• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Dalam Ultimate Elemen

Dalam dokumen LAPORAN TUGAS BESAR STRUKTUR BANGUNAN BA (Halaman 41-47)

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR

4.1 Gaya Dalam Ultimate Elemen

Pendesainan dengan menggunakan metode LRFD (load resistance factor design) memerlukan nilai gaya dalam struktur, sehingga penampang yang didesain tidak over design. Metode LFRD digunakan agar penampang yang digunakan efisien sehingga struktur akan lebih murah dan tetap kuat. Stuktur yang digunakan pada tugas besar kali ini adalah terbagi atas empat buah struktur, yaitu pengaku global (bracing), kuda- kuda, gording dan kolom. Pencarian gaya dalam harus dilakukan untuk keempat stuktur diatas sehingga profil masing – masing struktur dapat ditentukan. Gaya dalam yang ditampilkan untuk kolom, kuda-kuda dan gording yaitu normal, geser dan momen. Gaya galam yang ditampilkan untuk pengaku global yaitu normal, hal ini dikarenakan pengaku global adalah rangka batang. Berikut adalah gaya dalam maksimum yang diterima pada masing – masing struktur dengan menggunakan SAP 2000 v15 :

Tabel 4.1 Rekapitulasi Gaya Dalam Maksimum

Gaya Dalam Maksimum

Kolom Kuda – kuda Gording Brecing Balok

Nu = 57.14 Kn.m Nu = 35.90 KN.M Mu = 30,13 KN.M Nu = 0.419 KN.M Mu = 67.79 KN.M Vu = 19.88 KN Vu = 15.57 KN Vu = 11.42 KN Vu = 0.481 KN Vu = 70.59 KN PUtarik = 0 PUtarik= 23.96

KN PUtarik= 64.92 KN PUtarik= 5.39 KN PUtarik= 4.02 KN PUtekan= 24.61 KN PUtekan= 11.51

KN PUtekan= 6.19 KN PUtekan=3.22KN PUtekan=6.58KN 4.2 Pengecekan Kapasitas Penampang

Pada keempat struktur bangunan workshop ini, yaitu kolom, kuda-kuda bracing, balok dan gording, memiliki gaya dalam yang sama sehingga pengecekan harus dilakukan secara menyeluruh agar kegagalan tidak terjadi. Pengecekan yang harus dilakukan adalah pengecekan terhadap momen lentur, gaya geser, kombinasi gaya geser dan momen lentur, batang tekan dan batang tarik. Sedangkan pengaku

global (bracing) hanya dilakukan pengecekan batang tekan dan tarik, hal ini disebabkan pengaku global hanya menerima gaya axial.

Berikut merupakan contoh perhitungan kapasistas dari berbagai penampang: a. Batang Tekan

Berikut ini adalah prosedur dalam menghitung kekuatan penampang menahan gaya aksial tekan :

1. Cek syarat kelangsingan struktur

Mengecek syarat kelangsingan komponen struktur tekan dengan perumusan λ=Lk

iy <200

Dari persamaan diatas, kita dapat menghitung nilai iy minimum agar memenuhi syarat kelangsingan struktur

λ=Lk iy = Kc . L iy = 0.5.500 9.19 =27.02<200

Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan nilai kelangsingan struktur, yaitu

λ = 27.02 Dengan nilai kelangsingan seperti diatas, kelangsingan profil memenuhi syarat. Syarat kelangsingan profil adalah kurang dari 200. Maka, penggunaan IWF 400.200.8.13 diijinkan.

2. Menghitung nilai ω

Sebelum mendapatkan nilai ω, penentuan parameter kelangsingan kolom λc terlebih dahulu harus dilakukan. Selanjutnya, nilai λc akan menentukan rumus yang akan digunakan untuk menghitung nilai ω seperti persamaan berikut

λc ≤0.25maka ω=1

0.25<λc<1.2makaω= 1.43 1.6−0.67λc

λc ≥1.2makaω=1.25 λc2 Penentuan nilai λc seperti yang disebutkan sebelumnya

λc=1 π

Lk r

fy

Edengan k=1(struktur jepitjepit)

λc= 77x0.5

3.14x3.08x

210

200000=1.229

ω=λ=1,03

3. Menghitung nilai Nn

Daya dukung nominal komponen sturktur tekan dapat dihitung menggunakan perumusan sebagai berikut :

Nn=AgxFcr=AgxFy ω

Nn=12618x210

1,03=2572601,94 Sehingga didapat nilai Nn = 2572,601 KN

∅Nn=0,9x2572,601=2315,34KN

Bahaya tekuk juga perlu diperhitungkan dalam desain batang tekan, naka berikut adalah prosedur dalam menghitung kekuatan oenamoang terhadap bahaya tekuk :

1. Menentukan Xo dan Yo

Nilai Xo dan Yo tergantung dari bentuk profil baja yang digunakan. Untuk IWF nilai Xo dan Yo adalah :

Xo = 0 ; Yo = 0 2. Menentukan nilai Ix dan Iy

Nilai Ix dan Iy didapatkan dari tabel profil penampang baja Ix = 24.570 cm4

Iy = 10.661 cm4 3. Menentukan nilai A

Nilai A didapatkan dari tabel profil penampang baja A = 126.18 cm2 4. Menentukan nilai ro2

ro2 merupakan jari-jari girasi polar terhadap pusat geser yang dapat dihitung melalui perumusan berikut :

ro2=Ix+Iy A +Xo 2 +Yo2 ro2=24570+10661 126,18 +0+0 Sehingga diapatkan nilai ro2 = 279,21 cm2 = 27921 mm2 5. Menentukan nilai H

H=1−(Xo2+Yo2 ro2 ) Sehingga didapatkan H = 1-0 = 1

6. Menentukan nilai Fcry

Fcry=Fcr=fy ω Fcry=210

1,03=203,88 Sehingga didapat nilai Fcry = 203,88 MPa 7. Menentukan Nilai G (Konstanta Geser)

G= E

2(1+v)dengan vbaja=0.3 G= 200000

2(1+0,3)=76923,077 Sehingga didapatkan G = 76923,077 MPa

8. Menentukan nilai J (Inersia Torsi)

J=

∑(

biti3

)

x1 3 Sehingga didapatkan nilai J = 3567 mm4 9. Menentukan nilai Fcrz

Fcrz= G J A ro2 Fcrz=76923,077x3567

12618x27921 =77,88 Sehingga didapatkan nilai Fcrz = 77,88 MPa

10. Menentukan Nilai Fclt

Fclt=Fcry+Fcrz

2H

[

1−

1−4.Fcry . Fcrz . H

(Fcry+Fcrz)2

]

Sehingga didapatkan nilai Fclt = 159,49 MPa 11. Menentukan nilai Nnlt

Nnlt=A x Fclt Sehingga didapatkan nilai Nnlt = 2012,44 KN

Nilai terfktor = ∅Nnlt=0,9x2012,44=1811,19KN

Dari dua nilai daya dukung nominal struktur tekan yang didapatkan, daya dukung nominal struktur yang lebih kecil yang dipilih agar bangunan lebih konservatif. Nilai Nn yang kita pilih kemudian kita cek kekuatannya terhadap Nu.

Nu≤∅Nn terkecil

67,79KN ≤1811,19KN

Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang IWF 400.200.8.13 yang digunakan kuat menahan gaya ultimate batang tekan yang terjadi pada bangunan.

b. Batang Tarik

Pada batang tarik, pengecekan yang harus dilakukan adalah dua macam, yaitu pengecekan bila kegagalan leleh (yielding) dan kegagalan retak (fraktur).

Berikut ini adalah prosedur dalam menghitung kekuatan batan tarik untuk kondisi kegagalan retak (fraktur) :

1. Menentukan Nilai A

Nilai A didapat dari tabel profil

A=126.18cm2 =12618mm2 2. Menentukan Nilai Nn Nn=A x(0.75fy) Sehingga didapatkan Nn = 1987,3 KN Nn terfaktor = ∅Nn=0,9x1987,3=1788,57KN

Berikut merupakan perhitungan batang tarik dimana kegagalannya adalah leleh (yielding) :

1. Menentukan nilai An (luas nominal penampang)

Pada perhitungan An diasumsikan Alubang = 15% dari Ag (konservatif) sehingga nilai Ae dapat kita hitung seperti dibawah ini.

An=AgAlubang

An=12618−12618x0,15=10725,3mm2 2. Menentukan nilai Ae (luas efektif penampang)

Pada perhitungan Ae diasumsikan u = 0.9, dikarenakan u < 0.9 sehingga nilai Ae dapat kita hitung seperti dibawah ini

Ae=u(An) Ae=0,9(10725,3)=9652,77mm2 3. Menentukan nilai Nn Nn=Ae x Fu Nn=9652,77x370MPa=3571,52KN Nn terfaktor = ∅Nn=0,75x3571,52=2678,64KN

Pilih yang lebih kecil lalu nilai Nn yang dipilih kemudian kita cek kekuatannya terhadap Nu.

Nu≤∅Nn

4,02KN ≤2678,64KN

Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang IWF 400.200.8.13 yang kita gunakan kuat menahan gaya ultimate batang tarik yang terjadi pada komponen stukrut yang ditinjau.

c. Momen Lentur

Pada pengecekan momen lentur terdapat 2 pengecekan yaitu pengecekan tebal pelat dan panjang bentang. Untuk pengecekan tebal pelat adalah sebagai berikut :

1. Pengecekan profil apakah profil compact atau tidak. Penampang dikatakan compact jika

Dalam dokumen LAPORAN TUGAS BESAR STRUKTUR BANGUNAN BA (Halaman 41-47)

Dokumen terkait