• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN MUTU

A. Gambaran Umum SDIT Harapan Bunda Semarang

1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya SDIT Harapan Bunda Semarang

Setelah berhasil menyelenggarakan Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Harapan Bunda pada tahun 1997, maka pengurus Yayasan Bhakti Ibu bermaksud mendirikan jenjang pendidikan dasar yang dikenal dengan SD Islam Terpadu (SDIT) Harapan Bunda Semarang, sehingga SD Islam Terpadu Harapan Bunda Semarang berdiri pada tahun 1999/2000.94

SDIT Harapan Bunda Semarang Merupakan Lembaga Pendidikan Islam yang berada dibawah naungan yayasan Bhakti Ibu yang mulai tahun ajaran 2006/2007, dipimpin oleh Ibu Dra. Rini Tri Utami. Dengan konsep latar belakang berdirinya, yaitu bahwa pendidikan merupakan wahana penting dalam pembentukan generasi penerus yang handal. Pola pendidikan yang ideal adalah yang bersifat seimbang, menyeluruh dan terapadu. Pola pendidikan tersebut menyentuh akal, roh, jasad dan memadukan antara ilmu kauniyah dan qauliyah. Kondisi pendidikan di Indonesia pada saat ini khususnya pendidikan dasar masih menekankan aspek akal dan memisahkannya dengan agama. Hal ini berdampak pada sosok yang dihasilkan kurang optimal khususnya dari sisi moral.

Berdirinya SDIT Harapan Bunda Semarang dilatarbelakangi atas dasar alasan sebagai berikut:

94Wawancara dengan Dany Arif ardiyanto, selaku Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Semarang, tanggal 24 Oktober 2008.

a. Adanya konsep long life education (pendidikan seumur hidup) dan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

b. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dibidang pendidikan bagi masyarakat perlu ditambah tempat pendidikan dan sarananya baik yang diusahakan pemerintah atau swasta.

c. Untuk membantu pemerintah dalam mengusahakan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.

d. Merealisasikan maksud dan tujuan program yayasan Bhakti Ibu.95

Untuk bisa mewujudkan suatu pola pendidikan ideal sesuai manhaj pendidikan Rasulullah SAW, maka tidak mungkin dapat tercapai manakala kita tetap mengikuti system pendidikan yang sekuler. Diman sistem tersebut memisahkan antara dien Islam dan ilmu umum dan memasukkan faham orang-orang barat. Untuk itu diperlukan adanya suatu alternatif pendidikan yang bisa menghubungkan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang ada, antara yang kita idealkan dengan realita yang terjadi.

Lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk bisa mewujudkan suatu sistem pengajaran yang bisa menghasilkan anak didik yang memiliki kualitas ruh, akal dan jasad yang handal.

Lembaga Pendidikan Islam Harapan Bunda, sebagai salah satu wujud tanggung jawabnya telah merintis terselenggaranya pendidikan sekolah yang menerapkan sistem pendidikan secara integral dan terpadu dengan memasukkan nilai-nilai agama kedalam bahan ajar yang diberikan. Dan dengan tujuan ingin mewarnai SD-SD Islam dan umum dengan konsep pendidikan yang Islami. Pada tahun 2005, SDIT Harapan Bunda telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional dengan mendapat predikat A (nilai 93,18) dan menduduki peringkat ke-9 di kota Semarang untuk SD Negeri dan Swasta.96

95 Ibid. 96

2. Motto, Visi, dan Misi

a. Motto

Motto SDIT Harapan Bunda Semarang adalah “Mencetak generasi muslim yang utuh”

b. Visi dan Misi

Sebagai lembaga pendidikan yang bernuansakan Islam, SDIT Harapan Bunda Semarang memiliki Visi “Menjadi sekolah dasar Islam unggul yang mampu membentuk generasi yang utuh (insan kamil) dan menjadi unsur perekat umat”.

Misi yang diemban oleh SDIT Harapan Bunda Semarang adalah sebagai berikut:

1). Menjadikan SDIT Harapan Bunda Semarang sebagai lembaga pendidikan dasar yang berasaskan Islam, dengan mengikuti metode Rasulullah SAW.

2). Lembaga pendidikan yang meletakkan dasar-dasar pendidikan secara terpadu dan seimbang antara ruhiyah, aqliyah, jasadiyah antara fakir, dzikir dan ikhtiar, antara individu, keluarga dan masyarakat, antara ayat qauliyah dan kauniyah, antara kepentingan dunia dan akhirat.

3). Lembaga pendidikan yang berorientasi untuk membentuk generasi muslim yang utuh dan berkarakter.

4). Lembaga pendidikan yang mengembangkan potensi dan profesional guru, melalui pendidikan ruhiyah, akal, jasad, dan peningkatan kemampuan pembelajaran.

5). Lembaga pendidikan yang berupaya mewarnai lembaga pendidikan Islam pada khususnya dan lembaga pendidikan dasar umumnya dengan konsep pendidikan Islam.

6). Lembaga pendidikan yang mewadahi seluruh potensi umat.97

3. Tujuan dan Target Pendidikan

Sesuai dengan kurikulum SDIT Harapan Bunda tujuan dan target pendidikan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

1). Pemahaman yang utuh terhadap dienul Islam yang tercermin dari terwujudnya 10 kompetensi dasar pribadi muslim, yaitu: Salimah

aqidah (aqidahnya lurus), Shahihul ibadah (Ibadahnya benar), Matinul khuluq (mulia akhlaqnya), Qadirun ‘alal kasbi (mandiri), Mutsaqaful fikrii (luas wawasan berfikirnya), Qowwiyul jismi

(sehat dan kuat jasmaninya), Mujahidun fi syu’unihi (tertip dan rapi dalam setiap urusannya), Harishun ‘ala waqthihi (disiplin waktu),

Nafi’un lighairihi (bermanfaat untuk orang lain).

2). Kemampuan dasar baca,tulis, hitung.

3). Keterampilan yang bermanfaat bagi anak didik.

4). Mempersiapkan anak didik menuju jenjang pendidikan SLTP.98 b. Tujuan Ideologis

Secara umum tujuan penyelenggaraan SDIT Harapan Bunda mencakup seluruh tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum pada pasal 4 Undang-undang nomer 2 tahun 1989, yaitu: “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.99

Penyelenggaraan SDIT Harapan Bunda tidak terlepas dari tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Aburrahman An-Nahlawi mengemukakan tujuan pendidikan Islam adalah selaras dengan tujuan penciptaan

98 Ibid. 99

manusia, yaitu merealiasikan kedudukan manusia sebagai seorang hamba Allah di muka bumi.

c. Target Pendidikan

1). Mampu membaca al-Quran dengan baik dan benar serta mendapat

syahadah qira’ati.

2). Mampu menghafal 1 sampai 2 juz al-Quran dan memahami beberapa kutian surat yang relefan dengan kurikulum.

3). Mampu menghafal 20 sampai 30 hadits dan doa serta dapat menghafalkannya sesuai dengan perkembangannya.

4). Sholat awal waktu. 5). Gemar membaca.

6). Nilai 5 mata pelajaran tuntas (PAI, PKPS, Bahasa Indonesia, Matematika, Sains).

7). Disiplin dan terbiasa dengan pola hidup bersih.

8). Menguasai komputer, jurnalistik, dan kepanduan tingkat dasar. 9). Menguasai ketrampilan hidup (life skill) dan kepemimpinan

(leadership).100

4. Kurikulum

Dalam upaya merealisasikan tujuan yang ada, SDIT Harapan Bunda menggunakan kurikulum sebagai berikut:

a. Intrakurikuler

1). Kurikulum Diknas

Menggunakan kurikulum Diknas 100% dengan pengembangan dalam pembelajaran (silabus, materi, kegiatan belajar mengajar, aspek keterpaduan dengan dienul Islam). Menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun pelajaran 2007-2008 di semua level (kelas I-VI). Menerapkan kurikulum berbasis kompetensi mulai tahun ajaran 2004-2005

100Wawancara dengan Sri Purwaningsih, selaku pihak kurikulum yayasan, tanggal 24 Oktober 2008.

bertahap dari kelas I dan VI, tahun berikutnya kelas II dan V, tahun pelajaran 2006-2007 ditambah kelas III dan VI.

Mata pelajaran yang disajikan dalam kurikulum Diknas (KTSP) meliputi: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES), Muatan Lokal (Bahasa Jawa, Kepedulian Diri dan Lingkungan, Bahasa Inggris).

2). Kurikulum Khas

Kurikulum khas merupakan pengembangan kurikulum agama Islam dengan meluaskan pada aspek life skill, mulai tahun ajaran 2004-2005 telah diterapkan sistem kurikulum berbasis kompetensi. Mata pelajaran yang diterangkum dalam kurikulum khas (Pendidikan Agama Islam) ini meliputi: Aqidah/akhlak, Ibadah, Dirosah (shirah nabawiyah dan hadits), pengajaran al-Quran (baca&tulis)/Qiro’ati, Tahfidzul al-Quran, Bahasa Arab. b. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler merupakan pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik dan memberikan keterampilan hidup (life skill). Mata pelajaran yang dikembangkan dalam ekstrakurikuler antara lain:

1). Ekstrakurikuler wajib, yang meliputi: jurnalistik, kepanduan, komputer (teknologi informasi).

2). Ekstrakurikuler pilihan, yang meliputi: seni budaya Islam (nasyid, rebana, puisi/pidato, teater, qiro’ah), kelompok ilmiah anak (KIA), conversation (Bahasa Inggris&Bahasa Arab).101

5. Letak Geografis

SDIT Harapan Bunda terletak di kota kecamatan Pedurungan Kota Semarang, yaitu di Jl. Brigjend Sudiarto km 10,4. Letak gedung SDIT Harapan Bunda berada di tempat yang strategis karena berada di tepi jalan raya. Dengan lokasi yang strategis tersebut memudahkan sarana transportasi dan komunikasi untuk mengaksesnya. SDIT Harapan Bunda memiliki luas tanah 1100 m² dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Barat : Rumah Bpk. Senen.

b. Sebelah Timur : Rumah Bpk. Abdul Hamid. c. Sebelah Utara : Jalan Raya Brigjend Sudiarto. d. Sebelah Selatan : Tanah Bpk. Mas’ud.102

6. Struktur Organisasi

SDIT Harapan Bunda Semarang berada dibawah naungan Yayasan Bhakti Ibu, dalam penanganan kepentingan yayasan sepenuhnya ditangani oleh yayasan. Adapun pengatur langsung pelaksanaan kepentingan yang ada lewat kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait. Pelaksanaan tugas intern yayasan dipisahkan dengan pelaksanaan tugas ekstern sekolah, sehingga masing-masing sisi mampu memaksimalkan tugasnya.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, SDIT Harapan Bunda Semarang dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pendidikan dengan dibantu oleh beberapa wakil kepala sekolah.

Setiap seorang wakil kepala sekolah menangani satu bidang tertentu, seperti:

a. Wakasek bidang kurikulum membawahi koordinator Diknas, koordinator Khas, koordinator Qiraati, dan Tahfizh.

b. Wakasek bidang kesiswaan membawahi Ekskul (komputer, kepanduan, jurnalistik), BP, dan umum (eksternal dan internal).

c. Wakasek bidang humas.

102Wawancara dengan Dany Arif Ardiyanto, selaku Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Semarang, tanggal 24 Oktober 2008.

d. Wakasek bidang administrasi keuangan membawahi bidang keuangan, dan tata usaha.

e. Wakasek bidang sarana dan prasarana yang bertanggung jawab menangani sarana dan prasarana sekolah dan membawahi koordinator olahraga, Pusat Sumber Belajar (PSB), perpustakaan, UKS, kelas dan musholla.103

Sedangkan kepala sekolah menangani enam koordinator kelas atau wali kelas mulai dari kelas satu sampai kelas enam, dan menangani para dewan guru. Adapun susunan organisasi dapat dilihat dalam lampiran.

Tugas kepala sekolah dan wakil kepala SDIT Harapan Bunda Semarang adalah mengadakan koordinasi untuk mengevaluasi program sebulan sebelumnya dan membuat rencana program bulan yang akan datang yang dilaksanakan sebulan sekali.104

7. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kegiatan pembelajaran di suatu lembaga sekolah, diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung. Adapun sarana dan prasarana yang ada di SDIT Harapan Bunda Semarang antara lain:

a. PSB (Pusat Sumber Belajar)

PSB ini dapat berfungsi sebagai perpustakaan, ruang multimedia, tempat menyimpan media belajar dan bahkan dapat juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar jika memang diperlukan.

b. Ruang Kelas

Rung kelas ini berfungsi sebagai sarana dalam belajar mengajar. Rung kelas yang dimiliki oleh SDIT Harapan Bunda Pedurungan Semarang berjumlah 12 ruang kelas.

c. Laboratorium Komputer

Di dalam laboratorium tersebut terdapat 32 komputer yang dapat digunakan secara perorangan maupun bergantian.

103 Ibid.

104Wawancara dengan Sri Purwaningsih, selaku pihak kurikulum yayasan, tanggal 24 Oktober 2008.

d. Musholla

Selain digunakan untuk melaksanakan ibadah sholat oleh para guru, karyawan dan siswa, sering digunakan sebagai tempat pertemuan wali murid dan kegiatan pembelajaran qiraati.

e. Ruang Guru f. Ruang BMT

Ruang ini berfungsi untuk pembayaran SPP tiap bulannya. g. Ruang Kepala Sekolah

h. Ruang Tata Usaha i. UKS

j. Ruang Konseling

Ruang ini digunakan untuk melayani konseling bagi para guru maupun orang tua murid. Dalam hal ini SDIT Harapan Bunda Semarang mengangkat guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan)

k. Kantin

l. Lapangan Olah Raga m. Kamar Mandi

Kamar mandi disini dipisah antara kamar mandi siswa, guru, dan kamar mandi tamu, adapun jumlah kamar mandinya adalah 16 buah.105

8. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

a. Keadaan Guru

Suatu lembaga dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan apabila mempunyai dua unsure pokok dalam proses pendidikan dan pengajaran, yaitu pendidik dan peserta didik. Adapun tenaga pengajar di SDIT Harapan Bunda Semarang berjumlah 46 orang guru, yang terdiri dari 24 orang guru kelas, 11 orang guru al-Quran (qira’ati), 1 orang guru bahasa arab, 2 orang guru bahasa inggris, 2 orang guru olahraga, 3 guru tahfidzul Quran, 1 orang guru koordinator al-Quran, dan 2 orang guru ekstrakurikuler (komputer dan jurnalistik).

Tenaga pengajar SDIT Harapan Bunda Semarang adalah lulusan dari IAIN, UNNES, IKIP PGRI, dan PGPQ. Hal ini sangat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, karena para pendidiknya punya bekal yang cukup dan sesuai dengan bidangnya masing-masing.106 b. Keadaan Karyawan

Agar tidak terjadi kesalahfahaman, kami akan jelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan karyawan. Dengan hal ini kami membagi karyawan menjadi dua, yaitu karyawan administrasi dan karyawan non administrasi.

Karyawan administrasi di SDIT Harapan Bunda Semarang berjumlah 2 orang, dan karyawan non administrasi, seperti satpam berjumlah 1 orang dan cleaning servis berjumlah 3 orang, dan adapun jumlah keseluruhan dari karyawan tersebut adalah 6 orang.

c. Keadaan Siswa

Siswa yang terdaftar di SDIT Harapan Bunda Semarang berasal dari berbagai daerah didekitar Kota Semarang dan Demak, ada yang berasal dari daerah Sampangan, Tlogosari, Arya Mukti, Plamongan Hijau, Pucang Gading, Mranggen dan sebagainya.

Jumlah siswa di SDIT Harapan Bunda Semarang tahun pelajaran 2007/2008 adalah 403 orang siswa. Keseluruhan semua siswa tersebut dibagi dalam 6 kelas, dan pada tiap tingkatan kelas memiliki dua ruang kelas. Untuk kelas satu berjumlah 72 siswa, kelas dua berjumlah 70 siswa, kelas tiga berjumlah 72 siswa, kelas empat berjumlah 66 siswa, kelas lima berjumlah 65 siswa, dan kelas enam berjumlah 58 siswa.107

106Wawancara dengan Dany Arif Ardiyanto, selaku Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Semarang, tanggal 24 Oktober 2008.

107Wawancara dengan Sri Purwaningsih, selaku pihak kurikulum yayasan, tanggal 24 Oktober 2008.

B. Implementasi Manajemen Pengembangan Mutu Guru di SDIT Harapan Bunda Semarang

Sebagaimana yang penulis paparkan pada bab II, bahwa pengembangan kualitas guru merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor yang saling terkait. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya tidak hanya menuntut ketrampilan fokus dari para ahli terhadap pengembangan kompetensi guru, tetapi harus pula dipahami berbagai faktor yang mempengaruhinya, sehubungan dengan itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningaktkan kualitas para guru dalam mengembangkan berbagai aspek pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen dalam pengembangan mutu guru, agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

Manajemen ini memberikan otonomi penuh kepada sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa titik-titik khusus dalam pengerjaan manajemen pengembangan mutu guru yang terletak pada pengadaan tenaga baru dan pengerjaan, yang didalamnya termasuk kegiatan pembinaan dan pengembangan mutu para staf. Asumsinya adalah kedua tindakan tersebut merupakan langkah awal yang menentukan bagi keberhasilan kegiatan yang lainnya, khususnya berkaitan dengan kualitas masukan awal yang prospektif menentukan berhasil tidaknya langkah pembinaan yang selanjutnya.

Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penjabaran atau penggambaran tentang bagaimana manajemen pengembangan mutu guru tersebut diterapkan di SDIT Harapan Bunda Semarang.

1. Pengadaan Tenaga Guru

Program pengadaan tenaga guru baru di SDIT Harapan Bunda Semarang, dilaksanakan melalui langkah-langkah kegiatan penentuan atau analisis kebutuhan, rekruitment, seleksi dan pengangkatan.

a. Penentuan atau analisis kebutuhan

Penentuan guru baru dilaksanakan melalui kegiatan penentuan jumlah dan penentuan kualifikasi. Dalam penentuan jumlah kebutuhan

guru baru, perhitungan didasarkan kepada jumlah guru yang ada dan beban kerjanya, kemungkinan ketersediaan formasi, pendaftaran siswa baru dan jumlah guru yang keluar. Sementara segi kualifikasi, penentuannya berorientasi pada IPK dan nilai hasil seleksi tertinggi.

Atas dasar jumlah guru yang ada serta kecenderungan jumlah siswa baru tahun-tahun sebelumnya, SDIT Harapan Bunda Semarang membuat proyeksi kebutuhan tenaga baru di tahun 2006/2007 dan 2007/2008, sebagai berikut:108

Tabel. 1

Kebutuhan Tenaga Guru Baru

SDIT Harapan Bunda Semarang tahun 2006/2007 dan 2007/2008:

Tahun ajaran

Jumlah siswa yang dapat diterima Jumlah Guru Jumlah Guru yang keluar Jumlah Guru yang dibutuhkan 2006/2007 72 47 2 2 2007/2008 72 46 2 2

Akan tetapi ada satu hal yang harus diperhatikan bahwa kebutuhan guru baru di SDIT Harapan Bunda Semarang disesuaikan dengan kualifikasi guru yang keluar, misalkan guru yang keluar adalah guru olah raga, maka yang dibutuhkan juga guru olah raga.

b. Rekrutmen dan Seleksi

Sebagai bagian dari program pengadaan tenaga guru, upaya rekrutmen dilaksanakan oleh suatu panitia yang ditetapkan oleh Yayasan Bakti Ibu. Komposisi dan personalia kepanitiaannya melekat pada jabatan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan kepegawaian, yang kesemua personalianya berasal dari Yayasan Bakti Ibu dan SDIT Harapan Bunda adalah sebatas unit yang mengajukan kebutuhan tenaga baru kepada pihak yayasan.109

108Wawancara dengan Sri Purwaningsih, selaku pihak kurikulum yayasan, tanggal 14 November 2008.

109Wawancara dengan Sri Purwaningsih, selaku pihak kurikulum yayasan, tanggal 24 Oktober 2008.

Proses rekrutmen biasanya dilakukan pada bulan Maret sampai April melalui cara terbuka, yaitu melalui pengumuman terbuka, yaitu melalui pengumuman yang di publikasikan secara langsung dari pihak yayasan dan melalui brosur yang disebarkan ke instansi-instansi perguruan tinggi (IAIN, UNNES, IKIP PGRI, PGPQ) , dengan syarat-syarat: taat dan aktif menunaikan syari’at Islam, sehat jasmani dan rohani, minimal hafal 2 juz al-Quran, minimal S1 kependidikan atau S1 non kependidikan dengan akta IV, menguasai bahasa Inggris aktif dan pasif, dan diutamakan yang telah mempunyai pengalaman mengajar minimal 2 tahun. Rata-rata dalam proses rekrutmen ini pelamarnya berasal dari IAIN, UNNES, IKIP PGRI, dan PGPQ.110

Langkah selanjutnya dalam pengadaan tenaga guru adalah seleksi. Dalam proses seleksi ini di SDIT Harapan Bunda dilakukan melalui dua tahapan.

1. Seleksi tahap I

Dalam seleksi tahap I ini meliputi tes tertulis, qiro’aty dan tahfidz. Tes tertulis meliputi wawasan kependidikan (aspek kepribadian, pola pikir/ibadah harian, aspek sosial kemasyarakatan) , tes Qiro’aty meliputi tes bacaan al-Quran (tajwid dan tartil) , dan tes Tahfidz meliputi tes hafalan al-Quran. 2. Seleksi tahap II

Sedangkan dalam seleksi tahap II meliputi tes microteaching dan tes wawancara. Tes microteaching berfungsi untuk mengetahui keterampilan para calon guru dalam proses belajar mengajar, dan tes wawancara berfungsi untuk mengetahui aspek psikologi dan pengetahuan tentang aktifitas keagamaan, serta sosial kemasyarakatan.111

110Wawancara dengan Dany Arif Ardiyanto, selaku Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Semarang, tanggal 31 Oktober 2008.

111 Ibid.

c. Pengangkatan dan Penugasan

Pengangkatan guru baru merupakan tindak lanjut dari proses rekrutmen dan seleksi. Setelah diketahui hasil dari seleksi maka bagi calon guru yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan kualifikasi guru yang dibutuhkan, maka dalam proses pengangkatan guru baru sepenuhnya wewenang dari pihak yayasan, dilihat sesuai dengan hasil tertinggi dalam seleksi. Apabila ternyata ada kesamaan dalam perolehan nilai tes, maka prioritas diberikan kepada calon yang mendapat rekomendasi dari ketua yayasan, kepribadian sehari-hari atau kelebihan calon.112

Pengangkatan guru baru di SDIT Harapan Bunda Semarang oleh yayasan dilakukan dengan dua tahap. Pada tahap pertama, pelamar yang telah lulus mengikuti seleksi dan penyaringan diangkat sebagai pegawai SDIT dengan status sebagai pegawai percobaan (magang) dalam masa waktu tertentu, yaitu dalam waktu dua bulan (Mei-Juni). Selama berstatus sebagai pegawai percobaan (magang) itu mereka dinilai. Aspek-aspek yang dinilai meliputi kepribadian, kemampuan bekerja sama, pengetahuan dan ketrampilannya dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pegawai SDIT. Tahap kedua, setelah bekerja dua bulan sebagai pegawai percobaan (magang), maka status mereka menjadi calon pegawai selama kurun waktu 2 tahun, dan setelah kurun waktu 2 tahun tersebut para calon pegawai tadi mengikuti tes seleksi lagi untuk menjadi pegawai tidak tetap, dan masa status pegawai tidak tetap tersebut adalah selama 3 tahun, dan setelah itu baru bisa diangkat sebagai pegawai tetap dengan catatan tetap melalui tes seleksi lagi seperti ketika akan menjadi calon pegawai tidak tetap tadi.113

112Wawancara dengan Dany Arif Ardiyanto, selaku Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Semarang, tanggal 24 Oktober 2008.

113Wawancara dengan Sri Purwaningsih, selaku pihak kurikulum yayasan, tanggal 24 Oktober 2008.

Pada awal pengangkatan perlu dilakukan penandatangan berbagai dokumen, seperti surat pernyataan sanggup melaksanakan tugas dan surat perjanjian kerja.

Sedangkan untuk penempatan atau penugasan guru baru berdasarkan Surat Keputusan dari pihak Yayasan, sesuai dengan usulan kebutuhan tenaga baru dari unit SDIT Harapan Bunda, semisal yang diusulkan oleh unit SDIT Harapan Bunda adalah guru olah raga maka penempatan atau penugasannya adalah sebagai guru olah raga juga.

2. Pembinaan dan Pengembangan

Dalam bukunya Nana Sudjana, penulis mengutip dari Amstrong, yang membagi tugas dan tanggung jawab guru menjadi lima kategori, yakni; (a) tanggung jawab dalam pengajaran; (b) tanggung jawab dalam memberikan bimbingan; (c) tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum; (d) tanggung jawab dalam mengembangkan profesi; (e) tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat.114

Banyak cara pembinaan dan pelatihan-pelatihan profesi guru dilakukan dengan berorientasi pada adanya tuntutan pengembangan kualitas pendidikan secara umum. Dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan dan kemampuan guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, ada beberapa program utama yang ditempuh oleh SDIT Harapan Bunda dan menjadi temuan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengembangan mutu guru melalui supervisi pendidikan.

Supervisi pendidikan disini dapat didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien.

Di SDIT Harapan Bunda pengembangan mutu guru melalui supervisi pendidikan dilaksanakan dengan beberapa teknik, yaitu:

114Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 15.

a. Supervisi kelas (kunjungan kelas), Supervisi kelas ini bisa dilakukan dari pihak yayasan, unit sekolah (kepala sekolah dan kurikulum) dan dinas (pengawas TK/SD) dengan cara masuk atau mengunjungi kelas-kelas tertentu untuk melihat guru yang sedang mengelola proses pembelajaran. Kunjungan tersebut dilakukan setiap semester satu kali dan dilihat kelengkapan dari administrasi maupun kegiatan belajar mengajarnya, apabila guru mengalami kesulitan maka kepala sekolah atau pengawas tersebut dapat

Dokumen terkait