• Tidak ada hasil yang ditemukan

GANGGUAN BIPOLAR DAN YANG TERKAIT. Gangguan bipolar I

Dalam dokumen DSM V (Halaman 33-48)

Kriteria diagnosis

Untuk suatu diagnosa dari gangguan bipolar 1, sangat penting untuk memenuhi kriteria untuk episode manik. Episode manik dapat disertai oleh episode manik atau depresif mayor.

Episode manik.

A. Suatu periode tertentu dari mood yang meningkat , meluas atau pemarah yang meningkat secara abnormal dan persisten , dan aktifitas atau energy yang tertuju pada suatu goal yang meningkat secara abnormal dan persisten yang bertahan setidaknya 1 minggu dan ada pada sebagian besar waktu dalam sehari , hampir setiap hari (atau durasi apapun jika rawat inap diperlukan).

B. Selama periode gangguan mood dan peningkatan energi atau aktifitas , 3 atau lebih dari gejala berikut ini (empat jika moodnya hanya pemarah) ada dalam derajat tertentu dan merepresentasikan perubahan dari perilaku biasanya :

1. Peningkatan kepercayaan diri atau kebesaran.

2. Berkurangnya kebutuhan untuk tidur (misalnya merasa telah cukup beristirahat setelah 3 jam tertidur).

3. Lebih cerewet dari biasanya atau mengalami tekanan untuk terus berbicara. 4. Flight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya terus berpacu. 5. Distraktibilitas (misalnya perhatiannya terlalu mudah untuk dialihkan oleh

stimuli eksternal yang tidak penting atau tidak relevan).

6. Meningkatnya aktifitas yang berorientasi suatu tujuan (goal) (baik secara sosial, dalam pekerjaan , atau sekolah atau secara seksual) atau agitasi psikomotor (misalnya aktifitas tertentu tanpa tujuan dan tidak berorientasi goal).

7. Meningkatnya keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang memiliki potensi tinggi untuk konsekuensi yang menyakitkan (misalnya terkait dalam investasi bisnis bodoh, berbelanja berlebihan ).

C. Gangguan mood dianggap cukup parah untuk menyebabkan ketidakseimbangan yang mencolok dalam fungsi sosial atau okupasional atau untuk mengharuskan rawat inap untuk mencegah pasien menyakiti dirinya atau orang lain atau jika ada fitur psikotik.

D. Episodenya tidak berkaitan dengan efek fisiologis dari suatu zat (misalnya penyalahgunaan obat , suatu pengobatan , dan terapi lain) atau terhadap kondisi medis yang lain.

Catatan : episode manik penuh yang muncul selama terapi antidepresan (misalnya pengobatan , ECT) tapi bertahan pada tingkat sindromal penuh dibalik efek fisiologis dari pengobatan tersebut adalah bukti yang cukup untuk episode manik dan diagnosa bipolar 1.

Catatan :kriteria A-D merupakan episode manik . setidakya satu episode manik sepanjang hidupnya diperlukan untuk mendiagnosa gangguan bipolar I.

Episode hipomanik

A. Suatu periode tertentu mood yang meningkat,meluas, dan pemarah secara abnormal dan persisten , serta peningkatan aktifitas atau energy yang abnormal dan persisten , yang berlangsung selama setidaknya 4 hari berturut-turut da nada pada sebagian besar waktu dalam sehari, hampir setiap hari.

B. Selama periode gangguan mood dan peningkatan energy dan aktifitas, 3 (atau lbih) dari gejala berikut (empat jika moodnya hanya pemarah) telah persisten , merepresentasikan suatu perubahan dari perilaku biasanya , dan telah ada hingga derajat yang signifikan.

1. Peningkatan kepercayaan diri atau kebesaran.

2. Berkurangnya kebutuhan untuk tidur (misalnya merasa telah cukup beristirahat setelah 3 jam tertidur).

3. Lebih cerewet dari biasanya atau mengalami tekanan untuk terus berbicara. 4. Flight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya terus berpacu.

5. Distraktibilitas (misalnya perhatiannya terlalu mudah untuk dialihkan oleh stimuli eksternal yang tidak penting atau tidak relevan).

6. Meningkatnya aktifitas yang berorientasi suatu tujuan (goal) (baik secara sosial, dalam pekerjaan , atau sekolah atau secara seksual) atau agitasi psikomotor (misalnya aktifitas tertentu tanpa tujuan dan tidak berorientasi goal).

7. Meningkatnya keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang memiliki potensi tinggi untuk konsekuensi yang menyakitkan (misalnya terkait dalam investasi bisnis bodoh, berbelanja berlebihan ).

C. Episodenya berhubungan dengan perubahan yang pasti dalam fungsi yang tidak dikarakterisasikan oleh individu jika sedang tidak simtomatik.

D. Gangguan dalam mood dan perubahan dalam fungsi dapat diamati oleh orang lain. E. Gangguan tidak cukup parah untuk menyebabkan ketidakseimbangan dalan fungsi sosial atau okupasional atau tidak terlalu membutuhkan rawat inap. Jika ada fitur psikotik, secara definisi episodenya disebut manik.

F. Episodenya tidak berhubungan dengan efek fisiologis dari suatu zat (misalnya kecanduan obat, pengobatan, atau terapi)

Catatan : sebuah episode hipomanik penuh yang muncul selama terapi antidepresan (misalnya pengobatan , ECT) tapi bertahan selama tingkat sindromal penuh dibalik efek fisiologis dari terapinya merupakan bukti sufisien untuk diagnosa episode hipomanik. Meskipun demikian , sikap berhati-hati diindikasikan agar satu atau dua gejala (terutama peningkatan iritabilitas, atau agitasi yang mengikuti penggunaan antidepresan) tidak dianggap sebagai sufisien untuk diagnosis dari episode hipomanik, tidak secara penting mengindikasikan diathesis bipolar.

Catatan : kriteria A-F menunjukkan episode hipomanik . episode hipomanik umum dalam gangguan bipolar I namun tidak diperlukan dalam diagnosa bipolar 1.

Episode depresif mayor.

A. 5 atau lebih dari gejala berikut telah ada pada 2 minggu yang sama dan merepresentasikan sebuah perubahan dari fungsi sebelumnya ; setidaknya satu dari gejala diantaranya 1) mood depresif atau 2)kehilangan ketertarikan atau kenikmatan.

catatan : jangan masukkan gejala yang secara jelas berhubungan dengan kondisi medis yang lain .

1. Suasana hati depresi sepanjang hari, hampir setiap hari, yang terindikasi oleh beberapa hal subjektif (seperti rasa sedih, kosong, dan

tidak punya harapan) atau yang diperhatikan oleh orang lain (seperti mau menangis)(catatan: pada anak-anak dan remaja dapat berupa gangguan suasana hati pemarah]

2. Hilangnya gairah dan minat yang jelas dalam hampir segala hal, aktifitas sepanjang hari, hampir setiap hari yang dilaporkan maupun yang dilihat)

3. Penurunan berat badan ketika tidak diet atau peningkatan berat badan (perubahan BB lebih dari 5% dalam satu bulan) atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari (catatan: pada anak-anak adalah gagal dalam memenuhi berat badan yang telah ditentukan) 4. Insomnia atau hiperinsomnia hampir setiap hari

5. Psikomotor yang meledak-ledak atau keterlambatan hampir setiap hari (yang dilihat seperti tidak pernah lelah atau merasa terhambat)

6. Lelah dan kekurangan energi hampir setiap hari

7. Perasaan akan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan (yang mungkin delusional) hampir setiap hari ( tidak hanya rasa bersalah karena sakit)

8. Hilangnya kemampuan untuk konsentrasi atau berpiki, atau bimbang, hampir setiap hari( yang siutarakan sendiri atau dilihat orang lain) 9. Pikiran untuk mati (bukan hanya rasa takut akan kematian), ide bunuh

diri yang berulang tanpa rencana apapun, percobaan bunuh diri, atau rencana untuk bunuh diri.

B. Penyebab gejala tersebut akibat stress yang berkepanjangan atau gangguan dalam sosial, kerja, atau fungsi-fungsi yang penting

C. Episode tersebut tidak bisa dianggap sama dengan efek psikologis akibat zat dan penggunaan obat

Catatan: kriteria A-C menunjukkan episode depresif mayor

Catatan: respon terhadap suatu kehilangan (seperti bangkrut, bencana alam, sakit yang parah atau ketidakmampuan) dapat berupa rasa sedih yang sangat, mengingat terus hal-hal yang telah hilang, insomnia, nafsu makan yang menurun, dan berkurangnya berat badan seperti yang tertera pada criterion A, yang dapat disamakan dengan episode depresif. Meskipun gejala tersebut dapat dimengerti dan dianggap sesuai dengan kehilangan tersebut, keberadaan episode depresif mayor sebagai tambahan dari respon normal terhadap rasa kehilangan yang sangat perlu diperhatikan. Keputusan ini membutuhkan latihan terhadap penilaian klinis berdasarkan riwayat individu dan norma budaya untuk mengekspresikan

kesedihan dalam konteks kehilangan.

Gangguan bipolar I

A. kriteria telah dipenuhi setidaknya untuk 1 episode manik (kriteria A-D dalam “episode manik diatas).

B. Kejadian episode manik dan depresif mayor tidak digambarkan dengan lebih baik daripada gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan delusional , atau spektrum skizofrenia yang terpesifikasi atau tidak yang lainnya, dan gangguan psikotik yang lain.

Kode dan prosedur pencatatan.

Kode diagnostk untuk gangguan bipolar 1 berdasarkan oleh tipe episode yang terkini atau terakhir dan statusnya dengan tingkat keparahan saat ini, adanya fitur psikotik dan status remisi. Keparahan saat ini dan fitur psikotik hanya diindikasikan jika semua kriteria terpenuhi dan sedang tidak terpenuhi untuk episode manik, hipomanik , atau depresif mayor. Kode sebagai berikut :

Gangguan bipolar I Episode manik yang berlangsung atau terakhir Episode hipomani yang berlangsung atau terakhir Episode depresi yang berlangsung atau terakhir Episode tidak terspesifikasi yang berlangsung atau terakhir Ringan (p.154) 296.41 (F31.11) NA 296.51 (F31.31) NA Sedang (p.154) 296.42 (F31.12) NA 296.52 (F31.32) NA Berat (p.154) 296.43 (F31.13) NA 296.53 (F31.4) NA Gangguan bipolar 1 Episode manik yang sedang berlangsung atau terkini Episode hipomanik yang sedang berlangsung atau yang terakhir Episode depresi yang sedang berlangsung atau yang terakhir Episode tidak terspesifikasi yang berlangsung atau yang terakhir Dengan fitur 296.44 NA 296.54 NA

psikotik ***(p.152) (F31.2) (F31.5) Dalam remisi parsial (p.154) 296.45 (F31.73) 296.45 (F31.73) 296.55 (F31.75) NA Dalam remisi penuh (p.154) 296.46 (F31.74) 296.46 (F31.74) 296.56 (F31.76) NA Tidak terspesifikasi 296.40 (F31.9) 296.40 (F31.9) 296.50 (F31.9) NA

Dalam mencatat nama suatu diagnosis, ketentuan harus didaftar dengan urutan sbb : ganguan bipolar I, tipe episode sedang berlangsung atau terkini, spesifikasi keparahan/psikotik/remisi, diikuti oleh spesifikasi tanpa kode sebagaimana diaplikasikan ke episode yang sedang berlangsung atau paling terakhir.

Spesifikasikan :

Dengan gangguan ansietas (p.149) Dengan fitur campuran (pp.149-150) Dengan siklus cepat (pp.150-151) Dengan fitur melankolis (p.151) Dengan fitur atipikal (pp.151-152)

Dengan fitur psikotik kongruen mood (p.152) Dengan fitur psikotik inkongruen mood (p.152)

Dengan katatonia (p.152) catatan kode : gunakan kode tambahan 293.89 (F06.1) Dengan onset peripartum (pp.152-153)

Dengan pola musiman (pp.153-154)

Differential Diagnosis

Gangguan depresif mayor. Gangguan depresif mayor dapat disertai dengan gejala hipomania atau mania ( gejala yang lebih sedikit atau durasi yang lebih pendek dari yang dibutuhkan untuk mania atau hipomania). Ketika gejala inidividual muncul pada episode serangan depresi mayor, seseorang harus bergantung pada kuatnya riwayat mengenai episode mania atau hipomania yang lalu. Gejala mudah marah dapat disamakan dengan gangguan depresi mayor, atau gangguan bipolar, untuk menambah kerumitan diagnostik.

Gangguan Bipolar lainnya. Diagnosis dari gangguan bipolar I berbeda dari gangguan bipolar II dengan menentukan adanya episode mania atau tidak. Gangguan pipolar yang terspesifikasi dan yang belum terspesifikasi dan gangguan lainnya yang sama harus dibedakan dengan gangguan bipolar I dan II dengan mempertimbangkan apakah tiap episode melibatkan gejala mania atau bipomania atau episode gejala depresif gagal memenuhi kriteria penuh untuk seluruh kondisi diatas.

Gangguan bipolar yang diakibatkan kondisi medis dapat dihilangkan dari gangguan bipolar I dan II dengan mengidentifikasi berdasarkan bukti klinis, dengan kausa yang berhubungan dengan kondisi medis.

Gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan panik, gangguan stres pasca trauma, atau gangguan kecemasan lainnya. Gangguan ini perlu dipertimbangkan dalam diferensial diagnosis sebagai gangguan primer atau dalam beberapa kasus berupa gangguan komorbid. Penelusuran riwayat gejala secara hati-hati dibutuhkan untuk membedakan gangguan kecemasan menyeluruh dengan gangguan bipolar, dikarenakan cemas yang berulang dapat disalahartikan dengan pikiran yang berlomba-lomba, dan usaha untuk mengurangi perasaan cemas dapat diartikan sebagai perilaku impulsive. Hal yang sama, gejala gangguan stres pasca trauma harus dibedakan dengan gangguan bipolar. Hal ini membantu dalam menilai episode alami dari gejala ynag disebutkan, juga dengan memperhitungkan gejala pencetus, dalam membuat diagnosis banding ini.

Gangguan bipolar akibat Obat/zat. Gangguan akibat penggunaan zat dapat bermanifestasi dengan zat. Gejala mania induksi obat harus dibedakan dari ganguan bipolar I, respon terhadap obat penenenang ketika serangan mania akibat obat/zat tidak terlalu dibutuhkan untuk mendiagnosa gangguan bipolar. Mungkin dapat terjaditumpang tindih yang besar dalam menilai individual dengan gangguan bipolar I dengan penggunaan zat yang berlebihan dalam episode serangan. Diagnosis utama untuk gangguan bipolar harus ditentukan berdasarkan gejala yang menetap ketika zat tidak lagi digunakan.

Gangguan defisit/hiperaktifitas perhatian. Gangguan ini dapat disalahdiagnosakan sebagai gangguan bipolar, terutama pada usia remaja dan anak-anak. Banyak gejala tumpang tindih dengan gejala mania,s eperti bicara yang cepat, pikiran yang berlomba-lomba,tidak perhatian, dan kurang tidur. Gejala “double counting” yang menuju kearah ADHD dan gangguan bipolar dapat dihindari jika klinis mengklarifikiasi apakah gejala-gejala tersebut mewakili episode yang berbeda

Gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian seperti gangguan kepribadian tertutup mungkin dapt gejala yang tumpang tindih dengan gangguan bipolar, karena labilitas mood dan impulsifitas adalah hal yang biasa pada keadaan diatas. Gejala tersebut menunjukkan episode serangan yang jauh dan meningkat diatas ambang batas yang dibutuhkan untuk mendiagnosa gangguan bipolar harus ada. Diagnosa gangguan kepribadian tidak bisa dilakukan pada episode gangguan mood yang tidak teratasi. Gangguan kepribadian cepat marah. Pada individu dengan keadaan mudah marah yang berat, biasanya pada anak-anak dan remaja, harus cepat didiagnosa sebagai gangguan bipolar , hanya pada yang pasien yang jelas episode mania atau hipomania, waktu episode yang jelas dalam durasi yang dibutuhkan, ketika gejala mudah marah sangat berbeda dari ambang batas individu dan disertai dengan onset gejala criterion B. Ketika sifat mudah marah anak-anak sangat menetap dan parah, diagnosis berupa disregulasi mood yang meledak-ledak akan lebih tepat. Tentu ketika seorang anak sedang terserang mania, sangat penting bahwa gejala yang ada menujukkan perubahan yang jelas dari perilaku anak tersebut

Gangguan bipolar II Kriteria diagnosis

Untuk mendiagnosis gangguan bipolar tipe II, snagat penting untuk memenuhi kriteria untuk episode hipomania yang sekarang atau yang lalu dan kriteria yang mengikuti untuk episode depresi mayor yang sekarang atau yang lalu.

Episode hipomania

A. Waktu yang berbeda untuk abnormalitas dan meningkat secara tetap, meluas, atau suasana hati yang mudah marah dan abnormalitas dan peningkatan energi atau aktifitas secara menetap, bertahan selama 4 hari berturut-turut dan berlaku sepanjang hari, hampir setiap hari.

B. Selama periode gangugan suasana hati dan peningkatan energi dan aktifitas, tiga(ataulebih) dari gejala telah menetap( empat bila mood hanya mudah marah), berupa perubahan dari perilaku yang biasa, dan memiliki bebrapa tingkatan:

a. Peningkatan harga diri dan kebesaran

b. Pengurangan kebutuhan untuk tidur ( merasa cukup hanya dengan 3 jam tidur)

d. Flight of ideas atau pikiran yang berlomba-lomba

e. Tidak perhatian ( perhatian terlalu mudah untuk dialihkan ke hal-hal yang tidak penting atau stimulus external yang tidak sesuai) seperti yang diberitahukan atau yang dilihat

f. Meningkatnya kegiatan yang terpicu sebuah tujuan ( dalam sosial,kerja,sekolah,atau seksual) atau psikomottor yang bergejolak g. Peningkatan dalam kegiatan yang memicu akibat atau resiko yang

tinggi ( kegiatan berbelanja yang tidak terhenti, kegiatan seksual yang tidak bijaksana, atau investasi bisnis yang tidak menguntungkan) C. Episode tersebut disertai dengan perubahan fungsi yang tegas yang tidak

sesuai dengan karakteristik individu yang tidak bergejala

D. Perubahan suasana hati dan perubahan fungsi yang disaksikan oleh orang lain E. Episode tersebut tidak menimbulkan kerusakan parah dalam fungsi sosial atau

pekerjaan atau yang membutuhkan penanganan rawat inap. Jika ada keadaan psikotik, maka dapat diartikan serangan tersebut berupa mania

F. Episode ini tidak bisa dianggap sama efek psikologik akibat zat (penggunaan obat, atau pengobatan lainnya)

Catatan: episode gejala hipomania yang keluar ketika pengobatan antidepresant (obat,atau terapi elektrokonvulsive) teteapi menetap pada gejala diluar level dari efek psikologis pengobatan adalah bukti penting untuk diagnosa episode hipomania. Namun, harus hati-hati dikarenakan satu atau dua gejala (biasanya mudah marah, gelisah, atau bergejolak pada penggunaan antidepresan) tidak bisa dipakai sebagai gejala yang tepat untuk mendiagnosis episode hipomania, terlebih untukmendiagnosa bipolar diatesis.

Episode depresif mayor

D. Lima atau lebih gejala yang ada dalam waktu 2 minggu dan disertai perubahan dari fungsi yang sebelumnya : setidaknya satu dari gejala berupa (1) suasana hati depresi (2) hilangngnya minat atau gairah

1. Suasana hati depresi sepanjang hari, hampir setiap hari, yang terindikasi oleh beberapa hal subjektif (seperti rasa sedih, kosong, dan tidak punya harapan) atau yang diperhatikan oleh orang lain (seperti

mau menangis)(catatan: pada anak-anak dan remaja dapat berupa gangguan suasana hati pemarah]

2. Hilangnya gairah dan minat yang jelas dalam hampir segala hal, aktifitas sepanjang hari, hampir setiap hari yang dilaporkan maupun yang dilihat)

3. Penurunan berat badan ketika tidak diet atau peningkatan berat badan (perubahan BB lebih dari 5% dalam satu bulan) atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari (catatan: pada anak-anak adalah gagal dalam memenuhi berat badan yang telah ditentukan) 4. Insomnia atau hiperinsomnia hampir setiap hari

5. Psikomotor yang meledak-ledak atau keterlambatan hampir setiap hari (yang dilihat seperti tidak pernah lelah atau merasa terhambat)

6. Lelah dan kekurangan energi hampir setiap hari

7. Perasaan akan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan (yang mungkin delusional) hampir setiap hari ( tidak hanya rasa bersalah karena sakit)

8. Hilangnya kemampuan untuk konsentrasi atau berpiki, atau bimbang, hampir setiap hari( yang siutarakan sendiri atau dilihat orang lain) 9. Pikiran untuk mati (bukan hanya rasa takut akan kematian), ide bunuh

diri yang berulang tanpa rencana apapun, percobaan bunuh diri, atau rencana untuk bunuh diri.

E. Penyebab gejala tersebut akibat stress yang berkepanjangan atau gangguan dalam sosial, kerja, atau fungsi-fungsi yang penting

F. Episode tersebut tidak bisa dianggap sama dengan efek psikologis akibat zat dan penggunaan obat

Catatan: kriteria A-C menunjukkan episode depresif mayor

Catatan: respon terhadap suatu kehilangan (seperti bangkrut, bencana alam, sakit yang parah atau ketidakmampuan) dapat berupa rasa sedih yang sangat, mengingat terus hal-hal yang telah hilang, insomnia, nafsu makan yang menurun, dan berkurangnya berat badan seperti yang tertera pada criterion A, yang dapat disamakan dengan episode depresif. Meskipun gejala tersebut dapat dimengerti dan dianggap sesuai dengan kehilangan tersebut, keberadaan episode depresif mayor sebagai tambahan dari respon normal terhadap rasa kehilangan yang sangat perlu diperhatikan. Keputusan ini membutuhkan latihan terhadap penilaian klinis berdasarkan riwayat individu dan norma budaya untuk mengekspresikan kesedihan dalam konteks kehilangan.

Gangguan bipolar II

A. Kriteria yang telah disusun menunjukkan bahwa setidaknya satu episode hipomania (kriteria A-F pada “episode hipomania” diatas) dan setidaknya satu episode depresif mayor ( kriteria A-C pada “episode depresif mayor” diatas) B. Tidak pernah ada episode mania

C. Kejadian episode mania dan episode depresif mayor tidak bisa dijelaskan dengan baik seperti pada gangguan schizoactive, schizofrenia, gangguan schizofreniform, gangguan delusi, atau schizofrenia yang terdefinisi atau tidak terdefinisi lainnya dan gangguan psikotik lainnya

D. Gejala depresi atau tidak terprediksi yamg diakibatkan oleh peruhana yang yang sering antara periode depresi dan hipomania yang menyebabkan kesulitan dan gangguan dalam sosisal, lingkungan pekerjaan, dan tempat fungsi yang lainnya.

Kode dan prosedur pencatatan

Gangguan bipolar tipe II memiliki satu kode diagnostik: 296.89 (F31.81). Status ini tidak dapat dikodekan berdasarkan tingkat keparahan, keberadaan gejala psikotik dan hal lainnya yang mengikuti tetapi harus diindikaiskan dengan mencatat (seperti 296.89 [F31.81] gangguan bipolar II, episode saat depresi, keparahan sedang, dengan gejala yang menyertai ; 296.89 [F31.81] gangguan bipolar II episode depresi terbaru, remisi parsial)

Spesifikasi episode saat atau terbaru :

Hipomania Depresi

Ganguan Cyclothimic

A. Banyaknya jumlah episode gejala hipomania dengan yang tidak memenuhi kriteria untuk episode hipomania dan banyaknya episode gejala depresi yang tidak memenuhi kriteria episode depresi selama setidaknya 2 tahun ( setidaknya 1 tahun pada anak-anak dan remaja)

B. Dalam kurun waktu 2 tahun (1 tahun pada anak-anak dan remaja), periode hipomania dan depresi telah ada selama setengah periode dan individu tersebut tidak mengalami gejala selama 2 bulan saat itu.

C. Kriteria untuk episode depresi,mania, atau hipomania tidak pernah terpenuhi D. Gejala dalam criterion A tidak dijelaskan dengan baik oleh gangguan

delusi, atau schizophrenia yang spesifik atau tidak spesifik dan gangguan psikotik lainnya.

E. Gejala tersebut tidak bisa dianggap sama oleh efek psikologis dari sebuah zat (seperti penyalahgunaan obat, dan pengobatan) atau kondisi medis lainnya (seperti hipertiroid)

F. Gejala tersebut menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau gangguan sosial, pekerjaan atau gangguan fungsi yang lainnya.

Diagnosis banding

Ganguan bipolar dan yang terkait yang disebabkan oleh kondisi medis dan gangguan depresi yang disebabkan oleh kondisi medis. Diagnosis ganguan bipolar dan yang terkait yang disebabkan oleh kondisi medis dan gangguan depresi yang disebabkan oleh kondisi medis dibuat jika gangguan suasana hati dianggap sebagai penyebab efek psikologis yang spesifik, biasanya kondisi medis yang kronis(seperti hipertiroid). Hal ini ditentukan berdasarkan riwayat , pemeriksaan fisis, atau hasil laboratorium. Jika ditentukan bahwa gejala hipomania dan depresi bukanlah akibat psikologis dari kondisi medis, maka gangguan mental yang primer (gangguan siklotimik) dan kondisi medis tersebut dikodekan. Sebagai contoh, hal ini dapat berupa gangguan suasana hati diaanggap sebagai akibat psikologis (bukan akibat fisiologis) dari kondisi medis yang kronik, atau jika tidak ada hubungan etiologi antara gejala hipomania dan depresi dan kondisi medis.

Gangguan bipolar dan yang terkait yang disebabkan penggunaan obat/zat dan gangguan depresi yang disebabkan penggunaan obat/zat. Gangguan bipolar dan yang terkait yang disebabkan penggunaan obat/zat dan gangguan depresi yang disebabkan penggunaan obat/zat, dipisahkan dari gangguan siklotimik oleh penentuan bahwa zat/obat (seperti stimulan) secara etiologi berhubungan dengan gangguan suasana hati. Perubahan suasana hati yang sering pada gangguan ini mencetuskan bahwa gangguan siklotimik biasanya diikuti oleh berhentinya penggunaan obat/zat Gangguan bipolar I, disertai peredaran yang cepat, dan gangguan bipolar II disertai peredaran yang cepat. Kedua gangguan tersebut dapat mirip dengan gangguan siklotimik oleh perubahan suasana hati yang sering. Didefinisikan, dalam gangguan siklotimik kriteria episode depresi, mania, atau hipomania tidak pernah terpenuhi, dimana gangguan bipolar I dan bipolar II yang dispesifikasikan “dengan peredaran yang cepat” membutuhkan episode perubahan suasana hati yang penuh.

Gangguan kepribadian tertutup. Gangguan kepribadian tertutup diasosiasikan oleh perubahan suasana hati yang dapat memberi kesan gangguan siklotimik. Jika kriteria

Dalam dokumen DSM V (Halaman 33-48)

Dokumen terkait