• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 GAMBARAN WILAYAH DAN KERAGAAN USAHATANI JAGUNG DI DAERAH PENELITIAN

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi terletak antara 98000'- 98030' BT dan 2015'00''- 3000'00'' LU. Kabupaten Dairi terletak sebelah Barat Daya Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan sebelah timur dengan Kabupaten Samosir, sebelah utara dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kabupaten Tanah Karo, sebelah Selatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat dan sebelah barat dengan Nanggroe Aceh Darussalam.

Kabupaten Dairi terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan yaitu: Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Berampu, Kecamatan Sitinjo, Kecamatan Parbuluan, Kecamatan Sumbul, Kecamatan Silahisabungan, Kecamatan Silima Pungga- pungga, Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Siempat Nempu, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Gunung Sitember, Kecamatan Pegagan Hilir dan Kecamatan Tanah Pinem. Kabupaten Dairi memiliki luas 192,780 ha atau sekitar 2.69% dari luas Provinsi Sumatera Utara (7,160 ha). Sebagian besar Kabupaten Dairi terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan sub tropis. Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian antara 400 sampai dengan 1,700 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Siempat Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 sampai dengan 1,360 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Kecamatan Sidikalang dan Kecamatan Tanah Pinem berada pada ketinggian antara 700 sampai dengan 1,700 meter diatas permukaan laut. Musim hujan yang paling berpengaruh umumnya pada bulan Januari, April, Mei, September, November dan Desember.

Jumlah penduduk Kabupaten Dairi pada tahun 2011 sebesar 272,578 jiwa. Kabupaten Dairi memiliki potensi pertanian yang cukup luas dengan hasil yang besar. Sehingga penduduk Kabupaten Dairi sebagian besar bekerja pada sektor pertanian. Mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Dairi adalah usahatani padi, palawija, dan tanaman tahunan. Salah satu mata pencaharian utama adalah usahatani jagung. Tanaman jagung dibudidayakan di semua kecamatan di Kabupaten Dairi pada berbagai skala luasan usaha.

Kecamatan Tanah Pinem adalah wilayah yang berbukit-bukit dengan luas 43.94 km2 yang terletak diantara 2'53'-3'07' Lintang Utara dan 95'23'00'' 97'57'00'' Bujur Timur. Jarak ibukota Kecamatan Tanah Pinem dengan ibukota Kabupaten Dairi ± 55 Km. Kecamatan Tigalingga lebih dekat jaraknya ke ibukota kabupaten dibandingkan Kecamatan Tigalingga ± 28 km dengan luas wilayah 197 km2 terdiri atas 14 Desa terletak pada 98000 98030 Lintang Utara dan 2015-3000 Bujur Timur.

Sarana perhubungan antar desa di Kecamatan Tanah Pinem tergolong tidak memadai walaupun bisa dijangkau oleh angkutan roda empat. Kondisi jalan yang tidak datar dan berlubang. Hal ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur jalan sehingga mendukung pengembangan jagung di Kecamatan Tanah Pinem. Sedangkan sarana perhubungan antar desa di Kecamatan Tigalingga tergolong sudah memadai yang bisa dijangkau oleh angkutan roda empat dengan kondisi jalan yang cukup datar.

Karakteristik Petani Responden

Petani sampel merupakan petani yang utamanya berusahatani jagung. Petani sampel berusahatani jagung dua kali dalam setahun. Pada Tabel 7 ditunjukkan bahwa berdasarkan umur, petani tergolong usia produktif (30-59 tahun) sebesar 83.75%. Hal in menunjukkan bahwa berdasarkan umur, petani dapat mengelola usaha tani jagung dengan baik. Sedangkan, petani yang umurnya lebih atau sama dengan 60 tahun berusahatani jagung dengan menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Berdasarkan pendidikan, petani sudah tergolong tinggi, walaupun 2.50% petani tidak sekolah. Namun, 42.50% sudah berpendidikan SMA/SMK dan 1.25% sudah berpendidikan Diploma. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan akan mempengaruhi teknik usaha tani jagung seperti penggunaan teknologi.

Berdasarkan pengalaman berusahatani jagung, petani sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun sebesar 67.50%. Oleh sebab itu, petani sudah terampil dalam berusahatani jagung. Karakteristik petani jagung yang lain adalah keanggotaannya dalam kelompok tani sebesar 60%, Sedangkan 40% keluar dari kelompok. Petani menganggap tidak ada manfaat kelompok tani dan jarang mendapat bantuan. Umumnya, kelompok tani tidak aktif, sebagian besar kelompok tani digunakan menjadi saluran menerima bantuan dari pemerintah.

Tabel 7 Sebaran Petani Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pengalaman dan Keanggotaan dalam Kelompok Tani di Kabupaten Dairi

NO Karakteristik Responden Jumlah Persentase(%) 1 Berdasarkan Umur (tahun)

a. 30-39 25 31.25

b. 40-49 27 33.75

c. 50-59 15 18.75

d. 60-69 11 13.75

e. 70-79 2 2.50

2 Berdasarkan Pendidikan (tahun)

a. Tidak Sekolah (0 tahun) 2 2.50

b. SD (1-6 tahun) 20 25

c. SMP (7-9 tahun) 23 28.75

d. SMA/SMK (10-12 tahun) 34 42.50

e. Diploma (> 12 tahun) 1 1.25

3 Berdasarkan Pengalaman (tahun)

a. 1-5 13 16.25 b. 6-10 13 16.25 c. 11-15 15 18.75 d. 16-20 25 31.25 e. 21-25 11 13.75 f. > 25 3 3.75

4 Berdasarkan Keanggotaannya dalam Kelompok Tani

a. Anggota 48 60

b. Bukan anggota 32 40

Kepemilikan Lahan

Sebagian besar kepemilikan lahan di daerah penelitian adalah lahan milik sendiri atau warisan orangtua sebesar 51.10%, sewa sebesar 40.57%. Sedangkan sistem bagi hasil sebesar 8.33%. Rata-rata harga sewa lahan di daerah penelitian sebesar Rp 1,754,868.76 per ha. Sistem bagi hasil didaerah penelitian adalah biaya pupuk dan hasil usahatani jagung dibagi dua antara petani dengan pemilik.

Tabel 8 menunjukkan luas garapan petani sebagian besar masih skala kecil yaitu pada musim tanam I paling luas antara 0.60-1 ha sebesar 41.25% Kemudian luas garapan antara 0.27-0.50 ha sebesar 26.25% dan antara 1.10-2 ha sebesar 26.25%. Rata-rata luas lahan 1.08 ha. Petani contoh memiliki luas lahan minimum 0.27 ha dan maksimum 3.50 ha.

Tabel 8 Sebaran Petani Responden Menurut Luas Garapan Jagung di Kabupaten Dairi

Luas Lahan

(ha) Jumlah Persentase (%)

0.27-0.50 21 26.25 0.60-1.00 33 41.25 1.10-2.00 21 26.25 2.10-3.00 3 3.75 3.10-4.00 2 2.50 Total 80 100 Rata-Rata 1.08 Minimum 0.27 Maksimum 3.50

Keragaan Usahatani Jagung di Kabupaten Dairi

Komoditas jagung merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Dairi. Budidaya jagung sesuai dengan daerah penelitian dan budidaya jagung cukup mudah, cepat menghasilkan dan pemeliharaannya cukup mudah dibandingkan budidaya padi. Selain itu, kepastian harga dasar jagung dijamin pemerintah daerah Kabupaten Dairi sebesar Rp 2,000 per kg dan kepastian pasar dengan adanya pabrik pakan di Provinsi Sumatera Utara seperti PT Charoen Phokpand. Selain budidaya jagung, petani contoh juga berusahatani padi sebagai petani subsisten, kemiri, kakao, buruh panen kemiri dan ternak babi.

Penanaman jagung terdiri dari dua musim tanam yaitu musim tanam I antara Januari dan Februari 2012 dan musim tanam II antara Juni dan Juli 2012. Penanaman jagung di daerah penelitian bergantung pada keadaan hujan karena lahan yang digunakan petani sebahagian besar lahan kering. Permasalahan yang lain yang dihadapi petani, jika pada bulan-bulan tertentu, pada saat panen jagung terjadi musim hujan, maka sebagian besar jagung busuk dibatang jagung.

Pada umumnya usahatani jagung di daerah penelitian dibiayai oleh pedagang besar jagung. Kredit yang diberikan berupa pupuk dan benih jagung. Sedangkan biaya modal kerja dan herbisida dari petani yang diperoleh hasil penjualan kemiri dan kakao. Kredit dan bunganya dibayar petani saat panen dengan memotong hasil penjualan jagung kepada pedagang besar jagung. Pedagang besar menjual jagung ke PT Charoen Phokpand di Medan.

Tahapan usahatani jagung musim tanam I didaerah penelitian adalah:

1. Penyiapan lahan, umumnya petani didaerah penelitian untuk penyiapan lahan menggunakan traktor untuk lahan yang cukup datar, tetapi lahan yang berbukit-bukit menggunakan penyemprotan herbisida kontak, yaitu Noxone, Calaris dan Gromoxone.

2. Penanaman, dilakukan setelah hujan turun. Kegiatan penanaman meliputi pembuatan lubang tanam, kemudian penanaman benih jagung di lubang tersebut. Pembuatan lubang tanam dilakukan oleh tenaga kerja pria. Sedangkan penanaman jagung umumnya dilakukan oleh perempuan. Benih

jagung yang digunakan benih unggul, yaitu Pioneer 23 (P 23), Pioneer-29 (P 29), NK 22 dan Decalb 95. Penggunaan jarak tanam 70 cm x 20 cm dengan 2-3 biji benih jagung per lubang. Jarak tanam yang sesuai anjuran 70 x 20 cm untuk 1 biji per lubang. Akan tetapi, petani tidak menggunakan sesuai anjuran karena resiko benih jagung tidak tumbuh dengan baik. Jika dilakukan penyulaman tanaman yang tidak tumbuh, maka bunga betina dari tanaman sulaman biasanya tidak terserbuki secara sempurna oleh tepung sari bunga jantan tanaman yang telah terlebih dahulu berbunga dan peluang terjadinya penyerbukan sendiri hanya sekitar 5%. Hal ini menyebabkan tongkol tanaman sulaman tidak terisi penuh oleh biji.

3. Pemupukan, dilakukan sebanyak dua kali. Pemupukan pertama dilakukan setelah dua minggu dari penanaman, kemudian pemupukan kedua dilakukan setelah umur jagung setelah dua bulan. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea, pupuk SP-36 dan pupuk Phonska. Pemupukan dilakukan oleh pria maupun perempuan.

4. Pemeliharaan, umumnya dilakukan dengan pembersihan gulma hanya satu kali setelah satu minggu dari pemupukan pertama. Pembersihan gulma dengan penyemprotan herbisida dengan menggunakan See-top dan Paratope. Serangan hama umumnya tidak dijumpai di lahan usahatani jagung. Penyakit yang menyerang jagung adalah penyakit hawar daun pada jagung. Namun, petani belum melakukan pengendalian penyakit tersebut. Penyemprotan dilakukan oleh pria.

5. Panen, dilakukan pada saat umur tanaman jagung sekitar 120 hari. sebagian besar pemanenan jagung dilakukan oleh perempuan. Pengangkutan tongkol jagung dengan menggunakan sepeda motor dan mobil hartop.

6. Pasca panen, meliputi pemipilan jagung dan pengeringan jagung. Pemipilan jagung dengan menggunakan mesing penggiling jagung. Penggilingan jagung dilakukan di lahan jagung dan di gudang pedagang jagung. Selanjutnya, pengeringan jagung menggunakan tenaga matahari sekitar empat hari. Pengeringan jagung dilakukan oleh petani.

Petani Kecamatan Tanah Pinem menjual jagung basah dan Kecamatan Tigalingga menjual jagung kering langsung ke pedagang besar. Harga jagung basah pada musim tanam I sekitar Rp 2,600 2,800 per kg dan harga jagung kering sekitar Rp 2,000 2,500 per kg.

Keuntungan Usahatani Jagung

Berdasarkan Tabel 9, keuntungan atas biaya tunai usahatani jagung di Kabupaten Dairi sebesar Rp 5,978,505.05 per ha. Namun, keuntungan petani atas biaya total sebesar Rp 2,979,253.38 per ha (penerimaan dikurangi dengan biaya total produksi). Jika keuntungan petani dihitung per bulan dengan masa produksi 4 bulan, maka keuntungannya sebesar Rp 744,813.35 per ha per bulan. Keuntungan usahatani jagung yang diperoleh petani sulit mengembangkan usahatani jagung karena petani perlu modal untuk menanam jagung untuk musim tanam jagung berikutnya. Oleh sebab itu petani terus bergantung terhadap peminjaman modal seperti bibit jagung dan pupuk dari pedagang besar jagung.

Tabel 9 Analisis Keuntungan Usahatani Jagung di Kabupaten Dairi Uraian

Nilai

Nilai Rata-Rata (Rp/ha) Persen(%)

A. Penerimaan 16,246,669.32 B. Biaya B1. Biaya Tunai Benih 1,404,937.54 10.59 Pupuk Urea 856,899.03 6.46 Pupuk SP-36 539,596.63 4.07 Pupuk Ponska 520,331.01 3.92 Herbisida 222,637.67 1.68 Sewa traktor 630,000 4.75

Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) 3,451,147.49 26.01 Biaya Angkut Jagung 1,637,312.50 12.34 Biaya Pemipilan Jagung 645,483.67 4.87 Biaya Pengepakan dan Karung Jagung 359,818.75 2.71

B2. Biaya Tidak Tunai

Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) 434,340.06 3.27

Penyusutan Peralatan 12,819.45 0.10

Bunga Modal 797,223.41 6.01

Sewa Lahan 1,754,868.76 13.23

Total Biaya Tunai (B1) 10,268,164.27

Total Biaya (B1+B2) 13,267,415.94

Keuntungan atas Biaya Tunai (A-B1) 5,978,505.05

Keuntungan atas Total Biaya

(A-B1+B2) 2,979,253.38

R/C Biaya Tunai 1.58

R/C Biaya Total 1.23

Berdasarkan struktur biaya biaya produksi jagung, tenaga kerja merupakan komponen biaya yang terbesar yaitu 29.29% (Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Tenaga Kerja Luar Keluarga). Hal ini menunjukkan bahwa usahatani jagung masih sarat tenaga kerja (lGHIJ intensive ). Komponen biaya produksi yang terbesar kedua adalah sewa lahan sebesar 13.23% dan biaya angkut jagung dari ladang ke gudang (tempat pemipilan jagung) sebesar 12.34%. Komponen biaya angkut jagung yang tinggi disebabkan jarak lahan jagung berjauhan dengan gudang (tempat pemukiman masyarakat) serta lahan jagung sebagian besar berbukit-bukit.

Dokumen terkait