• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terjemahan teks vokal:

Akan pulang menuju kedalam kerajaan Berjalan dari kursi singgasana

Yaitu paduka raja

Menebarkan bau wewangian yang harum Beraneka warna dari para dewa

Selanjutnya untuk mendukung bagian Kencaka, Rupakenca, dan Sengkuni kiprah diawali dengan sajian gending monggang, dilanjutkan dengan gending berbentuk lancaran garapan laras pélog yang dimainkan dengan sedang, di tengah gending tersebutdiberi vokal sindhen, dengan notasi sebagai berikut.

Monggang _ 6 5 6 5 _ Budalan 6 4 6 5 6 4 6 5 1 2 1 6 5 4 6 5 1 2 1 . 2 3 2 1 1 1 1 5 6 3 2 1 j.2 2 j.3 3 j.5 5 j.6 6 j.6 5 6 1 2 1 6 5 4 . 4 6 5 4 6 5 5 5 5 1 2 1 6 g5 2 1 2 1 5 3 2 g1 2 1 2 1 2 1 6 g5 3 1 2 3 1 2 4 g5 6 5 3 2 1 2 4 g5 7 6 5 6 5 3 2 g1 1 1 2 1 6 5 4 g5 Vokal : . . . ! . . ! ! . . 6 # . . @ !

Su rak- an ba- ta ru- buh

. . . ! . . ! ! . @ . ! . 6 . 5

ho- reg wa- dya gu mu- ruh

. . . . @ ! @ # @ 1 6 5 4 2 4 5

swa- ra um-yung ben-de nya mu- nyo ma ngung kung

. . 6 5 3 . 1 2 . 3 2 1 2 1 y t

te- rom- pet tam-bur sua-ra-ning wa-dya bo-lo

. . 6 6 5 3 2 6 . . 5 6 5 3 2 1

tom-bak pe-dang sia-go bu-dal sa-king na-ngi

. . @ ! j.@ # @ ! j!@ ! @ ! 6 5 4 5

Terjemahan teks vocal :

Batu bata yang runtuh bersorak Begitu kencang dan bersemangat

Suara terompet menyuarakan kepada seluruh kelompok Tombak pedang bersiap siaga bangun dari tidurnya Siaga untuk membasmi angkara murka

Apuse . 3 . g6 <

. 3 6 1 j.7 1 j.7 6 . 3 6 1 . j17 j12 7 . 3 6 7 . j23 j.2 1 j.7 1 j.7 g6

j66 6 j66 6 j.6 . 6 g6

Notasi 7

Setelah penyajian gending di atas, dilanjutkan dengan sajian gending berbentuk lancaran garapan laras laras pélog yang dimainkan nada sedang, sebagai pendukung dalang memainkan gunungan dan sebagai tanda peralihan untuk menuju adegan adu jago, dengan notasi sebagai berikut.

_ 3 6 3 6 3 6 3 g2 5 3 2 1 2 1 2 g6 _

Notasi 8

Dilihat dari serangkaian gending yang telah dipaparkan di atas, gending- gending tersebut sangat mendukung suasana pada setiap bagian-bagian yang ada di dalam sebuah adegan. Sehingga dinamika suatu pertunjukan wayang kulit semakin hidup.

83 BAB 5 PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab empat, dapat ditarik kesimpulan bahwa lakon Ontran-ontran Wiratha merupakan cuplikan cerita dari Wiratha Parwa. Dalam pementasannya, sanggit lakon dalang Ki Hardono terdari dari beberapa adegan utama antara lain (1) Adegan stablo; (2) Adegan jejer wiratha; (3) Adegan adu jago; (4) Adegan jejer hastina; (5) adegan

jejer wiratha; (6) Adegan kaputren; (7) Adegan jejer wiratha; dan (8) Tancep kayon. Dari sanggit lakon dalang ki Hardono, maka diciptakan gending garap

pada adegan stablo dan bedhol jejer.

Garap gending adegan stablo digunakan sebagai pendukung pada bagian buka gunungan, dilanjutkan dengan menancapkan Prabu Matswapati di tengah- tengah gunungan yang sedang bermimpi akan diadakannya adu-adu jago. Kemudian keluarlah Rajamala dan Jagal Bilawa berperang di dalam mimpi

Prabu Matswapati. Setelah itu Rajamala kiprah yang menggambar bahwa dirinnya sedang senang akan diakannya adu-adu jago, dia merasa hebat, bangga diri, sombong, merasa bahwa tidak ada yang bisa menandingi kesaktiaannya. Setelah itu menggambarkan di Keraton Wiratha di mana Kencaka dan Rupakenca

menagih janji kepada Prabu Matswapati untuk mengadakan adu jago.

Garap gending pada adegan bedhol jejer terdapat pada bagian pemberangkatan ke tempat adu jago / Blablar kawat, yaitu Raden Seta yang

membawa Jagal Bilawa. Setelah itu pada bagian untuk mendukung Kencaka, Rupakenca dan Sengkuni kiprah, menggambar mereka sedang merasa senang karena adu jago akan segera dimulai, dengan keyakinan bahwa jago mereka akan menang, supaya bisa merebut tahta dari Prabu Matswapati sebagai raja Wiratha.

5.2Saran

Berdasar atas penelitian “Karawitan Pakeliran Wayang Kulit Jum’at

Kliwonan Di Pendapa Kabupaten Grobogan” saran yang perlu disampaikan

menurut peneliti antara lain (1) Perlu adanya sanggit-sanggit lakon yang lebih banyak dan lebih berfariatif supaya suatu pertunjukan wayang kulit menjadi semakin menarik; (2) Diharapkan sarana pendukung yang digunakan dalam pertunjukan wayang kulit di Pendapa Kabupaten Grobogan supaya bisa lebih lengkap terutama tata panggung dan tata lampu; dan (3) Dapat dilakukan penelitian-penelitian selanjutnya sebagai penyempurna penelitian ini dan atau

85

DAFTAR PUSTAKA

Bastomi, suwaji. 1992. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Press. Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ganang, Ekayanto. 2009. Bentuk Pertunjukan Pakeliran Kolor Goyang di Desa Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Semarang: Sendratasik. FBS.

Hastanto, Sri. 2009. Konsep Pathét dalam Karawitan Jawa. Surakarta: ISI Press dan Pascasarjana ISI Surakarta.

Hastanto, Sri. 2012. Kajian Musik Nusantara-2. Surakarta: ISI Press Surakarta. Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Martopangrawit, R. L. 1969. Pengetahuan Karawitan. Surakarta: ASKI Press. Moleong, Lexy J. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja

Rosda Karya CV.

Prawiroatmojo, S. 1985. Bausastra Jawa – Indonesia. Universitas Michigan: Gunung Agung.

Prio Adilaksono, Sigit. 2010. Pembelajaran Seni Karawitan Jawa Di Sekolah Dasar Negeri Pedagangan 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Skripsi. Semarang: Sendratasik. FBS.

Soeroso. 1993. Bagaimana Bermain Gamelan. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudjarwo, Heru S. 2010. Rupa dan Karakter Wayang Purwa. Jakarta: Kakilangit Kencana.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumarsam. 2002. Gamelan : Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumaryanto, Totok. 2010. Metodologi Penelitian 2. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawiitan I. Ford Founfation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Supanggah, Rahayu. 2007. Bothekan Karawiitan II: Garap. Surakarta: ISI Press Surakarta.

Suparno, Slamet. 2007. Seni Pedalangan Gagrak Surakarta. Surakarta: ISI Press. Testyaningsih Puji Setyanti, Wahyu. 2011. Pelatihan Karawitan Tayub Pada

Kelompok Among Raos Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blora. Skripsi. Semarang: Sendratasik. FBS.

Walujo, Kanti. 2000. Dunia Wayang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Widodo, B. S. 2008. Macapat Teori dan Praktik Nembang. Semarang : UNNES Press.

87

INSTRUMEN PENELITIAN

KARAWITAN PAKELIRAN WAYANG KULIT

JUM’AT KLIWONAN

DI PENDAPA KABUPATEN GROBOGAN

1. PANDUAN OBSERVASI 1.1Letak lokasi penelitian

1.2Kondisi lokasi dilihat dari lingkungan alam 1.3Kondisi penduduk sekitar

1.4Sarana dan prasarana pertunjukan wayang kulit malam jum’at kliwonan di Pendapa Kabupaten Grobogan

1.5Pertunjukan wayang kulit malam jum’at kliwonan di Pendapa Kabupaten Grobogan

2. PANDUAN WAWANCARA 2.1Tujuan Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui, mendeskripsikan, menganalisis dan memaparkan sanggit cerita dalang, garap

gending Stablo dan Bedholan Jejer I wiratha dalam pertunjukan wayang kulit jum’at kliwonan lakon Ontran-ontran Wiratha di Pendapa Kabupaten Grobogan.

2.2Pembatasan Masalah

Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti hanya membatasi masalah pada: 2.2.1 Sanggit cerita dalang Hardono dalam pertunjukan wayang kulit lakon

Ontran-ontran Wiratha.

2.2.2 Garap gending Stablo dan Bedholan Jejer I Wiratha dalam pertunjukan wayang kulit jum’at kliwonan lakon Ontran-ontran Wiratha di Pendapa Kabupaten Grobogan.

2.3Pembatasan Narasumber

Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan wawancara pada beberapa narasumber, yaitu:

2.3.1 Dalang pertunjukkan wayang kulit pada lakon Ontran-ontran Wiratha

dalam pertunjukan wayang kulit malam jum’at kliwonan di Pendapa Kabupaten Grobogan.

2.3.2 Penata gending pertunjukkan wayang kulit pada lakon Ontran-ontran Wiratha dalam pertunjukan wayang kulit malam jum’at kliwonan di Pendapa Kabupaten Grobogan.

2.3.3 Masyarakat yang berada di sekitar lokasi penelitian seperti: masyarakat sekitar atau orang yang pernah menonton pertunjukkan wayang kulit jum’at kliwonan di Pendapa Kabupaten Grobogan.

2.4Daftar Pertanyaan

2.4.1 Daftar pertanyaan untuk dalang yang mempergelarkan lakon ontran-ontran wirata di Pendapa Kabupaten Grobogan:

2.4.1.1Nama, Usia, Pekerjaan?

2.4.1.2Garis besar atau balungan cerita lakon Ontran-ontran Wiratha itu diambil dari cerita apa?

2.4.1.3Bagaimana balungan cerita dari Wiratha Parwa?

2.4.1.4Bagaimana sanggit lakon Ontran-ontran Wiratha dalam pertunjukan wayang kulit di Pendapa Kabupaten Grobogan?

2.4.1.5Apakah semua alat yang dipakai dalam pertunjukan wayang kulit di Pendapa Kabupaten Grobogan milik Pemerintah?

2.4.1.6Apakah ada latihan sebelum tampil di Pendapa Kabupaten Grobogan?

2.4.2 Daftar pertanyaan untuk penata gending pada lakon ontran- ontran wirata:

2.4.2.1Nama, Usia, Pekerjaan?

2.4.2.2Gending apa saja yang digunakan untuk mendukung pada setiap adegan-adegan dalam pertunjukan wayang kulit lakon Ontran-ontran Wiratha?

2.4.2.3Bagaimana garap gending adegan Stablo pada lakon Ontran-ontran Wiratha?

2.4.2.4Bagaimana garap gending adegan Bedholan Jejer I Wiratha pada lakon Ontran-ontran Wiratha?

2.4.2.5Apa tujuan dari gending-gending garapan tersebut?

2.4.2.6Alat/instrumen apa saja yang digunakan dalam penyajian garap

gending tersebut?

2.4.3 Daftar pertanyaan untuk masyarakat sekitar atau orang yang sudah pernah menonton pagelaran wayang kulit malam jum’at kliwonan di Pendapa Kabupaten Grobogan:

2.4.3.1Nama, Usia, Pekerjaan?

2.4.3.2Pernahkah anda melihat pertunjukkan wayang kulit malam jum’at

kliwonan di Pendapa Kabupaten Grobogan?

2.4.3.3Bagaimana komentar anda setelah melihat pertunjukan wayang kulit malam jum’at kliwonan di Pendapa Kabupaten Grobogan?

2.4.3.4Apa saran anda kedepan untuk musik pertunjukan wayang kulit malam jum’at kliwonan di Pendapa Kabupaten Grobogan?

3. PANDUAN DOKUMENTASI

Dalam pengumpulan data, peneliti mendokumentasikan:

3.1 Kegiatan pertunjukan wayang kulit pada lakon onran-ontran wirata di Pendapa Kabupaten Grobogan

3.2 Alat/instrumen musik yang dipakai 3.3 Wawancara peneliti dengan narasumber

Dokumen terkait