• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Gaya Belajar

Gaya belajar visual yakni gaya belajar dimana seseorang lebih suka menggunakan gambar-gambar, bahan bacaan yang dapat dilihat. DePorter & Hernacki (2009: 116-118) mengemukakan individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

1) rapi dan teratur

2) berbicara dengan cepat

3) perencana dan pengatur jangka penjang yang baik 4) teliti terhadap detail

5) mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi

6) pengerja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka

7) mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar 8) mengingat dengan asosiasi visual

9) biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik 10) mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika

11) pembaca yang cepat dan tekun

12) lebih suka membaca daripada dibacakan

13) membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek.

14) mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat

15) lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain

16) sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau "tidak’

17) lebih suka demonstrasi daripada berpidato/berceramah 18) lebih suka seni daripada musik

19) seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih dalam kata-kata

20) kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan

b. Gaya BelajarAuditorial (Audio Learning)

Gaya belajar auditorial yakni gaya belajar dimana seseorang lebih suka mendengarkan, misalnya mendengarkan ceramah atau penjelasan dari gurunya, atau mendengarkan bahan audio seperti radio kaset, dan sebagainya. DePorter & Hernacki (2009: 118) individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

1) berbicara kepada diri sendiri saat bekerja

2) mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik

3) menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

4) senang membaca dengan keras dan mendengarkan

5) dapat mengulangi kembali atau menirukan nada, irama dan warna suara

6) merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita 7) berbicara dalam irama yang terpola

8) biasanya pembicara yang fasih

9) lebih suka seni musik daripada seni gambar

10) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

11) suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

12) mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian bagian hingga sesuai satu sama lain.

13) lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya 14) lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

c. Gaya Belajar Kinestetik (Kinesthetic Learning)

Gaya belajar kinestetik yakni gaya belajar dimana seseorang lebih suka menggunakan tangan dan badannya. Peserta didik tipe ini

akan tidak suka diminta duduk manis untuk mendengarkan ceramah guru seperti yang disukai oleh peserta didik yang memiliki gaya auditorial. Peserta didik gaya taktil akan senang untuk diminta untuk mengerjakan pekerjaan tangan atau mengotak-atik mesin perkakas. DePorter & Hernacki (2009: 118) Individu yang memiliki gaya belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

1) berbicara dengan perlahan 2) menanggapi perhatian fisik

3) menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka 4) berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain 5) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak 6) mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar 7) belajar melalui memanipulasi dan praktik

8) menghafal dengan cara berjalan atau melihat

9) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca 10) banyak menggunakan isyarat tubuh

11) tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama

12) tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu

13) menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

14) menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

15) kemungkinannya tulisannya jelek 16) ingin melakukan segala sesuatu

17) menyukai permainan yang menyibukkan

5. Tahapan Gaya Belajar

Secara umum, gaya belajar dapat dipetakan sebagai berikut:

a. Gaya Belajar Siswa pada Permulaan belajar (Field Dependence x Field independence), meliputi:

1) Field dependence yaitu gaya belajar siswa yang mau memulai belajar apabila ada pengaruh atau perintah dari orang lain (orangtua/guru). Model gaya seperti ini berdampak pada kepatuhan terhadap perintah, atau akan melahirkan budaya otoriter.

2) Field independence yaitu gaya belajar yang dilakukan secara mandiri, tanpa harus dipaksa orang lain. Gaya otonom ini atas dasar kepuasan, kebutuhan dan kesadaran yang tinggi bahwa belajar merupakan kewajiban yang harus dilakukannya sendiri.

b. Gaya Belajar Siswa dalam Menerima Pelajaran, terdiri dari:

1) Gaya Belajar Preceptive yaitu kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran/informasi atau mengumpulkan informasi dalam belajar dilakukan dengan beraturan sebab akibat.

2) Gaya belajar Receptive yaitu kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran dilakukan dengan menerima informasi

tanpa berusaha untuk membulatkan/mengorganisir konsep-konsep informasi yang diterimanya.

c. Gaya Belajar Siswa dalam Menyerap Pelajaran, terbagi dalam: 1) Gaya Belajar Impulsif yaitu cara belajar siswa dalam menyerap

pelajaran cenderung dengan cepat-cepat mengambil keputusan tanpa memikirkan secara mendalam untuk memahami konsep-konsep informasi yang telah diterimanya.

2) Gaya Belajar Reflektif yaitu cara belajar siswa dalam menyerap pelajaran melalui pertimbangan, memikirkan semua kosep informasi yang telah diterimanya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan/dipahami.

d. Gaya Belajar Siswa dalam Memecahkan Pelajaran, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Gaya Belajar Intuitif yaitu cara siswa memecahkan masalah/menjawab pertanyaan dilakukan hanya secara intuisi atau menurut perasaan saja.

2) Gaya belajar Sistematis yaitu cara siswa mengerjakan pertanyaan dengan melihat struktur masalahnya, mengumpulkan bahan, dan menetapkan alternatif jawaban yang paling tepat untuk menjawab masalah.

6. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Setiap individu memiliki cara yang berbeda untuk memperoleh hasil yang optimal dalam meraih prestasi belajar. Aldursanie (2008) mendefinisikan prestasi belajar sebagai tahapan pencapaian dari suatu proses penguasaan pengetahuan ataupun ketrampilan yang dapat dilihat melalaui suatu alat pengukur yang terstandar. Pengukuran prestasi belajar sangat diperlukan untuk melihat atau melakukan evaluasi, baik terhadap subyek didik yang mengalami proses belajar, maupun sumber belajar.

Prestasi sebagai hasil dari proses belajar tidak hanya menunjuk pada salah satu faktor saja, melainkan juga menyangkut semua faktor yang turut berpengaruh dalam sistem belajar tersebut. Salah satu diantaranya ialah gaya belajar. Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Melalui gaya belajar inilah tiap-tiap individu dapat merasa nyaman terhadap apa yang di pelajarinya. Dengan adanya kenyamanan dalam menerima informasi maka secara langsung dapat berdampak pada peningkatan prestasi dalam belajar. Adanya pengoptimalan dalam gaya belajar akan sangat bermanfaat dalam proses belajar itu sendiri. Gaya belajar sendiri tidak hanya tertuju pada salah satu tipe, misal visual. Namun, setiap individu memiliki keragaman gaya belajar yang di praktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya kita menggunakan gaya belajar visual dengan metode mind mapping untuk mengingat informasi secara lebih efektif. Dengan adanya

gaya belajar visual maka secara langsung akan merangsang penggunaan otak kanan yang lebih mudah mengingat informasi yang berupa gambaran ataupun peta pikiran. Begitu pula dengan gaya belajar auditorial, penerimaan informasi melalui media suara akan langsung menstimulus kerja otak akibat recite yang didengar oleh telinga secara berulang-ulang. Dengan mereview kembali informasi tersebut untuk memasukkannya ke dalam long term memory akan lebih memudahkan otak agar dapat me-recall kembali pada waktu tertentu sesudahnya.

Gaya belajar lainnya ialah dengan gaya kinestetik. Gaya kinestetik akan berperan dalam sebuah proses belajar yang menggunakan anggota tubuh di dalamnya terutama dalam hal yang membutuhkan praktek secara langsung. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dilihat bahwa pada dasarnya setiap gaya belajar yang di kombinasikan secara optimal akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini akan menjadi sebuah dampak negatif apabila individu yang bersangkutan tidak memahami tipe belajar dirinya. Individu yang kurang paham dalam mempraktekkan gaya belajar cenderung kurang berhasil dalam meraih prestasi dalam belajar. Hal tersebut dikarenakan, setiap individu yang tidak dapat mengoptimalkan gaya belajarnya akan cenderung bingung dalam menghadapi setiap proses belajar yang akan menimbulkan rasa kurang percaya diri serta motivasi yang menurun dalam meraih peningkatan prestasi. Sudah semestinya setiap individu dapat memahami gaya belajar

yang dominan pada diri masing-masing dan mengoptimalkan gaya tersebut disertai dengan penggunaan gaya belajar lainnya yang dapat dilatih sejak dini. Dengan demikian dapat membantu diri dalam meningkatkan prestasi secara maksimal dengan melibatkan seluruh organ yang di miliki.

Dokumen terkait