• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus. 6.Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya pruritus

Dalam dokumen Asuhan keperawatan pada pasien dengan De (Halaman 24-34)

E. Pola Kegiatan Sehari-hari a. Nutrisi

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus. 6.Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya pruritus

3.3 Intervensi

Tujuan : Dalam 2x24 jam integritas kulit membaik secara optimal. Kriteria Hasil : Pertumbuhan jaringan membaik dan lesi berkurang

Intervensi Rasional

1. Kaji kerusakan jaringan kulit yang terjadio pada klien.

2. Lakukan tindakan peningkatan integritas kulit.

3. Tingkatkan asupan nutrisi.

4. Evaluasi kerusakan jaringan dan perkembangan pertumbuhan jaringan.

5. Anjurkan pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.

6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti histamine dan salep kulit

1. Menjadi data dasar untuk memberikan informasi intervensi perawatan yang akan di gunakan.

2. Untuk menghindari cedera kulit, pasien harus di nasehati agar tidak mencubit atau menggaruk daerah yang sakit. 3. Diet TKTP diperlukan untuk

meningkatkan asupan dari kebutuhan pertumbuhan jaringan.

4. Apabila masih belum mencapai dari kriteria evaluasi 5x24 jam, maka perlu dikaji ulang factor-faktor menghambat pertumbuhan dan perbaikan dari lesi. 5. Banyak masalah kosmetika pada

hakekatnya semua kelainan malignitas kulit dapat dikaitkan dengan kerusakan kulit kronik.

6. Penggunaan anti histamine dapat mengurangi respon gatal serta mempercepat proses pemulihan

2. Resiko tinggi infeksi b.d penurunan imunitas, adanya port de entrée pada lesi.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam tidak terjadi infeksi, terjadi perbaikan pada integritas jaringan lunak.

1. Lesi akan menutup pada hari ke-7 tanpa adanya tanda-tanda infeksi dan peradangan pada area lesi.

2. Leukosit dalam batas normal, TTV dalam batas normal.

Intervensi Rasional

1. Kaji kondisi lesi, banyak dan besarnya bula, serta apakah adanya order khus dari tim dokter dalam melakukan perawatan kulit. 2. Berikan petunjuk yang jelas dan rinci

kepada pasien mengenai program terapi.

3. Lakukan pemakaian kompres basah seperti yang diprogramkan untuk mengurangi intensitas inflamasi.

4. Berikan terapi antibiotik bila perlu. 5. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai

tanda dan gejala infeksi.

1. Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang diharapkan.

2. Pendidikan pasien yang efektif bergantung pada ketrampilan-keterampilan interpersonal professional kesehatan dan pada pemberian instruksi yang jelas yang diperkuat dengan instruksi tertulis. 3. Kompres basah akan menghasilkan

pendinginan lewat pengisatan yang menimbulkan vasokontriksi

.pembuluh drah kulit dan dengan demikian mengurangi eritema serta produksi serum.

4. Agar tidak terjadi infeksi. 5. Pasien dan keluarga dapat

mengenal tanda dan gejala infeksi

3. Kebutuhan pemenuhan informasi b.d adekuatnya sumber informasi, resiko penularan, ketidakefektifan program perawatan dan pengobatan.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan terpenuhinya pengetahuan pasien tentang kondisi penyakit.

Kriteria Hasil :

1. Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan dengan kemungkina komplikasi.\

2. Mengenal perubahan gaya hidup/ tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Intervensi Rasional

2. Jelaskan pentingnya istrahat.

3. Meningkatkan cara hidup sehat seperti intake makanan yang baik, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, monitor status kesehatan dan adanya infeksi. 4. Jelaskan tentang kondisi penyakit dan

pentingnya penatalaksanaan dermatitis kontak.

5. Identifikasi sumber-sumber pendukung yang memungkinkan untuk

mempertahankan perawatan di rumah yang di butuhkann.

6. Beri penjelasan untuk perawatan di rumah

1. Pengetahuan pasien dan orang tua yang baik dapat menurunkan resiko

komplikasi.

2. seseorang dengan drrmatitis kontak memerlukan nasihat untuk

menghilangkan iritan eksternal dan menghindari panas yang berlebihan. Kebiasaan menggaruk dan menggosok bagian yang gatal akan memperpanjang lamanya penyakit.

3. Meningkatkan system imun dan pertahanan terhadap infeksi.

4. Peninjauan kembali dan penjelasan tentang program terapi merupakan unsur esensial untuk menjamin kepatuhan pasien.

5. Keterbatasan aktivitas dapat

mengganggu kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

6. Bahan untuk penyuluhan yang sudah di cetak dapat di sediakan untuk

memperkuat diskusi tatap muka dengan pasien mengenai pedoman terapi dan berbagai masalah lainnya.

4. Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan adanya lesi kulit. Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi

Kriteria Hasil :

1. Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet akibat garukan.

2. Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal.

3. Klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman.

Intervensi Rasional

1. Periksa daerah yang terlibat.

a. Upayakan untuk menemukan penyebab gangguan rasa nyaman. b. Mencatat hasil-hasil observasi secara

rinci dengan memakai terminologi deskriptif.

c. Mengantisipasi reaksi alergi yang mungkin terjadi , mendapatkan riwayat pemakaian obat.

2. Kendalikan faktor – faktor iritan. a. Pertahankan kelembaban kira-kira

1. Pemahaman tentang luas dan karakteristik kulit meliputi bantuan dalam menyusun rencana interfensi a. Membantu menidentifikasi tindakan

yang tepat untk memberikan kenyamanan.

b. Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk diagnosa dan pengobatan. Banyak kondisi kulit tampak serupa tetapi memepunyai etiologi yang berbeda, respon inflamasi kutan mungjin mati pada pasien lansia.

c. Ruang menyeluruh terutama dengan awitan yang mendadak dapat

menunjukan reaksi alergi terhadap obat. 2. Rasa gatal diperburuk oleh panas,

60%;gunakan alat pelembab. b. Pertahankan lingkungan dingin

c. Gunakan sabun ringan atau sabun yang dibuat untuk kulit sensitif.

d. lepaskan kelebihan pakaian atau peralatan di tempat tidur.

e. Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan sabun ringan .

f. Hentikan pemajanan berulang terhadap deterjen,pembersih,dan pelarut.

3. Menggunakan tindakan perawatan kulit untuk mempertahankan integritas kulit dan meningkatkan kenyamanan pasien. a. Melaksanakan kompresi penyejuk

dengan air suam – suam kuku, atau kompres dingin guna meredakan rasa gatal.

b. Mengatasi kekeringan sebagaimana di preskripsikan .

c. Mengoleskan losion dan krim kulit segera setelah mandi.

d. Menjaga agar kuku selau terpangkas. e. Menggunakan terapi tropikal seperti

yang preskiripsikan.

f. Membantu pasien menerima terapi yang

a. Dengan kelembaban yang rendah, kulit akan kehilangan air.

b. Kesejukan mengurangi gatal. c. Upaya ini mencakup tidak adanya

larutan diterjen, zat pewarna atau bahan pengeras.

d. Meningkatkan lingkungan yang sejuk. e. Sabun yang keras dapat menimbulkan

iritasi kulit.

f. Setiap substansi yang menghilangkan air, lipid atau protein dari epidermis akan mengubah fungsi barier kulit.

3. Kulit merupakan barier yang penting yang harus dipertahankan keutuhanya agar berfungsi dengan benar.

a. Pengisatan air yang bertahap dari kasa kompres akan menyejukan kulit dan meredakan pruritus.

b. Kulit yang kering dpat menimbulkan daerah dermatitis dengan gejala

kemerahan, gatal, deskuamasi dan pada bentuk yang lebih berat, pembengkakan, pembentukan lepuh, keretakan dan eksudat.

c. Hidrasi yang efektif pada stratum korneum mencegah gangguan lapisan barier pada kulit.

lama, yang diperlukan pada beberapa kelainan kulit.

g. Menasehati pasien untuk menghindari pemakaian salep atau losion yang di beli tanpa resep dokter

kerusakan kulit karena garukan.

e. Tindakan ini membantu meredakan gejala.

f. Tindakan koping biasanya akan meningkatkan kenyamanan.

g. Masalah pasien dapat disebabkan oleh iritasi atau sensitisasi pengobatan sendiri.

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus. Tujuan : Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai Kriteria Hasil :

1. Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri 2. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri 3. Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi

4. Menguatkan kembali dukungan positif dari diri nsendiri 5. Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat

Intervensi Rasional

1. Kaji adanya gangguan pada citra diri pasien ( Menghindari kontak mata, merendahkan diri sendiri,Ekspresi muak terhadap kondisi kulitnya ).

2. Identiffikaasi stadium psikososial tahap perkembangan.

1. Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang nyata bagi pasien. Kesan seseorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri. 2. Terdapat hubungan antara stadium

perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman pasien terhadap kondisi kulitnya.

3. Berikan kesempatan untuk pengungkapan, dengarkan,( dengan cara yang terbuka, tidak menghkimi ). Untuk mengekspresikan berduka/ ansietas tentang perubahan citra tubuh.

4. Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan pasien, bantu pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali serta mengatasi masalah.

5. Mendukung upaya pasien untuk

memperbaiki citra diri (turut berpartisippasi dalam penanganan kulitnya, merias atau merapikan diri).

6. Membantu pasien ke arah penerimaan diri. 7. Mendorong sosialisasi dengan orang lain. 8. Memberikan nasehat kepada pasien

mengenai cara – cara perawatan kosmetik untuk menyembunyikan kondisi kulit yang abnormal.

3. Pasien membutuhkan pengalaman, didengarkan dan dipahami.

4. Tindakan ini memeberikan kesempatan kepada petugas kesehatan untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi. Ketakutan merupakan unsur yang merusak adaptasi pasien .

5. (Untuk nomor 5 s/d 8). Pnedekatan dan sasaran yang positif tentang tekhnik – tekhnik kosmetik seringkali membantu dalam meningkatkan penerimaan diri dan

6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya pruritus. Tujuan : Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus Kriteria Hasil :

1. Mencapai tidur yang nyenyak 2. Melaporkan gatal mereda

3. Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat 4. Menghindari konsumsi kafein

5. Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur 6. Mengenali pola istirahat/tidur yang memuaskan

Intervensi Rasional

1. Cegah dan obati kulit yang kering. b. Menasehati pasien untuk menjaga

kamar tidur agar tetap memiliki fentilasi dan kelembaban yang baik.

c. Menjaga agar kulit selalu lembab. Mandi hanya diperlukan jika kulit sangat kering.

d. Jangan gunakan sabun atau gunakan sabun yang lembut oleskan losion segera sesudah mandi sementara kulit masih lembab.

2. Nasehati pasien untuk melakukan hal berikut yang dapat membantu

meningkatkan tidur.

b. Menjaga jadwal tidur yang teratur pergi tidur pada saat yang sama dan bangun pada sat yang sama.

c. Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur dimalam hari.

d. Melaksanakan gerak badan secara teratur.

e. Mengerjakan hal – hal yang rirual dan

1. Pruritus nokturnal mengganggu tidur yang normal.

a. Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.

b. Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan, tapi bisa di

kendalikan.

c. Semua tindakan ini kan memelihara kelembaban kulit.

2. Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman

meningkatkan relaksasi.

a. Dengan kelembaban yang rendah kulit akan kehilangan air.

b. Kafein memiliki efek puncak 2 – 4 jam sesduah di konsumsi.

c. Gerak badan memberikan efek yang menguntungkan untuk tidur jika dilaksanakan pada sore hari.

d. Tindakan ini memudahkan peralihan dari keadaan terja menjadi tertidur.

rutin menjelang tidur. 3.4 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif.Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan,

penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya.Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).

3.5 Evaluasi

1. Terjadi peningkatan integritas kulit 2. Tidak terjadi infeksi selama perawatan 3. Terpenuhinya informasi kesehatan

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Dermatitis kontak (dermatitis venenata) merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsure – unsure fisik, kimia, atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia yang berulang-ulang. Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan primer dimana reaksi non- allergic terjadi akibat pajanan terhadap substansi iritatif, atau tipe alergi (dermatitis kontak allergic) yang disebabkan oleh pajanan orang yang sensitive terhadap allergen kontak (Arif Muttaqin & Kumala Sari, 2012).

Adanya riwayat kontak dengan penyebab dermatitis kontak iritan seperti sabun, detergen, bahan pembersih, dan zat kimia industry serta adanya factor predisposisinya mencakup keadaan terlalu panas atau terlalu dingin atau oleh kontak yang terus-menerus dengan sabun serta air, dan penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya memberikan manifestasi inflamasi pada kulit.

Response inflamasi pada kulit pada dermatitis kontak diperantarai melalui hipersensitifitas lambat jenis seluler tipe IV. (Arif Muttaqin & Kumala Sari, 2012).

Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi

individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit. Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topikal dan sistemik.

4.2 Saran

1. Memberikan edukasi yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya untuk mencegah penularan dan mempercepat penyembuhan.

2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.

Dalam dokumen Asuhan keperawatan pada pasien dengan De (Halaman 24-34)

Dokumen terkait