• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1.1. Latar Belakang KWT Turi

Kelompok Wanita Tani Turi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis yang memfokuskan pada usaha pengolahan buah jambu biji menjadi produk minuman jus jambu. KWT Turi berdiri pada tahun 2003. Usaha KWT Turi merupakan usaha rumah tangga yang didirikan oleh sekelompok ibu- ibu yang bermukim di Kelurahan Sukaresmi Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Usaha ini didirikan karena banyaknya produk jambu biji segar yang tidak habis terjual sehingga terbuang begitu saja, yang pada akhirnya menimbulkan ide untuk mengolah buah jambu biji menjadi jus jambu.

Orang yang pertama kali memiliki ide untuk mengolah jambu biji menjadi minuman jus jambu adalah Hj. Mariam. Ide ini diperoleh Hj. Mariam karena melihat mesin dan peralatan bantuan dari Dinas Agribisnis kepada masyarakat Kelurahan Sukaresmi tidak dipergunakan dan hanya disimpan saja. Selain itu, Daerah Sukaresmi merupakan sentra produksi jambu biji yang memiliki produksi jambu yang tinggi sehingga buah jambu tidak selalu habis terjual dalam keadaan buah segar. Buah jambu yang tidak habis terjual tersebut pada akhirnya akan dibuang oleh warga. Ibu Hj. Mariam kemudian mengajak beberapa ibu- ibu dan kemudian membentuk kelompok yang diberi nama Kelompok Wanita Tani Turi. Kelompok ini pada awalnya terdiri dari 20 orang, dengan Hj. Mariam sebagai pimpinannya. Akan tetapi, saat ini anggota yang aktif hanya lima orang.

Kelompok Wanita Tani Turi mulai melakukan kegiatan usaha pengolahan jus jambu pada tahun 2003 dan terus berlanjut sampai sekarang. Akan tetapi pada awal-awal berdirinya, usaha ini masih mengalami kerugian. KWT Turi masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan usahanya dikarenakan penguasaan peralatan produksi yang belum baik. Selain itu KWT Turi belum memiliki pelanggan yang tetap sehingga proses produksi tidak berlangsung secara kontinu.

Pada tahun 2005, KWT Turi mendapatkan registrasi dari Dinas Kesehatan berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), yaitu Dinkes P-IRT Nomor 2133271010664.

45 Pada awalnya KWT Turi hanya menjual minuman jus jambu kepada beberapa pelanggan yang ada di daerah Bogor.

5.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Usaha KWT Turi

KWT Turi belum memiliki pernyataan tertulis mengenai visi, misi, dan tujuan. Padahal untuk bersaing dalam industri, KWT Turi harus memiliki arahan yang jelas dalam memasarkan usahanya. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan pimpinan KWT Turi, dapat dinyatakan bahwa visi KWT Turi adalah ingin memperoleh laba serta memasyarakatkan minuman jus jambu. Misi KWT Turi secara umum adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas

produk minuman ”JJM”, meningkatkan loyalitas konsumen serta memberdayakan

masyarakat yang ada di lingkungan usaha. Adapun tujuan usaha KWT turi adalah

meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, sehingga produk jus ”JJM” dikenal

masyarakat luas dalam rangka meraih pelanggan dan mengatasi persaingan usaha.

5.1.3. Struktur Organisasi KWT Turi

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan akan memberikan kejelasan dalam menentukan pembagian tugas, tanggung jawab, hubungan kerja dan batas wewenang masing- masing. Struktur organisasi KWT Turi terbilang masih sederhana, hanya terdiri dari ketua (Pimpinan), tenaga kerja bagian administrasi, tenaga kerja bagian produksi dan tenaga kerja bagian pemasaran. Hal ini berpengaruh pada kegiatan usaha KWT Turi yang mengakibatkan kinerja usaha menjadi kurang optimal. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas menyebabkan beberapa tenaga kerja merangkap melakukan pekerjaan yang lain. Struktur organisasi KWT Turi dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Struktur Organisasi KWT Turi Sumber : KWT Turi (2010) Ketua Bagian Administrasi Bagian Produksi Keuangan Bagian Pemasaran

46 Sumber utama keberhasilan KWT Turi dimasa depan adalah dukungan sumberdaya manusia yang berdedikasi dan profesio nal. Sumberdaya manusia adalah salah satu faktor yang sangat menentukan pertumbuhan usaha KWT Turi. Sumberdaya manusia yang dimiliki KWT Turi berjumlah lima orang yang terdiri dari satu orang pimpinan kelompok, satu orang bagian administrasi, dua orang bagian produksi dan satu orang bagian pemasaran. Komposisi pembagian kerja dan tingkat pendidikan tenaga kerja KWT Turi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Komposisi Bagian Kerja dan Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja pada KWT Turi

No Bagian Jumlah Menurut Pendidikan (orang) Jumlah

(Orang)

SD SLTP SMU

1. Ketua dan Pemasaran - - 1 1

2 Administrasi - - 1 1

3. Produksi 3 - - 3

Total 2 - 2 5

Sumber : Data Prime r KWT Turi (2010)

Setiap bagian memiliki tugas dan tanggung jawab masing- masing. Deskripsi kerja masing- masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Ketua/Pimpinan, memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan

kebijakan seluruh aktivitas usaha. Melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap seluruh aktivitas usaha KWT Turi.

2. Administrasi, bertugas merencanakan keperluan usaha akan pencatatan,

dokumen, alat komunikasi dan kebutuhan umum lainnya serta melakukan pencatatan atas segala penerimaan maupun pengeluaran usaha KWT Turi.

3. Bagian Produksi, bertanggung jawab dalam melakukan proses produksi

minuman JJM.

4. Bagian Pemasaran, memiliki tanggung jawab dalam memasarkan produk

dan mendistribusikan produk kepada pelanggan serta berusaha mencari peluang pasar baru.

5.1.3.1. Waktu Kerja

Adapun jam kerja untuk tenaga kerja bagian produksi adalah tidak tetap. Proses produksi bisa berlangsung kapan saja tergantung pada kebutuhan persediaan jus jambu saat itu. Proses produksi berlangsung kurang lebih selama

47 dua jam. Jika stok atau persediaan jus jambu tinggal sedikit, maka proses produksi akan dilakukan kembali. Perhitungan jumlah persediaan jus jambu hanya didasarkan pada perkiraan kebutuhan penjualan saja. Dalam satu minggu rata-rata produksi dilakukan sebanyak tiga kali, dan dalam satu kali produksi akan menghasilkan jus jambu kemasan botol plastik sebanyak kurang lebih 180 botol. 5.1.3.2. Sistem Upah

Sistem pemberian upah didasarkan atas jumlah hari kerja tenaga kerja ata u berapa kali tenaga kerja melakukan pekerjaan produksi selama satu bulan. Pembayaran upah dilakukan setiap kali produksi. Jika ada pekerjaan tambahan atau ada order tambahan maka tenaga kerja akan diberikan bonus atau insentif.

5.1.4. Identifikasi Produk

Produk KWT Turi adalah minuman jus jambu yang terdiri dari dua ukuran, yaitu ukuran 300 mililiter yang dikemas dalam kemasan botol plastik dan

ukuran 200 mililiter yang dikemas dalam cup plastik. Jus jambu kemasan botol

dijual kepada pelanggan dengan harga Rp 3.500 per botol. Sedangkan jus jambu

kemasan cup dijual dengan harga Rp 1.500 per unitnya Untuk harga ditingkat

konsumen diserahkan langsung kepada penjual atau pengecer untuk menentukan harga jualnya.

Jumlah produksi jus jambu tergantung pada jumlah permintaan atau pesanan dari pelanggan. Rata-rata dalam seminggu produksi jus jambu dilakukan sebanyak tiga kali. Namun pada saat ini KWT Turi terkadang hanya memproduksi sekali seminggu, karena permintaan atau pesanan pelanggan berkurang. Dalam satu kali produksi menghasilkan jus jambu rata-rata 180 unit untuk kemasan botol

plastik dan 290 unit untuk kemasan cup plastik.

5.1.5. Aktivitas Perusahaan

KWT Turi merupakan salah satu perusahaan yang mengolah jambu biji menjadi jus jambu berdasarkan pesanan. Aktivitas utama yang dilakukan perusahaan ini terdiri dari tiga, yaitu aktivitas pembelian bahan baku, aktivitas produksi dan aktivitas penjualan.

48 5.1.5.1. Aktivitas Pe mbelian Bahan Baku

Sebagai suatu perusahaan yang mengolah bahan baku jambu biji menjadi jus jambu, KWT Turi membutuhkan pasokan bahan baku dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan secara kontinyu sepanjang tahun. Ketersediaan bahan baku jambu biji sangat penting untuk menjaga kelancaran dan kontinuitas perusahaan dalam produksi. Untuk memperoleh jambu biji tidak terlalu sulit karena daerah Sukaresmi merupakan sentra produksi jambu biji sehingga keberadaan bahan baku melimpah dan hampir selalu ada. Jambu biji dibeli langsung dari kelompok tani yang membudidayakan jambu biji di daerah Sukaresmi. Harga jambu biji dari petani yang dijual kepada KWT Turi adalah Rp 5.000,00 per kg. Sumber bahan baku lainnya, seperti gula dan bahan tambahan lain (Kalium Sorbat, Natrium Benzoat, CMC dan Asam Sitrat) dibeli langsung oleh bagian produksi dari toko dan pasar tradisional di Pasar Bogor.

5.1.5.2. Aktivitas Produksi

Proses produksi merupakan suatu cara atau metode dan teknik dalam menciptakan suatu produk melalui pemanfaatan sumberdaya yang tersedia (bahan baku, mesin dan sumberdaya manusia) menjadi produk jadi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diidentifikasi tahapan-tahapan dan aktivitas yang dilakukan KWT Turi dalam memproduksi jus jambu. Proses produksi dimulai dari pencucian bahan baku yaitu jambu biji. Dalam satu kali produks i biasanya membutuhkan 15 kg jambu biji. Jambu biji yang telah dicuci selanjutnya

dikupas dan dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam blender untuk dihaluskan

selama 10 detik dengan suhu sebesar 80oC dan kemudian airnya dibuang sehingga

menjadi bubur halus, atau yang disebut puree. Selanjutnya dilakukan proses

pencampuran dengan menambahkan air dan air gula sehingga semua bahan-bahan tercampur secara merata. Proses ini berlangsung selama kurang lebih 10 menit.

Jambu biji yang sudah selesai dicampurkan dalam blender selanjutnya disaring

untuk memisahkan biji yang masih tersisa dan kemudian setelah itu dilakukan

pengemasan. Sebelumnya botol dan cup plastik dimasukkan ke dalam air yang

dimasak dengan suhu 80 derajat celcius untuk membersihkan dan mengantisipasi

adanya kuman atau bakteri yang terdapat pada botol atau cup. Jus kemudian

49

jus jambu yang sudah dikemas dimasukkan ke dalam air panas dengan suhu 80oC.

Pasteurisasi dilakukan untuk menghilangkan kuman atau bakteri yang masih

menempel. Selanjutnya jus jambu diberikan label (labelling) dan disegel lalu siap

dimasukkan ke dalam alat pendingin (show case). Kapasitas satu alat pendingin

adalah 250 untuk kemasan botol dan 250 untuk kemasan cup. KWT Turi

memiliki empat unit alat pendingin, akan tetapi hanya dua unit saja yang digunakan untuk melakukan penyimpanan JJM. Adapun alur proses produksi JJM dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Alur Proses Produksi Jus ”JJM”

Sumber : KWT Turi (2010)

5.1.5.3. Aktivitas Penjualan

Produk akhir yang dihasilkan oleh KWT Turi berupa Jus Jambu Merah (JJM). Saat ini produk yang dihasilkan oleh KWT Turi terbagi ke dalam dua ukuran yaitu, ukuran 300 mililiter yang dikemas dalam kemasan botol plastik dan

ukuran 200 mililiter yang dikemas dalam cup plastik.

Setelah JJM di produksi dan dikemas, JJM dikirim kepada pelanggan yang telah memesan. Pelanggan JJM terdiri dari Pemerintah Kota Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Bogor dan karyawan Astra (AHASS) di Kota Bogor yang masih melakukan pemesanan terhadap JJM. Sistem pembayaran yang diterapkan oleh KWT Turi adalah sistem pembayaran secara tunai untuk konsumen yang datang langsung ke lokasi produksi KWT Turi. Sedangkan sistem pembayaran kosinyasi diterapkan oleh KWT Turi untuk pengecer. Sistem pembayaran secara kosinyasi dapat menjadi kendala KWT Turi karena tidak adanya perputaran keuangan yang cepat sehingga dapat menghambat proses produksi.

Pencucian Pemotongan Penghalusan Pengupasan Penyaringan Pencampuran Pasteurisasi Pengemasan Pelabelan

50 Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan KWT Turi terhadap JJM tergolong rendah atau kurang. Kegiatan promosi yang dilakukan hanya sebatas mengikuti bazar dan pameran-pameran dagang yang diadakan dan diikuti oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Akan tetapi, kegiatan promosi tersebut tidak dirasakan efektif oleh pihak KWT Turi karena kecilnya pengaruh atau dampak dari kegiatan tersebut terhadap tingkat permintaan JJM, namun mengingat biaya produksi kemasan botol sangat tinggi pada produksi JJM kemasan botol seharusnya KWT Turi melakukan peningkatan penjualan.

Perusahaan juga belum melakukan promosi melalui media cetak seperti koran dan majalah. Selebihnya masyarakat mengetahui keberadaan perusahaan KWT Turi dari mulut ke mulut konsumen yang telah membeli dari perusahaan ini. Hal ini menyebabkan terjadinya kendala didalam mendapatkan produk KWT Turi, karena produk jus jambu merah tersebut hanya akan diproduksi apabila terdapat pesanan saja. Tingginya biaya promosi ataupun pemasangan iklan terutama media elektronik menyebabkan KWT Turi belum melakukan promosi melalui media elektronik.

Secara umum kegiatan promosi penjualan KWT Turi lebih menekankan pada usaha meningkatkan kualitas produk untuk memuaskan pelanggan serta meningkatkan pembelian berikutnya terhadap produk JJM dibandingkan dalam bentuk pengiklanan dengan kata lain menjalankan promosi tetapi dengan alat promosi yang terbatas jangkauannya karena belum menggunakan alat media baik media massa maupun media elektronik karena adanya keterbatasan dana. KWT Turi berusaha menekankan promosi dengan mengandalkan citra produk yang sehat dan bergizi..

5.2. Gambaran Umum Karakteristik Responden Jus Jambu Merah

5.2.1. Usia

Pada umumnya responden yang mengkonsumsi Jus Jambu Merah terbagi

menjadi beberapa kelompok usia, yaitu kelompok usia < 20 tahun, 21 – 30 tahun,

31 – 40 tahun, 41 – 50 tahun dan berusia > 50 tahun ke atas. Sebaran usia

responden aktual di dominasi oleh dua kelompok usia antara 31 – 40 tahun dan

51 JJM sangat di gemari oleh kalangan dewasa, karena dari kelompok usia tersebut sangat memperhatikan pentingnya kesehatan.

Sedangkan untuk responden potensial di dominasi oleh dua kelompok usia

21 – 30 tahun dan 31 – 40 tahun masing- masing sebanyak enam responden (30

persen. Hal ini berarti bahwa pangsa pasar JJM ada dikalangan dewasa. Pada umumnya anak muda memiliki karakter muda yang terpengaruh baik melalui

iklan maupun trend, mudah menerima dan selalu ingin mencoba hal-hal yang

baru. Sebaran usia responden dapat di lihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Sebaran Usia Responden Jus Jambu Merah

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual Konsume n Potensial

Usia (Tahun) Jumlah

(orang) % Jumlah (orang) % 1 < 20 0 0 0 0 2 21 – 30 5 25 6 30 3 31 – 40 6 30 6 30 4 41 – 50 6 30 5 25 5 > 50 3 15 3 15 Jumlah 20 100 20 100 5.2.2. Status Perkawinan

Sebaran responden JJM menurut status perkawinan didominasi oleh status perkawinan yang sudah menikah untuk kedua golongan responden, baik

responden aktual maupun responden potensial. Hal ini berkaitan dengan budget

yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi minuman jus, bagi individu yang belum menikah biasanya lebih mengedepankan mencukupi kebutuhannya terlebih dahulu, sedangkan untuk yang sudah menikah apabila keperluan rumah tangga nya sudah terpenuhi biasanya melakukan pembelanjaan di luar kebutuhannya. Sebaran status perkawinan responden JJM dapat di lihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Sebaran Status Perkawinan Responden Jus Jambu Merah

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual Konsume n Potensial Status Pe rkawinan Jumlah

(orang) % Jumlah (orang) % 1 Belum Menikah 4 20 2 10 2 Sudah Menikah 16 80 18 90 Jumlah 20 100 20 100

52 5.2.3. Pekerjaan

Pada responden Jus Jambu Merah kelompok responden aktual di dominasi oleh pekerjaan sebagai pegawai negeri. Pemilihan responden untuk konsumen aktual memang rata-rata di dominasi oleh pegawai negeri sipil, karena mayoritas bekerja di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Bogor, sebagian lagi bekerja di AHASS ASTRA. Sedangkan responden potensial memiliki variasi pekerjaan, walaupun tetap di dominasi kalangan pegawai. Hal ini berarti JJM lebih di gemari

oleh pegawai negeri, karena survey dilakukan pada kelas pendapatan yang

berbeda-beda, ternyata mayoritas bekerja sebagai pegawai negeri. Sebaran jenis pekerjaan responden dapat di lihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Sebaran Pekerjaan Responden Jus Jambu Merah

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual Konsume n Potensial

Pekerjaan Jumlah (orang) % Jumlah (orang) % 1 Pelajar 0 0 0 0 2 Mahasiswa 0 0 0 0 3 Pegawai Negeri 17 85 14 70 4 Pegawai Swasta 3 15 3 15 5 Wiraswasta 0 0 0 0 6 Pedagang 0 0 1 5

7 Ibu Rumah Tangga 0 0 2 10

Jumlah 20 100 20 100

5.2.4. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan para responden JJM pada umumnya cukup baik. Seperti yang terlihat pada Tabel 12 yang menunjukan bahwa responden JJM konsumen potensial dengan latar belakang pendidikan Sarjana memiliki persentase paling besar. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai- nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan cara persepsinya terhadap suatu produk.

Responden yang tergolong berpendidikan tinggi akan lebih bersikap kritis terhadap produk yang akan dibeli. Sedangkan untuk konsumen aktual didominasi dengan latar belakang pendidikan SMA. Hal ini masih berkaitan dengan latar belakang responden actual yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri. Sebaran tingkat pendidikan responden dapat di lihat pada Tabel 12.

53 Tabel 12. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden Jus Jambu Merah

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual Konsume n Potensial Tingkat Pendidikan Jumlah

(orang) % Jumlah (orang) % 1 SD 0 0 0 0 2 SMP 0 0 0 0 3 SMA/STM 13 65 6 30 4 Diploma 0 0 3 15 5 Sarjana 6 30 8 40 6 Pasca Sarjana 1 5 3 15 Jumlah 20 100 20 100 5.2.5. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan dari responden JJM terbagi beberapa skala

pendapatan, yaitu < Rp 340.000,00 per bulan, Rp 340.000,00 – Rp 670.000,00 per

bulan, Rp 680.000,00 – Rp 1.010.000,00 per bulan, Rp 1.020.000,00 – Rp

1.350.000,00 per bulan, dan > Rp 1.360.000,00 per bulan. Tingkat pendapatan responden JJM konsumen aktual sebagian besar berada pada kategori pendapatan > Rp 1.360.000,00 per bulan. Hal tersebut berarti bahwa jenis pekerjaan yang didominasi oleh pegawai negeri di atas Rp 1.360.000,00 per bulan. Sebaran tingkat pendapatan responden JJM aktual dapat di lihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Sebaran Tingkat Pendapatan Responden Jus Jambu Merah (Aktual)

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual

Tingkat Pendapatan (Rp) Jumlah

(orang) % 1 < 340.000,00 0 0 2 340.000,00 – 670.000,00 0 0 3 680.000,00 – 1.010.000,00 0 0 4 1.020.000,00 – 1.350.000,00 1 5 5 >1.360.000,00 19 95 Jumlah 20 100

Tingkat pendapatan dari responden JJM potensial terbagi beberapa skala

pendapatan, yaitu < Rp 1.740.000,00 per bulan, Rp 1.740.000,00 – Rp

3.470.000,00 per bulan, Rp 3.480.000,00 – 5.210.000,00 per bulan, Rp

5.220.000,00– 6.950.000,00 per bulan, dan > Rp 6.950.000,00 per bulan. Tingkat

pendapatan responden JJM konsumen potensial sebagian besar berada pada

54 50 persen. Harga bukan suatu halangan untuk mengkonsumsi JJM, hal ini terbukti dengan pendapatan responden yang relatif tinggi. Sebaran tingkat pendapatan responden JJM potensial dapat di lihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Sebaran Tingkat Pendapatan Responden Jus Jambu Merah (Potensial)

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual

Tingkat Pendapatan (Rp) Jumlah

(orang) % 1 < 1.740.000,00 3 15 2 1.740.000,00 – 3.470.000,00 10 50 3 3.480.000,00 – 5.210.000,00 6 30 4 5.220.000,00 – 6.950.000,00 0 0 5 >6.960.000,00 1 5 Jumlah 20 100

5.2.6. Tingkat Pengeluaran Konsumsi Makanan

Tingkat pengeluaran konsumsi makanan merupakan alokasi biaya yang dikeluarkan responden untuk biaya konsumsi makanan dis etiap bulannya. Konsumen aktual dengan tingkat pengeluaran konsumsi makanan > Rp 1.888.000,00 per bulan memiliki persentase terbesar yaitu 45 persen. Namun demikian sebarannya cukup beragam, sehingga bisa diartikan bahwa konsumen JJM berasal dari golongan dengan tingkat pengeluaran yang beragam. Sebaran tingkat pengeluaran konsumsi makanan responden aktual dapat di lihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Sebaran Tingkat Pengeluaran Konsumsi Makanan Responden Jus Jambu Merah (Aktual)

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual

Pengeluaran (Rp/Bulan) Jumlah

(orang) % 1 < 472.000,00 0 0 2 472.000,00 – 934.000,00 3 15 3 944.000,00 – 1.406.000,00 3 15 4 1.416.000,00 – 1.878.000,00 5 25 5 >1.888.000,00 9 45 Jumlah 20 100

Sebaran tingkat pengeluaran konsumsi makanan pada konsumen potensial cukup beragam. Responden yang memiliki tingkat pengeluaran konsumsi yang

55 tinggi, cenderung untuk lebih mengutamakan membeli produk pangan yang berkualitas. Sebaran tingkat pengeluaran konsumsi makanan responden aktual dapat di lihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Sebaran Tingkat Pengeluaran Konsumsi Makanan Responden Jus Jambu Merah (Potensial)

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual

Pengeluaran (Rp/Bulan) Jumlah

(orang) % 1 < 860.000,00 4 20 2 860.000,00 – 1.710.000,00 5 25 3 1.720.000,00 – 2.570.000,00 7 35 4 2.580.000,00 – 3.430.000,00 3 15 5 >3.440.000,00 1 5 Jumlah 20 100

5.2.7. Sumber Informasi Produk Jus Jambu Merah

Pada umumnya responden JJM mengetahui informasi mengenai produk JJM berasal dari media promosi, pada konsumen aktual sumber informasi berasal dari keluarga, media promosi, dan teman. Sedangkan untuk konsumen potensial media promosi mendominasi yaitu sebesar 55 persen, karena produk secara sengaja dipromosikan kepada konsumen potensial. Keberadaan JJM pada umumnya masih belum diketahui oleh konsumen, sehingga produk JJM masih harus dipromosikan lagi, agar konsumen mengetahui keberadaan JJM. Sebaran sumber informasi responden dapat di lihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Sebaran Sumber Informasi Responden Jus Jambu Merah

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual Konsume n Potensial Sumber Informasi Jumlah

(orang) % Jumlah (orang) % 1 Keluarga 6 30 2 10 2 Media Promosi 6 30 11 55 3 Teman 6 30 5 25 4 Penjual 2 10 2 10 Jumlah 20 100 20 100

5.2.8. Frekuensi Pe mbelian Jus Jambu Merah

Frekuensi pembelian terbagi menjadi dua skala pembelian, yaitu skala

56 yang dilaksanakan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang setiap minggunya, maka frekuensi pembelian JJM biasanya dilakukan sekali per minggu. Pada konsumen potensial nilai sebarannya nol, artinya konsumen potensial belum sama sekali melakukan pembelian JJM. Sebaran frekuensi pembelian responden dapat di lihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Sebaran Frekuensi Pembelian Respond en Jus Jambu Merah

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual Konsume n Potensial Frekuensi Pe mbelian (Kali/Minggu) Jumlah (orang) % Jumlah (orang) % 1 ≤ 3 19 95 0 0 2 > 3 1 5 0 0 Jumlah 20 100 0 0 5.2.9. Lama Mengkonsumsi

Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa responden JJM pada konsumen aktual belum banyak yang mengenal atau mengkonsumsi JJM. Tingkatan lama mengenal atau mengkonsumsi dapat menumb uhkan sikap, motivasi dan rasa kepuasan akan produk yang dikonsumsinya. Responden aktual JJM tergolong dalam konsumen yang cukup mengenal produk JJM dan cukup memiliki loyalitas terhadap merek produk. Pada konsumen potensial nilai sebarannya nol, artinya konsumen potensial belum sama sekali melakukan pembelian JJM.

Tabel 19. Sebaran Lama Mengkonsumsi Responden Jus Jambu Merah

No

Karakteristik Responden Konsume n Aktual Konsume n Potensial Lama Mengkonsumsi (Bulan) Jumlah (orang) % Jumlah (orang) % 1 < 6 6 30 0 0 2 6 – 12 5 25 0 0 3 13 – 24 3 15 0 0 4 > 24 6 30 0 0 Jumlah 20 100 0 0

5.2. 10. Minat Membeli Jika Te rjadi Kenaikan Harga Sepuluh Pe rsen

Kenaikan harga sebesar 10 persen bisa disebabkan oleh fluktuasi bahan baku, seperti kenaikan harga jambu biji dan harga gula, sehingga berdampak pada harga jual produk tersebut. Responden yang masih tetap bertahan untuk membeli produk JJM jika terjadi kenaikan harga sebesar 10 persen sebanyak 12 orang

57 responden (60 persen) untuk konsumen aktual dan 10 orang (50 persen) untuk konsumen potensial. Hal ini menunjukan adanya keterkaitan dengan loyalitas konsumen dan responden sebagian besar masih tetap membeli produk JJM jika terjadi kenaikan 10 persen. Sebaran minat membeli jika terjadi kenaikan harga sepuluh persen responden dapat di lihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Sebaran Minat Membeli Jika Terjadi Kenaikan Harga Sepuluh Persen Responden Jus Jambu Merah

Dokumen terkait