• Tidak ada hasil yang ditemukan

geometrid an An diperbarui untuk basis pengukuran parameter

Dalam dokumen Makalah Rheologi Dan Viskositas (Halaman 22-41)

laporan &iskositas dan rheology +andasan #eori

Viskositas adalah ukuran tahanan (resistensi) dari suatu cairan untuk mengalir.

Rheologi berasal dari bahasa Munani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti mengalir, dan logos berarti ilmu. ehingga rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran %at cair dan deformasi %at padat. Rheologi erat kaitannya dengan &iskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi &iskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol K.

"alam bidang farmasi, prinsip*prinsip rheologi diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi, losion, pasta, penyalut tablet, dan lain*lain. elain itu, prinsip

rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi  pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau p elewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu %at tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh

(bioa&ailability). ehingga &iskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.

"asar*dasar rheologi

?mumnya polietilen hasil polimerisasi di plant diberi tambahan additi&e dan

menjadi berbagai macam bentuk seperti yang diinginkan dengan menggunakan mesin fabrikasi yang cocok. elama fabrikasi plastik tersebut banyak dipengaruhi oleh

kecepatan ekstrusi, setting temperature di tiap %one, melt pressure dll, yang kesemuanya sering disebut sebagai \processability/. 0rocessability polietilen dari tinjauan rheologinya yaitu ilmu yang mempelajari aliran dan perubahan bentuk  polietilen dalam keadaan lelehan serta sifat*sifat alirannya.

!liran dan perubahan bentuk &iscoelastik  a. 6ekentalan (&iscosity)

'luida adalah persenyawaan yang mengalami deformasi (perubahan bentuk) secara kontinyu jika dikenakan shear stress. Resistensi yang dikeluarkan o leh fluida terhadap  beberapa deformasi disebut &iscositas. ?ntuk gas dan beberapa cairan dengan Berat

<olekul yang rendah jika pada temperature dan tekanan tertentu &iscositasnya tetap maka bahan tersebut dikenal sebagai fluida 7ewtonian.

 b. 6ekenyalan (5lastisitas)

!pabila sebuah pegas diberi tegangan yang besarnya sebanding dengan strain dan kemudian dilepaskan maka momennya akan segera dikembalikan dan tegangan menjadi hilang, sifat ini disebut \elastis/ dan benda yang mempunyai sifat ini disebut  benda elastis dan dinyatakan dalam persamaan sbb,

s G 5.g

0ersamaan ini terkenal sebagai hukum Eooke, dimanaJ s G tress , 5 G train, g G <odulus Moung

c. Viscoelastic

ifat dari benda yang merupakan gabungan antara &iscositas cairan (yang tidak menun*jukkan sifat elastisitas) dan elastisitas dari padatan (yang tidak menunjukkan kekentalan- &iscositas) disebut &iscoelastis. 0olietilen adalah salah satu benda yang  bersifat &iscoelastis.

0ergeseran 'luida

<engalirnya fluida didalam istilah teknis dikenal dengan nama geseran fluida (hear flow).

"idalam pergeseran fluida yang tetap ada = hal yaitu 1. #egangan geser (hear stress)

dimana,

tyN G #egangan geser (hear stress) ' G 2aya

! G +uas penampang

4. 6ecepatan geser (hear rate) dimanaJ

g G 6ecepatan geser (hear rate) =. 6ekentalan geser (hear &iscosity) dimana,

Beberapa parameter yang berpengaruh terhadap hear &iscosity a. <elt >ndeN

<elt indeN merupakan penggambaran-representasi dari Berat <olekul. 0 ada  polietilen linear (tanpa percabangan rantai panjang) dengan peningkatan Berat

<olekul atau penurunan <elt indeN maka akan terjadi penurunan pada hear &iscosity.

 b. 0ercabangan rantai panjang (+$B)

!pabila 0olietilen (05) yang mempunyai rantai cabang panjang (+$B) dibandingkan dengan 05 yang linear (tanpa +$B) maka akan terlihat bahwa 05 dengan +$B

mempunyai,

* hear &iscosity yang lebih rendah.

* 6ecenderungan terjadinya melt fracture yang lebih rendah pada kecepatan geser yang tinggi.

* 6onsumsi tenaga ekstrusi yang lebih rendah.

<odel*model fluida

'luida mempunyai sifat*sifat spesifik yang umumnya memenuhi model*model seperti  berikut

a. <odel 7ewtonian

$ontoh fluida yang memenuhi model ini adalah !ir  0ersamaan yang berlaku adalah

dimana 

tyN G shear stress dVN-dy G shear rate m G &iskositas  b. <odel Bingham

$ontoh fluida yang memenuhi model ini adalah 0asta gigi 0ersamaan yang berlaku adalah

dg syarat ltyNl ] to

c. <odel 0erpangkatan (0ower +aw)

$ontoh fluida yang memenuhi model ini adalah 0olymer  0ersamaan yang berlaku adalah

 jika 

^ n G 1 7ewtonian dimana mGm ^ n _] 1 "ilatant

ifat bentuk lelehan a. well Ratio

"isamping <> dan E+<>, sifat bentuk lelehan lain yang penting untuk 0olietilen adalah swell ratio. well ratio ditentukan dengan mengukur diameter eNtruded yang sudah dingin yang keluar dari orifice pada waktu mengukur <> atau E+<>. well ratio digunakan sebagai indeN elastisitas lelehan. 05 mempunyai kecenderungan semakin lebar "istribusi Berat <olekulnya dan semakin banyak jumlah cabang rantai  panjangnya maka swell rationya semakin besar.

 b. <elt fracture

<elt fracture terjadi jika polietilen dieNtrude pada kecepatan geser yang tinggi

sehingga menyebabkan produk mempunyai permukaan yang tidak halus, bentuk tidak  teratur dan eNtrusion tidak stabil. <elt fracture akan merusak kena mpakan bentuk  produk. <elt fracture dapat diukur dengan alat rheometer, atau mudahnya melt

fracture dapat dilihat secara langsung pada permukaan lelehan yang sudah dingin. #egangan yang menyebabkan terjadinya melt fracture disebut \tegangan geser kritis/ (s$) dan kecepatan geser pada waktu itu \kecepatan geser kritis/ (gc). ementara hubungan antara tegangan geser kritis dan kecepatan geser kritis adalah

gc G s$ - h

6ecepatan geser kritis dapat dinaikkan pada temperature yang sama yaitu dengan menurunkan &iscositas lelehan (h) secara khusus, hal ini dapat dilakukan dengan meperlebar "istribusi Berat <olekulnya.

c. <elt #ension

<elt tension adalah tension-tegangan dari resin pada keadaan meleleh (bentuk eNtruded) dari orifice pada beban konstan, pengukuran dilakukan dengan menarik eNtruded pada kecepatan konstan. <elt tension merupakan fungsi <> atau well ratio dan nilainya akan meningkat seiring dengan pertambahan &iscositas dan elastisitas. ecara khusus semakin rendah <> atau semakin lebar "istribusi B< nya maka semakin besar nilai melt tensionnya.

d. "raw "own

Batasan draw down paling seering digunakan pada pemrosesan pelapisan (coating  process) untuk E"05 gejala ini ditunjukkan oleh eNrtuded parison dari blow molding

yang jatuh karena adanya gra&itasi. !pabila harga draw down tinggi maka akan mengakibatkan distribusi tebal tidak merata pada sisi sebelah atas dan bawah dari  produk. Eal ini menjadikan masalah pada pembuatan produk berukuran besar yang

mana parison menjadi berat, draw down sangat erat berhubungan dengan melt tension e. pinnability

 besarnya tension dari resin dalam keadaan lelehan yang keluar dari orifice pada kecepatan pembebanan yang tetap. edangkan spinability adalah kecepatan untuk memutus resin jika ditarik pada percepatan yang tetap. pinability sangat berguna  pada industri monofilament, yaitu untuk mengetahui kecepatan pemrosesan tertinggi.

0enggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 4 yaitu istem 7ewton dan istem 7on*7ewton.

istem 7ewton

Viskositas mula*mula diselidiki oleh 7ewton, yaitu dengan mensimulasikan %at cair dalam bentuk tumpukan kartu seperti pada gambar berikut 

3at cair diasumsikan terdiri dari lapisan*lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. +apisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan di atasnya bergerak dengan

kecepatan konstan, sehingga setiap lapisan akan bergerak dengan kecepatan yang  berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah yang tetap.

0erbedaan kecepatan (d&) antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak (dN) adalah (d&-dN) atau kecepatan geser (rate of share). edangkan gaya satuan luas yang dibutuhkan untuk mengalirkan %at cairan tersebut adalah ('/-!) atau hearing stress. '`-!GK d&-dN atau KG('`!)-(d&dN)

Viskositas (K) merupakan perbandingan antara hearing stress ('/-!) dan Rate of shear (d&-dN). atuan &iskositas adalah poise atau dyne detik cm *4.

$airan 7ewton adalah cairan yang mengikuti hukum 7ewton di mana nilai shearing stress sebanding dengan nilai rate of shear (kecepatan geser), sehingga &iskositasnya tetap pada suhu ddan tekanan tertentu dan tidak tergantung kepada kecepatan geser,  jadi &iskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser.

Besarnya Rate of shear sebanding dengan hearing stress. istem 7on*7ewton

Eampir seluruh sistem dispersi termasuk sediaan*sediaan farmasi yang berbentuk emulsi,suspensi, dan sediaan setengah padat tidak mengikuti hukum 7ewton.

mengetahui sifat alirannya dilakukan pengukuran pada beberapa kecepatan geser. ?ntuk menentukan &iskositasnya dipergunakan &iskometer rotasi tormer.

Berdasarkan grafik sifat alirannya (rheogram), cairan 7on*7ewton terbagi dalam dua kelompok, yaitu 

$airan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu (kur&a naik berhimpit dengan kur&a turun). 6elompok ini terbagi atas tiga jenis, yakni 

!liran 0lastik 

6ur&a aliran plastik tidak melalui titik (8,8) tapi memotong sumbu shearing stress (atau akan memotong jika bagian lurus dari kur&a tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield. $airan  plastik tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield &alue

tersebut. 0ada harga stress di bawah harga yield &alue, %at bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak mengalir).

?G(Y('`(!)*fZ))-(d&dN) "i mana 

? G &iskositas plastik  f G yield &alue

6ur&a aliran plastik  !liran 0seudoplastik 

!liran pseudoplastik ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa. !liran pseudoplastik diperlihatkan oleh polimer*  polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastik, yang tersusun dari  partikel*partikel tersuspensi dalam emulsi. 6ur&a untuk aliran pseudoplastis dimulai

dari (8,8) , tidak ada yield &alue, dan bukan suatu harga tunggal.

!liran "ilatan

!liran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase %at padat terdispersi dengan konsentrasi tinggi. #erjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir

(&iskositas) dengan meningkatnya rate of shear. ika shearing stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.

6ur&a aliran dilatan

$airan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu (kur&a naik tidak berhimpit dengan kur&a turun). 6elompok ini terbagi atas tiga jenis, yakni 

!liran #iksotropik 

0ada aliran tiksotropik, kur&a menurun berada di sebelah kiri kur&a naik. 'enomena ini umumnya dijumpai pada %at yang mempunyai aliran plastik dan pseudoplastik. 6ondisi ini disebabkan karena terjadinya perubahan struktur yang tidak segera

kembali ke keadaan semula pada saat tekanan geser diturunkan. ifat aliran semacam ini umumnya terjadi pada partikel asimetrik (misalnya polimer) yang memiliki

 banyak titik kontak dan tersusun membentuk jaringan tiga dimensi. 0ada keadaan diam, sistem akan membentuk gel dan bila diberi tekanan geser, gel akan berubah menjadi sol.

6ur&a aliran tiksotropik  !liran Rheopeksi

0ada aliran rheopeksi, kur&a menurun berada di sebelah kanan kur&a naik. Eal ini terjadi karena pengocokan perlahan dan teratur akan mempercepat pemadatan suatu sistem dilatan. Bentuk keseimbangan aliran rheopeksi adalah gel.

6ur&a aliran rheopeksi !liran !ntitiksotropik 

Bila dilakukan pengukuran dengan penambahan dan penurunan tekanan geser secara  berulang*ulang pada sistem ini akan diperoleh suatu &iskositas yang terus bertambah

sampai akhirnya suatu saat akan konstan.

6ur&a aliran antitiksotropik 

<etoda 0enentu Viskositas "an Rheologi Viskosimeter atu #itik 

Viskosimeter ini bekerja pada titik kecepatan geser, sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram. 5kstrapolasi dari titik tersebut ke titik nol akan menghasilkan garislurus. !lat ini hanya dapat digunakan untuk menentukan &iskositas cairan  7ewton.Mang termasuk dalam jenis ini misalnya &iskosimeter kapiler, bola jatuh,  penetrometer, plate plastometer ,dll.

Viskosimeter #itik 2anda

"engan &iskosimeter ini dapat dilakukan pengukuran pada beberapa harga kecepatan geser sehingga diperoleh rheogram yang sempurna. Viskosimeter jenis ini dapat juga digunakan baik untuk menentukan &iskositas dan rheologi cairan 7ewton maupun  7on*7ewton. Mang termasuk ke dalam jenis &iskosimeter ini adalah &iskosimeter

rotasi tipetromer, Brookfield, Roto&isco, dll. !lat 0enentu Viskositas "an Rheologi

Viskometer Eoeppler (Bola atuh)

0rinsip dari alat ini yaitu suatu bola gelas atau bola besi jatuh ke bawah dalam suatu tabung gelas yang hampir &ertikal, mengandung cairan yang diuji pada temperatur konstan. +aju jatuhnya bola yang mempunyai kerapatan dan diameter tertentu adalah kebalikan fungsi &iskositas sampel tersebut dapat dihitung dengan rumus 

 G t (b  t) . B "imana 

 G &iskositas (poise)

b G berat jenis dari bola t G berat jenis dari cairan

B G konstanta untuk bola tertentu

2ambar  alat &iscometer hoeppler  Viskometer rotasi (cup dan bob)

"alam &iskometer cup (mangkuk silinder) dan bob (silinder pemutar), sampel digeser  dalam ruangan di antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup di mana  bob masuk persis ditengah*tengahnya. !da bermacam*macam alat tipe ini, yang  perbedaannya terutama terletak pada putaran bob yang dihasilkan oleh cup atau  bobnya sendiri yang berputaran. "alam &iskometer tipe couette, cupnya yang

 berputar. #arikan sampel yang kental pada bob menyebabkannya berputar. Resultan  putarannya berbanding lurus dengan &iskositas sampel.

Viskometer <ac <ichael adalah salah satu contoh dari alat tersebut di atas. Viskometer tipe earle mempunyai prinsip cup*nya diam dan bob*nya berputar. 0utaran yang dihasilkan oleh tarikan sistem yang kental yang diteliti pada umumnya diukur dengan satuan per atau sensor dalam batang penggerak yang berhubungan dengan bob. $ontoh alat yang mempunyai prinsip demikian adalah Viskometer Roto&isco. !lat tersebut juga dapat dimodifikasikan agar bekerja sebagai suatu alat cone and plate. Viskometer yang populer yang kerjanya berdasarkan prinsip earle adalah alat tormer dan Brookfield.

<onografi 3at !ktif 

3at aktif yang digunakan pada saat praktikum adalah 2liserin, dengan monografi sebagai berikut ('armakope >ndonesia, 5d. >V, 1DD9. Eal ;1=) 

2+M$5RO+?< 2liserin

$E4OE  $EOE * $E4OE 2liserol Y9H*C1*9Z

$=ECO= B< D4,8D

0emerian $airan jernih seperti sirup, tidak berwarnaJ rasa manisJ hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). EigroskopikJ netral terhadap lakmus.

6elarutan "apat bercampur dengan air dan dengan etanolJ tidak larut dalam klorofrom, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.

Bobot jenis _DC1] #idak kurang dari 1,4;D

0enetapan kadar +arutan natrium periodat +arutkan H8g natrium metaperiodat 0 dalam air yang mengandung 148 ml asam sulfat 8,17 hingga &olume 1888 m+. tidak  boleh dipanaskan. ika larutan tidak jernih, sering melalui kaca masir. impan larutan

dalam wadah tidak tembus cahaya, bersumbat kaca. Fadah dan penyimpanan "alam wadah tertutup rapat.

3at aktif yang digunakan pada saat praktikum adalah 0ropilen 2likol, dengan monografi sebagai berikut ('armakope >ndonesia, 5d. >V, 1DD9. Eal :14)  0RO0M+572+M$O+?<

0ropilen 2likol

$E=$E(OE)$E4OE 1,4*propanadiol ( 9:*99*H ) $=ECO4 B< :H.8D

0ropilen glikol mengandung tidak kurang dari DD.9  $=ECO4 0emerian $airan kental,jernih,tidak berwarnaJrasa khasJpraktis tidak  berbauJmenyerap air pada udara lembab.

6elarutan "apat bercampur dengan air, dengan aseton, da dengan kloroformJ larut dalam eter dan beberapa minyak esensialJtetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.

Bobot jenis _DC1] !ntara 1,8=9 dan 1,8=:.

0enetapan kadar +akukan penetapan dengan cara 6romatografi gas seperti yang tertera pada 6romatografi _D=1]. 6romatograf gas dilengkapi dengan detector

kondukti&itas panas, dan kolom 1 m N ; mm berisi bahan pengisi 9 21H pada  partikel penyangga 9. uhu injector dan defector, berturut*turut 4;8o, 498o, dan

kenaikan suhu kolom diatur rata*rata 9o per menit mulai dari 148o hingga 488oJ gunakan helium 0 sebagai gas pembawa. Faktu retensi untuk propilen glikol lebih kurang 9,: menit dan untuk ke = isomer dipropilen glikol, jika ada, berturut*turut lebih kurang C,4 menit, D,8 menit, dan 18,4 menit.

Fadah dan penyimpanan "alam wadah tertutup rapat.

3at aktif yang digunakan pada saat praktikum adalah 6arboksimetilselulosa 7atrium, dengan monografi sebagai berikut ('armakope >ndonesia, 5d. >V, 1DD9. Eal 1:9)  $!RBOM<5#EM+$5++?+O?< 7!#R>?<

6arboksimetilselulosa 7atrium

2aram selulosa karboksimetil eter natrium YD88;*=4*;Z

6arboksimetilselulosa 7atrium adalah garam natrium dari polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari H,9 dan tidak lebih dari D,9, natrium (7a) dihitung terhadap %at yang telah dikeringkan.

0emerian erbuk atau granul, putih sampai kremJ higroskopik.

6elarutan <udah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidalJ tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organic lain.

 pE _18:1] !ntara H,9 dan C,9J lakukan penetapan menggunakan larutan (1 dalam 188).

0enetapan kadar #imbang seksama lebih kurang 988 mg, larutkan dalam C8 ml asam asetat glacial 0, panaskan di atas tangan air mendidih selama 4 jam, dinginkan hingga suhu kamar dan titrasi dengan asam perklorat 8,1 7 +V, tetapkan titik akhir secara  potensiometrik 

1 ml asam perklorat o,1 7 setara dengan 4,4DD mg 7a Fadah dan penyimpanan "alam wadah tertutup rapat.

3at aktif yang digunakan pada saat praktikum adalah erbuk 2om !rab,

denganmonografi sebagai berikut ('armakope >ndonesia, 5d. >V, 1DD9. Eal 1:9)  0?+V> 2?<<> !$!$>!5

erbuk 2om !kasia erbuk 2om !rab

erbuk 2om !kasia adalah 2om !kasia dalam bentuk serbuk. 0emerian erbuk, putih atau putih kekuninganJ tidak berbau.

6elarutan +arut hamper sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa  bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti

musilago, tidak berwarna merah atau kekuningan, kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biruJ praktis tidak larut dalam e tanol dan dalam eter.

>dentifikasi !gar dan gom sterkulia, !gar dan tragakan, 0ati dan destrin, akarosa dan fruktosa, #anin, 3at tidak larut, usut 0engeringan, isa pemijaran <emenuhi syarat yang tertera pada 2om !kasia.

Batas mikroba _91] #idak boleh mengandung 5scherichia coliJ lakukan penetapan menggunakan 1,8 g.

Fadah dan penyimpanan "alam wadah tertutup baik 

!lat dan Bahan !lat  2elas ukur 188 ml. Viskometer Eoeppler. Brookfield. patula. 0iknometer.  7eraca !nalitik. Batang 0engaduk. 0enangas air. Beaker glass 988 ml. 6ertas perkamen. topwatch.

<ortir dan tamper. $orong kaca.

Bahan  2liserin. 0ropylenglikol. irupus simpleks. $<$ 1 . 02! 1. !Quadest.

0erhitungan dan 0enimbangan 0erhitungan bahan

irupus simpleks G glukosa H9 gram  air =9 gram

$<$ ($arboksil <etil $elulosa) 1  G 9 gram $<$  988 ml air  02! (peteroyl glutamic acid) 1  G 9 gram 02!  988 m+ air  0enimbangan bahan

<assa piknometer G 1:,: gram <assa propylenglikol G ;;,1C gram <assa air G ;4,HH gram

<assa sirupus simpleks G ;D,4==gram <assa gliserin G ;;,H9 gram

0erhitungan bobot jenis

2liserin G (;;,H9 *1:,:)-(;4,HH*1:,:)G1,8:D: gram-cm= 0ropylenglikol G (;;,1C*1:,:)-(;4,HH*1:,:)G1,8H1 gram-cm= irupus simpleks G (;D,4==*1:,:)-(;4,HH*1:,:)G1,4H= gram-cm= 0erhitungan &iskositas pada bola jatuh

Rumus umum K G t ( Bj bola  Bj cairan) B 2liserin K G 11=, 8; (C,1  1,8:D:) 8,: G 999, 9 c0 0ropilenglikol K G 14D, 9 (4,4  1,8H1) N 8,8D G 1=, 4:9 c0 irupus simpleks K G 11D, :C N (4,4  1,4H=) N 8,8D G 18, 18 c0 0rosedur 6erja

Viscometer Eoeppler ( Bola atuh)

"engan menggunakan &iskometer Eoeppler, tentukan &iskositas mutlak dari  bermacam*macam cairan 7ewton.

"iisi dengan cairan yang akan diukur &iskositasny sampai hampir penuh. <asukan bola yang sesuai.

$airan ditambahkan sampai penuh dan tutup sehingga tidak terdapat gelembung udara.

"ikembalikan bola ke posisi semula dengan cara membalikkan tabung.

"icatat waktu tempuh bola melalui tabung mulai garis m1 sampai m= dalam detik. "itentukan bobot jenis (B) cairan denganmenggunakan piknometer.

$atatan  Faktu pengukuran yang terbaik adalah minimum =8 detik dan maksimum 988 detik. Oleh karena itu perlu dilakukan bola yang cocok terlebih dahulu.

Viskositas Brookfield

"iturunkan sedemikian rupa, sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang akan diukur &iskositasnya.

"ipasangkan stop kontak.

"ihidupkan motor sambil menekan tombol

"icatat angka &iskositas yang tertera pada alat.

"engan mengubah*ubah rpm, akan diperoleh &iskositas cairan pada berbagai rpm.

Easil 0engamatan

1. Viskometer Eoeppler (Bola atuh) $airan enis Bola " b c B # K

2liserin 7ikon >ron !lloy 19,8 C,1 1,8D:D 8,: 11=,8; 999,9

0ropilenglikol Boron illica 2lass 19,= 4,4 1,8H1 8,8D 14D,9 1=,4:9 irupus impleN Boron illica 2lass 19,= 4,4 1,4H= 8,8D 11D,:C 18,18 4. Viskometer Brookfield

2liserin pindle rpm H4 48 ;;1 c0 =8 ;;; c0 98 ;;C,4 c0 H8 ;;C, 9 c0 188 5 H= 48 =D8 c0 =8 ;8; c0 98 ;18 c0 H8 ;8C c0 188 ;48 c0 H; 48 418 c0 =8 =88 c0 98 ;88 c0 H8 =:8 c0 188 ;48 c0 02! 1 pindle rpm H4 48 8 c0 =8 8 c0 98 8 c0 H8 ;,9 c0 188 D,= c0 H= 48 8 c0 =8 8 c0 98 8 c0 H8 8 c0 188 : c0 H; 48 8 c0 =8 8 c0 98 8 c0 H8 8 c0 188 8 c0 $<$ 7a 1  pindle rpm H4 48 DHc0 =8 148 c0 98 1=H,4 c0

H8 1=8 c0 188 149,: c0 H= 48 DH c0 =8 148 c0 98 148 c0 H8 144 c0 188 1=1 c0 H; 48 8 c0 =8 148 c0 98 1H8 c0 H8 1:8 c0 188 1DC c0 2R!'>6 2liserin pindel H4 pindle H= pindle H; 0ropilenglikol pindle H4 pindle H= pindle H; $<$ 7a 1 pindle H4 pindle H= pindle H; 0embahasan

Viskositas adalah ukuran resistensi %at cair untuk mengalir. Viskositas dapat

 berpengaruh pada formulasi sediaan*sediaan farmasi, misalnya pada sediaan suspensi, tidak boleh terlalu kental (&iskositas tinggi) sehingga menyebabkan suspensi sulit

dituangkan. Eal ini dapat menyebabkan distribusi %at aktif tidak merata pada seluruh cairan dan keterimaan pasien juga rendah.

Viskometer Bola atuh

0ada praktikum ini, dilakukan percobaan mengenai &iskositas dari berbagai larutan, yaitu gliserin, propilen glikol, sirupus simpleks, 02! dan $<$ 7a 1. 0ercobaan ini menggunakan alat &iskometer bola jatuh atau &iskometer Eoeppler. Viskometer ini digunakan untuk cairan yang mengikuti hukum 7ewton yaitu &iskositasnya tetap  pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak bergantung pada kecepatan geser (!stuti

dkk., 488:).

0engaruh Bobot enis terhadap Viskositas

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dihitung &iskositas dari tiap larutan. etelah dilakukan perhitungan data diperoleh bahwa &ikositas tertinggi hingga terendah  berturut*turut adalah gliserin, propilenglikol,dan sirupus simpleks. edangkan bobot  jenis tertinggi adalah irupus simpleks, gliserin dan propilenglikol. Bobot jenis dapat

mempengaruhi waktu tempuh bola untuk melalui 4 titik pada tabung, semakin tinggi  berat jenis, maka waktu yang ditempuh bola akan semakin cepat. Easil percobaan

menunjukkan kesesuaian dengan literature, dimana sirupus simpleks yang bobot  jenisnya lebih kecil dibandingkan dengan gliserin dan propilenglikol memiliki waktu

tempuh yang paling lama yaitu 11D, :C detik.

Dalam dokumen Makalah Rheologi Dan Viskositas (Halaman 22-41)

Dokumen terkait