• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kantong penampung rumput dan stang pendorong yang dirancang seharusnya kokoh dan menyatu, jika dipasangkan pada dek. Selain itu juga harus memenuhi kaidah ergonomika yaitu dengan kata lain it must be comfortable for a person to use. Dengan bantuan gambar pada Lampiran 1 dapat ditentukan atau diidentifikasi kendala ruang dari masing-masing komponen sehingga dapat diketahui atau ditentukan batasan-batasan bentuk antara satu komponen relatif terhadap komponen lainnya.

Untuk kantong, kendala ruang luar yang dapat disebutkan antara lain : diameter roda yaitu 18 cm, dek (bagian belakang dek), konfigurasi stang, panjang langkah maksimal operator, yaitu didapat angka rata-rata untuk operator perempuan adalah 50 cm dan untuk operator laki-laki 80 cm serta permukaan tanah atau rumput. Mengikuti batasan-batasan tersebut kemungkinan kantong penampung rumput akan berbentuk semacam prisma karena dibatasi oleh dua sisi berhadapan yang kongruen dan sejajar yaitu berbentuk trapezoidal dengan rumus volume, V = (Jumlah sisi sejajar x tinggi)/2, sehingga berdasarkan kebutuhan untuk dapat menampung potongan rumput seoptimal mungkin (mengacu pada gambar pada Lampiran 1) maka dapat ditentukan kantong akan memanjang ke belakang sejauh ± 40 cm dan luas sisi depan kantong adalah sama dengan luas bagian belakang dek yaitu 30.5 x 20.6 cm2. Dan salah satu tinggi trapesium tersebut yaitu bagian depan atau tinggi sisi sejajar pertama adalah sama dengan tinggi bagian belakang dek, 20.6 cm, sedangkan tinggi sisi sejajar lainnya adalah mengikuti kemiringan stang. Trapesium adalah bentuk dengan kapasitas paling besar yang paling mungkin untuk dipertimbangkan dalam proses desain selanjutnya.

Untuk stang, kendala ruang luar yang perlu diperhatikan adalah dimensi dek, diameter roda (18 cm), konfigurasi kantong, dan tinggi siku operator.

Asumsinya stang akan dibuat dalam dua bagian untuk mengakomodir operator yang paling tinggi dan yang paling pendek, karena semestinya panjang stang bisa diatur disesuaikan dengan kebutuhan atau keinginan operator (Lampiran

2). Mengacu pada referensi data antropometri orang Indonesia (Lampiran 3), agar sesuai untuk semua laki-laki dan perempuan antara persentil 5 dan ke-95, stang harus dapat di’setel’ atau diatur antara 90.8 cm - untuk persentil ke-5 (perempuan) – dan 97.8 cm- untuk persentil ke-95 (laki-laki).

B. Bentuk-bentuk Sambungan

Komponen-komponen yang menyusun kantong mengacu pada konsep yang telah dipilih adalah pengait, penjepit kantong dan kotak kantong. Dan untuk stang, komponen-komponen yang menyusun antara lain : dudukan stang, pengencang (mur & baut) dan batang stang. Berdasarkan dekomposisi tersebut (Gambar 27 dan 28), selanjutnya konsep tentang mekanisme bagaimana memasangkan kantong penampung rumput pada dek dan bagaimana ’menempelnya’ stang pada dek dapat dikembangkan. Dekomposisi fungsi yang lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 27 Sambungan-sambungan pada kantong penampung rumput.

Gambar 28 Sambungan-sambungan pada stang pendorong.

Dek Pengait Penjepit

Kantong Kantong

Pegangan kantong Pengguna

Installer

Dek Dudukan Stang Stang Pengguna

Installer 1

2

3 4

Installer pada Gambar 27 kemungkinan dapat dihilangkan dari konsep karena bisa jadi ini adalah satu komponen yaitu dek itu sendiri. Sambungan 1 dan 5 merupakan sambungan-sambungan eksternal yaitu menghubungkan kantong ke dek dan menghubungkan pengguna dengan kantong sehingga dapat diasumsikan sambungan 1 akan menahan beban sebesar ± 3.5 kg (berdasarkan perbandingan terhadap Golden Star) yaitu kapasitas tampung maksimal kantong, sedangkan besarnya gaya yang dibutuhkan untuk melepas dan mengangkat kantong penampung rumput berdasarkan data anthropometri rata-rata orang Indonesia tentang biomekanika (pengukuran dinamika tubuh manusia) diketahui bahwa kekuatan rata-rata orang mengangkat beban pada posisi dari membungkuk lalu berdiri adalah 20-30 pon (lihat Lampiran 5).

Dalam Ullman (1992), sambungan harus selalu merefleksikan kesetimbangan gaya dan aliran konsistensi energi, material, dan informasi. Sehingga pengembangan konsep sambungan sebaiknya mempertimbangkan semua obyek yang berinteraksi pada sambungan tersebut dan selanjutnya yang penting untuk diperhatikan lagi adalah pada bagian dari sambungan yang dibebani fungsi yang paling kritis.

Berikut ini beberapa konsep sambungan antara kantong dengan dek dan sejumlah konsep sambungan antara stang dengan dek (Gambar 29 dan 30), yang dapat dikembangkan yaitu :

(a)

dek

kantong

sambungan

(b) dek

sambungan

Pada SRT-01

(c)

Pada Golden Star (d)

Gambar 29 (a) (b) (c) (d) (e) Konsep-konsep sambungan antara kantong penampung rumput dengan dek.

(e)

(a) stang

dek

sambungan

Pada SRT-01

(c)

(d) (b)

sambungan stang

dek

Pada Golden Star

Gambar 30 (a) (b) (c) (d) (e) Konsep-konsep sambungan antara stang pendorong dengan dek.

(e)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Performansi

Salah satu fase yang signifikan dari keseluruhan proses desain adalah evaluasi kinerja, yaitu bertujuan untuk mengetahui apakah produk alat/mesin yang didesain sudah benar-benar memuaskan dan mencapai target-target teknik yang ditentukan pada awal proses desain atau belum. Peluncuran perdana SRT-02 (Gambar 31) pada dua jenis lapangan rumput, yaitu lapangan rumput jenis tiffway (varietas rumput yang termasuk dalam golongan Rumput Bermuda) di Leuwikopo dan lapangan rumput jenis gajahan (Axonopus compressus) di area rumput halaman depan Fakultas Teknologi Pertanian, adalah bertujuan untuk mengukur performansi mesin pemotong rumput tersebut. Kondisi dua lapangan rumput yang dimaksud di atas sebelum pemotongan dapat dilihat pada Gambar 32 dan 33.

Gambar 31 Mesin pemotong rumput tipe rotari SRT-01 dan hasil modifikasinya SRT-02.

SRT-01

SRT-02

Gambar 32 Lapangan rumput jenis gajahan.

Pemotongan dilakukan dengan jarak 2 meter dengan luasan 40 x 200 cm2 seperti terlihat pada Gambar 34, dan dicoba pada semua ketinggian pisau.

Pengujian juga dilakukan pada 3 waktu yang berbeda yaitu pagi, siang, dan sore. Perbedaan ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kondisi rumput pada efektifitas alat. Pengukuran kapasitas aliran rumput dilakukan terpisah dengan pengukuran potongan tertampung, tercecer, dan menempel di dek.

Pengukuran kapasitas aliran potongan dilakukan bersama-sama dengan pengukuran efisiensi lapang mesin. Pengukuran kapasitas material potongan dilakukan pada setiap kantong penuh sampai seluruh areal terpotong, sedangkan pola pemotongan dilakukan dengan metode bolak-balik kontinyu seperti terlihat pada Gambar 35.

Gambar 33 Lapangan rumput jenis tiffway.

Gambar 34 Luasan Pemotongan.

Gambar 35 Pola lintasan pengujian prototipe SRT-02.

Proses pengukuran waktu pemasangan dan pelepasan stang dan kantong menggunakan stopwatch dan dilakukan oleh orang yang sama pada masing-masing pengukuran dengan 3-5 kali ulangan. Pada pengukuran pemasangan dan pelepasan stang, digunakan peralatan bantu berupa 1 buah kunci pas.

Hasil pengujian diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada pada desain SRT-01. Kantong penampung rumput pada SRT-02 diharapkan dapat

2. 3.5 4.5 5.

5

6.5 7.5 2 m

Arah maju pemotonga n

Areal yang belum dipotong

Sumber : (Kuncoro, 2003)

Sumber : (Kuncoro, 2003)

menampung lebih banyak potongan rumput dan lebih mudah dilepas atau dipasangkan kembali.

B. Kantong Penampung Rumput

Parameter utama dari kinerja kantong penampung rumput pada SRT-02 adalah kuantitas potongan rumput yang mampu ditampung yang dialirkan oleh dek. Pada pengujian SRT-01 belum diperoleh data yang jelas mengenai kapasitas material bahan yang dapat dialirkan dek, jumlah potongan rumput yang tertinggal di dek, tanah, dan yang mampu ditampung oleh kantong.

Hasil pengujian pengaliran potongan rumput oleh dek dan yang mampu ditampung oleh kantong penampung rumput pada SRT-02 dapat dilihat dalam Tabel 5 dan Tabel 6, sedangkan seluruh data dapat dilihat dengan lengkap pada Lampiran 6 dan 7. Gambar 36 menunjukkan bahwa potongan rumput yang tertampung memenuhi lebih dari 80 % dari total volume kantong. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada pemotongan rumput jenis Tiffway, 99.5 % potongan rumput tertampung dalam kantong. Dan pada Gambar 37 dapat dilihat bahwa potongan rumput banyak tertumpuk pada bagian kantong sebelah pojok kanan, hal ini sangat erat kaitannya dengan desain dek (Kuncoro, 2003) yang pada dasarnya adalah menunjukkan arah aliran potongan rumput yang terjadi dari dek menuju kantong. Sedangkan relief potongan rumput yang tertumpuk di dalam kantong ditunjukkan pada Gambar 38.

Pengamatan terhadap kinerja kantong dalam menampung potongan rumput pada waktu pengujian dipengaruhi oleh beberapa kondisi antara lain:

kecepatan maju dari mesin pemotong rumput SRT-02 hubungannya dengan mobilitas dek, ketinggian pemotongan, serta densitas rumput pada areal pemotongan. Tabel 7 menunjukkan perbandingan mobilitas dek pada SRT-01 dan SRT-02. Keterbatasan lahan, ketinggian pemotongan yang tidak sama dan waktu pemotongan yang berbeda menyebabkan berat potongan rumput yang ditampung berbeda pula, namun hasil keseluruhan menunjukkan persentase potongan rumput yang mampu ditampung oleh kantong pada SRT-02 sudah tinggi dibandingkan dengan kantong pada SRT-01.

Tabel 5 Berat potongan rumput yang mampu ditampung oleh kantong pada

Tabel 6. Kapasitas material pengaliran potongan rumput

Varietas

Gambar 36 Potongan rumput yang mampu ditampung oleh kantong pada SRT-02.

Gambar 37 Kondisi kantong penuh pada lapangan rumput jenis gajahan (pemotongan siang hari).

Tutup kantong Tumpukan potongan rumput

Arah aliran potongan rumput

Gambar 38 Relief potongan rumput yang tertumpuk di dalam kantong SRT-02.

Tabel 7. Perbandingan mobilitas dek pada SRT-01 dan SRT-02

Varietas

Kadar air pada kapasitas tampung maksimal kantong berpengaruh cukup signifikan. Pada pemotongan pagi hari dengan kadar air tercatat 70%, menyebabkan potongan rumput yang berhasil dialirkan dek ke dalam kantong pun lebih sedikit dibandingkan dengan waktu pemotongan siang dan sore hari, dari sebesar 86% kali total volume kantong pada pagi hari lalu naik menjadi 99.5% pada siang hari dan 99% pada sore hari.

Secara visual pada Gambar 39 ditunjukkan bahwa konfigurasi kantong tidak mengganggu operator. Jarak antara bagian belakang kantong dengan ujung kaki operator sudah memenuhi target teknik yaitu sebaiknya ≥ 10 cm.

Gambar 39 Jarak minimum antara bagian belakang kantong dengan kaki operator.

Kemiringan kantong dari permukaan tanah adalah 10° yaitu mengikuti sudut kemiringan saluran dek seperti ditunjukkan pada Gambar 41. Dan dengan besar kemiringan 10° tersebut ternyata pada saat bermanuver atau pada saat mesin dibelokkan, bagian belakang kantong masih menyentuh tanah atau permukaan rumput sehingga mengurangi mobilitas atau kecepatan maju SRT-02. Pada posisi normal (diukur dari permukaan datar) ketinggian bagian bawah kantong dari permukaan tanah adalah paling rendah yaitu pada bagian depan yang menempel ke dek = 4 cm dan pada bagian paling ujung = 10 cm.

Perbandingan waktu yang dibutuhkan untuk melepas dan memasang kembali kantong dan stang antara SRT-01 dengan SRT-02 dapat dilihat pada Tabel 8.

≥ 10 cm

Gambar 40 Kondisi lapangan rumput jenis tiffway di Leuwikopo setelah pemotongan.

Gambar 41 Sudut kemiringan saluran keluaran dek pada SRT-02.

Tabel 6 Perbandingan waktu

Pembanding SRT-01 SRT-02

Waktu yang dibutuhkan untuk memasang stang (detik) Waktu yang dibutuhkan untuk

melepas stang (detik) Waktu yang dibutuhkan untuk

memasang kantong (detik) Waktu yang dibutuhkan untuk

melepas kantong (detik)

Tahapan pembuatan kantong penampung rumput, pertama-tama adalah dibuat kerangka besi (Gambar 42). Kemudian kain dipotong-potong sesuai dengan ukuran frame lalu dijahit dan dipasangkan ke frame (Gambar 43 (i) (ii) (iii)). Bagian bawah dilapisi triplek supaya nantinya tidak melengkung ketika menahan beban dari berat potongan rumput yang ditampung (Gambar 43 (iii)). Kantong memiliki ‘pintu’ (Gambar 44) yang bisa dibuka dan ditutup untuk membuang potongan rumput jika kantong sudah penuh atau saat dek mulai tersumbat. Pada samping kiri dan kanan sebelah belakang atas diberi semacam ‘jendela’ berpori yang berguna mengalirkan keluar arus udara dari dalam kantong. Hak ini cukup penting untuk diperhatikan karena penampungan potongan rumput yang bagus adalah bergantung pada pengaliran udara melalui kantong yang bagus pula. Lalu pada bagian atas kantong terdapat pita berperekat (Gambar 45 (ii)) untuk mengaitkan kantong pada stang. Kantong memiliki gagang di depan dan pegangan belakang untuk memudahkan operator mengangkat pada saat kantong penuh. Bahan kain untuk kantong yang dipilih adalah kain parasut yaitu seperti bahan kain untuk pembuatan tas. Pemilihan bahan ini penting untuk diperhatikan karena kantong berfungsi untuk menampung material apa saja yang dihisap dan dialirkan oleh dek yaitu bukan hanya potongan rumput saja melainkan juga daun-daun kering, sampah bahkan kerikil atau batu.

Gambar 42 Kerangka kantong pada SRT-02.

Gambar 43 (i) (ii) (iii) Pembuatan kantong penampung rumput untuk SRT-02.

Gambar 44 Kantong penampung rumput pada SRT-02 (tampak belakang).

(i) (ii)

Triplek (iii)

Gambar 45 (i) (ii) Kantong penampung rumput pada SRT-02.

Gambar 46 Bentuk kantong pada mesin pemotong rumput tipe rotari merek BOSCH.

(http://www.tooled-up.com)

C. Stang Pendorong

Stang pendorong pada SRT-02 didesain dengan sudut kemiringan sebesar 30°. Pertimbangannya adalah jika sudut kemiringan stang pendorong pada SRT-01 samadengan 45° dan terlalu tinggi bagi operator yaitu kurang sesuai

‘jendela

’ Pegang

an (i)

Pegangan belakang

Pita berperekat untuk

(ii)

Lubang atau pori-pori untuk menghembuskan

dengan tinggi rata-rata orang Indonesia maka kemungkinan dengan memperkecil sudut menjadi 30° diharapkan ketinggian stang akan pas bagi operator. Idealnya stang pendorong adalah seperti tampak pada Gambar 47 yaitu ketinggiannya pada sekitar pusar atau pada sekitar ketinggian siku.

Stang pendorong pada SRT-02 juga dilengkapi dengan mekanisme dipanjangkan atau dipendekkan yaitu dengan membuat ’coakan’ sepanjang 20 cm seperti terlihat pada Gambar 46. Penentuan diameter stang pendorong yang tepat akan mengurangi gaya yang dibutuhkan untuk menggenggam mendorong dan mengurangi kelelahan. Dan desain stang yang baik seharusnya bisa ditekuk (Gambar 48) supaya pelepasan dan pemasangan kembali kantong pada saat kantong sudah penuh dapat dilakukan dengan mudah untuk menghindari atau mengurangi banyaknya rumput yang jatuh tercecer. Serta supaya ringkas jika mesin pemotong rumput ingin disimpan dalam waktu yang lama atau ingin diangkut dibawa ke suatu tempat atau dipindah-pindahkan. Atau bisa jadi juga untuk mempermudah pengemasannya pada saat dijual atau didistribusikan.

Gambar 47 ’Coakan’ pada stang pendorong SRT-02.

Gambar 48 Tinggi stang ideal.

(http://www.nonnoise.org)

Gambar 49 Stang pendorong yang memiliki pivot point atau titik berputar.

B. Sambungan-sambungan

Sambungan antara stang pendorong dan dek untuk SRT-02 mengikuti konsep (d) pada BAB V yaitu dengan memasukkan ujung stang ke dalam pipa besi yang dilas menempel pada samping kanan kiri dek sebelah ujung belakang dan dikencangkan dengan menggunakan mur dan baut (Gambar 49).

Pivot point

Gambar 50 Dudukan stang pada SRT-02.

Sambungan antara kantong dan dek dapat dicermati pada Gambar 50 yaitu berupa besi plat yang dilas berbentuk U sehingga mekanisme mengaitnya seperti kantilever, panjangnya hanya sebatas sisi yang tidak berlubang pada bagian depan kantong.

Gambar 51 Mekanisme mengaitnya kantong ke dek pada SRT-02.

Pada dasarnya sambungan-sambungan baik antara kantong dengan dek dan antara stang dengan dek bentuk atau mekanismenya sangat bergantung pada bentuk atau model dek sebagai tempat menempelnya komponen lain pada sebuah mesin pemotong rumput.

Dudukan stang

Kaitan untuk kantong menggantung ke dek

Bagian berlubang sebagai tempat mengalirnya

ι

Panjan g

Sambungan antara kantong

Gambar 52 Mesin pemotong rumput merek Black&Decker.

(http://www.blackanddecker.com)

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Stang pendorong dan kantong penampung rumput SRT-02 sebagai hasil modifikasi dari stang pendorong dan kantong penampung rumput pada SRT-01 telah berhasil dibuat dan diuji coba.

2. Stang pendorong pada SRT-02 dilengkapi dengan mekanisme dipanjangkan/dipendekkan yaitu dengan dibuatnya ‘coakan’ sepanjang 20 cm pada kedua bagian stang (atas dan bawah) sehingga ketinggiannya bisa diatur dan disesuaikan dengan tinggi operator.

3. Kantong penampung rumput pada SRT-02 lebih mudah dilepas dan lebih mudah dipasangkan kembali dibandingkan SRT-01, yaitu 85.9 detik dan 6.47 detik lebih cepat untuk pemasangan dan pelepasan.

4. Kantong penampung rumput pada SRT-02 memiliki kapasitas tampung yang lebih besar. Hal ini ditunjukkan dengan terisinya 80 % ruang dari total volume kantong, sedangkan pada SRT-01 hanya 30 % dari total volume kantong yang terisi oleh potongan rumput.

B. Saran

1. Pemilihan bahan untuk pembuatan kantong penampung rumput bisa dicoba dari bahan-bahan yang lebih bervariasi.

2. Perhitungan perbandingan luas lubang berpori dengan luas keseluruhan kantong perlu lebih diperhatikan sebab kata kunci dari penampungan potongan rumput yang maksimal adalah pengaliran udara dari dalam dan keluar kantong yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA

Edwards KSJr, McKee, R. 1991. Fundamentals of Mechanical Component Design. New York: McGraw-Hill.

Eide AR, Roland DJ, Lane HM, Larry LN. 2002. Engineering Fundamentals And Problem Solving. New York: McGraw-Hill.

Kuncoro MA. 2003. Modifikasi dan Uji Kinerja Mesin Pemotong Rumput Tipe Rotari dari Model SRT-01 menjadi Model SRT-02: Modifikasi Dek [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Suastawa IN. 2002. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Prototipe Mesin Pemotong Rumput Tipe Rotari [laporan hasil penelitian proyek Due-Like]. Bogor:

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Suharyatun S. 2002. Mekanisme Pemotongan Rumput dengan Menggunakan Pisau Pemotong RumputTipe Rotari [tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sujiono. 2003. Modifikasi dan Uji Kinerja Mesin Pemotong Rumput dari SRT-01 menjadi SRT-02 : Sistem Pengatur Ketinggian Pemotongan [skripsi]. Bogor:

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sularso, Suga K. 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.

Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Ullman DG. 1992. The Mechanical Design Process. New York: McGraw-Hill.

Lampiran 1. Gambar identifikasi kendala-kendala ruang untuk kantong dan stang

Area untuk stang, L

Tinggi siku rata-rata orang Indonesia, y

pl Area untuk kantong, V

Jarak minimum antara ujung kaki operator dengan bagian belakang kantong, x Panjang langkah operator, pl

q

Tinggi bagian belakang dek, q Roda, d= 18 cm

α p

Lampiran 2. Perhitungan tinggi stang

Berdasarkan gambar pada Lampiran 1 diketahui:

panjang stang, L

ketinggian dek bagian belakang, dari permukaan tanah, q = 23.8 cm.

volume kantong, V

panjang kantong, p = 40 cm

jarak minimum antara ujung kaki operator dengan bagian belakang kantong, x → 20 cm ≥ x ≥ 10 cm.

panjang langkah operator, pl = 45 cm-80 cm

tinggi siku rata-rata orang Indonesia, y = 90.8 cm-97.8 cm sudut kemiringan stang, α

Asumsi-asumsi:

• Agar sesuai untuk semua laki-laki dan perempuan antara persentil ke-5 dan ke-95, stang harus dapat di’setel’ atau diatur antara 90.8 cm - untuk persentil ke-5 (perempuan) – dan 97.8 cm- untuk persentil ke-95 (laki-laki).

• Stang ’menempel’ pada sekitar ujung belakang dek di kedua sisinya, sehingga tinggi pangkal stang dari permukaan tanah adalah sama dengan tinggi bagian belakang dek dari permukaan tanah.

• Posisi paling nyaman untuk mendorong adalah posisi atau letak ujung kaki pada saat melangkah maksimal tidak lebih maju dari posisi ujung tangan mencengkeram stang. Pada posisi seperti itu diperkirakan gaya yang dihasilkan untuk mendorong cukup besar.

• Jarak minimum yang diperbolehkan antara ujung kaki dengan bagian belakang kantong adalah ≥10 cm.

Jadi:

= 60

Selanjutnya stang akan dibuat dengan panjang 95.26 cm dan bisa di’setel atau bisa dipendekkan hingga 90.02 cm. Dengan kemiringan sudut sebesar 50.96° ≈ 51°.

Lampiran 3. Ukuran rata-rata anthropometri orang Indonesia.

Laki-laki Perempuan Ukuran anthropometri Rata-rata

(cm) SD (cm) Rata-rata 8. Panjang lengan atas 9. Panjang lengan bawah 10. Jangkauan vertikal tangan 11. Jangkauan horisontal tangan

161.3

5. Tinggi pantat ke lantai

83.2 Sumber : Buku pedoman Praktikum Ergonomika oleh Sam Herodian, Leni saulia dan

Kusen Morgan.

Lampiran 4. Lima tahapan dekomposisi fungsi: Kantong penampung rumput

Gambar (a) Dekomposisi fungsi: Tahap satu

Gambar (b) Dekomposisi fungsi: Tahap dua

Gambar (c) Dekomposisi fungsi: Tahap tiga Memasang

Kantong

Mengait Menampung Melepas Potongan rumput

Memasang

… ….

Dipegang dengan tangan Kantong

Diarahkan ke bagian belakang dek

Dikaitkan pada dek

Dipegang dengan tangan

… …

Kontak dengan

pegangan kantong Menggenggam pegangan kantong tangan

Gambar (d) Dekomposisi fungsi: Tahap empat

Gambar (e) Dekomposisi fungsi: Tahap lima Mengaitkan/menggantungkan pada dek Kantong

… …

Diangkat Diarahkan mendekati bagian

belakang dek Dikaitkan/

digantungkan Berhenti

Melepas

.... ....

Dipegang dengan tangan

Ditarik ke atas/diangkat

Diarahkan menjauh dari dek

Tutup kantong dibuka

Potongan rumput dibuang

Lampiran 5. Gambar kekuatan rata-rata manusia untuk melakukan aktivitas pada beberapa posisi berbeda.

Sumber : Ullman, 1992

Lampiran 6. Data pengujian rumput bermuda.

PAGI HARI ketinggian

pisau berat di tanah berat didek prosentase berat di

kantung prosentase sblm oven

stlh

oven cawan kadar air

2,5 0 27,7 17,4104337 131,4 82,58956631 37,7 19,4 12 71,20623

3,5 0 6,8 13,8211382 42,4 86,17886179 35,5 19,1 12,3 70,68966

4,5 0 5,6 17,7777778 25,9 82,22222222 29,2 17,1 11,9 69,9422

5,5 0 4,4 9,56521739 41,6 90,43478261 10,6 5,1 2,8 70,51282

6,5 0 13,5 15,9952607 70,9 84,00473934 25 16,3 12,3 68,50394

7,5 0 10,4 8,77637131 108,1 91,22362869 34 18,7 12 69,54545

rata-rata 0 11,4 13,9963168 70,05 86,00368324 70,06671

SIANG HARI

2,5 0,8 0,16151827 494,5 99,83848173 20,1 17,1 11,9 36,58537

3,5 0,6 0,13309672 450,2 99,86690328 17 15,3 12,3 36,17021

4,5 1 0,26260504 379,8 99,73739496 3,8 3,5 2,7 27,27273

5,5 0,9 0,29306415 306,2 99,70693585 17,9 15,8 12,3 37,5

6,5 1,2 1,41342756 83,7 98,58657244 17,2 15,1 12,1 41,17647

7,5 1,1 0,70967742 153,9 99,29032258 16,9 14,7 12 44,89796

rata-rata 0,933333333 0,49556486 311,3833333 99,50443514 37,26712

SORE HARI

2,5 1,4 0,30408341 459 99,69591659 19,7 15,9 12 49,35065

3,5 0,98 0,41955647 232,6 99,58044353 19,3 15,6 11,9 50

4,5 1,1 1,05769231 102,9 98,94230769 18,3 15,2 12 49,20635

5,5 0,89 0,71491686 123,6 99,28508314 20,8 16,3 12,3 52,94118

6,5 1 0,65876153 150,8 99,34123847 5,3 4,2 2,8 44

7,5 1,2 3 38,8 97 5,5 4,4 2,8 40,74074

rata-rata 1,095 1,0258351 184,6166667 98,9741649 47,70649

Lampiran 6. Data pengukuran rumput bermuda (lanjutan).

PAGI

ketinggian

pisau densitas ket.awal ket.akhir waktu 10 meter (detik)

lebar potong

kecepatan

maju wkt. Ktg.penuh (jam) brt.ktg penuh (kg)

kap.material (kg/jam)

2,5 26 3,1 2,3 62,4 0,38 0,16025641 0,0975 3,19 32,71794872

15 4,6 2,6 31 0,3 0,322580645

52 4,4 3,1 31,09 0,45 0,321646832

4,5 3,9 29,94 0,25 0,334001336

4,1 3,1

3,4 3,3

7,4 2,2

7,4 3,2

8,2 3,9

4,5 3,3

rata-rata 31 5,16 3,09 38,6075 0,345 0,284621306 0,0975 3,19 32,71794872

Lampiran 6. Data pengukuran rumput bermuda (lanjutan).

rata-rata 115,667 6,95 3,27 23,03083333 0,3240909 0,155877216 0,022944444 1,698071429 74,00795572

Lampiran 6. Data pengukuran pemotongan rumput bermuda (lanjutan).

SORE

ketinggian pisau densitas ket.awal ket.akhir waktu 3 meter (detik) lebar

potong kecepatan maju wkt. Ktg.penuh (jam)

brt.ktg penuh

rata-rata 108,333 5,62 3 0,3138889 0,282575758 0,0375 2,52 67,2

Lampiran 7. Data pengukuran pemotongan rumput gajahan.

PAGI ketinggian pisau

berat di tanah

berat

didek prosentase berat di

kantung prosentase sblm oven

stl

oven cawan kadar air

2 12,5 11,54201293 95,8 88,4579871 12,6 9,7 8 63,04348

1,5 11,2 11,21121121 88,7 88,7887888 4,3 3,4 2,8 60

rata-rata 11,85 11,37661207 92,25 88,6233879 61,52174

SIANG

2,2 11,1 5,136510875 205 94,8634891 10,8 9,4 8 50

12,2 212,3 94,5657016 3,4 3,1 2,8 50

10,1 197,8 95,1418951

rata-rata 11,1333333 205,0333333 94,8570286 50

Lampiran 7. Data pengukuran pemotongan rumput gajahan (lanjutan)

PAGI

ketinggian pisau densitas ket.awal ket.akhir waktu 8 meter (detik) lebar potong

kecepatan maju

wkt. Ktg.penuh (jam)

brt.ktg penuh

(kg) kap.material (kg/jam)

2,2 57 2,9 1,6 26 0,39 0,307692308 0,91 7,65 8,406593407

56 3,4 1,7 20 0,35 0,4

58 3,3 2,4 39 0,37 0,205128205

3,6 2,2 37 0,37 0,216216216

3,4 1,9 41 0,38 0,195121951

3,8 2,2 20 0,46 0,4

4,1 2,2 20 0,38 0,4

2,9 2,3 24,88 0,36 0,321543408

4,5 1,7 0,48

3,1 2,1 0,45

0,35

0,33

rata-rata 57 3,5 2,03 28,485 0,38916667 0,305712761 0,91 7,65 8,406593407

Lampiran 7. Data pengukuran pemotongan rumput gajahan (lanjutan)

SIANG

2,2 58 2,8 1,7 26 0,35 0,307692308 0,916666667 8,994 9,811636364

56 3,5 2,2 20 0,37 0,4

59 3,4 2 39 0,46 0,205128205

3,5 2,3 37 0,36 0,216216216

3,7 2,2

3,2 1,8

3,1 1,7

4,5 1,6

4,2 2,3

3,4 1,9

rata-rata 57,66667 3,53 1,97 30,5 0,385 0,282259182 0,916666667 8,994 9,811636364

Lampiran 8. Data pengukuran waktu pemasangan dan pelepasan komponen ke dek.

Mesin SRT-01

motor stang kantung poros dan roda

pemasangan (menit) 12,33333 2,566667 1,95 13,2

12,5 2,383333 1,983333 11,6

11,4 2,533333 0,983333 8,3

11,83333

11,75

rata-rata (menit) 11,96333 2,494444 1,638889 11,03333333

detik 717,8 149,6667 98,33333 662

pelepasan (menit) 9,916667 2,8 0,35 7,3

1,9 0,233333 5,2

2,033333 0,1 4,1

rata-rata (menit) 9,916667 2,244444 0,227778 5,533333333

detik 595 134,6667 13,66667 332

Mesin SRT-02

Dokumen terkait