• Tidak ada hasil yang ditemukan

Generator Asinkron

Pada PLTA dengan daya relatif kecil (kurang dari I% terhadap daya yang dibangkitkan sistem) seringkali digunakan generator asinkron, yaitu motor asinkron yang dimasukkan ke dalam sistem kemudian diputar oleh air sehingga motor asinkron ini berputar lebih cepat daripada putaran sinkronnya (mempunyai nilai slip). Pengoperasian ini tidak memerlukan proses sinkronisasi sehingga memudahkan otomatisasi, dapat dari jauh, dan tidak memerlukan operator (tidak dijaga). Jika ada gangguan, relai pengaman akan men-trip PMT generator dan memberhentikan turbin airnya. Apa yang terjadi dapat dilihat dari jauh (remote). Setelah dicek dan aman, PLTA dapat dioperasikan kembali dari jauh maupun dekat (setempat).

Generator dijadikan motorStart pada Turbin Gas

Untuk men-start turbin gas diperlukan daya mekanis untuk memutar poros turbin dan juga poros dari generator agar didapatkan udara bertekanan yang akan dicampur dengan bahan bakar dalam ruang bakar yang selanjutnya akan dinyalakan agar menghasilkan gas hasil pembakaran penggerak turbin sehingga akhirnya mekanis yang diperlukan untuk men-start turbin tersebut di atas bisa berasal dari mesin diesel yang akan menggunakan baterai aki atau dari motor listrik yang disediakan kbusus untuk start juga pabrik yang mendesain turbin gas yang menggunakan generator utamanya sebagai motor start.

Contoh adalah PLTGU buatan Siemens yang diagram satu garisnya adalah seperti ditunjukkan oleh generator utama memberikan dayanya kepada rel 150 W. Rel 6,6 kV adalah rel untuk alat-alat bantu penggerak pompa air pendingin dan motor pengisi air ketel. Rel 400 Volt adalah rel untuk sebagai alat bantu seperti: excitacy statis yang diperlukan sewaktu

start, adalah frekuensi statis yang diperlukan untuk men-start generator sebagai motor start, men-start turbin gas dengan cara menjadikan

agar tegangan 150 kV tidak bertabrakan dengan yang dapat dilakukan dengan membuka PMT No. 1 terlebih dahulu sebelum PMT No. 2

1. Rekaman Kerja PMT

Pada hasil rekaman didapat butir-butir data dan gambar-gambar rekaman dan tanggal serta jam (pukul) rekaman dilakukan. Seperti yang terlihat pada Gambar II.114, perekaman didapatkan pada, tanggal 19 Juli 2002 pukul 19.46.

Gambar II.112

Diagram satu garis dari PLTGU di mana turbin gas di-startoleh generatornya yang dijadikan motor start

Keterangan:

PMT=Pemutus Tenaga (CBI Circuit Breaker); SEE = PeralatanExcitacy Statis;

Data dan gambar yang didapat adalah: 1.Test ldentification Data

Data yang menyangkut pembuat rekaman kerja PMT dan operator tidak ditampilkan di sini, dengan harapan tidak melanggar etika bisnis.

Gambar II.113

Foto dari sebuah alat perekam kerja (untuk pengujian) PMT buatan Euro SMC

2.Test Configuration Data

Keterangan:

Operation: C-O-C atau Close-Open -Close. Ini artinya bahwa percobaan dilakukan dengan mode tutup'(close), buka. (open), dan tutup (close). Durasi Waktu: 80-80-100-100 (milidetik).

Gambar II.114

masuk adalah C3, ditunjukkan oleh garis tebal. Ic adalah arus dari

closing coil dan 10 adalah arus dari trip coil, dan auxiliary contacts; misalnya kontak K5 dan kontak K6 untuk menyalakan lampu sinyal merah dan lampu sinyal hijau).

3.Timing

Semua pengukuran waktu dinyatakan dalam milidetik. Ada tabel waktu dari hasil rekaman yang disusun untuk kerjanya ketiga buah kontak utama (dalam milidetik):

4. Arus Kumparan (arus searah) 5. Tahanan Kontak

6. Grafik-grafik

Alat perekam kerja PMT ini harus dihubungkan ke closing coil, trip coil,

serta kontak-kontak bantu PMT dengan memperhatikan pengawatan sekunder PMT.

Hasil rekaman kerja PMT ini harus dianalisis dengan mengacu pada buku petunjuk pemeliharaan PMT bersangkutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Waktu pembukaan PMT harus secepat mungkin, yaitu sekitar 3 cycle

atau 60 milidetik, untuk sistem dengan frekuensi 50 Hz. Dari grafik Gambar II.114, tampak waktu pembukaan PMT adalah kira-kira 50 milidetik, yaitu sejak timbul 10 (arus trip coil) sampai PMT membuka (garis tebal terputus).

b. Keserempakan pembukaan ketiga kontak utama; apabila tidak serempak besar kemungkinan ada bagian kontak yang pembukaannya terlambat akibat telah mengalami keausan yang berlebihan

Pentanahan

Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:

a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.

b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar.

Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi.

Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah.

Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm.

Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak demikian, artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut dipasang (dalam tanah). Alat untuk melakukan pentanahan ditunjukkan oleh Gambar II.115.

Batang pentanahan tunggal (single grounding rod). Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). Terdiri dari beberapa batang tunggal yang dihubungkan paralel. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga. Pelat pentanahan (grounding plate), yaitu pelat tembaga.

Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut di atas juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi

Gambar II.115

Empat Alat Pentanahan

Gambar II.116

Gambar II.117

Batang Pentanahan dan Lingkaran Pengaruhnya

Tabel II.2

Tahanan jenis berbagai macam tanah serta tahanan pentanahan

Tampak bahwa makin dalam letaknya di dalam tanah sampai kedalaman yang sama dengan kedalaman batang pentanahan, dan lingkaran pengaruh ini makin dekat dengan batang pentanahan. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi jenis tanah seperti tersebut di atas. Tabel II.2 menunjukkan tahanan jenis berbagai macam tanah serta tahanan pentanahan dengan berbagai aman dan apabila digunakan pita pentanahan (grounding strip) dengan berbagai ukuran panjang: Untuk memperoleh tahanan pentanahan di humus lembab batang pentanahannya dipancang sedalam 5 m tetapi bila di pasir kering kedalamannya harus 165 m. Cara mengukur tahanan tanah secara umum adalah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar II.118. Pada ini tampak batang pentanahan yang akan diukur tahanan pentanahannya

Gambar II.118

Cara mengukur tahanan pentanahan

Pengukuran dilakukan pada konduktor yang menghubungkan batang pentanahan dengan alat yang ditanahkan oleh batang harus dilepas. Alat pengukur ini mengukur tegangan antara batang pembantu yang ada di tengah dan batang pentanahan. Selanjutnya alat pengukur ini akan menghitung tahanan pentanahan menurut hukum Ohm. Pembukaan dan penutupan saklar rangkaian listrik bisa dilakukan dengan pulsa digital karena hanya memerlukan dua macam posisi, yaitu membuka atau menutup. Tetapi pembukaan dan penutupan sudu jalan dari air yang dilakukan melalui pengaturan sekunder governor memerlukan gerakan analog sehingga didapat pengaturan yang halus.

Keterangan:

M.L = Motor Listrik; Katub Satu Arah; I Ke Mesin Diesel untuk Start, 2 Ke Emergency Stop unit yang ada.

Kontrol otomatis secara. penuh (full automatic control) telah banyak dilakukan pada PLTA dan PLTG. PLTA dioperasikan secara otomatis dari jarak jauh (remote) dengan menekan tombol start-stop saja bahkan dengan tombol untuk mengatur daya yang dibangkitkan.

Dari segi perangkat lunak (software) umumnya instalasi kontrol dari pusat listrik dilengkapi dengan program sebagai berikut:

a.Data Acquisition

Program ini menyelenggarakan pengumpulan dan penyajian data dan inforimasi yang diinginkan.

b.Threshold Values

Program ini mengatur pemberian peringatan (warning) apabila ada besaran yang melampaui nilai batas yang diperbolehkan.

c. Fault Recording

Program ini mencatat kejadian-kejadian yang tidak normal (gangguan) dan memberikan analisisnya.

Program ini mencatat besaran-besaran tertentu yang berkaitan dengan pemeliharaan, misalnya getaran dan suhu bantalan kemudian menganalisis data ini dan selanjutnya memberikan rekomendasi mengenai langkah pemeliharaan yang harus dilakukan.

e. Program Interupsi

Program interupsi memberikan prioritas untuk melakukan interupsi terhadap proses pengambilan data karena ada hal yang urgent yang perlu segera diberitahukan operator, misalnya kalau ada gangguan.

Gambar II.120

kemudian instalasi kontrol ini melakukan langkah-langkah pengaturan. yang diperlukan, program automatic control yang ada padanya (udara tekan) dari sebuah PLTD. Katup satu arah bisa dibuka oleh elektromagnet yang mendapat arus searah dari baterai. Jika suatu terdiri atas beberapa unit maka banyaknya katup start dan katup emergency

adalah sama dengan jumlah magnet yang membuka katup emergency stop diperintah oleh relai-relai yang dikehendaki oleh sistem proteksi misalnya oleh relai diferensial, relai tekanan minyak pelumas rendah dan relai suhu air pendingin tinggi. Sedangkan katup start dibuka oleh elektromagnet yang ada kaitannya dengan tombol startatauhandel start

dari mesin diesel. Dalam praktik setiap botol angin atau reservoir udara tekan harus dilengkapi katup pengaman dan katup pembuang kandungan uap air udara yang mengembun di dalam botol angin atau reservoirudara tekan tersebut.

Pada PLTA dan PLTU yang kapasitasnya umumnya lebih besar dari pada PLTD diperlukan pengaturan daya yang dibangkitkan melalui pengaturan katup air dari turbin air atau pengaturan katup (throttle) uap dari turbin uap yang membutuhkan gaya yang besar. Pengaturan ini dikomando oleh governor, tetapi governor adalah relatif kecil, maka gaya komando (perintah) yang keluar dari governor ini perlu diperkuat melalui suatu amplifier mekanis untuk bisa mengatur katup air atau katup uap seperti tersebut di atas.

Gambar II.121

Amplifier hidrolik minyak bertekanan

Dari komando governor

Servomotor

ke katup pengatur air/uap

Amplifier mekanis ini dilakukan melalui sistem hidrolik. Amplifier mekanis ini analog dengan tabung trioda atau transistor. Gaya komando (arus basis) memodulasi minyak bertekanan (tegangan pasokan V) menjadi tekanan tinggi (tegangan emiter) untuk menghasilkan daya yang besar untuk menggerakkan katup (beban).

Pada sistem kontrol hidraulik perlu diingat bahwa minyak (cairan) adalah tidak kompresibel, artinya tidak bisa mampat atau mengembang seperti halnya udara pada sistem pneumatik.

Dalam praktik servomotor dilengkapi dengan dashpot yang berfungsi sebagai peredam untuk mencegah terjadinya osilasi. Untuk membatasi jumlah minyak yang diperlukan dalam sistem kontrol hidraulik, reservoir

minyak beserta bak minyak diusahakan letaknya berdekatan dengan turbin yang akan diatur katupnya. Pengaturan katup turbin seperti uraian di atas, yang memerlukan gaya mekanik besar dan kontinu, cocok dilakukan memakai sistem pengaturan hidrolik.

Katup-katup yang jarang dibuka atau ditutup dan tidak memerlukan pengaturan, dapat dibuka atau ditutup dengan memakai motor listrik yang dikomando dari ruang kontrol (control room), generator, sistem excitacy, susunan rel, saklar-saklar, pengatur regangan otomatis, governor, sistem proteksi dan pentanahan bagian-bagian Instalasi.

Gambar II.122

V. Latihan

1. Bagaimanakah pengaruh besarnya arus excitacy terhadap besar tegangan output generator sinkron 3 phasa dengan jumlah putaran tetap, baik untuk penguatan tersendiri maupun sendiri

2. Lakukan praktik di laboratorium dengan bimbingan guru dan teknisi untuk butir soal nomor 1

3. Lakukan pengamatan terhadap sistem proteksi pada unit pembangkit yang ada di sekolah anda, apakah masih bekerja sistem pengamannya. Jika tidak, catat jenis proteksi dan spesifikasinya yang perlu ditambah

4. Lakukan praktik transformator beban nol dan berbeban di laboratorium dengan bimbingan guru dan teknisi

W. Tugas

Dari hasil kegiatan anda di laboratorium, buat laporan dan diskusikan bersama teman di kelas dengan bimbingan guru

Gambar II.123

energi dan operasi yang ada pada PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, PLTD, PLTN, dan unit-unit pembangkit khusus. Masalah pelestarian hutan dalam kaitannya dengan operasi PLTA dan PLTP. Masalah pengadaan dan penyimpanan bahan bakar untuk pusat-pusat listrik thermis. Macam-macam bahan bakar serta spesifikasinya seperti nilai kalori dan kandungan unsur yang tidak dikehendaki.

Dokumen terkait