• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENERASI MUDA DAN NASIONALISME

Husmiati Yusuf

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Pendahuluan

Generasi muda dan nasionalisme mengandung arti yang dalam. Generasi muda adalah generasi penerus yang diharapkan dapat menggantikan generasi sekarang dalam mengurus negara dimasa yang akan dating. Generasi muda yang ada saat ini dipersiapkan untuk menjadi generasi menjaga negara Indonesia.

Untuk itu perlu ditanamkan rasa nasionalisme, rasa cinta dan rasa memiliki Indonesia. Bangga menjadi warga negara Indonesia. Serta hormat pada para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Artikel ini merupakan kajian Pustaka yang membahas generasi muda dan kadar nasionalisme yang mereka miliki. Terdiri dari membahas tentang nasionalisme, potret generasi muda saat ini, kemudian konsep nasionalisme dikalangan generasi muda. Diakhir tulisan ini menyimpulkan isu generasi muda dan nasionalisme.

Pengertian Nasionalisme

Dalam kelangsungan suatu negara, semangat nasionalisme sangat diperlukan, dengan itu diharapkan dapat memunculkan kesatuan dan persatuan bangsa. Kecintaan terhadap Tanah Air dan bangsa merupakan semangat Nasionalisme yang terkandung dalam

sikap bangga terhadap bangsa dan bertanah air Indonesia, sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara dan sikap mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Nasionalisme menonjol sejak revolusi Perancis, sebagai respon terhadap kekuatan-kekuatan imperium Barat yang berhasil meluaskan penetrasi kekuasaannya ke berbagai belahan bumi.

Dengan slogan “liberte, egalite, fraternite”, nasionalisme menjadi ideologi baru yang sangat penting dan disejajarkan dengan demokrasi, dikarenakan tanpa sebuah negara nasional demokrasi akan sulit terwujud (Anggraeni & Faturohman, 2014). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan

Menurut Hara (dalam Anggraeni & Faturohman,2004) nasionalisme adalah kebanggaan seseorang untuk menampilkan identitasnya sebagai suatu bangsa. Nasionalisme merupakan suatu kesadaran atau keinsyafan rakyat sebagai suatu bangsa. Beberapa tujuan nasionalisme diataranya menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa, negara, serta tanah air. Selain itu untuk membangun sebuah hubungan yang harmonis dan rukun antara masyarakat dan individu lainnya.

Pada masa sekarang, nasionalisme dapat dilihat pada generasi muda yang berprestasi dan membawa harum nama bangsa Indonesia di kancah internasional dengan memperoleh penghargaan baik dari negara maupun pihak lain. Sebagai bangsa dan negara di tengah bangsa lain di dunia membutuhkan identitas kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi dari warga negara indonesia. Mereka dapat dikatakan juga sebagai pahlawan. Semangat nasionalisme membuat mereka rela berkorban, mengutamakan kepentingan negara dibandingkan kepentingan pribadi atau golongan, ikhlas, demi cinta tanah air tercinta. Nilai-nilai yang baik ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai yang

terkandung dalam semangat nasionalisme dapat menjadi inspirasi dan motivasi. Dengan semangat nasionalisme yang tinggi maka akan rela berkorban, tanpa pamrih, percaya pada kemampuan sendiri, dan pantang mundur. Nilai yang terkandung dalam semangat nasionalisme harus dapat direvitalisasi dan diaktualisasikan dijadikan sebagai nilai-nilai spirit dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Selain contoh sisi positif dari semangat nasionalisme yang dimiliki para generasi muda, ada juga sisi negatif dengan beberapa kecenderungan menipisnya jiwa nasionalisme dikalangan generasi muda. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tolak ukur yaitu pola dan gaya hidup remaja yang tidak mencerminkan budaya Indonesia, kurang apresiasinya generasi muda terhadap kebudayaan asli Indonesia, dan sebagainya. Kondisi ini sedikit banyak dipengaruhi oleh pesatnya arus globalisasi yang melanda dunia. Nasionalisme generasi muda dapat terkikis karena tuntutan jaman yang sanggup mengubah gaya hidup seseorang. Apalagi untuk generasi muda yang memang hidup dijaman yang serba cepat dan serba modern. Segala aktivitas bahkan karakter manusia pun dapat berubah. Semakin majunya arus globalisasi membuat rasa cinta dan bangga terhadap budaya dapat berkurang, dan secara perlahan rasa bangga terhadap budaya sendiri bisa menghilang. Selain itu membuat berkurangnya rasa memiliki terhadap bangsa sendiri. Dengan kata lain jiwa nasionalisme generasi muda asli Indonesia menjadi taruhannya.

Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air. Saat ini Nasionalisme dapat diwujudkan dengan terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan, disiplin membuang sampah ditempatnya, tidak menyebarkan berita hoaks, menasehati orang berbuat salah atau sekedar menjadi pribadi yang menghargai dan tepat waktu. Saat ini perang yang terjadi bukanlah perang fisik, tetapi perang opini di media sosial, untuk itu generasi muda melawannya dengan menjadi pribadi yang berpikir kritis, analitis dan tidak mudah terbawa arus. Karena membentuk diri menjadi pribadi yang memiliki rasa nasionalisme yang baik, maka akan sangat berguna bagi bangsa dan negara. Bukan tidak mungkin dimasa depan, semua generasi

muda di adalah generasi muda yang berkarakter dan memiliki jiwa nasionalisme yang kuat dalam berbangsa.

Potret Generasi Muda Saat Ini

Klasifikasi penduduk Indonesia berdasarkan generasi, didominasi oleh Generasi Z dan Generasi Y (Milenial), dengan proporsi masing-masing 27,94 persen dan 25,87 persen. Generasi Z adalah mereka yang lahir tahun 1997-2012, yang saat ini diperkirakan berusia 8-23 tahun, sementara Generasi Milenial (gen Y) lahir di tahun 1981-1996 dan saat ini diperkirakan berusia 24-39 tahun (BPS,2020).

Generasi millennial (gen Y) terbiasa dengan kehidupan yang berbasis digital application, dan saat ini menjadi isu utama dalam berbagai lini. Akan tetapi di sisi lain, generasi millenial rentan akan social media harassment hingga persoalan cybercrime yang memberikan pengaruh negatif terhadap kematangan pikir generasi muda. Generasi Y dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Generasi Y ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instant seperti email, SMS, instant messanging dan lain-lain. Hal ini dikarenakan generasi Y merupakan generasi yang tumbuh pada era internet booming (Putra, 2016). Tidak hanya itu saja, generasi Y ini lebih terbuka dalam pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya.

Generasi Z lahir saat internet dan media sosial sudah menjadi bagian keseharian dalam kehidupan. Generasi Z dari kecil mereka terbiasa memegang gadget serta menerima arus informasi terus-menerus dari media sosial dan internet. Aplikasi-aplikasi populer digunakan oleh Gen Z (Cosmopolitan,2021). Menurut berbagai sumber generasi milineal atau generasi Y yang lahir antara tahun 1981 – 1996 memiliki karakteristik optimistik, idealis, individualis, tumbuh besar saat era digital mulai berkembang, mencari pekerjaan yang sesuai passion, dan mudah bosan. Pola pikirnya cenderung idealis sehingga jika ada aturan yang tidak sesuai maka tak ragu ditinggalkan. Mereka juga selalu menggunakan sosial media dalam

kehidupan kesehariannya. Generasi ini tidak hanya unggul dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, kaum muda ini kini mulai menjadi trendsetter dalam bidang sosial dan politik (Prasetyanti &

Prasetyo, 2017).

Bagi generasi Z informasi dan teknologi adalah hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena mereka lahir dimana akses terhadap informasi, khususnya internet sudah menjadi budaya global, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap nilai – nilai, pandangan dan tujuan hidup mereka (Putra ,2016). Ketrampilan dan kemahiran dalam mengakses informasi dengan cepat merupakan ciri khas generasi muda saat ini. Mereka dengan mudah mengadopsi berbagai informasi dari internet. Sehingga seringkali terjadi mereka terlibat masalah dikarenakan ketidakmampuannya dalam menyaring informasi yang diterima. Bagaikan makan buah simalakama, menjadi tidak gagap teknologi sudah merupakan tuntutan dijaman sekarang, akan tetapi dengan teknologi juga menyebabkan seseorang mengalami masalah. Tidak jarang generasi muda ini menggadaikan nasionalismenya karena salah menyaring informasi ini. Menyebarkan berita hoax, melakukan bisnis illegal seperti prostitusi online, menghasut atau bahkan membuat gambar meme yang jelas-jelas merupakan pertanda krisis rasa nasionalisme dikalangan generasi muda.

Konsep Nasionalisme Generasi Muda

Sebagai bagian dari warga negara Indonesia, sudah seharusnya memiliki rasa nasionalisme atau rasa cinta pada bangsa dan tanah air. Dalam kehidupan sehari-hari, dalam hidup bermasyarakat kita selalu bertemu dengan banyak orang yang memiliki perbedaan latarbelakang sosial, Pendidikan, asal daerah, dan perbedaan pola pikir. Tetapi bila rasa nasionalisme masih melekat dalam diri, maka perbedaan ini bukan menjadi halangan, sebaliknya menjadi suatu yang indah untuk dipahami bersama. Perbedaan ini diselaraskan bersama karena sama-sama memiliki nasionalisme, rasa cinta pada bangsa Indonesia.

Tantangan keragaman yang ada di Indonesia adalah sangat rentan

terkikisnya rasa nasionalisme, karena generasi muda tidak lepas dengan adanya teknologi dan media sosial. Pengaruh media sosial rentan membangun pemikiran yang cenderung salah kaprah dan ekstrim. Oleh sebab itu bagi generasi muda, nasionalisme dapat diwujudkan melalui prestasi akademis, prestasi pada kegiatan-kegiatan di sekolah, mematuhi hukum yang berlaku, melestarikan budaya, mencintai produk dalam negeri, serta bersedia melakukan aksi nyata dalm membela negara.

Kesimpulan

Di era globalisasi seperti saat ini, rasa nasionalisme mulai berkurang dikalangan generasi muda. Dalam kehidupan keseharian, mereka mulai dihiasi oleh budaya dan teknologi dari luar. Apabila pengaruh budaya dan teknologi luar ini sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia tidak menjadi masalah. Masalahnya apabila kebiasaan ini bertentangan dengan kebudayaan Indonesia dan memunculkan permasalahan sampai mempengaruhi nasionalisme seseorang.

Generasi muda Indonesia adalah generasi penerus bangsa. Suatu bangsa akan menjadi maju bila generasi mudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Akan tetapi dengan perkembangan zaman yang semakin maju, ada fenomena semakin memudarnya rasa nasionalisme. Hal ini dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia, ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dengan mudah dapat ditembus oleh pihak luar. Diperlukan sekali upaya-upaya untuk meningkatkan semangat nasionalisme pada generasi muda sebagai penerus bangsa ini. Upaya ini dilakukan dalam system berkelanjutan, dilakukan pembiasaan dan tidak hanya dilakukan satu atau dua kali saja. Dengan demikian rasa nasionalisme generasi muda akan terus ada dan berkembang.

Daftar Pustaka

Amrah. (2016). Mengulik Pengembangan Nasionalisme Generasi Muda Di Era Globalisasi. Jurnal Publikasi Pendidikan http://

ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN 2088-2092. Halaman 90-97.

Anggraeni K dan Faturochman. (2004). Nasionalisme. Buletin Psikologi, Tahun XII, No. 2, Desember 2004. ISSN : 0854 – 7108.

Halaman 61-72.

https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/7/2020/21101/ini-dia-8-perbedaan-antara-generasi-millennial-dengan-gen-z. diakses 8 Februari 2021.

Pohlman, A. (2018). Women and Nationalism In Indonesia. Historia:

Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, 12(1), 13. https://doi.

org/10.17509/historia.v12i1.12114

Prasetyanti, R., dan Prasetyo, S. (2017). Generasi Millennial Dan Inovasi Jejaring Demokrasi Teman Ahok. Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 Jakarta. Vol. 3 No. 1 (Maret-Agustus 2017).

Putra,YS. (2016). Theoritical Review : Teori Perbedaan Generasi.

Among Makarti Vol.9 No.18, Desember 2016. Halaman 123-134.

Halaman ini bukan sengaja untuk dikosongkan