• Tidak ada hasil yang ditemukan

Genus Makrozoobentos yang Didapatkan di Lokasi Kajian

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisik Kimia Air dan Substrat

4.2. Genus Makrozoobentos yang Didapatkan di Lokasi Kajian

Hasil penelitian mendapatkan 16 genus makrozoobentos, yang berdasarkan urutan taksonnya terlihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Genus Makrozoobentos yang Didapatkan pada Tiap Stasiun

Kelas Ordo Famili Genus

Bivalvia Arcoida Arcidae Anadara

Veneroida Psammobiidae Hiatula

Tellinidae Peronidia

Tellina

Crustaceae Decapoda Portunidae Scylla

Stomatopoda Squillidae Erugosquilla

Gastropoda Archaeogastropoda Neritidae Neritina

Basommatophora Ellobiidae Ellobium

Mesogastropoda Cerithiidae Ceritium

Littorinidae Littorina

Naticidae Lunatia

Potamididae Telescopium

Terebralia

Malacostraca Decapoda Penaeidae Penaeus

Hasil penelitian mendapatkan 16 genus makrozoobentos yang dikelompokkan atas 6 kelas, 10 ordo dan 14 famili. Ciri morfologi masing-masing genus yang didapat dari keempat stasiun adalah sebagai berikut:

a. Anadara

Cangkang berbentuk sedikit membulat, berwarna putih kehitaman, dan terdapat garis radial. Bagian dalam cangkang sering berwarna hijau lumut. Daging/tubuh

bagian dalam berwarna oranye atau sedikit kemerahan Panjang cangkang ± 1,2 cm dan lebar ± 1,5 cm.(Gambar 4.1). Hidup membenamkan diri di substrat

lumpur maupun pasir. b. Hiatula

Cangkang berbentuk memanjang dan tipis, berwarna kecoklatan. Cangkang bagian dalam permukaannya berwarna ungu dan putih. Cangkang mudah terkelupas bila kering. Panjang cangkang 2 cm - 8 cm. Ukuran panjang cangkang dua kali lebarnya. (Gambar 4.2). Hidup membenamkan diri di subtrat lumpur maupun pasir, walaupun terkadang dijumpai di permukaan substrat.

c. Peronidia

Cangkang berbentuk oval, berwarna merah kecoklatan sampai kehitaman. Terdapat garis konsentris pada bagian permukaan cangkang. Panjang cangkang 3 cm – 6 cm dan lebar 2 cm – 5 cm. (Gambar 4.3). Hidup membenamkan diri pada substrat lumpur maupun pasir.

d. Tellina

Cangkang berbentuk oval, berwarna kemerahan. Bagian kiri cangkang lebih menonjol (cembung) dari bagian kanannya. Bagian permukaan cangkang terdapat garis konsentris Panjang cangkang ± 1 cm dan lebar ± 1,3 cm (Gambar 4.4). Hidup membenankan diri pada substrat pasir berlumpur walaupun terkadang dijumpai di permukaan substrat.

e. Scylla

Karapas berbentuk oval dan tebal seperti perisai. Memiliki duri pada bagian depan tubuhnya, masing-masing 9 buah di kanan dan kiri, serta 4 buah duri di antara dua tangkai mata. Kaki terdiri atas lima pasang. Pasangan kaki pertama berukuran besar dan memiliki capit yang digunakan sebagai alat menagkap makanan dan pertahanan tubuh. Kaki jalan terakhir mengalami modifikasi berbentuk dayung yang digunakan untuk berenang. Karapas berwarna merah kecoklatan, dan ada yang berwarna hijau tua. Ukuran lebar karapas 6 cm - 14 cm (Gambar 4.5). Banyak ditemukan hidup di perairan estuary dan di dalam lubang pada kawasan hutan mangrove.

f. Erugosquilla

Bentuk tubuh hampir menyerupai belalang sembah. Karapas hanya menutupi bagian belakang kepala dan tiga segmen pertama bagian dada/toraks. Tubuh berwarna pirang terang sampai kekuningan. Ukuran tubuh 6 cm – 12 cm (Gambar

Gambar 4.4. Tellina Gambar 4.3. Peronidia

g. Neritina

Bentuk cangkang bagian atas pendek dan pada bagian bawahnya melebar. Terdapat garis yang konsentris pada cangkang. Cangkang sebelah luar bentuknya tebal dan bergerigi. Operculum berkapur seperti pelat dan di bagian luar permukaannya berbintik bintik. Cangkang berwarna merah kecoklatan. Panjang cangkang 2 cm – 4 cm (Gambar 4.7). Hidup membenamkan diri pada substrat berpasir dan berlumpur dekat akar mangrove.

h. Ellobium

Cangkang berbentuk oval. Permukaan luar cangkang berwarna putih kecoklatan.

Ukuran maksimum dapat mencapai 6 cm, tetapi umumnya hanya berukuran ± 5 cm (Gambar 4.8). Jarang ditemukan berada di atas susbtrat lumpur atau pasir,

banyak ditemukan menempel pada batang dan akar mangrove. Gambar 4.5. Scylla

Gambar 4.7. Neritina Gambar 4.8. Ellobium

i. Ceritium

Cangkang tipis, berbentuk seperti kerucut, sedikit tumpul pada bagian ujungnya, berwarna coklat tua sampai coklat kehitaman. Cangkang berukuran panjang 2,5 cm – 5 cm (Gambar 4.9). Hidup pada perairan dangkal. Banyak di temukan berkelompok di substrat berlumpur, akar, pangkal pohon mangrove, juga batang mangrove yang sudah lapuk dan basah.

j. Littorina

Cangkang berbentuk seperti kerucut dan tahan terhadap sinar matahari dalam waktu lama karena terdapat cadangan air dalam cangkangnya. Permukaan cangkang berwarna merah tua tetapi ada juga yang berwarna kecoklatan (Gambar 4.10). Berukuran kecil, maksimal 1,5 cm. Hidup pada daerah estuari

terutama pada substrat berpasir dan sedikit dijumpai pada substrat berlumpur.

k. Lunatia

Cangkang berbentuk kerucut, dengan bagian ujungnya sedikit membulat. Permukaan cangkang berwarna merah cerah atau merah kecoklatan. Berukuran kecil, berkisar 2 mm - 5 mm (Gambar 4.11). Banyak ditemukan dalam kawasan hutan mangrove dengan substrat lumpur atau lumpur berpasir.

l. Telescopium

Cangkang berbentuk tebal dan kuat, memiliki sedikit lekukan pada bagian pangkalnya. Bagian tengah cangkang memiliki kanal yang pendek Berwarna kecoklatan. Ukuran panjang cangkang dapat mencapai 12 cm (Gambar 4.12).

m. Terebralia

Cangkang berbentuk kerucut. Bagian permukaan cangkang terdapat garis spiral sampai ke apeks. Ujung cangkang berbentuk bulat. Cangkang berwarna kecoklatan. Ukuran panjang cangkang ± 5 cm (Gambar 4.13). Hidup berkelompok dan melekat di substrat lumpur, akar, batang dan ranting pohon mangrove. Ditemukan melimpah pada substrat lumpur di area hutan mangrove dan merupakan biota penghuni tetap hutan mangrove.

n. Penaeus

Bentuk tubuh beruas-ruas dan tertutup oleh eksoskeleton. Tubuh terbagi atas dua bagian yaitu bagian kepala yang menyatu dengan dada disebut sepalotoraks dan bagian badan sampai ke pangkal ekor disebut abdomen. Bagian kepala tertutup

oleh karapas yang bagian ujungnya meruncing dan bergerigi disebut rostrum. Di bawah pangkal rostrum terdapat mata majemuk bertangkai yang dapat digerakkan Mulut terletak di bagian bawah kepala di antara rahang bawah. Tubuh berwarna kekuningan sampai kuning tua, berukuran 4 cm – 12 cm (Gambar 4.14). Banyak ditemukan di perairan estuari dengan substrat lumpur berpasir

o. Nereis

Bentuk tubuh memanjang, silindris di bagian dorsal dan pipih di bagian ventral. Gambar 4.12. Telescopium

Gambar 4.13. Terebralia Gambar 4.14. Penaeus

sepasang tentakel pendek dan 4 pasang tentakel panjang, memiliki 2 pasang bintik

mata. Mulut terletak di ujung anterior dan anus pada ujung posterior (Gambar 4.7).. Pada setiap ruas mulai ruas ke-3 kecuali ruas yang terakhir,

terdapat sepasang parapodia yang memiliki banyak setae. Faring (proboscis) dapat dikeluarkan untuk mengambil makanan. Tubuh berwarna kuning kemerahan. Berukuran panjang ± 3 cm – 7 cm (Gambar 4.15). Hidup di perairan estuari dan dalam kawasan hutan mangrove dengan substrat lumpur.

p. Chiton

Cangkang berbentuk oval, pada bagian dorsoventral sedikit pipih Tubuh bagian dorsal dilindungi oleh delapan keping cangkang yang tersusun tumpang tindih seperti genting (Gambar 4.16). Memiliki sendi yang dapat dibengkokkan sehingga tubuh dapat dibulatkan seperti bola. Tubuh berwarna kecoklatan. Berukuran kecil dengan panjang ± 1,5 cm. Hidup pada susbstrat lumpur di kawasan hutan mangrove.

4.3. Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran

Dokumen terkait