BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.2. Dasar Teori
2.2.9. Gerakan Coupled Heave dan Pitch
2.2.8. Gerakan Struktur Terapung dalam 6 Derajat Kebebasan
Karena bangunan apung yang ditinjau terdiri dari enam mode gerakan bebas (six degree of freedom), dengan asumsi bahwa gerakan-gerakan osilasi tersebut adalah linier dan harmonik, maka persamaan diferensial gerakan kopel dapat dituliskan sebagai berikut:
β6π=1[(πππ+π΄ππ)ππΜ + π΅ππππΜ + πΆππππ] = πΉπ½πππ€π‘, π = 1 (2.16) Dimana :
Mjk : Komponen matriks massa kapal
Ajk, Bjk : Matriks koefisien massa tambah dan redaman Cjk : Koefisien-koefisien gaya hidrostatik pengembali Fj : Amplitudo gaya eksitasi dalam besaran kompleks
F1 : Amplitudo gaya-gaya eksitasi yang mengakibatkan surge F2 : Amplitudo gaya-gaya eksitasi yang mengakibatkan sway F3 : Amplitudo gaya-gaya eksitasi yang mengakibatkan heave F4 : Amplitudo momen eksitasi untuk roll
F5 : Amplitudo momen eksitasi untuk pitch F6 : Amplitudo momen eksitasi untuk yaw
Persamaan di atas menunjukkan hubungan antara gaya aksi dan reaksi. Gaya aksi direpresentasikan oleh variabel pada ruas kanan, yang merupakan eksitasi gelombang terhadap bangunan apung. Gaya reaksi ditunjukkan oleh variabel kiri pada persamaan, yang terdiri dari gaya inersia, gaya redaman dan gaya pengembali, yang masing-masing berkorelasi dengan percepatan gerak, kecepatan gerak dan simpangan atau displasemen gerakan (Djatmiko, 2012)
2.2.9. Gerakan Coupled Heave dan Pitch.
Metode strip digunakan pada perhitungan amplitude gerakan kapal yang diakibatkan coupled heave dan pitch, dimana struktur dibagi secara transversal menjadi beberapa bagian. Pada Hukum Newton II disebutkan bahwa gaya yang bekerja pada sebuah benda (strip) sama dengan perkalian antara massa benda terhadap percepatanya. Persamaan untuk heave adalah :
21
π. πΜ = π΄πΉ (2.17)
Dan persamaan pitch adalah :
πΌ. πΜ = π΄π (2.18)
Dimana :
π΄πΉ : Total gaya yang bekerja pada strip akibat gerak relatif terhadap gelombang π΄π : Total moment gaya yang bekerja pada strip akibat gerak relatif terhadap gelombang
πΜ : Percepatan heave πΜ : Percepatan pitch
Dikarenakan suatu benda bergerak relatif terhadap fluida, maka benda tersebut akan menerima massa tambah yang dapat ditulis menjadi :
π΄πΉ = (π + ππ§)π§Μ (2.19)
Dimana :
m : massa dari kapal
π : massa tambah pada gerakan heave
Ketika benda bergerak di dalam fluida, benda akan mengalami gaya reaksi yang diakibatkan oleh tekanan hidrodinamika yang disebut dengan gaya redaman. Sehingga dapat dirumuskan :
ππ§ = (π + ππ§)π§ Μ + ππ§Μ (2.20)
Konstanta b merupakan koefisien gaya redam sedangkan konstanta c merupakan koefisien dari gaya pengembali. Jika diasumsikan displacement ke bawah bernilai positif dan kecepatan serta percepatan keatas bernilai negatif, maka persamaan menjadi:
ππ§ = (π + ππ§)(βπ§ )Μ + π(βπ§Μ) (2.21)
Dikarenakan nilai = Ξπ , maka persamaan sebelumnya menjadi ππ§ = (Ξ
π+ ππ§) (βπ§Μ) + π(βπ§Μ) (2.22)
Dan dapat ditulis menjadi : (Ξ
π+ ππ§) π§ Μ + ππ§Μ + ππ§= 0 (2.23)
Jika strip mendapatkan beban gelombang dengan amplitudo ΞΎa maka akan terjadi perubahan gaya inersia yang disebabkan oleh perbedaan pada water level (sarat air). Fluktuasi pada sarat air yang terus menerus terjadi akan menimbulkan
22
exciting force yang bernilai sama dengan jumlah dari percepatan vertikal absolut, kecepatan, dan posisi permukaan air. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : ππ§Μ = πΉ = πππ§ (βπ§Μ + ΞΎΜ) + π (βπ§Μ + ΞΎΜ) + π (βπ§ + ΞΎ ) (2.24.1) Atau
ππ§Μ + ππ§(π§ Μ β ΞΎΜ) + π(π§Μ β ΞΎΜ) + π(π§ β ΞΎ) = 0 (2.24.2) (π + ππ§)π§Μ + ππ§Μ + ππ§ = ππ§ΞΎΜ + πΞΎΜ + πΞΎ (2.24.3) Dimana :
ΞΎΜ : percepatan vertikal dari permukaan air. ΞΎΜ : kecepatan vertikal dari permukaan air ΞΎ : posisi vertikal dari permukaan air
Ruas kanan pada persamaan diatas adalah exciting force. Dalam mempertimbangkan gerakan kapal pada gelombang, salah satu yang perlu digambarkan yaitu relatif motion antara kapal dengan gelombang. Posisi vertikal absolut pada setiap titik di sepanjang strip dinyatakan dengan z β ΞΎΞΈ. Sehingga, posisi vertikal relatif strip terhadap gelombang dirumuskan sebagai berikut :
π§π = π§ β ΞΎπ β ΞΎ (2.25)
Persamaan diatas bisa digunakan untuk mencari kecepatan vertikal relatif dengan menurunkan terhadap waktu menjadi sebagai berikut :
π€π = π§πΜ = π§Μ β (ΞΎπΜ + πΞΎΜ) β ΞΎ (2.26)
Ketika kapal bergerak ke depan sepanjang air, kapal akan memiliki kecepatan u,
πΞΎ
ππ‘= ΞΎ = βu (2.27)
Sehingga percepatan relatifnya menjadi : π€πΜ = π§Μ β ΞΎπΜ β πΜ(βπ’) + π’ΞΈ β ΞΎΜ
= π§Μ β ΞΎπΜ + 2π’πΜ β ΞΎΜ (2.28)
Persamaan di atas akan dipengaruhi gaya geser pada tiap-tiap strip. Nilai gaya geser (πΞΎ
πππ) dapat dituliskan sebagai berikut :
πΏππ
πΏΞΎ = βπππ§Μπβ (πππ€Μπ+ πππ€Μπ) β πππ§π (2.29) Dimana :
πππ§Μπ : Gaya inersia yang diperlukan untuk menggerakan massa strip
23 πππ€Μπ : Gaya redaman hydrodinamik akibat kecepatan relatif
πππ§π : Gaya hidrostatik akibat perubahan posisi relatif
Pada persamaan diatas, ππ, ππ, dan ππ dihitung pada tiap-tiap bagian station. Dikarenakan nilai , ππ, ππ, dan ππ merupakan fungsi dari bentuk badan kapal. Nilai ππ berubah pada tiap bagian terhadap waktu sedangkandan dengan gelombang linear akan meghasilkan bentuk strip yang akan mendekati waterline, maka turunan π(ππ π€π)
ππ‘ harus diperhatikan untuk mendapatkan ππ π€π sehingga: π(ππ π€π) ππ‘ = π€π πππ ππ‘ + ππ ππ€π ππ‘ = π€π πππ ππ‘ + ππ π€Μπ (2.30)
Dengan melakukan subtitusi pada persamaan dengan persamaan πΏππ
πΏΞΎ , maka didapatkan persamaan baru sebagai berikut :
πΏππ
πΏΞΎ = βπππ§Μπβ πππ€Μπβ (ππ +πππ
ππ‘ ) π€Μπβ πππ§π (2.31) Untuk menentukan total semua gaya strip, persamaan πΏππ
πΏt diatas harus dintegrasikan terhadap x guna mendapat total semua gaya strip. Maka :
πΏππ
πΏt ππ₯ = 0 (2.32)
Selain itu, displacement horizontal yang terjadi adalah : π₯ = ΞΎ + ut
Dimana :
Ut : displacement antara sumbu utama dengan titik pangkal benda untuk waktu tertentu
ΞΎ : jarak dari origin kapal ke titik dari persamaan yang ditinjau Pada waktu tertentu, nilau ut akan bernilai konstan sehingga :
ππ₯ = πΞΎ + d(ut) = πΞΎ (2.33)
Sehingga, penjumlahan gaya menjadi : β«ππππΞΎ πΞΎ = 0
Atau dengan melakukan integral pada persamaan πΏππ
πΏt menjadi : β β«πΏππ
24
(β« πππ€ππΞΎ β π’ β«πππ
ππ‘ π€ππΞΎ) + β« πππ§ππ ΞΎ (2.34) Dimana :
π§Μ = π§Μ β ΞΎπΜ (2.35)
Dikarenakan adanya efek tekanan air dinamis diatas puncak gelombang berkurang secara eksponensial menurut kedalaman. Efek penurunan tersebut akan mempengaruhi posisi vertikal relatif sehingga :
π§π = π§ β ΞΎπ β ΞΎπβππ§ (2.36)
Dimana :
πβππ§ : Faktor penurunan tekanan.
Dengan memperhatikan faktor penurunan tekanan maka dapat diperoleh persamaan utuk kecepatan relatif dan percepatan relatif sebagai berikut :
π€π =ππ§π
ππ‘ = π§Μ β ΞΎπΜ + π’π β ΞΎβππ§ (2.37)
π€π =ππ€π
ππ‘ = π§Μ β ΞΎπΜ + π’π β ΞΎβππ§ (2.38)
Untuk penyederhanaan, suku-suku pada gerakan absolut kapal (z, π§Μ, π§Μ, π, π,Μ πΜ) dipisahkan dari suku-suku gerakan gelombang (ΞΎ, ΞΎ,Μ ΞΎΜ). Ruas kiri merupakan persamaan yang dinyatakan sebagai respon natural pada displacement awal dalam still water sedangkan ruas kanan dinyatakan sebagai kondisi gelombang yang disebut dengan force function. Dengan melakukan subtitusi pada persamaan
ππ€π ππ‘ ,ππ§π ππ‘ , π§π, dan π§Μ diperoleh : β« ππ(π§ Μ β ΞΎπΜ) πΞΎ + β« ππ(π§ Μ β ΞΎπΜ + 2π’πΜ β ΞΎeβππ§ ) πΞΎ + (β« ππ(π§Μ β ΞΎπΜ + π’π β ΞΎπβππ§ ) πΞΎ) β (β«πππΞΎ(π§Μ β ΞΎπΜ + π’π β ΞΎπβππ§) β« ππ(π§ ΞΎπ β ΞΎeβππ§ ) πΞΎ = 0 (2.39) Dilakukan penyusunan kembali dengan mengelompokan persamaan sisi kiri dan sisi kanan, sehingga menghasilkan :
ππ(π§ Μ β ΞΎπΜ) + ππ(π§ Μ β ΞΎπΜ + 2π’πΜ) +ππ
πΞΎ(π§Μ β ΞΎπΜ + π’π) + ππ(π§ β ΞΎπ) = ΞΎΜβππ§ππβ ΞΎΜπβππ§ππ β π’πππ
πΞΎ ΞΎΜeβππ§+ ΞΎeβππ§ππ (2.40) Pada persamaan diatas, ruas kanan menyatakan exciting force untuk masing-masing strip yang disebabkan oleh gelombang ππβππ₯ . Dengan mengasumsikan terjadinya gelombang reguler dan harmonik maka :
25
π = π ππ πππ (π₯ β π£π€π‘) (2.41)
Dengan mengombinasikan persamaan x = ΞΎ + ut dengan persamaan diatas didapatkan:
π = ππ π ππ π (π + (π’ β π£π€)π‘) (2.42)
Karena βk(u -π£π€) = ππ dan ππ merupakan frekuensi encounter, maka kecepatan dan percepatan elevasi dapat dinyatakan sebagai berikut :
π = π ππ πππ (ππ β πππ‘) (2.43)
πΜ = π ππ πππ (ππ β πππ‘) (2.44)
πΜ = π ππ πππ (ππ β πππ‘) (2.45)
Sehingga didapatkan persamaan dasar gerakan kopel heave dan pitch yaitu : (π + ππ§)π§ Μ + ππ§Μ + ππ§ + ππΜ + ππΜ + βπ = πΉ(π‘) (2.46) Dimana :
π = β« ππ π π ππ§ = β« ππ π π π = β« ππ π π
Hal ini dikarenakan asumsi bahwa π’ β«(πππ
ππ
β )π π = 0 maka : π = β« ππ π π
Dapat dinyatakan juga sebagai ππ β« π΅π π π, dimana Bn ladalah breadth pada masing-masing seksi.
π = β β« ππ π ππ
Dengan momen massa total di dekat CG harus bernilai 0 (β« ππ π ππ = 0) e = β β« ππ π ππ + 2π’ β« ππ ππ + π’ β« (πππ ππ β ) π ππ = β β« ππ π ππ + π’ππ§ (2.47) Dengan : β« π (πππ ππ β ) ππ = β« π π ππ = βππ§ Maka : β = β β« ππ π ππ + π’ β« ππ ππ = β β« ππ π ππ + π’b
26 Karena : π’2β« (πππ ππ β ) ππ = 0 dan πΉ(π‘) = β«(ππΉ ππ₯β ) ππ₯ = ππ πβππ§β«(βππ 2 + ππ) π₯ sin(ππ β πππ‘)ππ β ππ πβππ§ππβ« ( ππβ π’πππ ππ β ) cos (ππ β πππ‘)ππ
Exciting force (f) merupakan sinusoidal natural dan secara umum dinyatakan sebagai berikut:
πΉπ = πΉ1πππ πππ‘ + πΉ2π πππππ‘ = πΉ0 cos(πππ‘ + π) (2.48) Fo merupakan amplitudo exciting force yang dinyatakan sebagai berikut ini: πΉπ = βπΉ12+ πΉ22
Seangkan Ο merupakan sudut fase antara gaya eksitasi relatif terhadap gerakan gelombang.
Ο = βtanβ1 (πΉ1 πΉ2)
Fo dan Ο diperoleh berdasarkan penyelesaian forcing force, F1 dan F2 didapat dengan persamaan: F1 = β«(ππΉ1 ππ₯β )ππ₯ Dimana : ππΉ1 ππ₯ β = ππ πβππ§(βππ 2ππ + ππ) sin ππ β ππ πβππ§ππ (ππβ π’πππ ππ β ) πππ ππ (2.49) ππΉ2 ππ₯ β = ππ πβππ§(βππ 2ππ + ππ) cos ππ β ππ πβππ§ππ (ππβ π’πππ ππ β ) π ππ ππ (2.50)
Persamaan (π + ππ§)π§ Μ + ππ§Μ + ππ§ + ππΜ + ππΜ + βπ = πΉ(π‘) merupakan persamaan gerak pertama yang sudah dijelaskan sebelumnya yang dipengaruhi oleh semua gaya. Maka, pada persamaan kedua ini merupakan gerakan angular yang berlawanan dengan persamaan pertama yang dituliskan sebagai berikut :
27 (πΌπ¦π¦ + π΄π¦π¦)πΜ + π΅πΜ + πΆπ + π·π§Μ + πΈπ§Μ + π»π§ = π(π‘) (2.51) Dimana :
Ayy : massa tambah moment inersia : β« πππ2 π π
B : moment perendam : β« πππ2 π π karena 2π’ β« πππ ππ = β π’ β«πππ
ππ π2 π π
C : moment pengembali : β« πππ2 π π β π’πΈ Sedangkan D, E, dan H merupakan bentuk kopel yang dinyatakan sebagai :
D : d
E : - β« πππ π π β π’ππ§ F : β« πππ π π
M : momen eksitasi : ππ cos(ππ + π) = β«ππΉ πππππ Mo pada persamaan diatas merupakan amplitudo exciting moment
ππ = βπ12+ π22
Sedangkan Ο merupakan selisih fase dari exciting moment terhadap gerakan gelombang.
Ο = βtanβ1(π2
π1
β )
Persamaan untuk M1 adalah : π1 = β«ππ1 ππ₯ β ππ Dimana, ππ1 ππ₯ β = π(ππΉ1 ππ₯ β )
Persamaan untuk M2 adalah : π2 = β«ππ2 ππ₯ β ππ Dimana, ππ2 ππ₯ β = π(ππΉ2 ππ₯ β )
Solusi persamaan gerak termasuk di dalamnya amplitudo dan beda fase, keduanya dapat ditulis dalam bentuk kompleks :
πΉΜ = πΉππππ (2.52)
28
Nilai πΉΜ dan πΜ merepresentasikan fungsi gaya dalam bentuk kompleks. Pada persamaan gerak satu dan kedua yang sudah di paparkan sebelumnya terdapat bentuk kompleks untuk persamaan tersebut dibagi menjadi P, Q, R, dan S dimana berasal dari persamaan gerak satu didapat :
π = β(π + ππ§)π2+ ππ΅π + π (2.54)
π = β ππ2+ πππ + β (2.55)
Berasal dari persamaan gerak kedua :
π = β(πΌπ¦π¦ + π΄π¦π¦)π2+ ππ΅π + π (2.56)
π = β π·π2+ ππΈπ + π» (2.57)
Jika dalam persamaan gerak heave dan pitch π§Μ merupakan turunan dari z dan πΜ merupakan turunan dari π. Maka dapat dituliskan persamaan gerak dalam bentuk umum
Persamaan pertama (heave) : ππ§Μ + ππΜ = πΉΜ (2.58)
Persamaan kedua (pitch) : π π§Μ + ππΜ = πΜ (2.59)
Nilai π§Μ dan πΜ merupakan complex amplitudes of motion, memiiki persamaan sebagai berikut :
π§Μ = π§ππππΏ πΜ = πππππ
Berdasarkan persamaan e yang sudah di jelaskan sebelumnya kita dapat menyelesaikan persamaan π§Μ dan πΜ yaitu sebagai berikut untuk persamaan heave :
π§Μ =πΉΜ βπππ Μ (2.60)
πΜ =πΉΜ βππΜ
π (2.61)
Untuk persmaan pitch : π§Μ =πΜ βππΜ
π (2.62)
πΜ =πΜ βπ πΜ
π (2.63)
Dengan persamaan kesebandingan π§Μ dan πΜ dapat diperoleh persamaan :
πΉΜ βππΜ π =πΜ βππΜ π πΉΜ βππΜ π =πΜ βπ πΜ π