• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.6 Gaya Kepemimpinan

2.1.6 Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam dir seorang pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diingnkan (Agung, 2012:51). Kepemimpnan merupakan proses sekaligus atribut. Sebagai sebuah proses kepemimpinan adalah penggunaan penggaruh tanpa paksaan untuk membentuk tujuan grup atau organisasi, memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan tersebut, dan membantu mendefinisikan kultur grup atau organisasi. Jadi, pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.

Pemimpin merupakan suatu proses pengarahan memengaruhi aktivitas berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok, kepemimpinan adalah kemampuan untuk memperoleh pengikut. Mengenai pengertian kepemimpinan yaitu:

1. Perilaku dari seorang individu yang

memmpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok ke satu tujuan yang ingn dicapai bersama.

2. Pengaruh antar pribad yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses, komunikas kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

3. Pembentukan awal serta pemeliharaan

struktur dalam harapan dan interaksi.

4. Peningkatan pengaruh sedkit demi sedikit pada dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

5. Proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas

sebuah kelompok yang diorgansasi kearah pencapaian tujuan (Agung, 2012:43).

Kepemimpinan merupakan aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan.

Kepemimpinan juga merupakan suatu usaha untuk mengarahkan prilaku orang lain guna mencapai tujuan khusus. Selain itu, kepemimpinan adalah menggunakan wewenang dan membuat keputusan-keputusan, dan kepemimpinan adalah awal dari tindakan yang mengakibatkan pola yang konsisten dan interaksi kelompok yang diarahkan mencapai pemecahan masalah bersama (Sarwoto, 2008: 42).

Seorang pemimipin harus segera melakukan transformasi dari budaya yang negatif menjadi budaya yang positif. apalagi jika budaya negatif itu ada pada diri pemimpin sendiri, maka wajib bagi pemimpin itu untuk membersihkan dirinya terlibih dahulu. (Kompri, 2018:67). Lima model teori kontijensi yang meliputi model kontijensi merupakan teori yang bermakna kelompok-kelompok efektif tergantung pada penyesuaian yang tepat antara gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahan dan tingkat dimana situasi tertentu memberikan kendala dan pengaruh ke pemimpin. Hubungan pemimpin dengan pengikut menunjukan tingkat kepercayaan, keyakinan, dan rasa hormat yang dimiliki pengikut kepada

pemimpin. Terjadi kepemimpinan apabila didalam situas tertentu seseorang lebih menonjol dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perseorangan atau kelompok sehingga dengan penuh kesadaran orang-orang dapat mengikuti apa yang diinginkan pemimpin dalam mencapai tujuan. (Engkoswara dan Komariah, 2010).

b. Konsep Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahanya (Kompri, 2014:91). Gaya merupakan kebiasaan yang melekat pada diri seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan (leadership style) adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Stoner membagi dua gaya kepemimpinan yaitu: Gaya yang berorientasi pada tugas mengawasi karyawan secara ketat untuk memastikan tugas dilaksanakan dengan memuaskan.

Pelaksanaan tugas lebih ditekankan pada pertumbuhan karyawan atau kepuasan pribadi. (Sarwoto, 2008:122).

Gaya kepemimpinan sangat ditentukan oleh motivasi pemimpin, kelompok akan menjadi efektf apabila terjadi hubungan antara gaya kepemmpinan yang sesuai dengan stuasi kelompok yang menyenangkan.

(Engkoswara dan Komariah, 2012:18).

Menurut Tjiptono (2006:161) gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, keterampilan, dan sikap pemimpin dalam

politik. Gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku yang dirancang untukmengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individuuntuk mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2012:224).

Menurut Yulk (2010:305) terdapat empat indikator gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh ideal (Idealized influence) merupakan perilaku yang membangkitkan emosi dan identifikasi yang kuat dari para pengikut terhadap pemimpin.

a. Pertimbangan Individual (Individualized consideration) meliputi pemberian dukungan, dorongan dan pelatihan bagi para pengikut.

b. Motivasi Inspirasional (Inspirational motivation) meliputi penyampaian visi yang menarik, dengan menggunakan simbol untuk memfokuskan upaya bawahan

c. Stimulasi intelekual (Intellectual stimulation) merupakan perilaku yang meningkatkan kesadaran pengikut akan permasalahan dan mempengaruhi para pengikut untuk memandang masalah dari perpekstif yang baru.

Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29). Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dandipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi bawahannya (Nawawi, 2003:115). Berdasarkan pernyataan dari beberapa ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan

merupakan suatu cara yang digunakan untuk berinteraksi guna menyampaikandan mencapai tujuan organisasi dengan pola komunikasi yang baik.

c. Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan

Beberapa kategori gaya kepeminpinan seperti yang dikembangkan oleh Lewin, Lippit dan White, yaitu otokratik, demokratik, dan leisser-faire, kemudian dilengkapi menjadi empat gaya kepemimpinan yaitu

direktif, gaya konsultatif, gaya partisipatif dan gaya delegasi. Karakteristik dari setiap gaya tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1. Gaya direktif. yaitu gaya tepat apabila dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staff belum memiliki pengalaman dan motivas untuk mengerjakan tugas tersebut.

2. Coaking yaitu pemimpn tidak hanya

memberkan detail proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembanganya, dan juga menerima berbagai masukan dari bawahan.

3. Supporting yaitu sebuah gaya dimana

pemimpin memfasilitasi dan membantu upaya bawahanya dalam melakukan tugas. dalam hal ini pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dbag bersama dengan bawahan.

4. Delegating yaitu sebuah gaya dimana

seorang pemimpin seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada

bawahanya. gaya ni akan berjalan baik apabila staff sepenuhnya telah paham dan efesien dalam pekerjaan (Kompri, 2014: 86).

Teori kontijensi yang memusatkan perhatian kepada pengikut dan teori pertukaran pemimpin anggota menciptakan kelompok dalam dan kelompok luar, dan bawahan yang berstatus sebagai kelompok dalam akan bekerja tinggi, memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi dan tingkat pengunduran diri yang relatif rendah (Heidjrachman dan Husnan, 2012:23). Terdapat empat gaya dasar kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

1. Gaya Otoriter. Gaya otoriter adalah

gaya kepemimpinan yang menekankan pada kekauasaan absolut yang selalu mendikte anggota untuk melaksanakan sesuatu sesusai dengan kepemimpinanya.

2. Demokratis adalah gaya

kepemimpinan yang menekankan pada penciptaan situasi yang memberi kesan demokratis padahal pemimpin sangat pandai menggirng pikiran atau ide anggota untuk mengikuti kehendaknya.

3. Laissez Faire adalah gaya

kepemimpinan yang tidak menunjukan kemampuan memimpin karena ia membiarkan organisasi dan anggota melaksanakan kegiatanya masing-masing tanpa tanpa dalam satu arah kebijakan yang jelas dari pemimpin.

4. Demokratis adalah gaya kepemmpinan

yang menekankan pada hubungan interpersonal yang baik. ia

mengharapkan para anggota organisasi berkembang sesuai potensi.

(Engkoswara dan Komariah, 2012:67).

Model lainnya yakni jalur sasaran yang teorinya berbicara bahwa tugas pemimpin adalah mendampingi pengikut dalam mencapai tujuan mereka dan memberikan arahan ataupun dukungan yang diperlukan untuk menjamin sasaran mereka agar tetap selaras dengan tujuan organisasi.

Model kelima terdapat model partisipasi pemimpin yang menempatkan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan pengambilan keputusan partisipatif dalam berbagai situasi (Nawawi, 2003:105).

Gaya kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah di rencanakan. Adapun jenis-jenis gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan otoriter yaitu gaya kepemimpinan yang menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

2. Gaya kepemimpinan demokratis yaitu gaya

kepemimpinan yang menempatkan manusia sebagai faktor pendukung terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi.

3. Gaya kepemimpinan bebas yaitu gaya

kepemimpinan pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi

mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi (Sujak, 2000: 56).

Dokumen terkait