• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.2. Dasar Teori

2.2.9. Gerakan Coupled Heave dan Pitch

2.2.8. Gerakan Struktur Terapung dalam 6 Derajat Kebebasan

Karena bangunan apung yang ditinjau terdiri dari enam mode gerakan bebas (six degree of freedom), dengan asumsi bahwa gerakan-gerakan osilasi tersebut adalah linier dan harmonik, maka persamaan diferensial gerakan kopel dapat dituliskan sebagai berikut:

βˆ‘6𝑛=1[(π‘€π‘—π‘˜+π΄π‘—π‘˜)πœ‰π‘˜Μˆ + π΅π‘—π‘˜πœ‰π‘˜Μ‡ + πΆπ‘—π‘˜πœ‰π‘˜] = 𝐹𝐽𝑒𝑖𝑀𝑑, 𝑗 = 1 (2.16) Dimana :

Mjk : Komponen matriks massa kapal

Ajk, Bjk : Matriks koefisien massa tambah dan redaman Cjk : Koefisien-koefisien gaya hidrostatik pengembali Fj : Amplitudo gaya eksitasi dalam besaran kompleks

F1 : Amplitudo gaya-gaya eksitasi yang mengakibatkan surge F2 : Amplitudo gaya-gaya eksitasi yang mengakibatkan sway F3 : Amplitudo gaya-gaya eksitasi yang mengakibatkan heave F4 : Amplitudo momen eksitasi untuk roll

F5 : Amplitudo momen eksitasi untuk pitch F6 : Amplitudo momen eksitasi untuk yaw

Persamaan di atas menunjukkan hubungan antara gaya aksi dan reaksi. Gaya aksi direpresentasikan oleh variabel pada ruas kanan, yang merupakan eksitasi gelombang terhadap bangunan apung. Gaya reaksi ditunjukkan oleh variabel kiri pada persamaan, yang terdiri dari gaya inersia, gaya redaman dan gaya pengembali, yang masing-masing berkorelasi dengan percepatan gerak, kecepatan gerak dan simpangan atau displasemen gerakan (Djatmiko, 2012)

2.2.9. Gerakan Coupled Heave dan Pitch.

Metode strip digunakan pada perhitungan amplitude gerakan kapal yang diakibatkan coupled heave dan pitch, dimana struktur dibagi secara transversal menjadi beberapa bagian. Pada Hukum Newton II disebutkan bahwa gaya yang bekerja pada sebuah benda (strip) sama dengan perkalian antara massa benda terhadap percepatanya. Persamaan untuk heave adalah :

21

π‘š. π‘Μˆ = 𝛴𝐹 (2.17)

Dan persamaan pitch adalah :

𝐼. πœƒΜˆ = 𝛴𝑀 (2.18)

Dimana :

𝛴𝐹 : Total gaya yang bekerja pada strip akibat gerak relatif terhadap gelombang 𝛴𝑀 : Total moment gaya yang bekerja pada strip akibat gerak relatif terhadap gelombang

π‘Μˆ : Percepatan heave πœƒΜˆ : Percepatan pitch

Dikarenakan suatu benda bergerak relatif terhadap fluida, maka benda tersebut akan menerima massa tambah yang dapat ditulis menjadi :

𝛴𝐹 = (π‘š + π‘Žπ‘§)π‘§Μˆ (2.19)

Dimana :

m : massa dari kapal

π‘Ž : massa tambah pada gerakan heave

Ketika benda bergerak di dalam fluida, benda akan mengalami gaya reaksi yang diakibatkan oleh tekanan hidrodinamika yang disebut dengan gaya redaman. Sehingga dapat dirumuskan :

𝑐𝑧 = (π‘š + π‘Žπ‘§)𝑧 ̈ + 𝑏𝑧̇ (2.20)

Konstanta b merupakan koefisien gaya redam sedangkan konstanta c merupakan koefisien dari gaya pengembali. Jika diasumsikan displacement ke bawah bernilai positif dan kecepatan serta percepatan keatas bernilai negatif, maka persamaan menjadi:

𝑐𝑧 = (π‘š + π‘Žπ‘§)(βˆ’π‘§ )̈ + 𝑏(βˆ’π‘§Μ‡) (2.21)

Dikarenakan nilai = Δ𝑔 , maka persamaan sebelumnya menjadi 𝑐𝑧 = (Ξ”

𝑔+ π‘Žπ‘§) (βˆ’π‘§Μˆ) + 𝑏(βˆ’π‘§Μ‡) (2.22)

Dan dapat ditulis menjadi : (Ξ”

𝑔+ π‘Žπ‘§) 𝑧 ̈ + 𝑏𝑧̇ + 𝑐𝑧= 0 (2.23)

Jika strip mendapatkan beban gelombang dengan amplitudo ΞΎa maka akan terjadi perubahan gaya inersia yang disebabkan oleh perbedaan pada water level (sarat air). Fluktuasi pada sarat air yang terus menerus terjadi akan menimbulkan

22

exciting force yang bernilai sama dengan jumlah dari percepatan vertikal absolut, kecepatan, dan posisi permukaan air. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : π‘šπ‘§Μˆ = 𝐹 = π‘šπ‘Žπ‘§ (βˆ’π‘§Μˆ + ξ̈) + 𝑏 (βˆ’π‘§Μ‡ + ΞΎΜ‡) + 𝑐 (βˆ’π‘§ + ΞΎ ) (2.24.1) Atau

π‘šπ‘§Μˆ + π‘Žπ‘§(𝑧 ̈ βˆ’ ξ̈) + 𝑏(𝑧̇ βˆ’ ΞΎΜ‡) + 𝑐(𝑧 βˆ’ ΞΎ) = 0 (2.24.2) (π‘š + π‘Žπ‘§)π‘§Μˆ + 𝑏𝑧̇ + 𝑐𝑧 = π‘Žπ‘§ΞΎΜˆ + 𝑏ξ̇ + 𝑐ξ (2.24.3) Dimana :

ξ̈ : percepatan vertikal dari permukaan air. ΞΎΜ‡ : kecepatan vertikal dari permukaan air ΞΎ : posisi vertikal dari permukaan air

Ruas kanan pada persamaan diatas adalah exciting force. Dalam mempertimbangkan gerakan kapal pada gelombang, salah satu yang perlu digambarkan yaitu relatif motion antara kapal dengan gelombang. Posisi vertikal absolut pada setiap titik di sepanjang strip dinyatakan dengan z – ΞΎΞΈ. Sehingga, posisi vertikal relatif strip terhadap gelombang dirumuskan sebagai berikut :

π‘§π‘Ÿ = 𝑧 βˆ’ ΞΎπœƒ βˆ’ ΞΎ (2.25)

Persamaan diatas bisa digunakan untuk mencari kecepatan vertikal relatif dengan menurunkan terhadap waktu menjadi sebagai berikut :

π‘€π‘Ÿ = π‘§π‘ŸΜ‡ = 𝑧̇ βˆ’ (ΞΎπœƒΜ‡ + πœƒΞΎΜ‡) βˆ’ ΞΎ (2.26)

Ketika kapal bergerak ke depan sepanjang air, kapal akan memiliki kecepatan u,

𝑑ξ

𝑑𝑑= ΞΎ = βˆ’u (2.27)

Sehingga percepatan relatifnya menjadi : π‘€π‘ŸΜ‡ = π‘§Μˆ βˆ’ ΞΎπœƒΜˆ βˆ’ πœƒΜ‡(βˆ’π‘’) + 𝑒θ βˆ’ ξ̈

= π‘§Μˆ βˆ’ ΞΎπœƒΜˆ + 2π‘’πœƒΜ‡ βˆ’ ξ̈ (2.28)

Persamaan di atas akan dipengaruhi gaya geser pada tiap-tiap strip. Nilai gaya geser (𝑑ξ

𝑑𝑓𝑛) dapat dituliskan sebagai berikut :

𝛿𝑓𝑛

𝛿ξ = βˆ’π‘šπ‘›π‘§Μˆπ‘›βˆ’ (π‘Žπ‘›π‘€Μ‡π‘Ÿ+ π‘π‘›π‘€Μ‡π‘Ÿ) βˆ’ π‘π‘›π‘§π‘Ÿ (2.29) Dimana :

π‘šπ‘›π‘§Μˆπ‘› : Gaya inersia yang diperlukan untuk menggerakan massa strip

23 π‘π‘›π‘€Μ‡π‘Ÿ : Gaya redaman hydrodinamik akibat kecepatan relatif

π‘π‘›π‘§π‘Ÿ : Gaya hidrostatik akibat perubahan posisi relatif

Pada persamaan diatas, π‘Žπ‘›, 𝑏𝑛, dan 𝑐𝑛 dihitung pada tiap-tiap bagian station. Dikarenakan nilai , π‘Žπ‘›, 𝑏𝑛, dan 𝑐𝑛 merupakan fungsi dari bentuk badan kapal. Nilai π‘Žπ‘› berubah pada tiap bagian terhadap waktu sedangkandan dengan gelombang linear akan meghasilkan bentuk strip yang akan mendekati waterline, maka turunan 𝑑(π‘Žπ‘› π‘€π‘Ÿ)

𝑑𝑑 harus diperhatikan untuk mendapatkan π‘Žπ‘› π‘€π‘Ÿ sehingga: 𝑑(π‘Žπ‘› π‘€π‘Ÿ) 𝑑𝑑 = π‘€π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘› 𝑑𝑑 + π‘Žπ‘› π‘‘π‘€π‘Ÿ 𝑑𝑑 = π‘€π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘› 𝑑𝑑 + π‘Žπ‘› π‘€Μ‡π‘Ÿ (2.30)

Dengan melakukan subtitusi pada persamaan dengan persamaan 𝛿𝑓𝑛

𝛿ξ , maka didapatkan persamaan baru sebagai berikut :

𝛿𝑓𝑛

𝛿ξ = βˆ’π‘šπ‘›π‘§Μˆπ‘›βˆ’ π‘Žπ‘›π‘€Μ‡π‘Ÿβˆ’ (𝑏𝑛 +π‘‘π‘Žπ‘›

𝑑𝑑 ) π‘€Μ‡π‘Ÿβˆ’ π‘π‘›π‘§π‘Ÿ (2.31) Untuk menentukan total semua gaya strip, persamaan 𝛿𝑓𝑛

𝛿t diatas harus dintegrasikan terhadap x guna mendapat total semua gaya strip. Maka :

𝛿𝑓𝑛

𝛿t 𝑑π‘₯ = 0 (2.32)

Selain itu, displacement horizontal yang terjadi adalah : π‘₯ = ΞΎ + ut

Dimana :

Ut : displacement antara sumbu utama dengan titik pangkal benda untuk waktu tertentu

ΞΎ : jarak dari origin kapal ke titik dari persamaan yang ditinjau Pada waktu tertentu, nilau ut akan bernilai konstan sehingga :

𝑑π‘₯ = 𝑑ξ + d(ut) = 𝑑ξ (2.33)

Sehingga, penjumlahan gaya menjadi : βˆ«π‘‘π‘“π‘›π‘‘ΞΎ 𝑑ξ = 0

Atau dengan melakukan integral pada persamaan 𝛿𝑓𝑛

𝛿t menjadi : βˆ’ βˆ«π›Ώπ‘“π‘›

24

(∫ π‘π‘›π‘€π‘Ÿπ‘‘ΞΎ βˆ’ 𝑒 βˆ«π‘‘π‘Žπ‘›

𝑑𝑑 π‘€π‘Ÿπ‘‘ΞΎ) + ∫ 𝑐𝑛𝑧𝑛𝑑 ΞΎ (2.34) Dimana :

π‘§Μˆ = π‘§Μˆ βˆ’ ΞΎπœƒΜˆ (2.35)

Dikarenakan adanya efek tekanan air dinamis diatas puncak gelombang berkurang secara eksponensial menurut kedalaman. Efek penurunan tersebut akan mempengaruhi posisi vertikal relatif sehingga :

π‘§π‘Ÿ = 𝑧 βˆ’ ΞΎπœƒ βˆ’ ΞΎπ‘’βˆ’π‘˜π‘§ (2.36)

Dimana :

π‘’βˆ’π‘˜π‘§ : Faktor penurunan tekanan.

Dengan memperhatikan faktor penurunan tekanan maka dapat diperoleh persamaan utuk kecepatan relatif dan percepatan relatif sebagai berikut :

π‘€π‘Ÿ =π‘‘π‘§π‘Ÿ

𝑑𝑑 = 𝑧̇ βˆ’ ΞΎπœƒΜ‡ + π‘’πœƒ βˆ’ ΞΎβˆ’π‘˜π‘§ (2.37)

π‘€π‘Ÿ =π‘‘π‘€π‘Ÿ

𝑑𝑑 = π‘§Μˆ βˆ’ ΞΎπœƒΜˆ + π‘’πœƒ βˆ’ ΞΎβˆ’π‘˜π‘§ (2.38)

Untuk penyederhanaan, suku-suku pada gerakan absolut kapal (z, 𝑧̇, π‘§Μˆ, πœƒ, πœƒ,Μ‡ πœƒΜˆ) dipisahkan dari suku-suku gerakan gelombang (ΞΎ, ΞΎ,Μ‡ ξ̈). Ruas kiri merupakan persamaan yang dinyatakan sebagai respon natural pada displacement awal dalam still water sedangkan ruas kanan dinyatakan sebagai kondisi gelombang yang disebut dengan force function. Dengan melakukan subtitusi pada persamaan

π‘‘π‘€π‘Ÿ 𝑑𝑑 ,π‘‘π‘§π‘Ÿ 𝑑𝑑 , π‘§π‘Ÿ, dan π‘§Μˆ diperoleh : ∫ π‘šπ‘›(𝑧 ̈ βˆ’ ΞΎπœƒΜˆ) 𝑑ξ + ∫ π‘Žπ‘›(𝑧 ̈ βˆ’ ΞΎπœƒΜˆ + 2π‘’πœƒΜ‡ βˆ’ ΞΎeβˆ’π‘˜π‘§ ) 𝑑ξ + (∫ 𝑏𝑛(𝑧̇ βˆ’ ΞΎπœƒΜ‡ + π‘’πœƒ βˆ’ ΞΎπ‘’βˆ’π‘˜π‘§ ) 𝑑ξ) βˆ’ (βˆ«π‘‘π‘žπ‘‘ΞΎ(𝑧̇ βˆ’ ΞΎπœƒΜ‡ + π‘’πœƒ βˆ’ ΞΎπ‘’βˆ’π‘˜π‘§) ∫ 𝑐𝑛(𝑧 ΞΎπœƒ βˆ’ ΞΎeβˆ’π‘˜π‘§ ) 𝑑ξ = 0 (2.39) Dilakukan penyusunan kembali dengan mengelompokan persamaan sisi kiri dan sisi kanan, sehingga menghasilkan :

π‘šπ‘›(𝑧 ̈ βˆ’ ΞΎπœƒΜˆ) + π‘Žπ‘›(𝑧 ̈ βˆ’ ΞΎπœƒΜˆ + 2π‘’πœƒΜ‡) +π‘‘π‘ž

𝑑ξ(𝑧̇ βˆ’ ΞΎπœƒΜ‡ + π‘’πœƒ) + 𝑐𝑛(𝑧 βˆ’ ΞΎπœƒ) = ΞΎΜˆβˆ’π‘˜π‘§π‘Žπ‘›βˆ’ ΞΎΜ‡π‘’βˆ’π‘˜π‘§π‘π‘› βˆ’ π‘’π‘‘π‘Žπ‘›

𝑑ξ ΞΎΜ‡eβˆ’π‘˜π‘§+ ΞΎeβˆ’π‘˜π‘§π‘π‘› (2.40) Pada persamaan diatas, ruas kanan menyatakan exciting force untuk masing-masing strip yang disebabkan oleh gelombang 𝑑𝑓⁄𝑑π‘₯ . Dengan mengasumsikan terjadinya gelombang reguler dan harmonik maka :

25

πœ‰ = πœ‰ π‘Žπ‘ π‘–π‘›π‘˜ (π‘₯ βˆ’ 𝑣𝑀𝑑) (2.41)

Dengan mengombinasikan persamaan x = ΞΎ + ut dengan persamaan diatas didapatkan:

πœ‰ = πœ‰π‘Ž 𝑠𝑖𝑛 π‘˜ (πœ‰ + (𝑒 βˆ’ 𝑣𝑀)𝑑) (2.42)

Karena –k(u -𝑣𝑀) = πœ”π‘’ dan πœ”π‘’ merupakan frekuensi encounter, maka kecepatan dan percepatan elevasi dapat dinyatakan sebagai berikut :

πœ‰ = πœ‰ π‘Žπ‘ π‘–π‘›π‘˜ (π‘˜πœ‰ βˆ’ πœ”π‘’π‘‘) (2.43)

πœ‰Μ‡ = πœ‰ π‘Žπ‘ π‘–π‘›π‘˜ (π‘˜πœ‰ βˆ’ πœ”π‘’π‘‘) (2.44)

πœ‰Μˆ = πœ‰ π‘Žπ‘ π‘–π‘›π‘˜ (π‘˜πœ‰ βˆ’ πœ”π‘’π‘‘) (2.45)

Sehingga didapatkan persamaan dasar gerakan kopel heave dan pitch yaitu : (π‘š + π‘Žπ‘§)𝑧 ̈ + 𝑏𝑧̇ + 𝑐𝑧 + π‘‘πœƒΜˆ + π‘’πœƒΜ‡ + β„Žπœƒ = 𝐹(𝑑) (2.46) Dimana :

π‘š = ∫ π‘šπ‘› 𝑑 πœ‰ π‘Žπ‘§ = ∫ π‘Žπ‘› 𝑑 πœ‰ 𝑏 = ∫ 𝑏𝑛 𝑑 πœ‰

Hal ini dikarenakan asumsi bahwa 𝑒 ∫(π‘‘π‘Žπ‘›

π‘‘πœ‰

⁄ )𝑑 πœ‰ = 0 maka : 𝑐 = ∫ 𝑐𝑛 𝑑 πœ‰

Dapat dinyatakan juga sebagai πœŒπ‘” ∫ 𝐡𝑛 𝑑 πœ‰, dimana Bn ladalah breadth pada masing-masing seksi.

𝑑 = βˆ’ ∫ π‘Žπ‘› πœ‰ π‘‘πœ‰

Dengan momen massa total di dekat CG harus bernilai 0 (∫ 𝑀𝑛 πœ‰ π‘‘πœ‰ = 0) e = βˆ’ ∫ 𝑏𝑛 πœ‰ π‘‘πœ‰ + 2𝑒 ∫ π‘Žπ‘› π‘‘πœ‰ + 𝑒 ∫ (π‘‘π‘Žπ‘› π‘‘πœ‰ ⁄ ) πœ‰ π‘‘πœ‰ = βˆ’ ∫ 𝑏𝑛 πœ‰ π‘‘πœ‰ + π‘’π‘Žπ‘§ (2.47) Dengan : ∫ πœ‰ (π‘‘π‘Žπ‘› π‘‘πœ‰ ⁄ ) π‘‘πœ‰ = ∫ πœ‰ 𝑑 π‘Žπ‘› = βˆ’π‘Žπ‘§ Maka : β„Ž = βˆ’ ∫ 𝑐𝑛 πœ‰ π‘‘πœ‰ + 𝑒 ∫ 𝑏𝑛 π‘‘πœ‰ = βˆ’ ∫ 𝑐𝑛 πœ‰ π‘‘πœ‰ + 𝑒b

26 Karena : 𝑒2∫ (π‘‘π‘Žπ‘› π‘‘πœ‰ ⁄ ) π‘‘πœ‰ = 0 dan 𝐹(𝑑) = ∫(𝑑𝐹 𝑑π‘₯⁄ ) 𝑑π‘₯ = πœπ‘Ž π‘’βˆ’π‘˜π‘§βˆ«(βˆ’πœ”π‘’ 2 + 𝑐𝑛) π‘₯ sin(π‘˜πœ‰ βˆ’ πœ”π‘’π‘‘)π‘‘πœ‰ βˆ’ πœπ‘Ž π‘’βˆ’π‘˜π‘§πœ”π‘’βˆ« ( π‘π‘›βˆ’ π‘’π‘‘π‘Žπ‘› π‘‘πœ‰ ⁄ ) cos (π‘˜πœ‰ βˆ’ πœ”π‘’π‘‘)π‘‘πœ‰

Exciting force (f) merupakan sinusoidal natural dan secara umum dinyatakan sebagai berikut:

πΉπ‘œ = 𝐹1π‘π‘œπ‘ πœ”π‘’π‘‘ + 𝐹2π‘ π‘–π‘›πœ”π‘’π‘‘ = 𝐹0 cos(πœ”π‘’π‘‘ + 𝜎) (2.48) Fo merupakan amplitudo exciting force yang dinyatakan sebagai berikut ini: πΉπ‘œ = √𝐹12+ 𝐹22

Seangkan Οƒ merupakan sudut fase antara gaya eksitasi relatif terhadap gerakan gelombang.

Οƒ = βˆ’tanβˆ’1 (𝐹1 𝐹2)

Fo dan Οƒ diperoleh berdasarkan penyelesaian forcing force, F1 dan F2 didapat dengan persamaan: F1 = ∫(𝑑𝐹1 𝑑π‘₯⁄ )𝑑π‘₯ Dimana : 𝑑𝐹1 𝑑π‘₯ ⁄ = πœπ‘Ž π‘’βˆ’π‘˜π‘§(βˆ’πœ”π‘’ 2π‘Žπ‘› + 𝑐𝑛) sin π‘˜πœ‰ βˆ’ πœπ‘Ž π‘’βˆ’π‘˜π‘§πœ”π‘’ (π‘π‘›βˆ’ π‘’π‘‘π‘Žπ‘› π‘‘πœ‰ ⁄ ) π‘π‘œπ‘  π‘˜πœ‰ (2.49) 𝑑𝐹2 𝑑π‘₯ ⁄ = πœπ‘Ž π‘’βˆ’π‘˜π‘§(βˆ’πœ”π‘’ 2π‘Žπ‘› + 𝑐𝑛) cos π‘˜πœ‰ βˆ’ πœπ‘Ž π‘’βˆ’π‘˜π‘§πœ”π‘’ (π‘π‘›βˆ’ π‘’π‘‘π‘Žπ‘› π‘‘πœ‰ ⁄ ) 𝑠𝑖𝑛 π‘˜πœ‰ (2.50)

Persamaan (π‘š + π‘Žπ‘§)𝑧 ̈ + 𝑏𝑧̇ + 𝑐𝑧 + π‘‘πœƒΜˆ + π‘’πœƒΜ‡ + β„Žπœƒ = 𝐹(𝑑) merupakan persamaan gerak pertama yang sudah dijelaskan sebelumnya yang dipengaruhi oleh semua gaya. Maka, pada persamaan kedua ini merupakan gerakan angular yang berlawanan dengan persamaan pertama yang dituliskan sebagai berikut :

27 (𝐼𝑦𝑦 + 𝐴𝑦𝑦)πœƒΜˆ + π΅πœƒΜ‡ + πΆπœƒ + π·π‘§Μˆ + 𝐸𝑧̇ + 𝐻𝑧 = 𝑀(𝑑) (2.51) Dimana :

Ayy : massa tambah moment inersia : ∫ π‘Žπ‘›πœ‰2 𝑑 πœ‰

B : moment perendam : ∫ π‘π‘›πœ‰2 𝑑 πœ‰ karena 2𝑒 ∫ π‘Žπ‘›πœ‰ π‘‘πœ‰ = βˆ’ 𝑒 βˆ«π‘‘π‘Žπ‘›

π‘‘πœ‰ πœ‰2 𝑑 πœ‰

C : moment pengembali : ∫ π‘π‘›πœ‰2 𝑑 πœ‰ βˆ’ 𝑒𝐸 Sedangkan D, E, dan H merupakan bentuk kopel yang dinyatakan sebagai :

D : d

E : - ∫ π‘π‘›πœ‰ 𝑑 πœ‰ βˆ’ π‘’π‘Žπ‘§ F : ∫ π‘π‘›πœ‰ 𝑑 πœ‰

M : momen eksitasi : π‘€π‘œ cos(πœ”π‘’ + 𝜏) = βˆ«π‘‘πΉ π‘‘πœ‰πœ‰π‘‘πœ‰ Mo pada persamaan diatas merupakan amplitudo exciting moment

π‘€π‘œ = βˆšπ‘€12+ 𝑀22

Sedangkan Ο„ merupakan selisih fase dari exciting moment terhadap gerakan gelombang.

Ο„ = βˆ’tanβˆ’1(𝑀2

𝑀1

⁄ )

Persamaan untuk M1 adalah : 𝑀1 = βˆ«π‘‘π‘€1 𝑑π‘₯ ⁄ π‘‘πœ‰ Dimana, 𝑑𝑀1 𝑑π‘₯ ⁄ = πœ‰(𝑑𝐹1 𝑑π‘₯ ⁄ )

Persamaan untuk M2 adalah : 𝑀2 = βˆ«π‘‘π‘€2 𝑑π‘₯ ⁄ π‘‘πœ‰ Dimana, 𝑑𝑀2 𝑑π‘₯ ⁄ = πœ‰(𝑑𝐹2 𝑑π‘₯ ⁄ )

Solusi persamaan gerak termasuk di dalamnya amplitudo dan beda fase, keduanya dapat ditulis dalam bentuk kompleks :

𝐹̅ = πΉπ‘œπ‘’π‘–πœŽ (2.52)

28

Nilai 𝐹̅ dan 𝑀̅ merepresentasikan fungsi gaya dalam bentuk kompleks. Pada persamaan gerak satu dan kedua yang sudah di paparkan sebelumnya terdapat bentuk kompleks untuk persamaan tersebut dibagi menjadi P, Q, R, dan S dimana berasal dari persamaan gerak satu didapat :

𝑃 = βˆ’(π‘š + π‘Žπ‘§)πœ”2+ π‘–π΅πœ” + 𝑐 (2.54)

𝑄 = βˆ’ π‘‘πœ”2+ π‘–π‘’πœ” + β„Ž (2.55)

Berasal dari persamaan gerak kedua :

𝑆 = βˆ’(𝐼𝑦𝑦 + 𝐴𝑦𝑦)πœ”2+ π‘–π΅πœ” + 𝑐 (2.56)

𝑅 = βˆ’ π·πœ”2+ π‘–πΈπœ” + 𝐻 (2.57)

Jika dalam persamaan gerak heave dan pitch 𝑧̅ merupakan turunan dari z dan πœƒΜ… merupakan turunan dari πœƒ. Maka dapat dituliskan persamaan gerak dalam bentuk umum

Persamaan pertama (heave) : 𝑃𝑧̅ + π‘„πœƒΜ… = 𝐹̅ (2.58)

Persamaan kedua (pitch) : 𝑅𝑧̅ + π‘†πœƒΜ… = 𝑀̅ (2.59)

Nilai 𝑧̅ dan πœƒΜ… merupakan complex amplitudes of motion, memiiki persamaan sebagai berikut :

𝑧̅ = π‘§π‘Žπ‘’π‘–π›Ώ πœƒΜ… = πœƒπ‘Žπ‘’π‘–πœ€

Berdasarkan persamaan e yang sudah di jelaskan sebelumnya kita dapat menyelesaikan persamaan 𝑧̅ dan πœƒΜ… yaitu sebagai berikut untuk persamaan heave :

𝑧̅ =πΉΜ…βˆ’π‘„πœƒπ‘ƒ Μ… (2.60)

πœƒΜ… =πΉΜ…βˆ’π‘ƒπ‘Μ…

𝑄 (2.61)

Untuk persmaan pitch : 𝑧̅ =π‘€Μ…βˆ’π‘†πœƒΜ…

𝑅 (2.62)

πœƒΜ… =π‘€Μ…βˆ’π‘…π‘Μ…

𝑆 (2.63)

Dengan persamaan kesebandingan 𝑧̅ dan πœƒΜ… dapat diperoleh persamaan :

πΉΜ…βˆ’π‘„πœƒΜ… 𝑃 =π‘€Μ…βˆ’π‘†πœƒΜ… 𝑅 πΉΜ…βˆ’π‘ƒπ‘Μ… 𝑄 =π‘€Μ…βˆ’π‘…π‘Μ… 𝑆

Dokumen terkait