• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEPEMIMPINAN NABI DAN REVOLUSI MENTAL

E. Gaya Kepemimpinan Para Tokoh

1. Konfusius

Konfusius atau dengan nama lain Kong Hu cu atau juga Kong Fu Tze hidup pada masa dinasti Choum. Dalam usia yang muda, Konfusius ditinggal mati oleh ayahnya. Hidup hanya dengan seorang ibu membuat kehidupannya penuh dengan kesengsaraan. Permasalahan ini disebabkan karena disfungsi pemerintah dan degradasi moral yang terjadi kala itu. Dan dari sini pula yang kemudian melahirkan pandangan-pandangan Konfusius tentang pemerintahan, pra-nata sosial beserta relasi dengan moralitas menjadi inti pemikiran sang guru tersebut. Sintesis inilah yang kuat dengan konsep Humanisme. Bagi Konfusius, Humanisme sosial berangkat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menentukan kebijakan. Ini tidak hanya ditentukan oleh kekuatan yang dimiliki

pemimpin, namun juga paling penting adalah etika yang luhur. 93

91Ibid.

92Ibid., h.86

93Muhammad Burniat, “Leadership dalam Prespektif Konfusianisme” (On-Line) tersedia di: https://www.kompasiana.com/www.muhammadburniat.blogspot.com (16 Desember 2017)

Kepemimpinan menurutnya bermula dari bagaimana cara memimpin diri sendiri, setelah berhasil berlanjutlah ke dimensi selanjutnya, yakni pemimpin yang sesungguhnya, dimana nantinya seorang pemimpin tersebut bersama

masyarakatnya, layaknya belahan mata uang yang sulit dipisahkan.94

Salah satu konsep Leadership yang dibangun oleh Konfusius berakar dari

Ce atau Ti. Secara harfiah kata-kata ini berarti bijaksana atau kebijaksanaan.

Menurutnya Ce atau Ti dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh

seseorang, baik sebagai personal maupun dalam skala rumah tangga, masyarakat, bangsa dan negara, serta tak kalah penting yakni tentang persoalan kemanusian

secara universal.95

Setelah makna di atas, Ce juga diartikan sebagai kekuatan. Dalam hal ini

bagaimana kekuatan tersebut mampu menciptakan keseimbangan dan harmonisasi antara manusia dan tata kehidupan. Konfusius menentang akan adanya kekerasan

fisik, dengan demikian Ce yang dijunjung oleh kaum konfusius juga harus

diikatkan dengan moral, berbeda dengan kaum realis yang berpendapat

bahwasanya pemerintahan yang baik adalah yang menggunakan kekerasan.96

Ketika Konfusius tinggal di Lu, seorang penguasa bertanya padanya tentang bagaimana cara memimpin dan mendidik masyarakat, ia pun menjawab

Memimpin itu adalah berjalan dengan lurus. Jika Tuan memimpin rakyat dengan lurus, siapakah di antara rakyat Tuan yang akan menyeleweng?”. Pada kesempatan lain, Penguasa itu kembali bertanya tentang hukuman mati yang dijatuhkan pada seorang penjahat. Konfusius kembali menjawab dengan

94Ibid.

95Ibid.

entengnya Apa perlunya hukuman mati dalam pemerintahan? Jika Tuan menunjukan suatu isyarat yang jujur untuk hidup baik, maka dengan sendirinya rakyat Tuan akan menjadi baik. Kebajikan seorang pemimpin adalah ibarat angin, sementara kebajikan rakyat ibarat rumput. Sifat rumput adalah tunduk kemana angin berhembus meniupnya.”97

Demikian Konfusius menerapkan kepemimpinannya, Konfusius sangat mementingkan keteladanan seorang pemimpin. Dimana di setiap sisi pribadi manusia memiliki jiwa-jiwa memimpin. Sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Islam sendiri bahwa setiap manusia adalah pemimpin. Maka dari itu, dalam ajaran

Konfusianisme seorang pemimpin sudah sepantasnya memiliki rasa Ti atau Ce.

Bijaksana dalam membimbing dan melayani umat manusia serta bijaksana dalam

mengambil keputusan. Keputusan yang diambil tidak berdasarkan Ti akan

menyesatkan dan menyengsarakan rakyat.

2. Umar bin Khatab

Umar bin Khatab merupakan khalifah ke-dua setelah Abu Bakar

ash-Shiddiq. Umar bin Khatab merupakan salah satu sosok pemimpin yang tegar, adil, dan jujur. Dalam periode kepemimpinannya beliau menyusun SOP (Standard

Operating Prosedur) yang disebut “Risalatul Qada”, berisi nasehat juga aturan praktis untuk menerapkan keadilan dan kejujuran dalam pemerintahan. Dalam era

kini lebih dikenal dengan prinsip-prinsip “Good Governance”. Diantara etika

kepemimpinan yang dijalankan oleh Umar bin Khatab yakni bersikap tegas terhadap siapa saja, bertindak adil tanpa pandang bulu, jujur dalam setiap tindakan,

sangat mencintai rakyatnya, hidup sederhana, selalu peduli terhadap rakyatnya, selalu melakukan kontrol terhadap kehidupan rakyatnya, menunaikan semua hak

bawahan dan rakyatnya, memberikan keteladanan dalam berbagai hal.98

Salah satu sifatnya yang terkenal yakni kesederhanaan, dikisahkan sebelum diangkat menjadi Khalifah usaha yang ditekuni Umar bin Khatab untuk menghidupi keluarganya yakni menjadi penjual daging. Tatkala diangkat menjadi khalifah, karena kesibukan mengurus pemerintahan, maka atas usul dari para sahabat Rasulullah lainnya, ia tidak lagi berjualan daging dan hidup dari

tunjangan baitul maal. Suatu ketika, karena kebutuhan hidup semakin meningkat,

para sahabat Rasulullah yang lain bermaksud hendak menaikkan gaji Umar yang

bersumber dari baitul maal dengan mengutus Hafsah untuk menyampaikan

maksud tersebut kepada Umar. Namun ketika Hafsah mengutarakan maksud para sahabat Rasulullah tersebut, Umar serta merta menolak usul tersebut seraya

berkata “Pergilah, dan katakan kepada mereka bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mencontohkan pola hidup sederhana dan merasa cukup dengan apa yang ada demi mendapatkan akhirat. Dan aku akan mengikuti jejak langkahnya hingga kelak aku bertemu dengannya”.99

3. Soekarno

Soekarno adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya

98Nana Rukamana, Etika Kepemimpinan (Bandung: Alfabeta), h.118

kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen meledak-ledak, tidak jarang

lembut dan menyukai keindahan.100

Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dan Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru . Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa). Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta

kemerdekaan bangsanya.101

Dokumen terkait