam perkembangan KFC Indonesia, kepemilikan saham PT. Fast Food

Indonesia, Tbk beberapa kali berpindah tangan. Pada Bulan Maret 1990, grup Gelael menjual 45 persen saham perseroan kepada Salim Group. Perseroan juga diberikan hak untuk sub-license atas nama PT. Gelael Dewata, PT. Gelael Indotim, PT. Gelael Lampung dan PT. Khekhe Scorpio. Tahun berikutnya, 1993, bersamaan dengan peresmian Home Delivery yang pertama kali untuk KFC Kelapa Gading, perusahaan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Semenjak itu perseroan menjadi perusahaan publik dengan kepemilikan saham mayoritas dimiliki oleh PT. Gelael Pratama (44 persen) dan PT. Megah Eraraharja, anak perusahaan Salim Group (35 persen). Sedangkan sisa saham

3

lainnya sebesar 21 persen terdaftar atas kepemilikan publik (20 persen) dan koperasi karyawan PT. Fast Food Indonesia, Tbk (1 persen).

Prestasi PT. Fast Food Indonesia, Tbk dalam mengembangkan merek dagang KFC di Indonesia dibuktikan melalui penghargaan-penghargaan yang diterima oleh perusahaan. Seperti pada tahun 1993, PT. Fast Food Indonesia, Tbk mendapatkan empat penghargaan dari KFC International, yaitu Harland D Sanders Award of Excellence & Asia Pasific Operations of the Year 1992, Best advertising, Most Improved Operational Standards dan Best New Restaurant Facility (untuk KFC Cinere Mall). Penghargaan lain yang diterima perusahaan adalah pengakuan dari majalah SWA atas survei merek terpopuler 2000, Top of Mind, kategori Awareness. Tidak hanya itu, bagian pemasaran pun dinilai berprestasi dengan meraih penghargaan ”The Chain” dari Tricon kategori

Excellence di bidang Supply Chain Management pada tahun 2000.

Menyiasati perbedaan budaya di Indonesia, PT. Fast Food Indonesia, Tbk mengajukan merek dagangnya untuk mendapatkan sertifikat halal dari LPPOM MUI pada tahun 1996. Bahkan pada tahun yang sama PT. Fast Food Indonesia, Tbk mendirikan koperasi perseroan. Tahun-tahun berikutnya perusahaan terus mengumpulkan banyak penghargaan atas kinerjanya seperti Best Customer Service versi majalah GATRA (1997), The Best Customer service dalam

CHAMPSChallenge Asia-Pasifik di Bali (2000), Outstanding Volume Growth – Pepsi Cola International (2001), The Best Sales Award in Recognation of Highest Increase in Sales in Asia-Pasifik (2002) dan masih banyak lainnya.

Hingga tahun 2005, PT. Fast Food Indonesia, Tbk telah lebih dari seperempat abad mengoperasikan restoran KFC di berbagai wilayah Indonesia.

Untuk memonitor posisi pasar dan kinerja perseroan secara keseluruhan, perusahaan mempercayakan sebuah perusahaan survey untuk melakukan survey secara rutin yang disebut dengan Brand Image Tracking Study (BITS) sejak tahun 1998. Survey ini dilakukan setiap kwartal dengan tujuan mengetahui persepsi konsumen dan brand image perusahaan sejenis dalam industri hidangan cepat saji. Hasil survey menunjukkan bahwa KFC secara konsisten berada pada posisi tertinggi dan paling menonjol dalam benak konsumen untuk kategori ”Top of Mind Awareness” dibandingkan dengan merek-merek utama lainnya. Dalam hal

brand image, KFC memimpin kompetisi untuk kategori ”Speed of Service” dan ”Food, Taste & Quality” yang mendukung KFC sebagai ”jagonya ayam” dan pemimpin pasar dalam makanan cepat saji. Saat ini, lebih dari 210 outlet KFC tersebar di 44 kota besar di Indonesia.

Untuk lebih memikat hati pelanggan, perusahaan memberikan perhatian besar dalam upaya meningkatkan pelayan kepada konsumen melalui beberapa program pelatihan karyawan. Pada tahun 1998 dikembangkan program pelatihan STAR 2000, dimana program ini merupakan pelatihan bagi karyawan KFC untuk mengembangkan keahlian dan bakat yang memungkinkan karyawan mencapai peningkatan prestasi. STAR (Store, Training and Rating) memberikan proses pelatihan mengenai teori, praktek dan evaluasi untuk setiap kenaikan jenjang karir. Program STAR 2000 diperbaharui menjadi program CHAMPS (Cleanliness, Hospitality, Accuracy, Maintenance, Product and Service) dan program CER (CHAMPS Excellence Review). Tujuan CHAMPS adalah untuk mengetahui tingkat penilaian konsumen terhadap restoran KFC, sedangkan CER adalah suatu alat pengawasan oleh pihak restoran terhadap program CHAMPS

tersebut. Pada tahun 2001 diresmikan KFC Training Centre di Indonesia dengan tujuan pengembangan keterampilan calon karyawan.

5.4. Struktur Organisasi PT. Fast Food Indonesia, Tbk4

Pengelolaan suatu perusahaan disusun dalam suatu struktur organisasi yang mampu menjelaskan dan membatasi setiap individu dalam perusahaan untuk melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi adalah bagan yang berisikan kerangka kerja dan garis pertanggungjawaban yang menghubungkan fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi. Struktur organisasi PT. Fast Food Indonesia, Tbk adalah bentuk organisasi garis dan staf. Pada organisasi ini terdapat kesatuan perintah yang tetap dipertahankan, dimana atasan memiliki sejumlah bawahan dan bawahan hanya menerima perintah dari satu atasan langsung serta bertanggung jawab penuh terhadap atasan tersebut atas pelaksanaan kerjanya. Secara lengkap struktur organisasi PT. Fast Food

Indonesia, Tbk disajikan dalam Lampiran Gambar 1.

Dalam operasionalnya, PT. Fast Food Indonesia, Tbk memiliki struktur organisasi yang saling berkaitan antara struktur organisasi perusahaan pusat dengan struktur organisasi restoran. Pada struktur organisasi perusahaan pusat, PT. Fast Food Indonesia, Tbk dipimpin oleh seorang Board of Director (BoD)

yang membawahi dua tingkatan dan dibantu oleh seorang Internal Audit. Pada tingkat pertama Board of Director membawahi General Manager Operation,

General Manager Business Development dan General Manager Finance &

4

Administration. Pada tingkat kedua Board of Director membawahi beberapa

Departemen Manager yang berada langsung dibawah General Manager tersebut. Sedangkan struktur organisasi untuk setiap restoran dipimpin oleh seorang Restaurant Manager (RM). Masing-masing RM akan bertanggung jawab penuh kepada Area Manager yang berada dibawah Departement Regional Operations. Departemen tersebut berada dua tingkat dibawah BoD. Pada setiap

outlet, RM dibantu oleh seorang Assistan Restaurant Manager (ARM) dan langsung membawahi bagian Cashier, bagian Back Up, bagian Dining, bagian

Cooking dan bagian Kitchen. Untuk mempermudah pendataan hasil penjualan setiap harinya, ARM langsung berhubungan dengan seorang Chief Cashier yang posisinya lebih tinggi dari bagian lainnya.

Adapun tugas dari masing-masing jabatan dalam struktur organisasi PT.

Fast Food Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut :

1. Board of Director (BoD)

Menetapkan kebijakan perusahaan, ketentuan pokok bidang operasional, pembelian, pemasaran, keuangan dan umum, menyusun rencana kerja dan anggaran pendapatan serta anggaran biaya setiap awal tahun. Selain itu berwenang melakukan evaluasi hasil yang dicapai, mewakili pihak perusahaan dalam hubungannya dengan pihak lain baik lembaga pemerintah maupun swasta. BoD bertanggung jawab penuh atas kelangsungan hidup perusahaan.

2. General Manager Operation (GMO)

Memimpin jalannya operasional perusahaan termasuk melakukan pengawasan atas operasional cabang di seluruh Indonesia dan

memberikan laporan atas kegiatan operasional kepada BoD. Dalam melakukan tugasnya GMO dibantu oleh Assistant General Manager Operations. GMO memiliki garis perintah penuh terhadap pimpinan departemen yang dibawahinya, antara lain :

a. Regional Operation Manager (ROM)

Bertanggung jawab penuh pada pengembangan dan perencanaan operasional di cabang yang menjadi region kerjanya termasuk pembukaan restoran atau cabang baru. ROM setiap bulannya melaporkan target penjualan kepada GMO dan berwenang mengontrol biaya-biaya yang keluar dalam departemennya. ROM

membawahi dua tingkatan yaitu:

a.1. Area Manager(AM)

Membantu ROM dalam menangani secara langsung kegiatan operasional cabang di area kerjanya. AM tidak berwenang melakukan pengembangan hanya memiliki hak untuk memberikan usulan dalam pengembangan dan perencanaan operasional. AM berwenang memberikan pelatihan untuk masing-masing Restaurant Manager

yang dibawahinya.

a.2. Restaurant Manager (RM)

Mengawasi operasional restoran secara menyeluruh, mengkoordinir dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh tugas dan kewajiban karyawan restoran dan memberikan laporan kepada AM. RM dibantu oleh seorang Assistant Restaurant Manager (ARM) yang

berhubungan langsung dengan setiap bagian yang terdapat di restoran.

b. Catering & Home Delivery Manager

Melakukan pengembangan dan perencanaan untuk bagian catering

dan home delivery untuk wilayah yang telah dilengkapi fasilitas tersebut serta memberikan laporan kepada GMO.

3. General Manager Finance and Administration (GM F&A)

Menangani dan mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan keuangan dan administrasi perusahaan, berwenang mengawasi seluruh kegiatan Supply Chain Management secara nasional dan membuat laporan pertanggungjawaban kepada BoD. Dalam pelaksanaan tugas GM F&A memiliki garis perintah kepada beberapa pimpinan departemen yang dibawahinya yaitu:

a. Finance & Accounting Manager (F&A M)

Menangani segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah

finance & accounting, berkoordinasi dengan RAM dalam hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan dan serta memberikan laporan kepada GM F&A.

b. Finance Planning & Control Manager (FP&C M)

Berwenang melakukan penganggaran keuangan berdasarkan laporan keuangan tahun sebelumnya dan mengkoordinasikannya dengan

c. Regional Administration Manager (RAM)

Bertanggung jawab terhadap kegiatan purchasing & logistic dan

finance & accounting di region kerjanya serta memberikan laporan kepada GM F&A. RAM membawahi beberapa Administration Manager yang bertugas membantu RAM dalam purchasing & logistic dan finance & accounting di area kerjanya.

d. Compensation & Benefits Manager (C&B M)

Berwenang melakukan pembayaran gaji karyawan setiap bulannya termasuk upah lembur dan bonus karyawan serta melaporkannya kepada GM F&A.

e. Tax & Insurance Manager (T&I M)

Berwenang mengelola pembayaran pajak perusahaan dan asuransi untuk karyawan serta memberikan laporan kepada GM F&A.

f. Corporate Legal & General Affairs Manager (CL&GA M)

Memiliki tugas mengurus surat perijinan untuk segala aktivitas perusahaan dan memberikan laporan kepada GM F&A.

4. General Manager Business Development (GMBD)

Bertanggung jawab terhadap pengembangan nilai bisnis dari departemen yang dibawahinya. Dalam pelaksanaan tugas GMBD memiliki garis perintah kepada beberapa pimpinan departemen yang dibawahinya yaitu:

a. Quality Assurance & Reseach and Development Manager (QA & RDM)

Berwenang mengawasi setiap barang atau bahan baku yang masuk, menetapkan dan mamantau kebijakan mutu yang telah ditetapkan, berwenang

melakukan pengembangan produk baru serta bertanggung jawab terhadap sertifikasi halal untuk produk lama dan produk baru.

b. Marketing Manager (MM)

Melakukan riset pemasaran utuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, melakukan segmentasi pasar untuk beberapa produk seperti produk anak, membuat program promosi serta melaksanakan seoptimal mungkin realisasi penjualan harian. MM membawahi tiga kepala divisi marketing yaitu Head Marketing Executuve National Promo & Major Program, Head Marketing Executive Public Relation, dan Head Marketing Executive LSM & Kids.

c. Market Development Manager

Bertugas mencari daerah potensial untuk pembukaan restoran atau cabang baru, melakukan renovasi bangunan outlet lama dan memelihara bangunan outlet.

d. Store Development Manager

Berwenang merealisasikan pembangunan outlet restoran baru di wilayah potensial dan menyusun anggaran biaya untuk pembangunan

outlet baru.

e. Human Resource Manager

Berwenang melakukan perekrutan karyawan baru serta memberikan pelatihan untuk pengembangan karyawan.

5.5. Deskripsi Produk KFC5

Dari awal beroperasinya, KFC memiliki daya saing produk yang mampu menempatkan KFC sebagai restoran dengan hasil olahan ayam goreng yang lezat. Produk utama dan unggulan KFC adalah Original Recipe Chicken (ORC, resep ayam asli) dan Hot and Crispy Chicken (HCC, ayam pedas dan renyah) yang dalam berbagai survei konsumen di Indonesia secara konsisten dinilai sebagai ayam goreng terenak yang dapat diterima dengan baik. Namun karena semakin banyaknya pesaing dengan item menu yang menyerupai HCC, maka KFC melakukan diversifikasi produk pada beberapa menu dan disesuaikan dengan budaya negara setempat. Seperti di Indonesia, klasifikasi menu produk yang ditawarkan KFC terdiri dari main menu, snacks, hot side items, cold side items,

desert dan beverages.

Main menu merupakan produk unggulan perusahaan yang pertama kali diperkenalkan kepada konsumen di Indonesia. Menyusul menu berikutnya seperti

colonel burger, french fries dan beverage produk pepsi. Untuk memenuhi keinginan konsumen, diversifikasi produk yang ditawarkan semakin luas dengan cita rasa yang berbeda dengan pesaing sejenis seperti menu: Crispy Strips, Corn Cob, Mashed Potato & Gravy, Coleslaw, Oriental Bento, Twister Chicken serta beberapa menu pilihan lokal seperti: nasi, perkedel, KFC Chicken Soup, KFC

Corn Soup, Ice Cream, Milo, Teh Botol, AdeS dan Hot Tea.

Secara lengkap uraian klasifikasi menu produk KFC dan data penjualannya tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.

5

Tabel 4. Klasifikasi dan Data Penjualan Menu Produk KFC di Indonesia Tahun 2004

No. Klasifikasi Menu

Item Menu Penjualan

(Rp)

Proporsi Penjualan

(%) 1 Main Menu Original Recipe Chicken (OR)

Hot & Crispy Chicken (HCC)

Mix Rp 47.160.116.480 Rp 331.171.698.272 Rp 1.158.604.727 8,38 58,83 0,21 2 Snack Colonel Burger

Crispy Strips

Buffalo Wing

Hot Pops – Hot Pop Shake

Twister Crispy Mexicana Smiley Fries Rp 47.657.935.619 8,47 3 Hot Side Item French Fries Rice • Perkedel • KFC Chicken Soup • KFC Corn Soup Corn Cob

Mashed Potato &Gravy

Spaghetti Rp 122.061.816.617 21,68 4 Cold Side Item Coleslaw Salad Rp 208.312.190 0,04 5 Dessert Puding Jelly

Ice Cream Sundae

Soft Ice Cream

Waffle

Rp 5.722.181.150 1,02

6 Beverages Pepsi Cola, Mirinda Strawberry, Seven-Up

Bubble Float - Rootberry Float

Milo

• Teh Botol & AdeS • Hot Tea & Hot Coffe

Cappucino – Cappucino Blazz

Slimmer – Simplicity

Pink Capacobanna

Rp 7.822.807.133 1,39

Sumber : PT. Fast Food Indonesia, Tbk. 2004

Tingkat penjualan main menu lebih besar dari menu lainnya, bahkan jika dilihat pada bauran penjualan (proporsi penjualan main menu relatif dari total produk yang dijual) tahun 2004 diketahui bahwa total penjualan main menu

adalah hot side item (menu yang harus disajikan panas) dengan proporsi penjualan tahun 2004 adalah 21,68 persen dari total penjualan seluruh menu. Hot side item

disesuaikan dengan budaya negara operasional KFC, seperti di Indonesia menu ORC dan HCC sangat cocok dihidangkan dengan menu hot side item khususnya nasi, kentang goreng ataupun soup. Sedangkan menu lainnya dengan proporsi penjualan yang relatif lebih kecil tetap dipertahankan sebagai alternatif pilihan bagi konsumen.

5.6. Pengembangan Outlet dan Segmen Pasar PT. Fast Food Indonesia, Tbk6

Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Fast Food Indonesia, Tbk membidik segmen pasar yang luas, tidak terbatas oleh faktor gender ataupun usia. Untuk itu KFC seringkali mempromosikan restorannya sebagai restoran keluarga. Dengan melihat besarnya potensi pasar keluarga dimana pola konsumsi keluarga di Indonesia yang cenderung berubah dan menginginkan konsep penyajian makanan yang praktis, KFC menyediakan berbagai menu paket keluarga terutama pada masa liburan keluarga. Dalam mencapai pangsa pasarnya KFC hingga saat ini telah memiliki 201 outlet yang tersebar di 44 kota besar di Indonesia.

Ada beberapa kekuatan KFC yang memungkinkan KFC semakin memperluas pangsa pasarnya antara lain masih besarnya peluang pengembangan

outlet KFC di daerah Indonesia Timur. Dari awal pengembangan KFC di Indonesia mulai tahun 1979, wilayah Indonesia Timur kurang menjadi prioritas sebagai wilayah pengembangan outlet. Penyebaran outlet KFC sebagian besar masih terfokus di wilayah Jabotabek dan beberapa kota besar di pulau Jawa,

6

Sumatera dan Bali. Penyebaran outlet terkonsentrasi di wilayah DKI Jakarta dengan rata-rata sebesar 39,13 persen dari total outlet KFC di seluruh wilayah Nusantara (Tabel 4).

Tabel 5. Sebaran Jumlah Outlet KFC di Wilayah Nusantara Tahun 1996 – 2003 Tahun Wilayah 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Jawa Barat 27 28 29 29 33 35 36 DKI Jakarta 65 59 61 61 63 66 68 Jawa Tengah &Yogyakarta 9 11 10 12 14 16 16 Jawa Timur 15 13 13 13 14 16 17

Nusa Tenggara & Bali 7 5 6 8 9 10 12

Sumatera & Batam 25 25 23 28 29 30 31

Kalimantan 4 5 5 5 6 8 9

Sulawesi 5 7 7 10 8 10 11

Maluku 1 1 - - - - -

Total 158 154 154 166 176 192 201

Sumber : PT. Fast Food Indonesia, Tbk. 2004

Terhambatnya pertumbuhan outlet di wilayah Indonesia Timur pada tahun 1996–2003 lebih disebabkan karena masalah faktor keamanan pada beberapa daerah konflik di Indonesia Timur. Hambatan lain dalam pengembangan outlet

KFC di daerah-daerah disebabkan kerena adanya isu yang berkembang pada masa kebijakan otonomi daerah, dimana adanya larangan pembangunan outlet atau restoran cepat saji di daerah tingkat dua. Tidak ketinggalan pula isu mengenai keharusan menggunakan tenaga kerja lokal daerah dan pemaksaan menggunakan pemasok lokal daerah termasuk pemasok karkas broiler meskipun tidak memenuhi standar kualitas KFC internasional.

Kekuatan lain yang mendukung KFC untuk memperluas pangsa pasarnya adalah adanya kecenderungan kebutuhan konsumen tertentu akan fasilitas pesan antar. Hal ini memungkinkan KFC untuk memperluas pasar dengan melihat ceruk

Dokumen terkait