• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gesture Dengan Badan

Dalam dokumen smk11 SeniTeater Eko (Halaman 97-100)

3. Olah Rasa

3.2 Gesture

3.2.2 Gesture Dengan Badan

a. Posisi badan terbuka menandakan seseorang merasa terbuka dan percaya diri. Jika posisi ini dibarengi dengan menyilangkan kaki (kalau duduk), memasukkan tangan ke dalam saku atau ditaruh di belakang badan, dan memeluk barang secara defensif, maka berarti seseorang sedang tertutup dan sedang tidak ingin diganggu.

b. Forward Lean atau tubuh condong ke depan ke arah lawan bicara menandakan kita tertarik dengan materi pembicaraan yang sedang berlangsung. Selain itu, posisi ini membuat lawan bicara merasa nyaman. Gesture ini bisa dilakukan dengan mencondongkan badan menghadap lawan bicara atau kalau kdi samping lawan bicara, berarti bisa dilakukan dengan agak memiringkan badan ke arah lawan bicara.

c. Gesture ini termasuk jarak berdiri dalam berkomunikasi atau personal space. Gesture dengan jarak berdiri ini ada bermacam-macam dan harus menyesuaikan dengan budaya komunikasi tersebut. Misalnya, orang Amerika, Eropa, Australia, personal spacenya minimal dua meter jadi lebih berjarak tetapi bagi orang-orang Timur tengah dan Asia personal space-nya lebih dekat dan tidak terlalu berjarak untuk menandakan keakraban.

3.2.3 Gesture Dengan Kepala

a. Gesture senyum menandakan perasaan seseorang sedang senang hati, nyaman, dan setuju dengan komunikasi tersebut. Penggunaan senyum ini adalah senyum lebih dahulu berarti merangsang orang untuk cocok dengan kita, gabungan senyum dengan anggukan kepala menandakan persetujuan. b. Gesture anggukan kepala menandakan persetujuan, afirmasi,

akrab, dan suka.

c. Gesture dengan kontak mata menandakan keterbukaan dan adanya keterusterangan. Manfaat gesture ini adalah meningkatkan kepercayaan lawan bicara pada kita dengan cara selalu bertatapan dengan mata lawan bicara secara hangat. Kontak mata ini harus dilakukan di daerah sekitar area mata dan hidung. Jangan memainkan mata atau tatapan mata di daerah erotis, karena akan bermakna lain.

3.2.4 Gesture Dengan Kaki

a. Posisi berdiri dengan arah telapak kaki terbuka menandakan keterbukaan dengan ide-ide dari orang lain. Sebaliknya, kalau arah telapak tertutup dan dibarengi dengan posisi tangan dilipat di dada menandakan sikap tertutup terhadap ide-ide dari luar.

b. Posisi duduk dan mengangkat satu kaki dan kedua tangan di belakang kepala menandakan seseorang merasa dominan, menantang, dan seolah-olah berkuasa.

3.2.5 Latihan-Latihan Gesture

3.2.5.1 Latihan Gesture Dengan Pose

a. Latihlah gesture-gesture di atas. Proses latihan ini yang penting adalah kesadaran rasa, meskipun gesture biasanya muncul tanpa suatu kesadaran.

b. Untuk kepentingan pemeran, gesture yang muncul tanpa kesadaran ini penggunaannya harus disadari untuk pencapaian nilai artistik. Misalnya, bagaimana cara menyentuh, berjabat tangan, berdiri, duduk, menoleh, menatap, tersenyum dan lain-lain. Lakukan latihan ini dengan santai dan jangan terburu-buru serta lakukan gerakan-gerakan ini betul-betul bermakna.

3.2.5.2 Latihan Gesture Dengan Jalan

a. Latihlah bermacam-macam cara berjalan. Usahakan cara berjalan tersebut bermakna. Misalnya, berjalan dengan terburu-buru, berjalan dengan penuh wibawa, berjalan dengan kesakitan, berjalan dengan kebingungan, dan lain-lain. b. Ketika latihan ini dilakukan, minta pertimbangan dari guru

pembimbing atau teman latihan. Cara berjalan seseorang akan mencerminkan tingkat emosi dan mengandung makna tertentu.

3.2.5.3 Latihan Gesture Dengan Permainan

a. Jabat Tangan

Semua peserta bergerak bebas mengitari ruangan. Pembimbing memerintahkan untuk saling berjabat tangan dengan setiap orang yang ditemui (berpapasan). Satu pemain berpapasan dengan yang lain, kemudian saling berjabat tangan, terus berjalan lagi, demikian seterusnya. Kemudian pembimbing memberikan panduan agar para pemain berjabat tangan dengan cara yang spesifik dengan berbagai kemungkinan.

x Berjabat tangan dengan pejabat tinggi negara atau bos besar

x Berjabat tangan dengan bekas pacar

x Berjabat tangan dengan orang yang memegang rahasia pribadi kita

x Berjabat tangan dengan orang yang dibenci

x Berjabat tangan dengan orang yang mulutnya bau, dsb. b. Saling Curiga

Latihan ini menuntut perserta untuk berperan, meskipun peran yang dimainkan adalah diri sendiri. Setiap manusia pasti mempunyai rasa curiga dalam dirinya. Rasa curiga inilah yang coba diperankan. Latihan ini juga bisa dikembangkan dengan rasa mencintai, rasa membenci, rasa mengasihani sesama. Proses latihannya sama dengan proses latihan saling curiga. x Latihan ini dimulai dari satu orang. Bayangkan seseorang

mencurigai anda.

x Masuk satu orang lain, dan saling mencurigai. Setiap orang menyembunyikan perasaan tak percaya, gelisah, khawatir, dan curiga.

x Masuk beberapa orang. Setiap orang saling mencurigai sesama yang terlibat dalam latihan ini.

x Pertahankan bayangan akan kecurigaan ini. Biarkan perasaan dan gerakan semakin menjadi-jadi, biarkan gerak terus berkembang.

x Ekspresikan kecurigaan kepada sesama. Saling curiga tetapi tidak ada kontak badan. Kecurigaan ini kemudian berkembang menjadi saling benci dan marah. Kebencian dan kemarahan tidak hanya pada seseorang tetapi kepada seluruh peserta lain bahkan pada dirinya sendiri.

3.3 Imajinasi

Imajinasi adalah proses pembentukan gambaran-gambaran baru dalam pikiran, dimana gambaran tersebut tidak pernah dialami sebelumnya. Belajar imajinasi dapat menggunakan fungsi ”jika” atau dalam istilah metode pemeranan Stanislavski disebut magic-if. Latihan imajinasi bagi pemeran berfungsi mengidentifikasi peran yang akan dimainkan. Selain itu, seorang pemeran juga harus berimajinasi tentang pengalaman hidup peran yang akan dimainkan.

Hal-hal yang perlu diketahui ketika berlatih imajinasi.

x Imajinasi menciptakan hal-hal yang mungkin ada atau mungkin terjadi, sedangkan fantasi membuat hal-hal yang tidak ada, tidak pernah ada, dan tidak akan pernah ada.

x Imajinasi tidak bisa dipaksa, tetapi harus dibujuk untuk bisa digunakan. Imajinasi tidak akan muncul jika direnungkan tanpa suatu objek yang menarik. Objek berfungsi untuk menstimulasi atau merangsang pikiran. Baik hal yang logis maupun yang tidak logis. Dengan berpikir, maka akan terjadi proses imajinasi.

x Imajinasi tidak akan muncul dengan pikiran yang pasif, tetapi harus dengan pikiran yang aktif. Melatih imajinasi sama dengan memperkerjakan pikiran-pikiran untuk terus berpikir. Pikiran bisa disuruh untuk mempertanyakan segala sesuatu. Dengan stimulus pertanyaan-pertanyaan atau menggunakan stimulus ”seandainya”, maka akan memunculkan gambaran pengandaiannya.

x Belajar imajinasi harus menggunakan plot yang logis, dan jangan menggambarkan suatu objek yang tidak pasti (perkiraan).

x Untuk membangkitkan imajinasi peran gunakan pertanyaan; siapa, dimana, dan apa. Misalnya, “siapakah Hamlet itu?”, maka pikiran dipaksa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Usaha menjawab pertanyaan itu akan membawa pikiran untuk mengimajinasikan sosok Hamlet.

3.3.1 Latihan Imajinasi Dengan Asosiasi

a. Malapropism merupakan tahap awal dari latihan asosiasi, guna memancing ide atau imajinasi peserta berdasarkan benda yang dilihat. Latihan dimulai dengan berjalan pelan mengelilingi ruangan. Tunjuklah sembarang benda yang ada di ruang itu dan sebutlah dengan nama yang berlainan. Misalnya pembimbing menunjuk sebuah poster dan menyebutnya dengan “kertas”.

Catatan: latihan ini sangat bermanfaat bagi peserta yang

sama sekali tidak bisa berimajinasi atau berasosiasi. Pada tahap pertama peserta boleh dengan bebas mengganti nama benda yang ditunjuk tetapi pada akhirnya peserta akan dengan sendirinya menemukan asosiasi dari benda tersebut, karena sangat sulit pikiran manusia untuk lepas dari asoiasi.

Dalam dokumen smk11 SeniTeater Eko (Halaman 97-100)

Dokumen terkait